• Beranda
  • ...
  • Sista
  • Isu Perselingkuhan Ayus dan Nissa Sabyan, Bukti Bahwa Bungkus Tidak Mencerminkan Isi

Hirarahmi39Avatar border
TS
Hirarahmi39
Isu Perselingkuhan Ayus dan Nissa Sabyan, Bukti Bahwa Bungkus Tidak Mencerminkan Isi


SELAMAT DATANG DI HIRARAHMI AREA

emoticon-Big Kiss

Belakangan ini jagad maya tengah dipanaskan dengan isu perselingkuhan Ayus Sabyan dan Nissa Sabyan. Kabar ini tentunya membuat dunia hiburan Indonesia geger. Pasalnya image 'gadis imut dan baik' yang melekat di diri Nissa Sabyan membuat para fans ternganga tidak percaya. Apalagi dengan profesinya sebagai penyanyi religi dan tembang shalawat yang sangat merdu. Semakin membuat para fans berharap "Ah, semoga berita ini tidak benar."

Namun, bukti-bukti yang bertebaran di media sosial seakan memupuskan harapan penggemar Sabyan Gambus. Ya, netizen mendadak menjadi intel gadungan yang kejeliannya dalam mengumpulkan bukti perselingkuhan Ayus dan Nissa dalam waktu singkat. FBI dan CIA pun bakal kaget melihat netizen +62, hahaha. Satu per satu bukti keluar. Situasi semakin panas. Hingga pernyataan maaf pun terlontar dari bibir Ayus atas kekhilafannya.

Oke, stop! Kita tak usah membahas isu ini terlalu lama. Ya, urusan rumah tangga orang, kenapa kita yang kudu repot, kan? Namun, mari kita ambil ibrah dari kasus ini. Pelajaran berharga yang tentunya bisa menjadi pengingat bagi diri kita pribadi.

emoticon-flower



"Don't judge a book by its cover." Kalimat ini pasti sudah sangat familiar di telinga kita, kan? Nah, itulah yang terjadi kepada Nissa sekarang. Penampilan Nissa yang sangat muslimah ditambah kelihaiannya dalam bershalawat, membuat orang-orang menilainya sebagai wanita baik dan religius tentunya. Bahkan tidak pernah terlintas di benak kita bahwa ia akan menjadi seperti sekarang ini.

Namun, lagi-lagi apa? Kita memang tidak bisa menilai isi dari kulitnya. Apa yang tampak di depan mata, belum tentu adalah penilaian yang sebenarnya. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa penampilan yang religius tidak menjamin seseorang benar-benar memiliki sifat agamais yang sempurna. Kita tidak pernah tahu, maksiat apa yang dilakukan oleh orang tersebut ketika ia sedang sendiri. Pun sebaliknya, orang yang penampilannya urak-urakkan, jauh dari kata agamais, belum tentu memiliki sisi agamais yang acakadut pula. Kita tidak pernah tahu seberapa deras air matanya ketika bersujud saat shalat. Sekali lagi, bungkus tidak menjamin isi.

emoticon-flower

"Percuma berhijab kalau ujung-ujungnya jadi pelakor!"

"Mending berpakaian terbuka sekalian biar gak terlalu munafik!"

"Malu sama jilbab!"


Di postingan Nissa, banyak komentar-komentar seperti itu yang ane temukan. Apakah komentar tersebut salah? Tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Lalu bagaimana? Mari kita bahas satu per satu.

emoticon-flower



"Percuma berhijab kalau ujung-ujungnya jadi pelakor!"

Di sini perlu digaris bawahi bahwa hijab itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah. Allah mengatakan "tutuplah auratmu!" Bukannya mengatakan, "tutuplah auratmu ketika kamu merasa baik!" Hijab adalah kewajiban bukan pilihan! Jadi, siapa pun kamu, selagi kamu seorang muslimah maka wajib hukumnya menutup aurat.

"Percuma dong berjilbab kalau tampilannya rohani tapi kelakuannya roh halus?"

Tidak ada hijab yang percuma. Bila Sista ikhlas menuntup aurat, maka ada pahala untuk itu. Lalu masalah masih berbuat dosa padahal sudah menutup aurat, itu perkara lain pula. Itu perkara bagaimana kita bersikap setelah tubuh kita terhijabi, di mana bila berbuat dosa tentu dicatat. Jadi, tidak ada berhijab yang percuma.

emoticon-flower



"Mending berpakaian terbuka sekalian biar gak munafik!"

Komentar ini ada benarnya juga. Kita tahu bahwa orang non Islam menilai Islam itu seperti itu dari perilaku yang ditunjukkan oleh Muslim itu sendiri. Banyaknya orang-orang yang berpenampilan religius yang melakukan maksiat, tentu mencoreng nama Islam di mata mereka. Ane pernah mendengar komentar seorang bule non muslim yang membandingkan antara umat Islam di Arab dengan di Indonesia. Di Arab ia melihat wanita muslimah memakai pakaian tertutup dan longgar, dan seluruh dunia tahu bahwa pakaian seperti itu ialah pakaian seorang muslimah. Namun, di Indonesia ia melihat para wanita memakai pakaian ketat bahkan berlengan pendek, tapi mereka mengenakan hijab. Hal itu membuat ia merasa "aneh" dengan umat Islam di Indonesia.

Oleh karena itu, ketika kita memutuskan untuk mengenakan hijab atau jubah dan cingkrang bagi laki-laki, maka saat itu pula beban berat harus berani kita pikul. Beban apa itu? Akhlak dan tingkah laku. Ya, ketika kita sudah menutup aurat, kita dituntut untuk menjaga kesucian jilbab itu dengan menjaga tingkah laku. Karena dari sanalah umat agama lain menilai Islam itu seperti apa. Jangan sampai gara-gara kita tidak bisa menjaga akhlak padahal sudah menutup aurat, umat lain menilai Islam dengan pandangan yang buruk.

emoticon-flower

"Malu sama hijab!"



Ya, benar! Kita memang harus malu ketika sudah memutuskan untuk menutup aurat tapi masih menampakkan perilaku yang tidak pantas. Karena perbuatan itu sudah merusak nilai-nilai kemurnian hijab. Kadang, karena itulah ane setuju dengan wanita yang belum mau mengenakan hijab karena merasa dirinya belum pantas. Bukan berarti ane setuju orang tersebut berbuat dosa. Tapi memantaskan diri sebelum beristiqomah dengan hijab sepertinya memang perlu. Kecuali jika kamu sudah diajarkan berhijab sejak dini.

Buat sista yang belum mengenakan hijab dan sedang berusaha memantaskan diri, kejarlah hidayah itu. Allah hanya akan memberikan hidayah kepada orang yang Dia kehendaki. So, agar kita termasuk ke dalam golongan yang dikehendaki itu, kita sendirilah yang mengejar hidayah tersebut. Jangan sampai, mentang-mentang belum pantas dengan jilbab, kita terus-terusan terbuai dengan dosa.

Sementara untuk Sista yang sudah memantapkan hati dengan hijab, mari kita sama beristiqomah. Tidak hanya mempertahankan hijab tetap melekat di badan, tapi juga memperbaiki akhlak dan tingkah laku, agar kita tidak menodai makna 'menutup aurat' itu sendiri. Kita memang tidak luput dari salah dan dosa. Namun, dengan sentiasa mengingat-Nya, setidaknya kita punya benteng dan tameng ketika niat untuk berbuat dosa itu tiba.

Sekali lagi ane ingatkan, bahwa hijab memang tidak menjamin perilaku seseorang. Namun, ketika sudah berhijab kita harus bisa memperbaiki akhlak dan tingkah laku dengan benar, agar istilah "Percuma pakai hijab tapi kelakuan kok begitu" tidak terlontar lagi.

The End

Sekian

emoticon-floweremoticon-floweremoticon-flower

Thread by: Elhira Rahmi
Sumber: opini pribadi
Gambar: Om Google

Terima kasih






trifatoyah
takitakizumba
tien212700
tien212700 dan 20 lainnya memberi reputasi
13
8.6K
178
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
SistaKASKUS Official
3.9KThread7.5KAnggota
Tampilkan semua post
matahari728Avatar border
matahari728
#23
Banyak yang nggak menggira pasti ini si nisa sabyan terduga pelakor secara si nisya kelihatan cewe lugu bangett apalagi dia dikenal menyanyikan lagu lagu bertemakan religi
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.