Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
MISTERI KEMATIAN IBU KOS
RULES

[I]- Ikuti perarturan SFTH

- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.

- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.

- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis.

INDEKS















Part - 1

Angin dingin berhembus menerpa wajah Kirana, yang tengah berjalan menembus pekatnya malam. Hari ini ia kebagian shift sore, hingga ia pulang ke kos-kosannya mendekati tengah malam. Dipersimpangan jalan langkahnya terhenti, saat netranya menangkap sosok wanita paruh baya yang sedang duduk disebuah halte. Wajahnya terlihat pucat dan sepertinya ia hanya seorang diri.

Kirana menghempaskan tubuhnya di kursi halte. Dengan senyum ramah Kirana coba menyapa. Dan ia kaget saat wanita itu menoleh ke arahnya.

"Bu Asih ?...ibu mau kemana ?, ini sudah tengah malam loh. Ibu sama siapa ?."

Wanita itu ternyata adalah ibu pemilik tempat kos yang Kirana tinggali. Bu Asih tak menjawab, hanya diam terpaku. Wajahnya terlihat sangat pucat. Kirana mengeluarkan sebungkus roti yang sengaja ia bawa dari tempat kerja. Kirana bekerja disebuah toko roti. Disodorkannya bungkusan roti ke arah bu Asih.

"Bu, saya punya roti, tadi saya bawa dari tempat kerja, ibu mau ?."

Karena bu Asih tak bergeming. Kirana menarik kembali roti yang tadi disodorkannya, dan mulai memakannya. Tiba-tiba hidungnya kembang kempis.

"Astaga !!, dari mana datangnya wangi ini, seperti wangi yang biasa dipakaikan ke jenazah," batin Kirana.

"Wangi apa ya bu Asih ?," Kirana melihat ke arah dimana bu Asih tadi duduk.
"Loh..bu Asih kemana ya, tadikan dia disini," gumam Kirana.

Tiba-tiba Kirana merasakan bulu kuduknya meremang, aroma melati semakin kuat menyengat.

"Upss...kemana sih bu Asih nih ?."

******

Kendaraan angkot yang ditunggu akhirnya datang, Kirana langsung naik.

"Ah..mungkin bu Asih sudah pulang duluan," gumamnya.

Wangi menyengat aroma melati masih tercium. Kirana melihat arloji yang melilit pergelangan tangannya. Waktu menunjukan pukul 00.15 tengah malam.

*******

Kirana menghentikan kendaraan saat telah tiba di gang tempat kosnya berada.

"Kiri ya bang !."
"Baik neng."

Pak supir menghentikan laju kendaraannya. Saat ia hendak membayar, pengemudi itu menolak.

"Sudah neng, sudah dibayar ibu itu."
"Ibu yang mana bang ?."
"Itu udah turun duluan."

Kirana bengong saat pengemudi itu menunjuk ke arah jalan masuk gang. Kirana berlari mengejar ibu yang telah membayarkan ongkos angkotnya. Tapi hingga dipertengahan gang, ia tak menjumpai siapapun.

******

Beberapa rumah sebelum ia memasuki tempat kos, ia melihat bendera kuning tertambat di sebuah tiang. Di tengahnya tertulis nama ASIH BINTI FULAN.

Kirana diam terpaku, sendi-sendi tubuhnya bergetar.

"Jadi..bu Asih yang kutemui tadi, itu....itu...." Tubuh Kirana limbung, sebelum akhirnya ia terjatuh dan tak sadarkan diri
Diubah oleh agusmulyanti 03-04-2021 07:36
Dewi777299
harigino
saaans
saaans dan 39 lainnya memberi reputasi
36
21.2K
170
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
#68
Part - 12
Narti istri mang Dadang berlari kecil diantara terpaan gerimis yang perlahan mulai turun satu satu. Mang Dadang yang sedang asik menghisap rokok menatapnya sambil sesekali menghembuskan asap ke udara.

"Dari mana bu malam-malam gini ?."

Narti tak menjawab, tapi langsung masuk dengan menenteng keresek hitam.
Narti usianya lebih tua dua tahun dari mang Dadang, meski begitu untuk ukuran wanita seusianya masih terlihat cantik dan menggairahkan.

Narti meletakan keresek hitam yang digenggamnya. Perlahan dibuka baju ya melekat dibadannya, ia menggantinya dengan baju daster transparan yang semakin menampakan lekuk-lekuk ditubuhnya.

*******

Mang Dadang menghampiri istrinya yang sedang terbaring di ranjang.

"Kamu ke rumah dukun Roso lagi bu?."

Narti tak menjawab, tubuh sintalnya beringsut membalik.
Mang Dadang ikut merebahkan tubuhnya disamping Narti. Dipandanginya punggung tubuh Narti yang putih.

"Kenapa kamu harus kesana lagi bu ?, apa hantu bu Asih masih mengganggu kamu ?."

Narti tetap membisu, hanya desah nafasnya yang terdengar kian memburu, kala tangan mang Dadang mulai merangkul pinggangnya.

"Bu...jangan marah lagi ya !, bapak minta maaf kalau kemarin sudah bikin kamu cemburu."
"Aku gak cem......"

Narti tak meneruskan kalimatnya saat netranya menangkap sosok tak lazim di sudut kamar tengah menatap kearahnya.

aakkhh....pe..pe..pe...pergi !! Pergii !!! Jangan ganggu aku, pergii !!

Mang Dadang bangkit dan menyalakan lampu, saat mendengar teriakan Narti.
Dilihatnya wajah Narti yang dingin dan pucat.

"Ada apa bu ?."
"Aku melihat dia pak, dia ada disana," jemari Narti menunjuk ke sudut kamar.
"Dia siapa ?, bu Asih maksudmu ?."

Narti mengangguk sambil menangis. Mang Dadang merengkuh tubuh Narti dan mendekapnya dengan erat. Tangis Narti terhenti saat mang Dadang mulai mencumbunya dan memastikan bahwa tidak ada siapapun dalam kamar, kecuali mereka berdua.

*********

Malam kian larut, hanya bunyi serangga yang ramai terdengar meningkahi kegelapan dan kesunyian. Mang Dadang meraih rokok diatas nakas dan mulai menghidupkannya. Dipandanginya tubuh Narti yang terbaring kelelahan. Ia gak mengerti kenapa arwah bu Asih selalu mengganggu istrinya dan membuatnya ketakutan. Ada apa ini.?

******

Kirana menarik selimut, saat tubuhnya merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya.

hehh...ssshhh

Tiba-tiba rungunya mendengar suara rintihan minta tolong, yang semakin lama semakin jelas.

tolooong....toloonng ...tolong ibu Kirana !!

Kirana membuka netranya, di luar jendela kamar yang terbuka, sosok tubuh yang sangat dikenalnya, terlihat merintiih dan melambai padanya.

"Bu Asih !!.:"

Saat Kirana mulai benar-benar membuka matanya, ia tak melihat siapapun didekat jendela. Tubuh bu Asih yang tadi melambai padanya, kini sudah tak terlihat.
Kirana bangkit dan kembali menutup jendela.

"Kenapa bisa terbuka ya ?, padahal aku tadi sudah menguncinya," gumam Kirana bingung.

tingg

Sebuah pesan masuk ke gawainya. Dilihatnya sebuah nama terpampang "Roy"

Kirana membuka pesan yang berasal dari Roy.

[Malam Kirana...sudah tidur atau masih mikirin aku ? 😁]

[Malam mas. Tadi udah tidur, tapi kebangun karena jendela kamar terbuka]

[Koq bisa ?, apa kamu lupa ngunci ?]

[Perasaan sih udah Na kunci. Tapi gak tau juga, mungkin Na lupa ]

[Oh ya sudah, kamu bobo lagi aja, jangan lupa wudhu, biar gak ada yang ganggu.]

[Iya mas]

[😍😍]

Kirana tersenyum, saat dilihatnya emozi cinta yang dikirimkan Roy. Entah mengapa ia tidak marah saat tau Roy menaruh hati padanya, mungkin karena akhir-akhir ini Bram jarang mengunjungi dan menelfonnya.

Kirana berjalan ke kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya dengan air wudhu. Kirana merasakan kesejukan dan kedamaian setelah berwudhu. Kirana yakin dan percaya Allah akan selalu menjaganya dimanapun ia berada.

*******

Bram menyeruput kopi perlahan. Disebelahnya terlihat seorang gadis muda tengah menemaninya. Wajah tampannya tersenyum kala gadis disebelahnya menyandarkan kepala kebahunya.

"Mas !."
"Hmm...ada apa sayang ?."
"Kapan mas mau nemuin orang tua aku ?."
"Sabar ya, mas selesaikan urusan ini dulu. Kalau semua sudah selesai, mas janji, mas akan ketemu dengan bapak dan ibu."
"Janji ya mas." Ujar wanita itu sambil menggelayut manja di lengan Bram.

Bram memandang wajahnya dengan mesra dan menghujaninya dengan kecupan hangat di dahinya yang putih.
bonita71
69banditos
saaans
saaans dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.