Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Keberadaan Tuhan dan Keberadaan Alien, Mana yang Lebih Logis?
Keberadaan Tuhan dan Keberadaan Alien, Mana yang Lebih Logis?
Gbr diambil dr BBC.com

Sebelumnya TS buka dengan permohonan, supaya trit dibaca baik-baik sebelum berkomentar. Lalu kalau bisa silahkan berdiskusi dan berdebat secara baik-baik juga.

Kalau pingin-nya nge-troll ya silahkan juga sih. Cuman jangan kecewa kalau ane ga terpancing ya...
emoticon-Leh Uga

Menurut TS pertanyaan yang jadi judul itu cukup menarik buat dibahas. Karena ada orang-orang yang percaya keberadan Tuhan dan berpendapat bahwa keberadaan Alien itu tidak masuk akal, tidak logis. Nggak logis babar blas, dasar halu! Kira-kira begitu.

Di saat yang sama ada mereka yang berpendapat bahwa keberadaan Alien itu masuk akal, sementara keberadaan Tuhan itu justru yang tidak logis.

Lalu kelompok mana yang lebih logis? Kelompok mana yang lebih masuk akal?

Kalau menurut opini TS secara pribadi, kelompok kedua-lah yang lebih logis dan lebih masuk akal.
Keberadaan Tuhan dan Keberadaan Alien, Mana yang Lebih Logis?
Gbr diambil dr www.smithsonianmag.com

TS akan berusaha menjelaskan mengapa TS berpendapat demikian.

Salah satu bukti yang dulunya sering diajukan untuk membuktikan adanya Tuhan adalah alam semesta dan isinya. Sebuah bukti konkret yang dialami sehari-hari dan hanya bisa dijelaskan dengan keberadaan Tuhan.

Siapa yang menciptakan kehidupan? Siapa yang menciptakan matahari, bulan dan bintang? Siapa yang menggerakkan hati nurani dalam diri manusia? Dsb.

Namun itu dulu, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ada banyak yang berubah dalam pengertian manusia tentang alam sekitarnya.

Secara keilmuan, Teori Evolusi, meskipun tidak menjelaskan masalah bagaimana terciptanya kehidupan dari bahan-bahan anorganik, tapi sebagai salah satu teori yang menjelaskan bagaimana spesies bisa berkembang dari organisme sederhana menjadi organisme kompleks, "meniadakan" perlunya Tuhan dalam menjelaskan proses penciptaan.

Hampir semua fenomena di alam yang sebelumnya digunakan untuk menjadi argumen, bahwa artinya keberadaan Tuhan itu perlu ada agar fenomena itu bisa dijelaskan, sudah berhasil dijelaskan secara ilmiah.

- Teori Big Bang untuk masalah penciptaan alam semesta, tata surya dan benda-benda langit lainnya.

- Teori Evolusi untuk menjelaskan tentang keberagaman makhluk hidup.

- Teori Psikologi untuk menjelaskan tentang munculnya hati nurani.

Dst

Sehingga TS merasa, tidak ada argumen ilmiah yang bisa menjadi dasar yang kuat, untuk mengatakan bahwa Tuhan itu ada. Meskipun (catat baik-baik ya) menurut opini TS, juga tidak ada argumen ilmiah yang bisa menjadi dasar yang kuat untuk mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Bagaimana dengan keberadaan Alien? Atau makhluk dari luar bumi?

Jika ilmu pengetahuan bisa menjelaskan bagaimana kehidupan bisa secara tidak sengaja terbentuk di bumi dan kemudian melalui proses yang panjang berkembang menjadi organisme yang semakin lama semakin kompleks, tanpa perlu ada campur tangan dari luar.

Maka dengan luasnya alam semesta ini, secara logis sangat dimungkinkan ada beberapa planet di tata surya lain, yang juga mengalami proses "terbentuk"nya kehidupan.

Jadi di satu sisi, tidak ada bukti atau teori ilmiah yang bisa mendukung keberadaan Tuhan. Di sisi lain meskipun belum ada bukti ilmiah tentang keberadaan Alien, tapi ada teori-teori ilmiah yang mendukung keberadaan Alien.

Sehingga menurut kesimpulan TS, secara logika, kelompok yang percaya keberadan Alien lebih logis dibandingkan kelompok yang percaya keberadaan Tuhan.

Apakah itu artinya kita harus berhenti percaya pada keberadaan Tuhan?

Menurut TS jawabannya adalah Tidak! Tidak ada alasan kuat untuk berhenti percaya akan keberadaan Tuhan.

Kok begitu?

Coba pikirkan, kalau manusia berhasil menjelaskan dan membuktikan keberadaan Tuhan, bukankah justru itu mengecilkan Tuhan yang serba Maha.

Kegagalan kita untuk membuktikan atau menjelaskan, tidak serta merta artinya hal itu tidak ada. Anak TK mungkin tidak bisa membuktikan dan/atau memahami Teori Gravitasi, bukan berarti Gaya Gravitasi itu tidak ada. Anak bayi tidak bisa memahami dan membuktikan adanya batas kecepatan universal (kecepatan cahaya), bukan berarti batas kecepatan universal itu tidak ada.

Jadi, gagalnya upaya manusia untuk menjelaskan Tuhan secara logis tidak sama artinya dengan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Itu pula sebabnya, pendekatan manusia pada Tuhan adalah melalui iman, bukan melalui logika. Iman artinya percaya meskipun tidak melihat buktinya.

Atau menyitir kata-kata Soren Kierkegaard (biar keliatan keren emoticon-Leh Uga)

"Credo quia absurdum"

Kita katakan itu iman, karena itu di luar logika kita.




Salam, semoga trit ini memancing diskusi yang sehat. Jika ada salah kata, mohon dimaafkan.

Jika hati anda panas karena anda cuma lihat judul dan malas baca, ya apa boleh buat. Gpp dah, ane minta maaf juga, toh anda jg ga baca permintaan maaf saya ini.
emoticon-Shakehand2
sukuu04
b4perman
tien212700
tien212700 dan 87 lainnya memberi reputasi
84
15.5K
552
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Tampilkan semua post
gesundheitAvatar border
gesundheit
#17
"The weakness of human is on its logical ability to perceive reality. The reality and existence within human's dimension is limited on what they could see, hear, or feel. There are a lot of things out there, to which our physic is unable to perceive. NON-EXISTENT DOESN'T MEAN NON-EXISTS. And by breaking through this limits is what makes humanity so advanced as a single species.

3500 years ago nobody ever saw a flying metal sheet with jet propeller attached on it that could travel thousands of kilometer, and anybody would have been a clown if they told such a story by that time because the object didn't exist at all nor even was perceived by mere imagination. And if human, by that time until now, decided to refuse the said hypothesis and cease to break the limit by research, we would never have a thing called airplane."

Di sini ane cuma mau bilang, apa yang menurut kita TIDAK ADA saat ini belum tentu benar-benar TIDAK ADA, bahkan ketika sudah dibuktikan TIDAK ADA, probabilitas untuk menjadi ADA tidak pernah nol. Di sinilah kita mengenal istilah SINGULARITY.

Ini cuma soal waktu siapa yang akan menemui kita duluan, alien atau tuhan. Jika tuhan yang menemui kita lebih dulu, niscaya semua manusia akan menganut kepercayaan yang menganut kepada Tuhan tersebut. Jika alien (yang dalam kasus ini adalah intelligence extra terrestial living organism) yang menemui kita lebih dulu dan mereka mengatakan mereka tidak pernah mendengar Allah, Yesus, Yahweh, Shiva, Buddha, dll sebagainya, dan tidak mengerti dengan konsep agama, niscaya semua manusia akan menjadi atheis karena klaim AGAMA BERSIFAT UNIVERSAL otomatis tertolak.
Diubah oleh gesundheit 24-02-2021 01:35
proficiat
k.o.d.o.x
Lord.NKRI
Lord.NKRI dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.