- Beranda
- Wedding & Family
Wanita termahal di Indonesia | wanita suku Bugis dengan uang lamaran termahal
...
TS
Lolghhh
Wanita termahal di Indonesia | wanita suku Bugis dengan uang lamaran termahal

Membayar gadis untuk di nikahi dengan nominal yang cukup mahal, Pasti seseorang laki yang belum mapan dalam pekerjaan dan penghasilan berpikir-pikir untuk menikahinya.
Namun, tahukah kalian jika perempuan termahal yang ada di Indonesia jatuh pada suku Bugis.
Suku yang berasal dari Sulawesi Selatan ini memang memiliki karakter perempuan yang cukup mahal jika di lamar.
Suku asli Sulawesi Selatan ada dua yang paling Terkenal dengan liku-liku materi.
Jika di Tanah Toraja, yang merogok uang sampai bermiliar-miliar untuk acara kematian. Berbeda dengan suku Bugis yang harus menikahi wanita dengan uang lamaran cukup mahal.
Terbukti, sudah banyak yang viral di media sosial yang rela merogok kantong yang begitu banyak untuk menikahinya.
Tidak tanggung-tanggung seorang pejabat pemerintah di salah satu daerah di suku Bugis membayar hingga 2 miliyar rupiah demi uang lamaran
Uang Panai , Itulah sebutan untuk uang lamaran di suku Bugis. Uang tersebut di gunakan untuk acara dalam pernikahan mereka.
Selain untu acara pernikahan uang Panai biasanya di gunakan untuk kedua mempelai menjadi tabungan mereka setelah menikah.
Biasanya suku Bugis terkenal dengan berdagang.
Seorang laki-laki jika ingin menikahi perempuan dari suku Bugis harus menyediakan permintaan uang Panai yang di minta pihak keluarga mempelai perempuan.
Uang Panai dari suku Bugis menurut survei yang di lakukan oleh tim kami, Berkisaran 50 juta hingga ratusan juta rupiah.
Belum lagi jika perempuan memiliki tingkat sekolah atau pekerjaan yang mapan mungkin kalian akan mendapatkan beban tambahan uang Panai.
Arti uang panai di suku Bugis sangat lah penting yaitu mengajarkan ke seorang laki-laki bahwa perempuan itu mahal dan kalian tidak boleh seenaknya memperbodoh atau mempermainkan.
Dalam hal ini ada dampak positif dan negatif dari uang Panai yang begitu mahal.
Di sisi positif kalian pasti akan bersungguh-sungguh bekerja dan mendapatkan penghasilan jika kalian ingin menikahi seorang perempuan.
Di sisi negatif sendiri kebanyakan perempuan yang dari suku Bugis terkadang hamil duluan di karenakan ketidakmampuan sebagai laki-laki mempersembahkan uang Panai ke pihak keluarga perempuan.
Ada pula yang harus bunuh diri dari pihak perempuan di mana ketika cinta mereka tidak di restui
Kesimpulan jika bersungguh dengan perempuan nikahilah, namun di harapkan pula ke pada pihak mempelai perempuan untuk tidak membebankan terlalu banyak sesuatu kepada ke dua mempelai agar mereka bisa hidup tentram di kemudian harinya.
© Don't copy Raight ®
JANGAN LUPA KUNJUNGI SUMBER
JANGAN LUPA KLIK IKLANYA🙏🙏🙏🙏
Sumber informasi
Referensi pembaca
indramamoth dan 32 lainnya memberi reputasi
33
23.2K
282
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
9KThread•14.2KAnggota
Tampilkan semua post
ondaman
#121
Kalo kaya gini sih g kebayang perempuan Bugis mau dilamar cowo dari suku (maaf tdk sebut merk) yg kerjaan si cowo cuma tidur, makan, maen burung, kerja serabutan lalu tidur lagi.
Kalo ini dianggap budaya, ya melestarikan budaya lokal memang tidak salah, tapi kalau sampai meminang perempuan harus siapan uang ratusan sampai milyaran, ya seberapa cowo (apalagi yg masi usia produktif, 20-30thn) yg punya uang sebanyak itu?
Kalau memang mau melestarikan budaya ya g apa2, tapi nilai Rp. ny jgn mahal2 apalagi ampe milyaran.
Kalo si ortu pihak cewe nuntut seperti itu, apa tdk kasihan dgn anak ny, jadi "tidak laku", dan bila perempuan semakin tua, "nilainya" semakin turun.
Yg menjalankan rmh tangga ya pasangan ybs, bukan si ortunya, yg penting kan si cowo ini punya bibit, bebet, bobot. si cowo dari keluarga baik, sudah punya kerjaan tetap, dan sanggup bertanggung jawab.
Kalo si ortu cewe tetap ngotot dgn uang lamaran milyaran, lalu si anak "g laku", nanti si anak perempuan itu sudah umur 48 tp belum nikah, nah gimana perasaan si anak? itu sih dihargai 10 juta juga, blm tentu ada cowo yg mau lamar. lalu si ortu meninggal dunia, lalu si anak menjalankan hidupny sendirian, yg ada penyesalan ke ortu nya, hiks....
Kalo ini dianggap budaya, ya melestarikan budaya lokal memang tidak salah, tapi kalau sampai meminang perempuan harus siapan uang ratusan sampai milyaran, ya seberapa cowo (apalagi yg masi usia produktif, 20-30thn) yg punya uang sebanyak itu?
Kalau memang mau melestarikan budaya ya g apa2, tapi nilai Rp. ny jgn mahal2 apalagi ampe milyaran.
Kalo si ortu pihak cewe nuntut seperti itu, apa tdk kasihan dgn anak ny, jadi "tidak laku", dan bila perempuan semakin tua, "nilainya" semakin turun.
Yg menjalankan rmh tangga ya pasangan ybs, bukan si ortunya, yg penting kan si cowo ini punya bibit, bebet, bobot. si cowo dari keluarga baik, sudah punya kerjaan tetap, dan sanggup bertanggung jawab.
Kalo si ortu cewe tetap ngotot dgn uang lamaran milyaran, lalu si anak "g laku", nanti si anak perempuan itu sudah umur 48 tp belum nikah, nah gimana perasaan si anak? itu sih dihargai 10 juta juga, blm tentu ada cowo yg mau lamar. lalu si ortu meninggal dunia, lalu si anak menjalankan hidupny sendirian, yg ada penyesalan ke ortu nya, hiks....
0
Tutup