- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#89
Chapter 59
Mobil kapten Vela menerobos masuk, langsung meluncur ke area parkiran basement paling bawah. Di mana terdapat akses menuju tempat divisi persenjataan. Langkahnya ini membuat curiga para petugas yang kebetulan sedang bertugas. Mereka berlarian cepat menghampiri mobil itu, dengan singkat mobil hitam milik kapten Vela dikerumuni oleh petugas.
Kapten Vela keluar dari mobilnya, “Apa-apaan kalian! ini saya kapten Vela dari tim 13, cepatlah bantu saya!” ia meneriaki para petugas.
“Kapten?” petugas itu malah tertegun, apalagi setelah melihat kartu anggota BASS yang sengaja dikeluarkan oleh kapten Vela. Namun mereka kebingungan harus berbuat apa, salah satunya berinisiatif memanggil staf yang lain.
Petugas-petugas itu kemudian menurunkan pistolnya. Mereka sudah melakukan tugasnya sesuai prosedur. Kedatangan mobil secara tiba-tiba dengan kecepatan tinggi membuat siapapun curiga. Apalagi sudah peraturan dari atas bahwa mobil anggota BASS tidak diberikan ciri khusus agar dapat berpatroli tanpa diketahui khayalak luas. Meskipun organisasi mereka sudah terbuka ke publik.
Adrian baru saja keluar, ingin menghirup udara luar sebentar kemudian masuk lagi mengerjakan data armor suit yang sudah dikumpulkan. Namun ia melihat sebuah kerumunan kecil, rasa penasarannya pun muncul lalu ia menghampirinya.
“Hei, ada apa?” Adrian menerobos kerumunan, dilihatnya kapten Vela beserta Leah yang sedang meringis kesakitan.
“Pak Adrian! Syukurlah….,” keadaan Leah sudah semakin memburuk, urat-urat ditubuhnya menampak semua, berwarna ungu terang.
Adrian sudah mengetahuinya, gejala yang diperlihatkan oleh Leah sama dengan orang-orang yang ada di video dokumenter Beaters. Yaitu kondisi orang yang sudah disuntikan sel Beaters. “Kita harus membawanya cepat!”
Leah di bawa ke tempat divisi persenjataan, dimasukan ke ruangan medis. Para petugas bergerak cepat memberikan pertolongan pertama, namun kondisinya belum stabil. Ruangan medis bawah tanah ini bertempat disamping tempat pembuatan racun-racun tuk Beaters. Karena racunnya berbahan berbahaya bagi manusia biasa, maka ruangan medis ini dikhususkan bagi para petugas jikalau terjadi kecelakaan kerja seperti racun yang menembus ke kulit ataupun terhirup. Memakai pakaian pelindung yang lengkap bukanlah suatu jaminan.
“Semuanya terjadi begitu cepat. Leah menjadi seperti itu, semenjak kejadian dengan Black Beaters dan juga insiden pabrik Beaters. Dirinya ingin membuktikan bahwa ia mampu dan berkontribusi banyak dalam tim,” kapten Vela tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. Sebagai kapten tim harusnya ia bertanggung jawab penuh atas anggotanya.
“Ya…aku paham betul kalian yang bekerja dilapangan pasti ingin memberikan hasil yang terbaik, Leah paham betul resikonya ketika berhadapan dengan orang-orang yang jahat. Tenanglah, kami akan berusaha sebaik mungkin tuk menolongnya. Sementara ini ia sudah disuntikan cairan penahan sel Beaters. Sampel yang mereka berikan kami teliti, salah satunya sebagai bahan utama pembuatan racun Beaters,” Adrian berusaha menenangkan kapten Vela yang sedang duduk menunggu di luar dengan keadaan yang murung.
Sementara itu Djohan masuk ke dalam Wilson Bar dan Caffe dengan tergesa-gesa. Solo memberi kabar bahwa tadi ada seorang wanita yang ingin bertemu, tapi Djohan tidak terlalu mendengarkan. Jalannya cepat menuju ke ruangan tuan Stam, gelagatnya itu menimbulkan pertanyaan sehingga Solo dan Lio mengikutinya sampai ke ruangan tuan Stam.
“Hei! Apa yang terjadi?!” tanya Lio yang masih terjaga di malam yang selarut ini.
“Djohan….,” suara Solo pun seakan menembus telinganya.
Tidak ada basa-basi dari Djohan, sekedar mengetuk pun tidak. Pintu ruangan tuan Stam ia buka dengan keras, tampak tuan Stam sedang duduk di sana. Sikapnya ini membuat Lio kesal, karena tuan Stam sangat dihormatinya.
“OI!” Lio mencengkram kerah baju Djohan yang usianya jauh diatasnya. “aku tidak tahu apa masalahmu, tetapi bisakah kau bersikap sopan kepada tuan Stam?!” Djohan menatapnya dengan tatapan yang sedih, sehingga Lio melepaskan cengkramannya itu.
“Leah disuntikan cairan Beaters,” perkataan Djohan ini sontak membuat Lio dan Solo terkejut. “apakah ada cara tuk menolongnya?” suaranya pelan.
Informasi itu tentunya sangat mengejutkan semua pihak, tidak terkecuali tuan Stam sendiri. Leah bukanlah orang asing bagi Silver Clan, akibat dari perjanjian khusus antara BASS dan Silver Clan. Leah dapat kenal dan seringkali terlibat misi dengan mereka. Namun tuan Stam tidak bisa membantunya saat ini. Silver Clan tidak berhak untuk mengurusi masalah internal BASS kecuali jika diminta. Berkaca pada orang-orang dari pabrik Beaters yang ‘dimurnikan’ oleh BASS.
“Mereka harus menemukan caranya sendiri,” dengan nada bicara yang agak dingin. “mereka sudah kuberikan sampel dari serum penahan sel Beaters, jika sudah diteliti harusnya masalah ini bukanlah hal yang berat,” tuan Stam beranjak dari kursi nyamannya.
Djohan tidak puas dengan jawaban tuan Stam, “Jadi memang kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk menolongnya?” tuan Stam hanya diam tidak menjawab. “padahal aku sudah berjanji pada Gareth bahwa aku akan menolongnya,” Djohan keluar ruangan dengan raut wajah yang menunjukan kekecewaan. Solo mengejarnya, mencoba tuk menghiburnya.
Lio masih berada di ruangan tuan Stam, “Maaf tuan, apakah benar kita tidak bisa menolongnya?”
“Ada satu garis yang kita tidak bisa lewati, dan kita harus menghormatinya,” sudah cukup bagi Lio untuk memahaminya lalu ia keluar dari ruangan itu dan menutup pintunya dengan rapat.
Solo mengejar sampai kekamarnya Djohan yang berada di lantai dua, dirinya masih diam membatu di depan pintu. Tampak tidak segan untuk mengetuknya, tetapi ada hal yang perlu disampaikannya terkait kedatangan wanita yang barusan datang namun sudah pulang karena waktunya sudah terlalu larut.
“Hei…,” Solo mengintip sambil membuka pintu kamar Djohan. Keadaannya tidak baik-baik saja, Djohan hanya menatap keluar jendela. “anu---,” belum juga berbicara Djohan sudah memotongnya.
“Jadi, tuan Stam pun tidak mampu menolongnya….,” ucap Djohan.
“Hmm…bukannya tidak mampu, namun persoalan ini di luar jangkauannya…apalagi soal status kita sebagai---,” lagi-lagi Djohan memotongnya.
“Kita ini manusia bukan?” Djohan berbalik badan. “ya aku sangat paham tentang itu, tapi bisakah di saat ini kita berpikir sebagai manusia yang ingin sesama manusia lainnya?”
Solo baru pertama kali melihat Djohan dalam keadaan depresi seperti ini, sebelum-sebelumnya Djohan tidak pernah berputus asa sekalipun dalam kondisi tertekan.
“Jika aku bisa, aku juga ingin menyelamatkannya. Lagipula benar kata tuan Stam, BASS tidak diisi oleh orang-orang yang bodoh. Mereka pasti bisa melakukannya,” mencoba menyemangati Djohan. “beristirahatlah dan tetap yakin Leah dan BASS bisa mengatasi masalah ini, tidak perlu khawatir yang berlebihan. Setiap sel Beaters mempunyai kondisi tertentu agar bisa bangkit, kita masih mempunyai harapan,” Solo keluar dari kamar Djohan. “oh iya, tadi ada wanita yang datang ingin menemuimu. Aku harus memberitahumu soal ini, selamat malam.”
Di saat kapten Vela dan Adrian masih memantau keadaan Leah dari luar, seseorang datang menghampiri mereka. Seorang wanita yang terlihat berumur, memakai jas putih panjang seperti pakaian dokter. Setelah melihatnya Adrian bangkit dari kursi, menyambutnya secara langsung.
“Prof Leonie…, maaf meminta mu datang selarut ini.”
“Ya…ya…tidak apa-apa, pekerjaanku bisa kutinggal. Jadi bagaimana kondisinya?”
“Dia…telah disuntikan sel Beaters, kondisinya saat ini sedang stabil berkat serum penahan sel.”
Prof Leonie tersenyum sinis, “Karma datang lebih cepat dari dugaanku,” mendengar ini membuat kapten Vela tersinggung.
“Apa?!” kapten Vela emosinya naik. “karma katamu?”
“Ohhh, memangnya kenapa kalau aku bilang seperti itu?” ketegangan memuncak.
Quote:
Mobil kapten Vela menerobos masuk, langsung meluncur ke area parkiran basement paling bawah. Di mana terdapat akses menuju tempat divisi persenjataan. Langkahnya ini membuat curiga para petugas yang kebetulan sedang bertugas. Mereka berlarian cepat menghampiri mobil itu, dengan singkat mobil hitam milik kapten Vela dikerumuni oleh petugas.
Kapten Vela keluar dari mobilnya, “Apa-apaan kalian! ini saya kapten Vela dari tim 13, cepatlah bantu saya!” ia meneriaki para petugas.
“Kapten?” petugas itu malah tertegun, apalagi setelah melihat kartu anggota BASS yang sengaja dikeluarkan oleh kapten Vela. Namun mereka kebingungan harus berbuat apa, salah satunya berinisiatif memanggil staf yang lain.
Petugas-petugas itu kemudian menurunkan pistolnya. Mereka sudah melakukan tugasnya sesuai prosedur. Kedatangan mobil secara tiba-tiba dengan kecepatan tinggi membuat siapapun curiga. Apalagi sudah peraturan dari atas bahwa mobil anggota BASS tidak diberikan ciri khusus agar dapat berpatroli tanpa diketahui khayalak luas. Meskipun organisasi mereka sudah terbuka ke publik.
Adrian baru saja keluar, ingin menghirup udara luar sebentar kemudian masuk lagi mengerjakan data armor suit yang sudah dikumpulkan. Namun ia melihat sebuah kerumunan kecil, rasa penasarannya pun muncul lalu ia menghampirinya.
“Hei, ada apa?” Adrian menerobos kerumunan, dilihatnya kapten Vela beserta Leah yang sedang meringis kesakitan.
“Pak Adrian! Syukurlah….,” keadaan Leah sudah semakin memburuk, urat-urat ditubuhnya menampak semua, berwarna ungu terang.
Adrian sudah mengetahuinya, gejala yang diperlihatkan oleh Leah sama dengan orang-orang yang ada di video dokumenter Beaters. Yaitu kondisi orang yang sudah disuntikan sel Beaters. “Kita harus membawanya cepat!”
Leah di bawa ke tempat divisi persenjataan, dimasukan ke ruangan medis. Para petugas bergerak cepat memberikan pertolongan pertama, namun kondisinya belum stabil. Ruangan medis bawah tanah ini bertempat disamping tempat pembuatan racun-racun tuk Beaters. Karena racunnya berbahan berbahaya bagi manusia biasa, maka ruangan medis ini dikhususkan bagi para petugas jikalau terjadi kecelakaan kerja seperti racun yang menembus ke kulit ataupun terhirup. Memakai pakaian pelindung yang lengkap bukanlah suatu jaminan.
“Semuanya terjadi begitu cepat. Leah menjadi seperti itu, semenjak kejadian dengan Black Beaters dan juga insiden pabrik Beaters. Dirinya ingin membuktikan bahwa ia mampu dan berkontribusi banyak dalam tim,” kapten Vela tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. Sebagai kapten tim harusnya ia bertanggung jawab penuh atas anggotanya.
“Ya…aku paham betul kalian yang bekerja dilapangan pasti ingin memberikan hasil yang terbaik, Leah paham betul resikonya ketika berhadapan dengan orang-orang yang jahat. Tenanglah, kami akan berusaha sebaik mungkin tuk menolongnya. Sementara ini ia sudah disuntikan cairan penahan sel Beaters. Sampel yang mereka berikan kami teliti, salah satunya sebagai bahan utama pembuatan racun Beaters,” Adrian berusaha menenangkan kapten Vela yang sedang duduk menunggu di luar dengan keadaan yang murung.
Sementara itu Djohan masuk ke dalam Wilson Bar dan Caffe dengan tergesa-gesa. Solo memberi kabar bahwa tadi ada seorang wanita yang ingin bertemu, tapi Djohan tidak terlalu mendengarkan. Jalannya cepat menuju ke ruangan tuan Stam, gelagatnya itu menimbulkan pertanyaan sehingga Solo dan Lio mengikutinya sampai ke ruangan tuan Stam.
“Hei! Apa yang terjadi?!” tanya Lio yang masih terjaga di malam yang selarut ini.
“Djohan….,” suara Solo pun seakan menembus telinganya.
Tidak ada basa-basi dari Djohan, sekedar mengetuk pun tidak. Pintu ruangan tuan Stam ia buka dengan keras, tampak tuan Stam sedang duduk di sana. Sikapnya ini membuat Lio kesal, karena tuan Stam sangat dihormatinya.
“OI!” Lio mencengkram kerah baju Djohan yang usianya jauh diatasnya. “aku tidak tahu apa masalahmu, tetapi bisakah kau bersikap sopan kepada tuan Stam?!” Djohan menatapnya dengan tatapan yang sedih, sehingga Lio melepaskan cengkramannya itu.
“Leah disuntikan cairan Beaters,” perkataan Djohan ini sontak membuat Lio dan Solo terkejut. “apakah ada cara tuk menolongnya?” suaranya pelan.
Informasi itu tentunya sangat mengejutkan semua pihak, tidak terkecuali tuan Stam sendiri. Leah bukanlah orang asing bagi Silver Clan, akibat dari perjanjian khusus antara BASS dan Silver Clan. Leah dapat kenal dan seringkali terlibat misi dengan mereka. Namun tuan Stam tidak bisa membantunya saat ini. Silver Clan tidak berhak untuk mengurusi masalah internal BASS kecuali jika diminta. Berkaca pada orang-orang dari pabrik Beaters yang ‘dimurnikan’ oleh BASS.
“Mereka harus menemukan caranya sendiri,” dengan nada bicara yang agak dingin. “mereka sudah kuberikan sampel dari serum penahan sel Beaters, jika sudah diteliti harusnya masalah ini bukanlah hal yang berat,” tuan Stam beranjak dari kursi nyamannya.
Djohan tidak puas dengan jawaban tuan Stam, “Jadi memang kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk menolongnya?” tuan Stam hanya diam tidak menjawab. “padahal aku sudah berjanji pada Gareth bahwa aku akan menolongnya,” Djohan keluar ruangan dengan raut wajah yang menunjukan kekecewaan. Solo mengejarnya, mencoba tuk menghiburnya.
Lio masih berada di ruangan tuan Stam, “Maaf tuan, apakah benar kita tidak bisa menolongnya?”
“Ada satu garis yang kita tidak bisa lewati, dan kita harus menghormatinya,” sudah cukup bagi Lio untuk memahaminya lalu ia keluar dari ruangan itu dan menutup pintunya dengan rapat.
Solo mengejar sampai kekamarnya Djohan yang berada di lantai dua, dirinya masih diam membatu di depan pintu. Tampak tidak segan untuk mengetuknya, tetapi ada hal yang perlu disampaikannya terkait kedatangan wanita yang barusan datang namun sudah pulang karena waktunya sudah terlalu larut.
“Hei…,” Solo mengintip sambil membuka pintu kamar Djohan. Keadaannya tidak baik-baik saja, Djohan hanya menatap keluar jendela. “anu---,” belum juga berbicara Djohan sudah memotongnya.
“Jadi, tuan Stam pun tidak mampu menolongnya….,” ucap Djohan.
“Hmm…bukannya tidak mampu, namun persoalan ini di luar jangkauannya…apalagi soal status kita sebagai---,” lagi-lagi Djohan memotongnya.
“Kita ini manusia bukan?” Djohan berbalik badan. “ya aku sangat paham tentang itu, tapi bisakah di saat ini kita berpikir sebagai manusia yang ingin sesama manusia lainnya?”
Solo baru pertama kali melihat Djohan dalam keadaan depresi seperti ini, sebelum-sebelumnya Djohan tidak pernah berputus asa sekalipun dalam kondisi tertekan.
“Jika aku bisa, aku juga ingin menyelamatkannya. Lagipula benar kata tuan Stam, BASS tidak diisi oleh orang-orang yang bodoh. Mereka pasti bisa melakukannya,” mencoba menyemangati Djohan. “beristirahatlah dan tetap yakin Leah dan BASS bisa mengatasi masalah ini, tidak perlu khawatir yang berlebihan. Setiap sel Beaters mempunyai kondisi tertentu agar bisa bangkit, kita masih mempunyai harapan,” Solo keluar dari kamar Djohan. “oh iya, tadi ada wanita yang datang ingin menemuimu. Aku harus memberitahumu soal ini, selamat malam.”
Di saat kapten Vela dan Adrian masih memantau keadaan Leah dari luar, seseorang datang menghampiri mereka. Seorang wanita yang terlihat berumur, memakai jas putih panjang seperti pakaian dokter. Setelah melihatnya Adrian bangkit dari kursi, menyambutnya secara langsung.
“Prof Leonie…, maaf meminta mu datang selarut ini.”
“Ya…ya…tidak apa-apa, pekerjaanku bisa kutinggal. Jadi bagaimana kondisinya?”
“Dia…telah disuntikan sel Beaters, kondisinya saat ini sedang stabil berkat serum penahan sel.”
Prof Leonie tersenyum sinis, “Karma datang lebih cepat dari dugaanku,” mendengar ini membuat kapten Vela tersinggung.
“Apa?!” kapten Vela emosinya naik. “karma katamu?”
“Ohhh, memangnya kenapa kalau aku bilang seperti itu?” ketegangan memuncak.
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas