- Beranda
- Stories from the Heart
Asu Ajag Pegunungan Tepus : Revenge
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
breaking182
#23
BAGIAN SEMBILAN
AKU merasakansesuatu yang aneh mengganjal dada, tatkala jenasah Irfan diturunkan ke liang lahat.
“Waktunya untuk pulang kawan”, suara Suradi membuyarkan lamunan ku.
Lalu: “Siapa yang pulang?”
Suradi tertegun. Kemudian berpaling ke gundukan makam Irfan.
Katanya: “Kau tidak berdo'a agar ia pulang dengan tenang di sisi Nya?”
Aku mencobanya. Tetapi tidak mampu, kecuali mengingat beberapa ayat-ayat pendek. Itu pun kacau balau. Hampir semua pengiring jenasah sudah meninggalkan tempat itu. Tinggal dua orang dari pihak keluarga yang tetap bersimpuh. Berdo'a, seraya mencucurkan air mata. Seorang lelaki paruh baya dengan badan kekar dan besar. Rambutnya yang sudah hampir memutih sebagian. Tampak tersisir dengan rapi ke belakang. Mengkilat dengan minyak rambut yang tentu saja harganya tidak murah. Dan seorang lagi anak muda. Tubuh tinggi. Sekilas aku lihat pemuda itu melirik ke arah ku.
Pandangannya dingin. Dan seolah –olah berbicara, “ Kau lah yang bertanggung jawab!“
Wajahnya sangat mirip dengan Irfan. Aku sangat yakin pemuda itu pasti adik kandung Irfan. Akhirnya aku menurut ketika dibimbing oleh Suradi menuju ke mobilnya yang diparkir di luar komplek pemakaman.
“Kuantar ke mana ?”
“Ke rumah saja.”
“Baiklah. Istrimu sudah pulang ?”
“ Belum”, jawabku pendek.
Mobil meluncur ke jalan raya. Suasana mati di pemakaman dalam sekejap berubah hiruk pikuk dengan suasana Yogyakarta yang tetap hidup biarpun panas terik memanggang ubun-ubun. Jalanan padat merayap. AC dalam mobil seperti tidak mampu mengusir panas yang menyergap.
“Laporan pagi ini...”
Suradi nyeletuk sekedar nyeletuk.
“Mendorongku untuk berpikir lebih keras.”
“Mengenai apa?”
“Supir taksi yang mati itu. Setelah membaca laporan dari anak buahku, aku lantas menghubungi sejumlah orang dan beberapa saksi. Termasuk yang ahli. Kesimpulan mereka, bahwa orang itu bukan penderita penyakit jantung...”
“Supir taksi itu mati setelah melihat sesuatu. Sesuatu yang mampu menghentikan detak jantungnya”
Suradi hampir saja mengumpat kasar, manakala sebuah mobil menyalip mereka di tengah macetnya lalu lintas.
Aku tersenyum. “Tangkaplah dia, pak. Hanya saja pertimbangkan saranku. Sekali bapak turun, lalu lintas akan tidak karu-karuan. Aku akan merekam video mu lantas aku akan unggah di Youtube. Dan anda siap –siap viral Pak. Di hujat seluruh penghuni republik ini ”
“Br3ngsek !”
“Bagaimana dugaan skenarionya si sopir taxi itu bisa mati?”
“Mungkin sewaktu Irfan hendak pulang dari rumah perempuan yang bernama Murni. Saat itulah sang mahluk misterius datang menyerbu. Korban pertama Irfan yang terbunuh dengan tubuh tercabik –cabik. Murni yang melihat kejadian itu menjerit. Supir taksi mendengar jeritan itu. La turun dari taksinya. Baru beberapa langkah, ia sudah berhadapan dengan mahluk yang sama. Supir taksi yang kaget itu, berteriak. Lalu mati. Mahluk itu masuk ke dalam taksi. Lantas
lenyap, entah ke mana.”
“Bagaimana dengan taksi yang ditemukan dengan bemper depan yang rusak itu?”
“ Pagi tadi anak buahku memberitahu bahwa taksi yang misterius itu telah ditemukan di sebuah jalanan yang sepi. Bagian depannya ringsek karena menabrak pilar sebuah rumah “
“ Apakah tidak ada petunjuk. Kecuali sidik-sidik jari yang aneh. Sidik jari mana masih kami periksa di laboratorium.”
“Seseorang mesti melihatnya lari setelah taksi itu terhenti begitu menyambar pilar. Sudah dilacak?”
“Sudah”
“Hasilnya?”
“ Negatip. Karena tidak seorang pun yang melihat ketika mahluk itu keluar dari dalam taksi. Tempat sunyi, ingat. Tengah malam lagi,”
Suradi memajukan mobil perlahan-lahan, mengikuti arus yang bergerak terus ke depan.
“Dan kebetulan ada satu kabar bagus. diperolah dari keterangan dari seorang pemilik rumah yang pilarnya kena tabrak. Karena anjingnya terus menggonggong ribut, ia terbangun dari tidurnya. Lantas mengintip lewat jendela. Tampak sebuah taksi warna kuning berlalu. Di pinggir jalan, ia lihat ada sebuah mobil lain diparkir"
"Mobil warna gelap, yang merk maupun tahunnya tidak begitu ia ingat. Karena anjingnya berhenti menggonggong, ia meneruskan tidurnya. Baru saja hendak terlelap ia dikejutkan dengan suara berderak di luar rumah. Anjingnya kembali ribut menyalak. Lewat jendela, ia lihat mobil warna gelap tadi sudah lenyap. Sebagai gantinya, kembali ia temukan sebuah mobil taksi kuning, la mengumpat-umpat dulu setelah mengetahui pilar tembok pagar rumahnya runtuh. Baru menelepon polisi...”
Mobil meluncur lebih cepat setelah mereka melewati lampu hijau. Karena Suradi tak lagi mengatakan apa-apa, Aku nyeletuk: “Habis?”
“Oooo. Habis. Untuk sementara.”
“Kukira belum.”
“Ada yang salah?”
“Ya…beberapa kali kau menyebut kata 'mahluk'. Bukan lagi 'manusia', itu menarik perhatian saya. Alasannya?”
“Karena dokter di kepolisian. Dokter Imam. Dia punya dugaan kuat, pembunuh yang kita cari bukan manusia biasa. Sebaliknya dia juga bilang, dia dan teman-teman yang dia undang sependapat, luka-luka yang terdapat pada tubuh Irfan hanya dapat dibuat oleh kuku atau gigi taring yang selain besar, juga panjang dan runcing setajam pisau silet. Belum lagi bulu-bulu yang kita jadikan barang bukti itu...”
“Bulu. Bukan rambut.”
“Bisa benar, bisa salah. Karena kata mereka, sukar memastikan apakah bulu atau rambut yang tumbuh di sekujur tubuh seekor anjing dengan ukuran yang sangat besar.”
“an..an…anjing?”
“Kok wajahmu pucat. Bay? Apa kau belum pernah melihat anjing?”
Jantungku kembali berdeburan tidak menentu. Bulu kuduk ku meremang. Aku semakin yakin Irfan terbunuh oleh suatu mahkluk aneh. Mahkluk jadi –jadian. Dan itu oleh seekor anjing raksasa seperti yang dituturkan di cerita bersambung forum internet. Asu Ajag Pegunungan Tepus
Diubah oleh breaking182 03-03-2021 00:24
bohemianflaneur dan 13 lainnya memberi reputasi
14
