Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.4K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3083
BAGIAN 42
PENDERITAAN KUNTILANAK
part 3


Tiga hari kemudian, Bendoro dan Ratih memasuki kamar dimana Merry menjalani fase pemurnian. Ketika itu Merry masih berteriak dan menggelepar di atas lantai dengan tubuh terbakar api abadi. Kondisi Merry sangat mengenaskan, ia kehilangan dua kakinya yang telah terputus dan seluruh tubuhnya berubah menjadi arang hitam.

Bendoro kemudian mematikan api yang membakar Merry selama tujuh hari tujuh malam itu dengan ilmu sihirnya. Seketika, Merry langsung berhenti teriak. Ia bernapas terengah-engah. Badannya mengeluarkan asap yang beraroma daging gosong.

"Hai Merry...apa kamu sekarang udah berubah pikiran? Apa kamu mau bersujud dihadapanku?" tanya Bendoro.

Merry secara perlahan menggerakan kepalanya yang separuh telah berubah menjadi tengkorak hitam. Ia lalu meludahi wajah Bendoro kembali. Sontak, Bendoro terkejut dan terjengkang ke lantai. Ratih dengan spontan menendang kepala Merry tubuhnya terlempar jauh dan membentur dinding. Ratih sangat marah ketika melihat Bendoro diludahi. Ia bersiap akan menghajar kembali Merry, namun niatnya dihentikan oleh Bendoro.

"Udah Jeng...udah!! Kamu gak usah mukulin dia lagi!!" kata Bendoro.

"Tapi dia kurang ajar!! Udah dibakar tujuh hari, masih aja menghina kami" sahut Ratih dengan nada tinggi.

"Enggak Jeng, justru aku bangga sama dia karena udah lulus fase pemurnian"

"Apaaaaaah!! Maksudmu gimana?"

"Dia menolak untuk sujud kepadaku dan meludahiku, itu artinya dia masih tetep berpegang teguh sama keyakinannya...dia masih membenciku"

"Hmmm kok aneh...kamu sekarang seneng diludahi sama arang itu...awalnya kamu kan marah"

"Udah deh Jeng...sekarang kamu ambil bathtub yang ada di kamar mandi kesini lalu isi sama obat pemulihan!"

Ratih pergi keluar, sedangkan Bendoro menarik rantai yang melilit leher Merry, lalu menyeretnya ke tengah. Dia kembali mendekati Merry. Ia mengelus kepala Merry yang gosong dan berkerak.

"Kamu udah lulus tahap pemurnian...sebentar lagi kamu akan kulatih berbagai ilmu sakti...kamu akan kuajari bela diri, ilmu sihir, ilmu pengobatan, ilmu mata mata dan ilmu kanuragan...kamu akan sekuat Hayati dan semua tujuan hidupmu akan tercapai...kamu akan hidup abadi dan akan memiliki Asnawi sepenuhnya" bisik Bendoro.

Ratih kemudian kembali dengan memanggul sebuah bathub besar. Ia menaruhnya tepat dihadapan Merry yang tergeletak. Merry diangkat oleh Ratih dan dimasukan kedalam Bathub itu. Tubuh Merry sangat rapuh, sebagian telah berubah jadi abu dan sebagian lagi menjadi arang. Ratih mengumpulkan abu tubuh Merry yang berserakan di atas lantai kamar, lalu ia memasukan abu itu kedalam bathub.

Setelah semua abu terkumpul, Ratih kemudian menuangkan cairan berwarna ungu dari sebuah kendi yang ia bawa. Cairan itu memenuhi Bathub dan merendam Merry.

Merry kembali berteriak dan menggelepar setelah beberapa menit tubuhnya direndam. Perlahan, bagian tubuh Merry yang telah hilang kembali tumbuh. Bagian kepala yang separuh menjadi tengkorak mulai pulih. Daging tubuhnya yang hangus, perlahan melakukan regenerasi dengan teratur.

"Luar biasa cairan ini...dia langsung kembali pulih seperti semula" kata Bendoro yang kagum.

"Kamu memang jenius Jeng, kamu berhasil menciptakan obat yang lebih hebat dari cairan perawan" sahut Ratih.

"Makasih Jeng...setelah ini, aku akan menjual cairan ini di pasar siluman...maka aku akan semakin kaya" pungkas Bendoro.

Akhirnya proses pemulihan selesai dengan sempurna. Tubuh Merry kembali pulih sepenuhnya. Ia lalu berdiri dan keluar dari bathub itu. Ia sangat kagum ketika melihat tubuh indahnya kembali.

Bendoro memberikan sebuah baju gaun putih kepada Merry untuk dipakai. Merry menerimanya dengan pasrah, lalu ia memakai gaun putih itu.

"Wah kamu sempurna sekali Merr...kamu cantik oake gaun itu" komentar Ratih.

Akan tetapi, Merry sama sekali tidak menanggapinya, ia terdiam sambil menatap tajam ke arah Bendoro.

"Apa kamu benci aku Merr?" tanya Bendoro.

"Ya aku sangat benci kamu...kamu udah ngerusak hidupku...kau menghancurkan masa depanku...kau menyakitiku sampai aku berharap untuk mati...dan kamu juga membunuh Utami yang tak berdosa...aku akan membalas dendam sama kalian berdua...terutama kamu Bendoro!!!"

Bendoro memeluk erat Merry. Ia menangis terharu setelah mendengar jawaban Merry.

"Bagus kamu Merr...peliharalah rasa benci itu karena bisa membuatmu kuat...aku dan Hayati juga memelihara kebencian itu hingga kita jadi kuntilanak terkuat di jagat siluman"

"Emang siapa aja orang yang dibenci oleh kamu dan Hayati Jeng?" sela Ratih.

"Aku tentu saja sangat membenci orang-orang yang udah merudapaksaku...begitu juga kamu kan Jeng?"

"Iya, aku juga benci banget sama mereka, untungnya dendam itu udah terbalaskan...kalo Hayati, dia dendam sama siapa Jeng?"

"Hayati benci dan dendam sama Bram...pacarnya yang udah menghamili dan membunuhnya"

"Jadi Hayati juga punya orang yang di benci?" tiba tiba Merry bertanya kepada Bendoro.

"Iya Merr...dia berhasil memanfaatkan kebenciannya itu untuk menambah kekuatan"

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"

"Kamu ikuti program latihan yang telah aku buat, kamu bisa menjadi kuat dan semakin menawan seperti Hayati...duli Hayati bisa menyelesaikannya selama setahun, kalo kamu lebih pintar, kamu bisa selesai lebih cepat lagi"

"Tapi aku akan tetap membencimu N'doro!! Aku gak akan lupa"

"Gak apa apa Merr, walaupun kamu membenciku, aku akan tetap mengajarimu"

"Hidupku hancur gara-gara kamu"

"Hidupmu udah hancur semenjak kamu jual diri Merr, untungnya kamu bertemu Hayati yang bisa ngerubah kamu...dan sekarang aku berusaha membangun kembali kehidupanmu yang menyedihkan itu"

"Membangun apa? Sekarang aku malah jadi setan...padahal aku ini masih hidup?

"Kamu bisa melakukan apa aja kalo udah jadi kuntilanak Merr...kamu bisa menjalani hidup layaknya manusia normal, kamu juga bisa hidup di dunia gaib, selain itu kamu bisa gampang dapet kekayaan"

"Hmmm...keinginanku sederhana N'doro...aku cuma hanya ingi disamping Asnawi dan memiliki keturunan darinya...udah itu aja"

"Kalo bagitu, raihlah tanganku Merr, kita akan mewujudkan semuanya...kamu juga bisa bantu aku membebaskan para arwah dari penjajahan siluman"

Bendoro menjulurkan tangannya kepada Merry. Tak lama berselang, Merry menyambut uluran tangan itu. Ia memegang erat tangan Bendoro yang kini bersuhu hangat karena telah berubah wujud jadi manusia hidup.

"Setelah aku kuat, aku berjanji akan membunuhmu N'doro" bisik Merry.

"Haha...silahkan aja Merry sayang, kalo kamu bisa...selama ini aku dan Hayati adalah kuntilanak paling sakti di tanah Jawa ini, kita berdua mempunya mata yang sama...asal kamu tau, selama ini hanya satu siluman yang berhasi mengalahkanku dalam pertarungan...dia adalah siluman kerbau" balas Bendoro.

Akhirnya senyuman manis tercipta di wajah Merry yang selama ini selalu murung. Merry dan Bendoro saling berpelukan dengan riang. Ratih pun ikut memeluk Merry dan meminta maaf karena telah berbuat kejam terhadap dirinya.

Merry mengikuti program pelatihan kuntilanak oleh Bendoro. Setiap hari, ia berlatih fisik, mental dan kecerdasan untuk bisa menyamai Hayati. Selain itu, Merry juga berusaha menyesuaikan diri dengan makanan horor ala mahluk gaib. Setiap hari ia makan daging bangkai dan meminum jus darah. Hal itu ia lakukan untuk memperkuat senergi kehidupan.

Selama beberapa bulan, Merry beratih keras untuk menyelesaikan semua program dan melaksanakan ujian akhir. Bendoro sangat terpukau dengan kemajuan pesat yang dicapai Merry. Ia mampu melampaui capaian Hayati dalam waktu cepat. Merry jauh lebih cerdas dan kuat dibanding Hayati.

Pada bulan keempat, Merry berhasil menguasai ilmu kanuragan. Ilmu itu adalah tingkatan tertinggi dari program pelatihan Bendoro. Saatnya Merry akan menjalani ujian terakhir dari program itu, yaitu membalas dendam.

Di suatu tempat terbuka, tepatnya di padang rumput Lembah gunung Pangrango. Bendoro, Ratih dan Merry berada di sana untuk menjalani ujian terakhir dan penobatan sebagai kuntilanak sakti. Tampak Merry berlutut dihadapan Bendoro.

"Sudah saatnya kamu menjalani ujian terakhir Merr" kata Bendoro

"Iya Jeng...aku akan mengalahkanmu berduel dan membunuhmu sekarang" sahut Merry dengan menggebu gebu.

"Baiklah kalo begitu, kita bertarung disini...lagian aku udah lama gak bertarung sengit, terakhir Hayati gampang banget kukalahkan"

"Aku bukan Hayati Jeng, aku Merry...aku akan memenggal kepalamu!!"

Ratih menjauhi arena perterungan untuk menyelamatlan diri. Suasana mendadak berubah mencekam. Suhu udara turun drastis seiring datangnya awan mendung yang menutupi padang rumput itu. Mata Bendoro bersinar terang, kemudian sepasang sayap kelelawar muncul dari punggungnya dan sepasang tanduk tumbuh dari kedua pelipisnya. Ia melayang di udara seakan tubuhnya ringan.

Merry terlihat tenang ketika Bendoro memamerkan kesaktiannya. Ia melihat gerak-gerik Bendoro dengan teliti sambi menganalisa kekuatannya. Merry kemudian mengeluarkan pedang baru miliknya dari kantong ajaib yang berada di antara belahan dada. Pedang katana ciptaan Bendoro telah menjadi senjata utama bagi Merry.

Bendoro dan Merry saling menyerang. Bumi pun bergetar terkena efek gelombang kejut akibat benturan Bendoro dan Merry yang saling menyerang. Ratih terpental dari tempat persembunyiannya dan berguling-guling sejauh ratusan meter.

Merry dengan ilmu bela diri yang tinggi tampak sangat menikmati pertarungan dahsyat itu. Ia dengan mudah bisa menghindari pukulan-pukulan Bendoro yang bertenaga atom. Semakin lama, pertaruangan itu makin sengit. Padang rumput yang semula berwarna hijau, kini berubah menjadi padang tandus. Pancaran Energi yang dikeluarkan Bendoro tampak merusak bentang alam. Merry berkali kali menerima pukulan matahari hitam Bendoro, sehingga membuat tubunya terbagi 3. Akan tetapi, berkat ilmu kanuragan yang ia kuasai dengan baik, Merry berhasil memperbaiki tubuhnya.

Ratih semakin ketakutan meihat pertarungan itu. Ia sembunyi di balik sebuah batu besar yang terjatuh akibat hancunya sebuah bukit karena terkena pancaran energi dari Bendoro.

Bendoro berhasil menguasai keadaan. Ia memojokan Merry yang terhempas ke sebuah ngarai. Bendoro dengan sayapnya, terbang mendekati Merry yang tak kunjung muncul kembali setelah menerima pukulan matahari hitamnya di dasar ngarai yang dipenuhi pohon kecil dan ilalang.

"Merr...Merr...kamu dimana?" panggil Bendoro sambil menelusuri lebatnya ilalang.

Tiba-tiba dari balik semak munculah sesosok pria telanjang. Ia berwajah tampan dengan tubuh berotot sempurna. Bendoro mendadak terhenyak melihat sosok pemuda tampan itu.

"Kamu siapa?" tanya Bendoro gugup.

"Aku Wibisono...calon suami kamu" jawab pemuda itu.

"Wi...Wi...Wibisono? Pangeran?" Bendoro semakin gugup.

"Ya Diajeng...kamu adalah calon istriku dari Kerajaan Galih Pakuwuan...kamu adalah Putri Raden Ajeng Bendoro yang sangat cantik...dari pertama kali aku ketemu...aku langsung jatuh cinta"

Wibisono memegang kedua tangan Bendoro, lalu menempelkannya ke dada. Bendoro menjadi salah tingkah.

"Ta...ta...ta...ta...tapi...aku belum pernah ketemu sama kamu...ketika aku menempuh perjalanan ke tempat kamu, aku malah dirampok, dirudapaksa, disiksa sampai akhirnya aku mati"

"Hmm...aku pernah melihatmu membatik ketika berkunjung ke Keraton Pakuwuan...kamu tidak sadar kehadiranku disanan,karena aku tak memanggilmu...tapi sayang, setelah itu kamu malah bernasib buruk...Itu sangat menyebalkan Diajeng, tapi aku sudah membakar desa asal para bandit itu sebagai balasan karena merenggut jantung hatiku"

"Benarkah begitu?"

"Iya Diajeng...mari ikut aku ke semak-semak...akan kutunjukan dunia yang harusnya menjadi milikmu"

Wibisono menarik Bendoro menerobos lebatnya ilalang. Bendoro sangat senang ketika pria itu mengajaknya pergi. Secara perlahan, kedua sayap dan tunduknya menghilang. Ia merasakan aliran darahnya menjadi deras dan degupan jantungnya mengencang.

Mereka menyusuri ilalang cukup jauh hingga akhirnya tiba di bagian tengah dasar lembah. Disana terdapat sebuah tenda berwarna putih. Wibisono mengajak Bendoro masuk ke dalam tenda itu, dimana terdapat sebuah ranjang yang sangat nyaman dengan aroma bunga melati semerbak memenuhi udara. Wibisono mengajak Bendoro duduk diatas ranjang itu.

"Aku rindu sama kamu Diajeng...kamu adalah cahaya dalam hidupku...selama ini aku menderita karena kehilangan kamu yang direnggut oleh orang-orang tak beradab itu"

Wibisono mencium Bendoro sambil melepaskan pakaian Bendoro. Mereka pun berciuman, Bendoro tak sanggup berkata-kata ketika aliran cinta tercurah ke hatinya. Ia memejamkan mata ketika Wibisono menciuminya dan menggerayangi tubuh indahnya.

Mereka pun akhirnya melakukan peraduan cinta diatas ranjang putih nan empuk itu. lenguhan dan desahan Bendoro membuat suasana tenda menjadi panas. Angin semilir bertiup melewati sela-sela tubuh mereka.

Bendoro berbaring diatas ranjang, sementara Wibisono berada diatasnya sambil memberikan hentakan demi hentakan pinggulnya terhadap Bendoro. Ketika ia tengah tenggelam dalam kenikmatan bercinta, tiba-tiba Merry masuk ke dalam tenda. Tanpa basa basi, ia langsung menebas leher Bendoro hingga kepalanya terputus. Wibisono pun kaget melihat aksi Merry yang tanpa ampun memenggal kepala Bendoro. Ia kemudian berdiri.

"Makasih ya Wibisono...berkat kamu, aku bisa membunuh mahluk ini" kata Merry.

"Sama sama Merry...sekarang, apakah aku bisa bebas?"balas Wibisono

"Ya...sesuai janji kita, kamu akan pergi ke alam baka...istirahatlah kamu disana dengan tenang"

"Terima kasih Merry"

Sebuah sinar berwarna emas memancar dari atas langit menerpa Wibisono. Perlahan ia pun memudar dan pergi menuju arah cahaya berasal.

Setelah membebaskan Wibisono, Merry mengambil kepala Bendoro yang tergelatak di lantai. Ia mencongkel kedua mata kuning milik Bendoro lalu mengantonginya. Tubuh dan kepala Bendoro kemudian dibungkus oleh sprei yang berlumuran darah. Merry memanggul tubuh Bendoro menuju tempat Ratih bersembunyi.

"Kamu membunuh N'doro?" Ratih terkejut ketika melihat Merry yang menyerahkan tubuh Bendoro kepada dirinya.

"Iya...dia udah kupenggal, dan kedua matanya aku ambil" kata Merry.

"Ta...ta...tapi...tapi...Bendoro ngeluarin kesaktian tertingginya...aku liat kamu tadi terpojok...kenapa...kenapa...kenapa kamu bisa menang?"

"Sekuat dan sesakti apapun Bendoro...dia tetep seorang perempuan yang lemah, rapuh, dan mudah tertipu laki-laki"

"Apa maksudmu?"

"Ya...aku sengaja memanfaatkan seorang arwah tampan untuk menenangkan Bendoro...kusuruh dia menyamar sebagai Wibisono...selain itu dia mengajak Bendoro untuk bercinta disana...selagi dia asyik, kutebas lehernya sampe putus"

"Astaganaga...itu cara yang paling licik Merr!!! Kamu jahat!!"

"Begitulah pertarungan Jeng Ratih...aku hanya menggunakan insting perempuanku...aku tau kelemahan dia, karena begitulah perempuan...baik aku atau kamu atau semua perempuan di dunia ini memiliki kelemahan yang sama"

"Apa itu?"

"Mudah terjerat jaring-jaring cinta dan harapan dari laki-laki...mudah tertipu oleh mereka dan akhirnya kita disakiti, dibohongi dan diinjak-injak oleh mereka...kamu bisa ngerasain itu kan?"

"I...iii...Iya Merr"

"Pantas saja, Asnawi bisa ngalahin Bendoro, karena dia melakukan tipuan itn dengan baik...suka tidak suka, Bendoro itu cewek rapuh...labil...dan belum dewasa...kalian mati dulu mati terlalu muda sehingga kalian belum tau getirnya hidup sebagai orang dewasa"

"Hmmm...kau benar Merry...Aku dan Bendoro berumur 19 tahun ketika mati...semasa hidup, kita selalu hidup enak...walaupun aku cuma kacung dia, tapi akupun ikut menikmati kehidupan enak di Keraton...kita tak pernah merasakan getirnya hidup...kita sering melihat orang-orang yang sengsara, tapi kita sama sekali tak bersimpati sama mereka...kita terlalu sombong dan jemawa"

"Kau mengerti Jeng...sekarang aku bebas...aku membayar janjiku untuk mengalahkan dan membunuh Bendoro"

"Aku akuin kekalahan ini Merr...mari!! Kita kembali ke rumah"

Ratih mengangkat tubuh Benroro, lalu masuk kedalam portal yang tersambung ke rumahnya. merry mengikutinya dari belakang. Setibanya di rumah, Ratih langsung merendam tubuh Bendoro di bathtub yang dipenuhi cairan ungu.

"Apa dia beneran mati?" tanya Merry.

"Tidak Merr...Bendoro akan hidup lagi" jawab Ratih.

"Tapi aku udah memenggal dia dan mencongkel kedua mata kuningnya" protes Merry.

"Bendoro itu abadi Merr...dia tak akan bisa dibunuh karena tubuhnya sudah menyatu sama iblis mata kuning"

"Apaaaaaaah!!! Jadi pertarungan ini sia-sia?"

"Tidak!!!" kata Bendoro yang secara tiba-tiba bangkit dri dalam bathub dengan kepalayang sudah tersambung kembali dan kedua mata yang kembali pulih.

"Ka...ka...kamu hidup lagi?" tanya Merry yang panik.

Bendoro kemudian berdiri dari keluar dari bathub. Ia lalu menghampiri Merry yang membatu.

"Semua ini gak sia sia Merr...kamu berhasil ngalahin aku...aku akan membebaskanmu" tukas Bendoro.

Bendoro kemudian memeluk Merry. Setelah itu ia memakai baju baru untuk menutupi tubuhnya. Ia berjalan menghampiri sebuah lemari, lalu ia membuka salah satu laci lemari itu. Ia mengambil sebuah gulungan perkamen.

"Ini kontrakmu...kamu tinggal membakarnya dan kamu alan kembali menjadi manusia normal" kata Bendoro sambil memberikan gulungan perkamen itu kepada Merry.

Merry terharu ketika menerima gulungan perkamen itu, lalu ia berlutut dihadapan bendoro. Ia meraih tangannya dan menciumnya.

"Makasih Jeng N'doro atas semuanya...aku akan mengamalkan ilmu dan kesaktian yang kau berikan dan maafkan aki yang udah memenggal kepalamu"

"Iya Merr...aku maafkan semuanya...aku juga membebaskanmu dari segala ketentuan...kamu bebas mau melakukan apa saja, hutang budimu udah lunas"

Merry menyimpan gulungan perkamen itu di dalam kantong ajaib miliknya. Ia belum berniat akan membakar perkamen itu. Ia kini sudah terbiasa dengan wujud gaib nya dan memiliki kesaktian setara dengan Hayati.

Keesokan harinya, Merry memutuskan untuk pulang. Ia berpamitan kepada Bendoro dan Ratih. Merry sudah tak membenci Bendoro karena dendamnya sudah terbalaskan.

Merry membawa kembali tubuh Utami dan kepalanya yang masih terpisah. Utami dimasukan ke dalam sebuah karung besar. Ratih membantu Merry menaikan karung itu ke punggungnya. Setelah itu, Merry pun pergi meninggalkan rumah Bendoro dan Ratih.

"N'doro...sekarang aku tau kelemahanmu...jadi kamu bisa kalah sama cowok ganteng ya hahahaha" Ledek Ratih.

"Udah ah!! Jangan dibahas lagi!! Lebih baik kamu anter aku ke salon!!" Bendoro marah sambil tersipu malu.

"Yaelah...ratu kunti marah ni yeh hahaha" Ratih kembali meledek.

Malam itu, Merry terbang melewati beberapa dinding rumah untuk mencapai rumah kost Asnawi. Empat bulan lamanya ia meninggalkan Asnawi begitu saja. Ia sudah tak sabar ingin menemui sang kekasih dan melepas rindu.

.......
APAKAH MERRY AKAN KEMBALI MENJADI MANUSIA ATAU TETAP KUNTILANAK?

KITA REHAT SEJENAK
Araka
chrysalis99
symoel08
symoel08 dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.