Kaskus

Story

sandal.swallowAvatar border
TS
sandal.swallow
ADIK GHAIB 2
PROLOG
WARNING
Cerita ini adalah fiksi belaka.
Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, itu hanyalah kebetulan belaka.


Seorang anak lelaki berumur 5 tahun sedang asik bermain sendiri.
Sendiri? Tampaknya memang sendiri... Tapi dia tampak seperti sedang ngobrol dengan seseorang...
Tampak asik sekali ngobrolnya...

Orang-orang yang lewat menatap aneh pada anak itu.
Juga pengunjung taman yang saat itu berada di taman kota itu.
Semua orang terheran melihat tingkah laku anak itu... Bercakap sendiri.

Waktu sudah menjelang maghrib... Seorang wanita muda yang cantik menghamplri anak lelaki itu.

'Sindhu, Cindy...ayo kita pulang!" katanya.

Hah...Shindu mungkin nama anak itu? Lalu Cindy? Siapa itu?

"Baik Ma....!" jawab anak itu. "Ayo Cindy, kita pulang...!"

Cindy lagi... Dimana Cindy itu berada?
Anak lelaki itu seperti meraih sesuatu dengan tangan kanannya.
Lalu dia berjalan mendahului wanita cantik itu sambil tangannya seolah menggandeng seseorang.

Mari kita ikuti kemana mereka pulang..!
Dengan berlari kecil, anak itu berjalan di trotoar jalan. Tangannya masih dalam mode yang sama seperti tadi.
Wanita cantik itu tersenyum melihat anaknya tampak senang.
Tampak lesung pipit di wajahnya, menambah kecantikannya.
Usianya baru di kisaran 30 tahunan. Badannya langsing namun sekal berisi...maksudnya tidak kurus.
Langkahnya gemulai mengikuti langkah anaknya.

"Shindu...hati-hati... Lihat jalannya." serunya.
"Iya Ma....!" teriak anak lelaki itu.

Anak itu terus saja berlari kecil dengan riangnya.
Wanita itu hanya tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

Tiba-tiba sebuah mobil minibus berhenti di dekat anak itu.
Shindu terkejut dan berhenti untuk memperhatikan mobil itu.
Seorang lelaki gagah dengan pakaian berwarna biru muda dengan dasi yang senada, serta celana panjang hitam tampak keluar dari mobil dan menghampiri anak itu.

"Ayah.....!" teriak Shindu dan segera menghambur menuju lelaki itu.
Pria itu mengembangkan tangannya, dan Shindu menubruknya lalu memeluknya erat.
Pria itu tertawa dan mengangkat anaknya dengan wajah yang terlihat bahagia.

Pria itu lalu menurunkan Shindu, dan berpaling pada wanita cantik tadi. Ups...bukan...pandangannya tertuju pada ruang kosong di samping kiri si cantik.

"Cindy...ga mau meluk ayah juga?"

Cindy lagi dan lagi... Dimana dia sebenarnya?
Wanita itu melihat ruang kosong di sisi kirinya dan tersenyum lalu mengangguk.

Terlihat pria itu tersenyum lebar dan merentangkan tangannya.
Tak lama kemudian, dia seolah memeluk sesuatu...tapi tak tampak apa yang ia peluk.
Hmm...apakah dia mengalami gangguan jiwa?

Si cantik menghampiri pria itu dan bertanya..

"Mas Dewo, tumben pulang awal hari ini?'
" Iya Idha sayang... Kerjaan di.kantor sudah beres, jadi aku bisa pulang lebih awal!"

Dewo..?? Idha..?? Kayaknya nama itu ga asing deh...
Hmm...siapa ya?

"Ayo..semua naik ke mobil.. Kita pulang...!" ajak Dewo pada istri dan anaknya.

Setelah semua masuk mobil, mobilpun segera beranjak menjauhi tempat itu.

Tak sampai 5 menit, mobil itu swmpai di sebuah rumah yang asri. Rumah yang tidak terlalu besar, namun tertata apik.
Di depan rumah ditanami 2 pohon mangga yang sudah lumayan besar, sehingga memberi kesan sejuk.

Mobil berhenti, dan pintu terbuka.
Sindhu berlarian menuju seorang wanita paruh baya yang sedang menyapu teras.

"Nenekkk.......!" serunya sambil menubruk wanita itu!

"Aduh Shindu...kamu bikin kaget nenek saja...!" katanya sambil mengelus kepala Shindu dengan penuh rasa sayang.
"Hehehe....!" Shindu terkekeh geli.

"Ibu....!" Dewo menyapa wanita itu dan mencium tangannya.
Demikian juga dengan Idha.

Kemudian wanita paruh baya itu berjongkok di depan Shindu.

"Tadi main di mana sama mama?"
"Di taman Nek... Sama Cindy juga!" sahut anak itu.
"Oh...sekarang Cindy di mana?"
"Ini di samping kananku Nek...!"

Wanita itu menatap ruang kosong di samping Shindu.

"Cindy...maafin nenek ga bisa lihat kamu ya? Nenek pengin banget bisa lihat kamu. Kamu pasti cantik seperti mamamu!"
"Ah...nenek salah...!" sergah Shindu.
"Salah? Salah nenek di mana coba?"
"Cindy itu cantik, tapi bukan kayak mama. Cantiknya Cindy kayak bibi Dewi...!"

Sebentar.....sebentar...
Cindy ga bisa dilihat oleh neneknya?
Trus bibi Dewi itu siapa?

Dewo, Idha, Dewi...sepertinya familiar banget.

Tapi sudah cukup lama nama-nama itu ga terdengar lagi.

Dewo berbalik arah dan tersenyum...lalu berkata:

SELAMAT DATANG DI CERITA: ADIK GHAIB Season 2..



Indeks:

-Prolog
-Part 00: perkenalan singkat
-Part 01: She's back
-Part 02: Petualangan Bermula
-Part 3: Sekolah
-Part 4: Kunti Merah
-Part 05: Ujian Pertama
-Part 06: Menang.....!!!

Part 07: Erin
Diubah oleh sandal.swallow 02-07-2021 11:25
mr..drAvatar border
aripinastiko612Avatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 27 lainnya memberi reputasi
26
10K
122
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
sandal.swallowAvatar border
TS
sandal.swallow
#27
Part 03: Sekolah
Hai teman-teman.. Aku Shindu...
Dah kenal aku dong...dari fase pembukaan oleh ayah di trit ini?
Seperti yang ayahku katakan, aku ini juga mempunyai kemampuan yang sama dengan ayah dan mama.
Kemampuan melihat makhluk2 ghaib. Mungkin biasa disebut indigo ya?
Dan aku punya adik kembar yang sudah meninggal bersama Cindy.
Tapi jin Qorin Cindy tetap bersamaku hingga saat ini. Dan dia selalu melindungiku.

Jadi aku ga ngerasa kesepian karena ada jin qorin adikku yang selalu menemaniku.
Aku juga punya adik kecil.juga, cewe... Namanya Tyas. Tapi dia ga punya kemampuan sepertiku.
Heran ya? Padahal ayah dan mama punya kemampuan itu, aku juga, tapi kenapa Tyas tidak ya?
Tapi mungkin.itu yang terbaik.buat dia. Kasihan kalo dia selalu melihat makhluk2 ghaib yang rata-rata bentuknya ga karuan.

Oke..skip...
Ah iya, sekarang umurku 17 tahun, kelas XI SMA Negri di kotaku.
Tinggiku 168 cm. Tetmasuk pendek dibanding teman-temanku.
Masih jomblo..hehe.
Karena didikan ayah dan mama, aku bisa menyembunyikan kemampuanku dan berbaur dengan kawan-kawanku yang lain.
Gimana kalau ada makhluk yang mengganggu saat aku bersama teman-temanku? Gampang... Serahkan semua pada Cindy, pasti beres...haha

Aku juga sangat manja pada bibi ghaibku, adik ayah yang bernama bibi Dewi. Dia juga sangat sayang padaku.
Tapo bibi lebih sering menemani Tyas, untuk menjaganya dari gangguan makhluk ghaib yang kadang suka usil.

Ah..kok masih perkenalan mulu sih..kapan ceritanya?
Haha...maaf maaf... Cuma melengkapi apa yang belum ayah tulis kok.

Hmm..mulai dari mana ya? Oke lah, aku pikir lebih enak buat aku nyeritain tentang pengalamanku sejak masuk SMA saja ya?

Kalian tahu kan, yang namanya SMA Negeri itu biasanya gedungnya kuno. Dan namanya bangunan lama dengan sejarah yang panjang tentunya banyak juga makhluk-makhluk astral yang menghuni sekolahan.
Saat itu aku sedang masuk SMA ini, masih culun-culunnya. Masih takut-takut dengan kakak kelas yang memasang wajah sangar pada juniornya.
Kejadian ini terjadi saat ada kemah penutupan Ospek di sekolah.
Kemah cukup di lapangan upacara sekolah saja. Tentunya semua penerangan listrik dimatikan saat itu.
Aku melihat banyak makhluk yang berkeliaran.disana sini.
Tapi aku cuekin saja... Asal mereka ga mengganggu, aku sih tenang saja.
Tapi yang namanya makhluk halus itu ada juga yang jahil.
Dan yang jahil itu biasanya ilmunya ga terlalu tinggi. Jadi ya masih bisa diatasi oleh Cindy.
Terus terang saja, aku ga punya kemampuan mengusir makhluk-makhluk itu. Selama ini, aku hanya bergantung pada pertolongan Allah lewat Cindy.
Kalau tenaga dalam sih, sedikit banyak aku dah melatihnya..hehe.
Back to story...

Malam itu, ada kegiatan pentas seni untuk menutup kegiatan ospek.
Aku hanya sebagai penonton... Aku ga punya kemampuan di bidang seni.
Dan aku kurang suka suasana yang ramai, jadi aku hanya mojok di tempat yang agak jauh dari tempat pentas seni itu.
Dengan ditemani Cindy, aku duduk diam-diam di dekat laboratorium komputer.
Saat itulah aku mendengar teriakan beberapa siswi dari arah toilet.
Aku berpaling ke sana dan melihat lampu toilet menyala.
Tampaknya tak ada yang mensengar teriakan mereka. Tak ada seorangpun yang bereaksi.
Aki segera menghampiri toilet cewe, untuk melihat apa yang terjadi.

Di depan toilet, aku melihat 3 siswi sedang duduk dengan ketakutan di lantai toilet.
Kupandangi arah yang dituju mata mereka.. Ada makhluk menyeramkan sedang menyeringai pada mereka.
Makhluk itu merambat di dinding dengan kepala di bawah dan mendekati ketiga gadis itu.
Mereka makin histeris dan menutup mata.
Aku berpandangan dengan Cindy dan mengangguk padanya.
Cindu segera melesat menghampiri makhluk itu, mencengkeram rambutnya
Kemudian dengan sekuat tenaga dilemparkannya makhluk itu ke atas, menembus eternit toilet itu.
Tak cukup sampai di situ, Cindy menyusul melesat ke atas.
BRUGH... Aku menoleh ke belakang. Makhluk itu jatuh di luar toilet, disusul sebuah cahaya hijau melesat dan menghajar makhluk itu.
Aku hapal, itu adalah cahaya pukulan Cindy.
Makhluk itu langsung saja terbakar hangus.
Lalu menghilang menjadi asap tebal.
Cindy kembali ke sampingku sambil tersenyum.

Aku menghampiri 3 siswi itu.

"Sudah pergi makhluknya...!" kataki pada mereka.
Mereka membuka mata dan berbalik memandangku.

"Sudah pergi beneran?" tanya salah seorang dari mereka.
"Beneran...!" sahutku.
"Kamu masih ngerasa pengin buang air kecil ga?" tanya seorang siswi pada temannya.
"Masih...tapi takut..!"
"Udah..kalian masuk ke toilet bertiga aja, aku nunggu di luar!" kataku kasihan melihat keadaan mereka.
"Beneran ya.. Jangan tinggalin kami..!"
"Beneran...!" sahutku.

Akhirnya mereka bertiga masuk dalam 1 toilet. Aku geli sendiri... Apa bisa keluar.kalo ada orang lain di dekat mereka?
Kalo aku, bakalan susah keluar deh...emoticon-Big Grin

Tak lama, mereka bertiga sudah keluar dari toilet.
Aku menemani mereka menuju tempat pentas seni.
"Makasih ya, udah mau nemenin kami!" kata seorang dari mereka.
"Sama-sama....!"

Saat kami sudah mendekati tempat pentas seni, sesosok makhluk perempuan bergaun merah menghadang di depanku.

Aku berhenti melangkah, sementara ketiga gadis itu masih terus berjalan.
Syukurlah mereka tidak melihat makhluk itu.
Kunti merah itu menatapku dan Cindy dengan bengis..
pulaukapok
69banditos
dimaschevy62
dimaschevy62 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.