Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kilang Minyak Di Tuban, Akankah Sia-Sia Karena Adanya New Energy Di Masa Depan

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Kilang Minyak Di Tuban, Akankah Sia-Sia Karena Adanya New Energy Di Masa Depan




Menarik melihat masyarakat di Tuban yang terkena ganti untung mendadak menjadi milliarder baru. Hingga rame-rame beli mobil baru, karena mendapatkan milliaran rupiah dari Pertamina yang akan membangun kilang minyak mereka di tempat tersebut.

Padahal itu para petani banyak yang tak bisa nyetir, entah untuk apa mobil tersebut dibeli mungkin untuk bergaya dan adu gengsi. Kalau saja berfikir lebih tajam, bisa digunakan untuk beli tanah di kota besar walau harga relatif mahal bisa mendirikan kost atau rumah kontrakan, atau mencari tanah yang lebih murah tidak disekitar wilayah tersebut karena otomatis warga bekas gusuran akan dikenai harga tanah lebih mahal dari harga pasaran karena tau sedang punya uang banyak.



Oke, lupakan masyarakat yang sedang euforia jadi orang kaya baru. Tapi kita lihat prospek kedepannya dari kilang minyak yang dibangun dan sudah direncanakan dari tahun 2016 yang lalu. Hal ini pun sudah tertuang oleh Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 807 K/12/MEM/2016 tentang penugasan kepada Pertamina dalam pembangunan dan pengoperasional kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.

Menariknya proyek besar tersebut memiliki investasi yang cukup besar sekitar Rp 225 Trilliun, dan Pertamina bekerjasama dengan perusahaan Rusia Rosneft. Kemungkinan besar kilang minyak itu nantinya sanggup menampung 300.000 barel per hari.

Rencana di tahun 2026 kilang minyaj ini sudah mulai beroperasi dengan memproduksi minyak mentah dengan produk olahan bensin, solar, dan avtur. Itu juga untuk memperkuat industri petrokimia.



Lantas bagaimana dengan New Energy dimasa yang akan datang, apakah tidak sia-sia membangun kilang minyak untuk saat ini. Dimana perkembangan zaman semakin pesat?

Menurut para peneliti walau industri energi listrik sudah semakin pesat, bahkan saat itu kendaraan EV (electric vehicle) sudah menjamur namun kebutuhan akan migas tak akan pernah hilang. Bahkan bahan baku EV seperti nikel akan meningkatkan Indonesia menjadi negara yang bisa setara dengan penghasil minyak di negara arab nantinya.



Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan minyak nasional 4,1 milliar barel. Dan industri di Indonesia masih membutuhkan banyak migas, jadi masa depan industri migas masih cerah bahkan Indonesia bisa bermain di banyak bahan mentah untuk industri dunia baik itu new energy maupun migas.

Cukup menarik melihat hal ini, apakah akan ada masanya Indonesia menjadi Dubai baru? Kita tunggu saja kebijakan pemimpin dalam mengolah bahan tambang di Indonesia, akankah nantinya bisa memakmurkan rakyatnya. See u next thread



emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star








Diubah oleh c4punk1950... 19-02-2021 13:35
indramamoth
m4ntanqv
tien212700
tien212700 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
8.6K
113
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Tampilkan semua post
HeriPenyorzAvatar border
HeriPenyorz
#59
Berdasarkan yg udah-udah sih masalah soal energi fossil VS green energy itu bakal terjadi semacam siklus yg sifatnya selalu berulang.,. Kalo kata anak sains ilmu pengetahuan dan teknologi itu sifatnya dinamis,., bisa berubah sesuai perkembangan jaman.,. Misal kemarin kita percaya sama teori A,., sekarang ada penelitian yg membuktikan kalo teori A itu salah,., yg bener gantian teori B.,. Besoknya lagi bisa jadi ditemukan fakta baru bahwa ternyata teori A yg lebih cocok,., teori B jadi nggak kepake lagi.,. Begitu seterusnya.,.

Di jaman dulu kan kita pernah memasuki era dimana minyak adalah komoditas yg sangat dicari dan dipuja semua orang.,. Sekarang gantian kita memasuki era dimana minyak adalah komoditas yg dibenci orang karena dianggap tidak ramah lingkungan dan semacamnya (meskipun yg make minyak masih tetep banyak),., terus orang mulai disuruh beralih ke green energy.,. Tapi di masa depan bukan nggak mungkin bakal ada momen dimana ada sebuah peristiwa atau mungkin keluar tren dan teknologi baru yg membuat orang beralih buat pake minyak lagi,., green energy yg gantian ditinggalin sama orang.,. Kurang lebih begitu ntar siklusnya.,. Apalagi sekarang sedang ada momen green energy lagi "diuji" eksistensinya karena kejadian krisis listrik di Texas sono yg disebabkan pembangkit listrik di sono (yg mayoritas pake green energy) nggak bisa diandalkan akibat musim salju ekstrim sedangkan pembangkit listrik yg berbasis energi fossil jumlahnya udah terlanjur dikurangin dari dulu jadi nggak bisa banyak membantu.,.

Kalo di bidang lain siklus kayak gini udah pernah terjadi sama kertas.,. Sekitar belasan tahun yg lalu kertas adalah salah satu komoditas yg dibenci sama aktivis lingkungan dan sebagian orang karena proses pembuatannya dianggap merusak lingkungan dan ngabisin hutan (meskipun yg make masih tetep banyak juga).,. Bahkan dulu sampe ada aktivis lingkungan yg demo di depan pabrik kertas gara-gara hal tersebut.,. Konon itulah salah satu hal yg memicu orang pada beralih dari media cetak ke media digital.,. Tapi lucunya beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan produk berlabel ramah lingkungan yg dibuatnya dari kertas.,. Dari mulai kantong belanja kertas,., piring kertas,., gelas kertas sampe sedotan dari kertas.,. Sekarang giliran plastik sama minyak sawit yg diributin sama aktivis lingkungan,., udah nggak ada yg ngeributin kertas lagi.,.

Kenapa itu bisa terjadi karena sekarang sebagian besar pabrik kertas udah pake teknologi daur ulang kertas yg canggih sehingga mereka bisa memaksimalkan penggunaan kertas daur ulang.,. Dan para pengusaha pabrik kertas ini sepertinya udah cukup berhasil meyakinkan para aktivis lingkungan bahwa apa yg mereka lakukan terhadap lingkungan hidup nggak seburuk yg dibayangin orang-orang.,.
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.