Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#2988
BAGIAN 41
MENJADI KUNTILANAK
part 1


Setelah mendengar pengakuan Mommy yang berujung kekecewaan dan sakit hati, Asnawi memilih untuk tidak berkomunikasi dengan Mommy Cascade, termasuk dengan Bi Asih. Hatinya merasa perih dan emosinya tak stabil. Setiap kali Bi Asih menelepon, dirinya tak pernah menerimanya. Bahkan semua chat WA pun tak pernah ia baca. Tentunya hal itu membuat Bi Asih merana.

Asnawi sangat kecewa dengan Bi Asih yang tidak tulus mencintai dirinya. Ia hanya menjalankan tugas dari Mommy untuk menjadi pacar Asnawi agar tak dimilik oleh orang lain.

Selain itu, Asnawi juga kecewa karena Mommy berusaha membunuh Merry karena dia mendekatinya. Padahal Merry adalah sahabat terdekat Cascade, tapi Mommy memilih membunuh sahabat anaknya sendiri demi memenuhi ambisinya.

Ia bersumpah akan menjauhi Mommy dan Bi Asih, akan tetapi ia kembali mengurungkan niatnya itu setelah teringat bahwa Cascade telah melahirkan darah dagingnya. Henry adalah buah cinta antara Asnawi dan Cascade. Asnawi bertekad akan membesarkan anak itu dan menyayanginya. Ia akan mengurus Henry sendiri tanpa bantuan Bi Asih.

Kini, Asnawi menyibukan diri dengan aktifitas kerja di kantor. Ia berusaha menerima kenyataan kalau sang cinta pertama telah tiada. Tentunya hal itu terasa sangat berat.

Selama sebulan setelah kematian Cascade, Asnawi masih tak bisa melupakannya dan tetap merasakan sakit, bahkan rasa sakitnya berlipat ganda bila ia juga mengingat Hayati.

Rekan-rekan kerjanya di kantor memberikan support dan semangat untuknya. Mereka turut berduka cita atas kematian Cascade. Diantara mereka, Irpan lab yang paling merasakan sedih. Ia dijanjikan oleh Asnawi untuk diperkenalkan dengan Cascade, namun hal itu tidak akan pernah terjadi.

Tak hanya rekan kerja, Anggariti pun ikut berbela sungkawa kepada Asnawi. Ia juga menanyakan hubungannya dengan Bi Asih. Akan tetapi, Asnawi meminta untuk tak membahasnya. Ia tak mau mendengar nama Bi Asih lagi setelah mengetahui semuanya.

Tak hanya menjauhi Bi Asih, Asnawi juga menceritakan semua pengakuan Mommy Cascade kepada Merry. Dia adalah korban kekejaman dan keegoisan Mommy Cascade. Merry hampir saja kehilangan nyawa akibat perbuatan Mommy.

Merry sangat kaget dan kecewa dengan cerita Asnawi. Ia pun merasa marah dan sakit hati. Selama ini Merry sangat mengaggumi sosok Mommy Cascade yang selalu membantunya dikala susah, namun hal itu kini berbalik.

Merry memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai asisten direktur restoran milik Mommy Cascade. Bi Asih menentangnya, namun ia bersikeras untuk menjalankan keputusannya. Ia berdalih ingin fokus menyelesaikan kuliahnya dan mencoba buka usaha baru. Bi Asih pun harus merelakan asistennya pergi.

Asnawi dan Merry mencoba membuka usaha baru yaitu warung kopi. Mereka berdua urunan uang untuk modal. Merry memiliki cukup banyak uang dari gaji dan pesangon yang ia dapatkan.

Mereka menyewa sebuah ruko kecil yang ada di wilayah Taman Sari. Asnawi dan Merry bahu membahu membangun warung kopi itu dengan tenaga dan pikiran.

Usaha mereka pun berjalan lancar. Banyak orang yang mengunjungi warung kopi mereka setiap harinya. Teman geng Merry dan Asnawi pun selalu berkumpul di sana setiap hari. Mereka saling berbagi kesenangan maupun kesedihan sembari menikmati kopi.

Setiap sore, Asnawi selalu mampir ke warung kopi. Ia ikut bekerja melayani tamu sebelum jam tutup tiba pada pukul 10 malam. Sejak saat itu, ia selalu pulang larut malam ke rumah kost nya.

Suatu hari, hujan lebat mengguyur kota Bandung. Malam itu, Asnawi tengah menutup warung kopinya, sedangkan Merry mencuci gelas gelas kotor. Asnawi lalu duduk termenung di kursi sambil menunggu hujan reda.

"Kamu kenapa Kan? Melamun mulu?" tanya Merry yang membawa sekeranjang gelas yang sudah dicuci.

"Gak tau Din..." jawa Asnawi datar.

"Apa kamu masih sedih?"

Asnawi kemudian beranjak dari tempat duduk, ia menghampiri Merry yang sedang mengelap gelas-gelas yang baru dicucinya di balik meja bar.

"Iya Din...padahal Casey udah pergi 3 bulan yang lalu, tapi tetep aja hatiku ngerasa sakit dan hampa" jawab Asnawi sambil ikut membereskan gelas kedalam sebuah laci.

"Begitu juga aku Kan, aku masih sedih bahkan mungkin kesedihan ini gak bakalan ilang, Casey udah kayak sodara bagiku...dia orang yang berharga buatku Kan"

"Hmmm...si Casey emang banyak ninggalin kesan baik buat kita ya Din"

"Bener Kan"

"Tapi hatiku sekarang udah hancur lebir Din...pertama, aku ditinggal mati oleh Hayati, lalu sekarang Casey...dan teralhir aku dikhianati Bi Asih...hmmm...aku gak nyangka kalo Bi Asih macarin aku selama ini tuh cuma ngejalanin tugas dari Mommy biar aku gak kemana mana dan gak dimilikin cewek lain"

"Dan aku jadi korban keegoisan Mommy Cascade"

"Iya Din"

"Kanda...tadi sebelum kamu dateng kesini, Mommy dan Bi Asih dateng lho kesini"

"Apaaaaah!!! Mereka kesini? Mau ngapain?"

"Intinya sih Mommy sama Bi Asih mau minta maaf sama aku atas kesalahan yang mereka perbuat...apalagi Mommy sampe nangis nangis dihadapnku"

"Terus mereka pasti nawarin sesuatu buat kamu?"

"Iya pastinya...Mommy minta aku balik jadi asisten direktur di restoran miliknya...lalu ia juga nawarin lanjutin kuliah S2 di luar negeri...abis itu aku mai dikasih jabatan di salah satu perusahaannya"

"Itu menggiurkan banget Din...kamu bakalan langsung kaya...tapi semua itu jebakan Din!! Abis itu kamu akan diperbudak sama dia...contohnya Bi Asih, dia rela ngelakuin apa aja yang diperintahkan Mommy"

"Aku mengerti itu Kan, aku menolak semua tawaran itu"

"Apa kamu maafin Mommy Cascade?"

"Ya...aku maafin semua kesalahan dia, walaupun aku kecewa sama dia tapi Mommy adalah orang yang baik...aku banyak berhutang budi sama dia...kalo bikan karena dia, mungkin aku sekarang masih jadi ayam kampus yang menjajakan selangkanganku sama om-om berkantong tebal"

"Kamu besar hati Din...kamu bisa maafin orang yang pernah mau bunuh kamu"

"Tapi aku ngajuin satu syarat!! Aku gak mau mereka ganggu aku lagi dan ngebiarin aku deket sama kamu"

"Begitukah?"

"Begitulah Kanda...aku tuh sayang banget sama kamu...aku bahagia karena akhirnya bisa dapetin kamu...walaupun kita cuman adek-kakak, tapi hal itu adalah anugerah...aku dulu nyesel udah nolak kamu...padahal hatiku dulu sangat menyukaimu, entahlah...tiba tiba aja secara tak sadar aku nolak kamu"

"Hmmm...aku tau Din, kenapa kamu nolak aku dulu"

"Lha emangnya kamu tau?"

"Semua ini gara-gara Cascade Din"

"Apaaaaah!!! Casey gak ngelakui apa apa ah"

"Iya kalo didepan kalianmah gak keliatan...sebenernya dia masuk batu sihir ke tubuhku...batu kecil yang efeknya bisa menolak cinta...dia ngelakuin itu tanpa sepengetahuanku"

"Ah masa sih Kan?"

"Apa kamu percaya hal-hal gaib?"

"Ya aku percaya...aku udah ngalamin hal-hal gaib"

"Kamu percaya dong sama aku...ini sebenernya rahasia, tapi berhubung Cascade udah gak ada, jadi aku buka rahasia ini cuman sama kamu doang"

"Rahasia apa Kan?"

"Cascade punya kekuatan gaib, dia bisa sihir"

"Casey penyihir?"

"Iya Din...aku baru tau ketika aku udah jadian sama Hayati...dia ngaku sama aku kalo dia itu pemburu hantu dan dia bisa sihir"

"Oh gitu ya Kan...pantes aja aku pernah liat buku sihir di kamarnya, terus aku juga pernah liat ada tulang-tulang kucing di lacinya...hmmm...tapi gimana khasiat dari batu sihir itu Kan?"

"Jadi batu bisa membuat pemakainya ditolak cinta sama cewek manapun meskipun si cewek itu mencintainya"

"Pantesan kalo gitu...aku berarti kena pengeruh sihir batu itu"

"Iya Din..."

"Tapi...kok Hayati gak terpengaruh sih?"

"Errrh....kalo itu...errrhh...apa yah...aduh...apa yah"

"Kok kamu bingung sih? Dia kan sama sama orang kayak aku?"

"Iya aku juga gak tau kenapa dia bisa gitu...errrhh...gimana ya?"

"Kamu kok aneh sih? Apa Hayati itu orang apa hantu?"

"Orang lah...dia 100 persen manusia"

"Tapi kok dia gak ngaruh?"

"Aku gak tau Din...makanya Cascade juga merasa heran dengan kejadian itu...kata dia sih batunya rusak"

"Hmmm...aku jadi ikutan bingung Kan...sebenernya, tujuan Casey itu apa sih? kalo dia masih sayang kamu, kenapa kalian gak balikan aja? Gak usah ngelangin kamu kayak gitu...itu kan nyakitin kamu banget"

"Nah itu yang bikin heran Din...dia itu gak mau balikan, tapi di gak mau aku sama cewek lain"

Asnawi selesai membereskan gelas-gelas ke dalam laci meja bar. Setelah itu, Merry membuka kotak mesin kasir untuk menghitung keuntungan yang didapat hari ini. Asnawi kembali membantunya.

Begitu banyak rupiah yang didapat setiap harinya, walaupun warung kopi mereka sangat kecil dan masuk gang, tapi di sana selalu dipenuhi oleh pengunjung. Para pengunjung itu memilik berbagai alasan untuk ngopi disana mulai dari sekedar menikmati kopi sambil kumpul bersama teman sampai cuma ingin melihat Merry menyajikan kopi.

Merry adalah cewek populer di kampus. Dia salah satu anggota geng pimpinan Cascade yang terkenal dengan kecantikan dan kemewahannya. Banyak orang yang menyukai dirinya.

"Kanda...alhamdulillah, sekarang penghasilan kita cukup gede...baru 3 bulan buka warung kopi, udah balik modal aja nih"

"Alhamdulillah Din, semoga usaha ini terus maju dan kita bisa bikin cafe kedepannya"

"Amiiiin"

Mereka kemudian mengumpulkan semua uang yang berada di mesin kasir, lalu digabungkan dengan uang yang telah terkumpul sebelumnya. Merry menghitung pembagian keuntungan dengan serius, sedangkan Asnawi hanya menyimak.

Dua jam berlalu, hujan masih tetap deras. Asnawi menjadi salah tingkah karena tak bisa pulang menuju rumah. Hari itu ia lupa membawa jas hujan.

"Duh ini hujan gak reda reda sih dari tadi...aku gak bisa pulang"

"Hmmm...iya nih Kan...aku juga sama, mana motorku lagi dipinjem sama Rani tadi, sampe sekarang belum dibalikin"

"Rani pinjem motormu buat apa?"

"Tadi mobilnya mogok, dia gak bisa pulang, jadi aku pinjemin motor"

"Aduh gimana yah, masa kita nginep disini?"

"Yaudah...kita nginep aja disini yuk!"

"Kita mau tidur dimana? Disini gak ada kasur"

"Ada di atas Kan"

"Hah!! Bukannya diatas itu gudang?"

"Enggak dong Kan, diatas itu sekarang udah dijadiin markas sama temen temenku...yuk kita keatas!!"

Merry memegang tangan Asnawi, lalu mereka berjalan menuju tangga sempit yang berada di sudut ruangan. Begitu mereka naik ke lantai 2, Asnawi terheram heram dengan suasana di atas yang disulap menjadi sebuah kamar. Terdapat sebuah tempat tidur, lemari dan meja yang diatasnya banyak menumpuk buku-buku dan sebuah gitar. Di dindingnya banyak foto Cascade yang tengah berpose ceria bersama teman geng nya.

"Njiiirr!!! Banyak foto Cascade disini"

"Iya Kan...ruangan ini sengaja didesain buat mengenang Casey ssekaligus markas kita"

"Kenapa aku gak tau sih lantai 2 disulap kayak gini? Padahal aku tiap hari kesini"

"Salah kamu sendiri! Kamu gak pernah naek ke lantai 2"

"Kukira lantai 2 itu gudang...kenapa kamu gak bilang bilang sih!!"

"Lah kamu gak nanya!!"

"Yaelah...."

Akhirnya mereka berdua berbaring di ranjang itu, mereka berusaha untuk memejamkan mata dibawah suasana gaduh akibat rintik hujan yang menghujam atap yang terbuat dari metal.

...





Diubah oleh Martincorp 10-03-2021 08:19
g.azar
chrysalis99
symoel08
symoel08 dan 40 lainnya memberi reputasi
41
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.