- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#72
Chapter 49
Anggota BASS langsung melakukan pengetesan Armor Suit. Semua status kekuatan pun meningkat pesat, mulai dari kecepatan, kelincahan, refleks, serta daya hancur. Apalagi dengan adanya pelontar-pelontar kecil yang diselipkan di bagian tangan dan kaki membuat pergerakan mereka semakin mengerikan. Perubahan yang tiba-tiba ini tentu saja mengagetkan penggunanya, apalagi ini adalah kali pertama mereka menggunakan Armor Suit.
Mereka masih sangat sulit mengendalikan baju ini, terutama bagian pelontar yang tiba-tiba aktif dan langsung menerbangkan mereka. Terutama Davies, pelontar dikakinya selalu aktif. Membuatnya terus menabrak dinding pembatas yang untungnya sudah diberikan penahan berupa bahan yang lunak yang terbuat dari karet.
“Dengan ini, apakah aku bisa sekuat Silver Clan itu?” dirinya langsung terpikirkan Sterling, di mana pada sesi latihan bersama. Gareth sama sekali tidak bisa melukai anggota Silver Clan itu.
“Bagaimana pak?” tanya Silva yang sedang mengontrol dari lantai dua bersama Adrian beserta staf yang mengoperasikan komputer sebagai media penunjuk kekuatan.
“Sejauh ini cukup bagus, mereka bisa beradaptasi dengan baik. Pemakaian pelontar itu cukup tricky, karena tersambung dengan otak mereka. Sehingga mereka harus pintar-pintar mengatur dengan pikirannya.”
Latihan awal yang merupakan basic seperti berlari, memukul, dan lainnya itu pun selesai dalam waktu dua jam. Silva mengarahkan mereka untuk masuk kembali ke ruangan yang mirip garasi itu. Gareth merasa kecewa pada dirinya sendiri, karena belum bisa memaksimalkan kekuatan baju tempur itu. Ia berjalan menuju ruangan sambil menundukan kepalanya.
“Oi, ada apa denganmu?” kapten Vela datang merangkulnya.
“Aku sangat payah,” ucap Gareth yang merendahkan dirinya.
“Payah? Dengar aku, dari semua anggota di sini yang aku perhatikan. Hanya dirimu lah yang sudah beradaptasi dengan sangat baik. Mungkin kamu bisa menguasainya dalam waktu dekat, percayalah,” memukul bagian dada baju tempur milik Gareth, memberikan semangat moril padanya.
Semua anggota sudah berkumpul kembali, para staf membantu mereka keluar dari baju tempur itu. ternyata efek setelahnya sangat mengejutkan, terutama bagi Gareth. Satu langkah kedepan membuat tubuhnya ambruk. Tidak hanya Gareth saja, anggota yang lain pun merasakan efek yang sama. Seakan-akan tubuh mereka menjadi berat.
“Maaf, hanya merepotkan saja,” ucap Davies yang ditolong oleh staf menuju kursi rodanya.
Staf lainnya pun membantu anggota BASS untuk bangun, dan selalu setia mendampingi mereka.
Adrian dan Silva juga turun ke lantai bawah, memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi karena telah menunjukan semangat dan kinerja yang sangat baik di hari pertama. Data-data yang mereka hasilkan sangat berarti bagi pengembangan baju tempur ini.
“Ini merupakan awal dari serangkaian latihan yang akan kami berikan, untuk itu bersiaplah…,” para staf pun mengantar para anggota menuju kamarnya masing-masing setelah Adrian menutup latihan pertama.
Serangkaian latihan pun terus berlanjut selama beberapa hari selanjutnya, terutama latihan menggenjot fisik para anggota. Ini bertujuan untuk mengatasi kelelahan yang terjadi akibat penggunaan baju tempur dalam durasi yang lama. Awalnya Davies tidak dapat mengikutinya dan selalu menempati posisi terakhir dalam hal fisik. Tetapi lambat laun Davies dapat mengejarnya, pemakaian baju tempur itu seperti memijat otot-otot Davies sehingga lahirnya keajaiban. Davies sudah dapat menggerakan tubuhnya dan kelumpuhan yang ia derita sudah hilang. Tetapi Sherlee beranggapan lain, Davies dapat kembali normal karena obat yang berada ditubuhnya sudah hilang semua, sehingga menghilangkan efeknya.
Davies dan Gareth menjadi anggota teratas dalam hal kemampuan menggunakan baju tempurnya. Masalah-masalah pelontar pun sudah tidak pernah terjadi lagi, maupun masalah kelelahan karena para anggota sudah melatih fisiknya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Adrian tentu saja senang dengan hasil ini, lalu mengumpulkan semua anggota untuk memberitahu berita senang ini.
“Kerja bagus, selama beberapa hari ini, atau sudah berapa minggu kita berada di sini? Saya sampai lupa dengan hari,” disambut dengan senyum para anggota. “awalnya saya kira program ini dapat selesai dalam jangka waktu 3 bulanan, tetapi saya salah. Kita dapat menyelesaikan ini dalam waktu singkat dan kabar baiknya adalah….,” semua memperhatikan, “kita akan masuk ke tahap selanjutnya,” Davies dan Gareth saling melirik.
Tempat Wilson Bar & Billiard masih sibuk seperti biasa, apalagi ditambah menu makanan dari chef dadakan yaitu Gonzalo semakin membuat ramai tempat ini. Sekarang masalah yang dialami oleh mereka adalah kurangnya pegawai, dikarenakan Gonzalo harus meracik minuman dan juga membuat masakan. Sedangkan Lio dan juga Solo belum mempunyai kemampuan itu. Setidaknya dibutuhkan satu orang lagi tuk membantu pekerjaan mereka.
Belum lagi ditambah getaran-getaran yang seringkali menembus sampai ke lantai atas, alasan pengerjaan pompa menjadi alasan yang harus disampaikan. Memang latihan Sterling dan juga Djohan belum menemui kata akhir, apalagi setelah ada insiden di mana secara tiba-tiba Djohan dirasuki oleh Allison. Kali ini Djohan lebih mencoba tenang, memfokuskan pikirannya sambil mempertahankan kesadarannya agar Allison tidak lagi mengambil alih tubuhnya.
“Ya…seperti itu, tarik nafas…buang nafas secara perlahan,” Sterling terus memonitor Djohan dari jarak yang dekat.
Untungnya insiden saat itu dapat diatasi dengan cepat tanpa melukai siapa pun, Djohan dapat mengontrol dirinya lagi sebelum Allison melangkah lebih jauh.
“Hm?” Sterling melihat sel-sel Beaters mulai keluar dari dalam tubuh Djohan. “bagus, tetap pertahankan fokusmu itu.
Djohan terbangun, bukan tempat latihan bawah tanah dan tidak ada sosok Sterling didepannya. Tempat ini serba putih, mirip dengan tempat di mana Djohan bertemu dengan Allison.
“Ini…apa aku berada di dalam pikiranku lagi?” tanya Djohan.
“YA! Tentu saja!” jawaban dari sosok yang dibencinya.
“Allison….,” Djohan hanya memandanginya, sementara Allison mulai mendekat.
“Hei, untuk apa kau melakuan latihan seperti itu? hanya membuang waktumu saja,” Allison meledeknya. “ingat, kau sudah memakan Beat milikku, apa itu tidak cukup?” Djohan masih diam belum menjawabnya sedikit pun.
Sterling mulai bersiap, melakukan peregangan. Karena Djohan sudah dirasuki oleh Allison lagi.
“Cih, jika kau tidak memakai tubuh Djohan. Sudah dipastikan kau akan mati sekali lagi!”
“Benarkah? Bocah ini sangat payah, masa begini saja tidak bisa?” dengan cepat tangan kanan Djohan sudah dilapisi oleh sel Beaters yang mengeras. Tetapi warnanya keseluruhan hitam.
“Ayolah Djohan, jangan sampai aku terpaksa melukai dirimu….,” Sterling berharap Djohan dapat kembali mengontrol dirinya.
Djohan masih bersama dengan Allison di dalam pikirannya ini, namun Djohan tidak melakukan apapun. Ia hanya menatap Allison yang semakin lama semakin saja menyebalkan. Namun Djohan mengingat sesuatu, dari percakapan dengan adiknya itu. Bahwa tidak baik terus memikirkan masa lalu, adanya mereka merupakan bagian dari perjalan hidup kita. Maka baiknya adalah dengan berdamai dengan masa lalu, maka pikiranpun akan menjadi tenang dalam menjalani hidup.
Djohan memegang dada Allison, “Oi! Apa yang kau lakukan?!” Allison mencoba menghindar, tetapi dirinya sama sekali tidak bisa menggerakan badannya.
“Terima kasih telah menjadi bagian dari masa laluku, pertemuan denganmu sungguh merubah hidupku,” Allison merasa jijik mendengarnya dari mulu Djohan. “aku tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, dan itu akan kujadikan sumber kekuatanku untuk terus maju. Lalu…,” Djohan terdiam sesaat. “akan kugunakan kekuatanmu untuk melindungi orang-orang yang kusayangi, orang-orang terdekat, dan juga orang-orang yang membutuhkannya….terima kasih….,” perlahan tubuh Allison pun menghilang, terkikis menjadi debu.
“Bocah sialan!” perlahan namun pasti, sosok Allison telah hilang sepenuhnya.
Lalu Djohan tersadar, dan melihat seluruh tubuhnya telah berubah. Namun tidak bertahan lama, karena lapisan yang melapisi tubunya mulai retak dan hancur.
“Jadi itu tadi Armored Mode?” tanya Djohan kepada Sterling yang masih belum paham apa yang terjadi pada juniornya itu.
“Ya…begitulah…., jadi kau ini siapa?”
“Aku Djohan, anggota Silver Clan Beaters….,” Sterling senang mendengarnya.
Quote:
Anggota BASS langsung melakukan pengetesan Armor Suit. Semua status kekuatan pun meningkat pesat, mulai dari kecepatan, kelincahan, refleks, serta daya hancur. Apalagi dengan adanya pelontar-pelontar kecil yang diselipkan di bagian tangan dan kaki membuat pergerakan mereka semakin mengerikan. Perubahan yang tiba-tiba ini tentu saja mengagetkan penggunanya, apalagi ini adalah kali pertama mereka menggunakan Armor Suit.
Mereka masih sangat sulit mengendalikan baju ini, terutama bagian pelontar yang tiba-tiba aktif dan langsung menerbangkan mereka. Terutama Davies, pelontar dikakinya selalu aktif. Membuatnya terus menabrak dinding pembatas yang untungnya sudah diberikan penahan berupa bahan yang lunak yang terbuat dari karet.
“Dengan ini, apakah aku bisa sekuat Silver Clan itu?” dirinya langsung terpikirkan Sterling, di mana pada sesi latihan bersama. Gareth sama sekali tidak bisa melukai anggota Silver Clan itu.
“Bagaimana pak?” tanya Silva yang sedang mengontrol dari lantai dua bersama Adrian beserta staf yang mengoperasikan komputer sebagai media penunjuk kekuatan.
“Sejauh ini cukup bagus, mereka bisa beradaptasi dengan baik. Pemakaian pelontar itu cukup tricky, karena tersambung dengan otak mereka. Sehingga mereka harus pintar-pintar mengatur dengan pikirannya.”
Latihan awal yang merupakan basic seperti berlari, memukul, dan lainnya itu pun selesai dalam waktu dua jam. Silva mengarahkan mereka untuk masuk kembali ke ruangan yang mirip garasi itu. Gareth merasa kecewa pada dirinya sendiri, karena belum bisa memaksimalkan kekuatan baju tempur itu. Ia berjalan menuju ruangan sambil menundukan kepalanya.
“Oi, ada apa denganmu?” kapten Vela datang merangkulnya.
“Aku sangat payah,” ucap Gareth yang merendahkan dirinya.
“Payah? Dengar aku, dari semua anggota di sini yang aku perhatikan. Hanya dirimu lah yang sudah beradaptasi dengan sangat baik. Mungkin kamu bisa menguasainya dalam waktu dekat, percayalah,” memukul bagian dada baju tempur milik Gareth, memberikan semangat moril padanya.
Semua anggota sudah berkumpul kembali, para staf membantu mereka keluar dari baju tempur itu. ternyata efek setelahnya sangat mengejutkan, terutama bagi Gareth. Satu langkah kedepan membuat tubuhnya ambruk. Tidak hanya Gareth saja, anggota yang lain pun merasakan efek yang sama. Seakan-akan tubuh mereka menjadi berat.
“Maaf, hanya merepotkan saja,” ucap Davies yang ditolong oleh staf menuju kursi rodanya.
Staf lainnya pun membantu anggota BASS untuk bangun, dan selalu setia mendampingi mereka.
Adrian dan Silva juga turun ke lantai bawah, memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi karena telah menunjukan semangat dan kinerja yang sangat baik di hari pertama. Data-data yang mereka hasilkan sangat berarti bagi pengembangan baju tempur ini.
“Ini merupakan awal dari serangkaian latihan yang akan kami berikan, untuk itu bersiaplah…,” para staf pun mengantar para anggota menuju kamarnya masing-masing setelah Adrian menutup latihan pertama.
Serangkaian latihan pun terus berlanjut selama beberapa hari selanjutnya, terutama latihan menggenjot fisik para anggota. Ini bertujuan untuk mengatasi kelelahan yang terjadi akibat penggunaan baju tempur dalam durasi yang lama. Awalnya Davies tidak dapat mengikutinya dan selalu menempati posisi terakhir dalam hal fisik. Tetapi lambat laun Davies dapat mengejarnya, pemakaian baju tempur itu seperti memijat otot-otot Davies sehingga lahirnya keajaiban. Davies sudah dapat menggerakan tubuhnya dan kelumpuhan yang ia derita sudah hilang. Tetapi Sherlee beranggapan lain, Davies dapat kembali normal karena obat yang berada ditubuhnya sudah hilang semua, sehingga menghilangkan efeknya.
Davies dan Gareth menjadi anggota teratas dalam hal kemampuan menggunakan baju tempurnya. Masalah-masalah pelontar pun sudah tidak pernah terjadi lagi, maupun masalah kelelahan karena para anggota sudah melatih fisiknya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Adrian tentu saja senang dengan hasil ini, lalu mengumpulkan semua anggota untuk memberitahu berita senang ini.
“Kerja bagus, selama beberapa hari ini, atau sudah berapa minggu kita berada di sini? Saya sampai lupa dengan hari,” disambut dengan senyum para anggota. “awalnya saya kira program ini dapat selesai dalam jangka waktu 3 bulanan, tetapi saya salah. Kita dapat menyelesaikan ini dalam waktu singkat dan kabar baiknya adalah….,” semua memperhatikan, “kita akan masuk ke tahap selanjutnya,” Davies dan Gareth saling melirik.
Tempat Wilson Bar & Billiard masih sibuk seperti biasa, apalagi ditambah menu makanan dari chef dadakan yaitu Gonzalo semakin membuat ramai tempat ini. Sekarang masalah yang dialami oleh mereka adalah kurangnya pegawai, dikarenakan Gonzalo harus meracik minuman dan juga membuat masakan. Sedangkan Lio dan juga Solo belum mempunyai kemampuan itu. Setidaknya dibutuhkan satu orang lagi tuk membantu pekerjaan mereka.
Belum lagi ditambah getaran-getaran yang seringkali menembus sampai ke lantai atas, alasan pengerjaan pompa menjadi alasan yang harus disampaikan. Memang latihan Sterling dan juga Djohan belum menemui kata akhir, apalagi setelah ada insiden di mana secara tiba-tiba Djohan dirasuki oleh Allison. Kali ini Djohan lebih mencoba tenang, memfokuskan pikirannya sambil mempertahankan kesadarannya agar Allison tidak lagi mengambil alih tubuhnya.
“Ya…seperti itu, tarik nafas…buang nafas secara perlahan,” Sterling terus memonitor Djohan dari jarak yang dekat.
Untungnya insiden saat itu dapat diatasi dengan cepat tanpa melukai siapa pun, Djohan dapat mengontrol dirinya lagi sebelum Allison melangkah lebih jauh.
“Hm?” Sterling melihat sel-sel Beaters mulai keluar dari dalam tubuh Djohan. “bagus, tetap pertahankan fokusmu itu.
Djohan terbangun, bukan tempat latihan bawah tanah dan tidak ada sosok Sterling didepannya. Tempat ini serba putih, mirip dengan tempat di mana Djohan bertemu dengan Allison.
“Ini…apa aku berada di dalam pikiranku lagi?” tanya Djohan.
“YA! Tentu saja!” jawaban dari sosok yang dibencinya.
“Allison….,” Djohan hanya memandanginya, sementara Allison mulai mendekat.
“Hei, untuk apa kau melakuan latihan seperti itu? hanya membuang waktumu saja,” Allison meledeknya. “ingat, kau sudah memakan Beat milikku, apa itu tidak cukup?” Djohan masih diam belum menjawabnya sedikit pun.
Sterling mulai bersiap, melakukan peregangan. Karena Djohan sudah dirasuki oleh Allison lagi.
“Cih, jika kau tidak memakai tubuh Djohan. Sudah dipastikan kau akan mati sekali lagi!”
“Benarkah? Bocah ini sangat payah, masa begini saja tidak bisa?” dengan cepat tangan kanan Djohan sudah dilapisi oleh sel Beaters yang mengeras. Tetapi warnanya keseluruhan hitam.
“Ayolah Djohan, jangan sampai aku terpaksa melukai dirimu….,” Sterling berharap Djohan dapat kembali mengontrol dirinya.
Djohan masih bersama dengan Allison di dalam pikirannya ini, namun Djohan tidak melakukan apapun. Ia hanya menatap Allison yang semakin lama semakin saja menyebalkan. Namun Djohan mengingat sesuatu, dari percakapan dengan adiknya itu. Bahwa tidak baik terus memikirkan masa lalu, adanya mereka merupakan bagian dari perjalan hidup kita. Maka baiknya adalah dengan berdamai dengan masa lalu, maka pikiranpun akan menjadi tenang dalam menjalani hidup.
Djohan memegang dada Allison, “Oi! Apa yang kau lakukan?!” Allison mencoba menghindar, tetapi dirinya sama sekali tidak bisa menggerakan badannya.
“Terima kasih telah menjadi bagian dari masa laluku, pertemuan denganmu sungguh merubah hidupku,” Allison merasa jijik mendengarnya dari mulu Djohan. “aku tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, dan itu akan kujadikan sumber kekuatanku untuk terus maju. Lalu…,” Djohan terdiam sesaat. “akan kugunakan kekuatanmu untuk melindungi orang-orang yang kusayangi, orang-orang terdekat, dan juga orang-orang yang membutuhkannya….terima kasih….,” perlahan tubuh Allison pun menghilang, terkikis menjadi debu.
“Bocah sialan!” perlahan namun pasti, sosok Allison telah hilang sepenuhnya.
Lalu Djohan tersadar, dan melihat seluruh tubuhnya telah berubah. Namun tidak bertahan lama, karena lapisan yang melapisi tubunya mulai retak dan hancur.
“Jadi itu tadi Armored Mode?” tanya Djohan kepada Sterling yang masih belum paham apa yang terjadi pada juniornya itu.
“Ya…begitulah…., jadi kau ini siapa?”
“Aku Djohan, anggota Silver Clan Beaters….,” Sterling senang mendengarnya.
redrices dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
Tutup