Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.8K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#303
Bang Damar dan Gufron
“tolong di jawab, anda ini siapa” aku mendesak nya untuk menjawab


“hahaha seperti yang tadi bapak kamu katakana, aku adalah bang Damar, suami dari kakak sepupumu yang ada di Kalimantan” jawab suara lelaki itu

Aku belum langsung percaya dengan apa yang yang dia katakana, aku berusaha untuk tidak mudah percaya, karena situasi masih genting dan serangan demi serangan beberapa hari mulai kelihatan aku berusaha untuk meminimalisir kesalahanku dalam mengambil tindakan.

Aku berusaha bangun dari mimpi ini berusaha keluar dari mimpi ini, namun beberapa kali aku mencoba untuk membangunkan diriku, ternyata usahaku sia sia saja aku masih tetap berada di tempat yang sama dan sosok manusia Garuda itu masih berada disana sambil memperhatikan ku dan memperhatikan Aruna.

Sosok manusia Garuda itu kemudian datang mendekati kami, entah apa yang akan dia lakukan, kami masih waspada pada sosok ini, kami belum percaya kalau memang dia berada di pihak kita, sosok manusia Garuda ini terbilang sangat kekar dan begitu tinggi, jika di ukur tinggi manusia Garuda ini bisa mencapai lima meter, atau mungkin lebih aku tak tau pastinya.

Aruna yang sedari tadi berada di depanku berusaha untuk terus menjagaku agar tidak diserang sosok yang berada di depannya ini, tinggi Aruna dibandingkan dengan sosok manusia Garuda ini terbilang sangat jauh berbeda, Aruna memiliki tinggi normal seperti manusia pada umumnya dan manusia Garuda itu seperti yang aku jelaskan tadi, tingginya mungkin ada lima meter bahkan lebih.

Wajah garang dari sosok manusia Garuda ini sangat terlihat menyeramkam, paruh burung yang terlihat sangat tajam dan kurasa siap untuk mencabik cabik aku dan Aruna. Sambil berjalan mendekan tiba tiba cuaca di alam mimpi ku ini berubah menjadi gelap seolah mendung, entah ini akibat dari kekuatan Aruna yang sedang marah atau malah justru ini ulah dari manusia Garuda ini.

Beberapa kilatan muncul entah dari mana, tapi yang jelas kilatan itu terus mengiringi jalannya sosok manusia Garuda itu, melihat ini sebagai ancaman, Aruna berusaha melindungiku dengan mulai melancarkan beberapa serangan seperti awal tadi, di hempaskannya beberapa serangan kilatan cahaya yang Aruna bisa namun hasilnya masih sama, dengan mudah sosok manusia Garuda itu menangkisnya.

“sudah lah Aruna tenang saja dia tidak akan melukai kalian, dia hanya membawakan pesan dariku dan akan memberikan sesuatu yang berharga pada Ryan dan pasti akan sangat berguna nantinya” ucap suara lelaki yang mengaku sebagai bang Damar.

“tak akan semudah itu aku percaya padamu” balas Aruna sambil terus memberi serangan pada manusia Garuda itu

“Aruna, gimana ini kita harus percaya sama dia atau nggak nih, tapi kata bapak memang benar ada yang namanya bang Damar saudara kita dari Kalimantan” aku mencoba berembuk dengan Aruna

“tidak aku tidak akan mudah percara dengan dia” dengan kekeh Aruna menjawab

“oh gitu ya Aruna, kalo gitu baiklah, Gufron mainkan saja sedikit” suara yang menyebut bang Damar memberi instruksi pada sosok manusia Garuda itu yang ternyata bernama Gufron

“huahahahahaha, kalo memang itu perintahmu Tuan Aji, akan ku sentil saja dia pasti kelabakan” ucab Gufron si manusia Garuda

“tak kan kubiarkan itu” dengan berteriak Aruna melesan kearah Gufron manusia Garuda

Dan benar saja dengan sekali sentilan dari tangan Gufron, Aruna benar benar terpental lumayan jauh, hingga menabrak perbukitan yang ada di sana, tak terlihat tanda tanda Aruna bergerak saat disentil oleh si Gufron, setelah menyerang Aruna, sosok Gufron mendekatiku dan kemudian sedikit menunduk sembari mengayunkan tangannya untuk di arahkan tepat pada dadaku.

Saat tangan dari sosok Gufron ini benar benar menyentuh dadaku, aku merasakan beberapa tekanan atau hentakan yang cukup kuat, tapi mungkin dibandingkan dengan sentilan yang di berikan ke Aruna, belum ada apa apanya, karna aku hanya merasa ada hentakan kuat saja.

Dari arah Aruna terhempas, sepertinya dia telah bangkit lagi dan kali ini dia langsung melesat dan membawa sebuah senjata pusaka, mungkin senjata pamungkas milik Aruna, seperti yang di miliki Shinta saat di pertempuran itu, dengan cepat Aruna melesat kearah Gufron sampil mengayunkan senjata pamungkasnya kea rah Gufron

Sebelum mereka berbenturan untuk kedua kalinya tiba tiba, ada sosok laki laki berteriak dari arah belakangku.

“Sudah cukup Aruna, dia itu benar benar ada di pihak kita” Bapak ku ternyata datang menemuiku di mimpi juga.

Seketika itu Aruna langsung menghentikan serangannya, dan Gufron kembali keposisi normal nya, Karena tadi sudah dalam posisi bertahan.

“maaf kan saya Den, saya benar benar tidak tau siapa mereka” Aruna memohon maaf pada Bapaku

“sudah tidak apa apa, perkenalkan saja dia adalah Gufron seperti yang tadi Damar bilang, bapak sengaja menyusul karena mungkin ada yang tidak beres dengan jangka waktu yang lama Damar belum mengabariku tentang laporan disini” bapak ku menjelaskan pada aku dan Aruna

“wah Amang, datang juga ternyata, maaf ini terlalu lama, Aruna tidak percaya soalnya” suara bang Damar kembali terdengar

“huahahaha, memang kau sangat mirip dengan saudaramu Aruna” sosok Gufron berbicara pada Aruna

“ha kau kenal dengan Shinta” Tanya Aruna pada Gufron

“jelas kenal, dia sekarang bersama kami, ikut membasmi jin jin rendahan yang bikin onar dengan dunia manusia” jelas Gufron pada Aruna

Cukup lama kami mengobrol, bapak yang menjelaskan kalau dirinya dulu bertemu dengan bang Damar itu karena dulu sebelum bekerja di kota sendiri, bapak ternyata juga pernah di tempatkan di Kalimantan untuk mengajar di sekolah sana, dan cukup lama juga bapak dan bang Damar saling berlatih tentang alam sebelah, dan tak disangka juga bapak dan bang Damar pernah membatu sebuah kampung yang di ganggu oleh Santet dan berdampak ada satu kampung itu.

Sedikit cerita tentang mereka berdua saat itu, bapak dan bang Damar, mencari dimana sumber atau tempat dukun yang melakukan atau mengajarkan ilmu santet tersebut, dan ternyata ketemu.

Singkat cerita mereka kemudian melakukan serangan pada sosok dukun yang melakukan praktek pesugihan itu, awalnya di kira gampang, ternyata perjalanan tak semudah yang dibayangkan, taunya hanya sekedar menyerang dukun terus selesai, ternyata, mereka harus mengalahkan dulu para pelindung dukun itu, seperti pada pertempuran yang lalu.

Dan batinku terjawab sudah kenapa bapak bisa setenang itu saat menyerang dukun yang menyandra si Anggi di alam sebelah, ternyata karena bapak sudah berpengalaman melakukan perlawanan terhadap dukun ilmu hitam.

Aku baru tahu, ternyata petualangan bapak tak hanya sekedar bersama mbah Margono, ternyata diluar itu malah bapak kenal dengan bang Damar dari Kalimantan.

“oh ya amang, sesuai dengan yang aku katakana tadi, aku meminjamkan ilmu pada Ryan supaya dia bisa berlatih dan menjaga diri terhadap serangan yang akan kita hadapi, namun disini, aku juga menyuruh Gufron untuk melatih Ryan membentuk pondasi supaya ilmu yang ku pinjamkan bisa dia gunakan” jelas bang Damar pada Bapak

“jika memang itu diperlukan silahkan saja Damar, buat anak ini tidak manja lagi dengan terus bersembunyi di bawah ketek Aruna atau pun Shinta” terang bapak sambil meliriku

“haha jangan begitu Amang, Ryan hanya kurang dilatih saya, nanti di poles dikit aja pasti gampang jagonya, tapi nggak tau ya kalo dia manja, apakah bisa betah dengan Gufron yang lumayan keras wataknya” guyon bang Damar pada kita

“Ryan coba kamu lihat sosok Gufron itu, focus pada nya, apa yang kamu liat” bapak memberiku perintah

Aku mencoba melihat seksama sosok Gufron itu, sosok berpawakan tinggi besar dan kekar dan ditambah dengan kepala burung Garuda, aku mencoba melihatnya perlahan dari atas hingga bawah, namun sama sekali aku tak melihat apa pun keculai memang sosok nya yang tinggi besar.

“bapak, aku tak melihat apapun kecuali postur dia dan kepala burung Garudanya saja” jelasku pada bapak

“coba perhatikan baik baik Ryan, coba fokuskan penglihatanmu, apa yang akan kamu lihat pasti kamu akan suka” bapak menyuruhku untuk berfokus

“ya, ya aku melihat, pantas saja kamu tak bisa ku serang secara mudah ternyata, pandai juga caramu” Aruna menyadari ada sesuatu pada diri Gufron

“huahaha, makanya pastikan dulu dan ukur dulu musuhmu itu seperti apa jangan asal serang, dasar memang sama persis kamu dengan Shinta”

Aku yang tak mau kalah karena Aruna sudah mengetahui apa yang ada di tubuh Gufron, aku terus mencoba mencari dan terus focus dengan penglihatanku, namu beberapa kali pun aku mencoba aku tetap tidak menemukan apapun yang sepesial dari sosok Gufron

“haha dasar kamu ini Ryan, selalu susah jika diajak untuk serius belajar, ok sini untuk kali ini bapak bantu, tapi setelah itu, kamu harus belajar sendiri dan hanya di bantu oleh Gufron seperti kata Damar tadi, Aruna jika bisa membantu silahkan membantu” ucap bapak pada ku

Bapak kemudian berjalan kearah belakangku, sesampainya di belakangku, bapak kemudian mengatur nafas seolah akan melakukan gerakan tenaga dalam, setelah melakukan pengaturan nafas bapak kemudian berjalan kesampingku dan menyuruhku untuk menutup mataku.

Setelah mataku tertutup, tangan bapak terasa mengusap kedua mataku dan belakang kepalaku sambil meniupkan angin yang sudah di bacai doa, entah doa apa yang di bacakan aku tak tahu.

“Ryan coba sekarang buka matamu, apa yang kamu lihat pada diri Gufron sekarang” bapak memberi instruksi padaku

Aku perlahan mulai membuka mataku, dan betapa terkejut dan terkagum karena sosok Gufron terselimuti Aura berbentuk Pentagon mengelilingnya, entah apa itu murni ilmunya atau itu hanya ilusi yang di buat oleh Gufron

Bapak yang melihat aku terkagum dengan apa yang menyelimuti Gufron kemudian menerangkan bahwa apa yang menyelimuti Gufron itu adalah sebuah ilmu Cokro Kulit Tilanjang yang memang sengaja di buat oleh Gufron untuk melindungi dirinya, Ilmu Cokro Kulit Tilanjang adalah sebuah ilmu yang menggunakan Aura pada tubuh sebuah makhluk yang akan menggunakan, dan diubahnya menjadi sebuah Perisai Ghaib, hal ini merupakan hal biasa untuk jin jin yang sudah berusia tua, jadi pantas saja jika Aruna kurang mengetahuinya, soalnya bisa dibilang Aruna dan Shinta masih dalam usia muda dan baru berusia beberapa ratus taun saja, belum sampai limaratus tahun keatas.

Bapak juga menjelaskan bahwa tadi Gufron telah mengirimkan pesan yang dikirim oleh bang Damar untuk dipinjamkan kepadaku, sosok Gufron yang tadi menyentuh dadaku sehingga aku merasakan beberapa hentakan dan ternyata dia sedang mentransfer ilmu yang di pinjamkan oleh bang Damar

Beberapa ilmu yang bang Damar pinjamkan adalah

1. Cokro Gaman

Sebuah Aura yang nantinya akan membentuk sebuah senjata ghaib yang bertujuan untuk membantu kita melawan serangan ghaib

2. Cokro Wiso

Sebuah Aura yang yang nantinya akan membentuk sebuah serangan ghaib

3. Cokro Lemah

Sebuah Aura yang nantinya akan membentuk sebuah serangan pukulan seperti Kamehameha milik Goku ataupun Rasengan milik Naruto

Dan yang ke empat ini tidak di pinjamkan karena ini dasar perlindungan dan aku di tuntut untuk bisa mendalami ilmu ini, ilmu yang tadi sudah aku sebutkan, Cokro Kulit Tilanjang, dan mulai dari sini aku mulai harus berlatih dengan Gufron



Setelah perbincangan yang cukup panjang, aku pun di perintahkan bapak untuk segera bangun dari tidurku ini, dan jika badan sudah mulai fit, di sarankan untuk melaksanakan sholat wajib.
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 58 lainnya memberi reputasi
57
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.