Di tahun 90-2000an ketika kereta belum ada pembenahan seperti sekarang, memang marak terjadi aksi kejahatan.

Ada seni kecepatan tangan, dan seni ini dilakukan secara berkelompok. Pencopet yang beroperasi di kereta api tidaklah sendiri, mereka kerap melakukan aksinya secara berkelompok.

Ini sih pengalaman pribadi ketika itu KRL belum berbenah menjadi commuter line, bahkan penumpang lebih banyak yang naik diatas atap. Kebetulan pas mau pulang kerumah ane telat naik kereta yang biasa karena ada pekerjaan tambahan.





Walau telat namun penumpang cukup penuh, biasanya KRL zaman dulu itu banyak berkelompok misal di gerbong satu karena keseringan bertemu jadi lama-lama kenal dan akrab bisa jadi tuker nomor telepon dan bikin komunitas. Dan disini banyak juga kisah drama yang terjadi, karena waktu itu belum ada kereta khusus perempuan jadi terkadang ada saja yang dapat jodoh di kereta atau ada juga yang selingkuh. Itu tergantung keadaan, karena tiap hari bertemu dan suka curhat bukan tak mungkin timbul-timbul rasa yang mendalam.

Tapi awalnya kelompok itu terbentuk untuk menghindari copet yang merajalela, biasanya kita mepet gerbong paling depan dan kedua pintu di gerbong itu sengaja di tahan jadi tidak bisa terbuka. Maka kawanan copet tidak bisa leluasa untuk turun naik, memang sih ide nakal tapi siapa yang berkelompok ia akan kuat dan sendiri tidak bisa berbuat apa-apa.





Nah ketika ane telat, mau tak mau sendiri. Dompet juga ditaruh di dalam tas yang di panggul dibagian depan, jadi macam tameng. Seperti biasa kereta jam kerja atau jam sibuk sangat padat, ketika tiba di stasiun yang dituju dan turun dari kereta buku di dalam tas terjatuh.

Ternyata astaga! Tas ku sudah sobek dan dompet yang adapun raib dengan beberapa lembaran merah di dalamnya, mau tak mau pulang pun lunglai jalan kaki karena tak ada uang sepeser pun untuk naik angkot.

Itu pengalamanku ketika masih merasakan sesaknya perjalanan di dalam kereta, sesudah ada kendaraan roda dua ane lebih sering naik motor bahkan setelah kereta berbenah menjadi commuter line pun tetap tak pernah menginjakkan kaki lagi di stasiun kereta.



Modus operandi copet di kereta memang bermacam-macam, ada yang menyilet tas korban, mengambil dompet dari saku penumpang bahkan ada yang mengambil tas penumpang lalu timingnya ketika kereta akan berjalan masih melaju pelan tas penumpang yang berada di pinggir pintu langsung disambar dan pencopet pun langsung turun dengan cepat. Bagaimana mau dikejar saat itu kereta mulai mempercepat lajunya.

Bahkan barang yang diambil pun berpindah-pindah tangan, akan sukar menuduh si pencopet karena barang buktinya sudah tak di dirinya lagi. Apakah kamu ada pengalaman serupa? Bisa lah saling berbagi di kolom komentar, see u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google