Rara1405Avatar border
TS
Rara1405
Skandal Tante Siwi
Bab 1

"Riinn, tolong bentar beliin cabai ya... Tante lupa tadi. Cepet ya, Tante mau masak untuk Ommu."

Rini, remaja berusia 14 tahun yang kini terpaksa tinggal menumpang di rumah Tantenya hanya menghela napas. Sudah biasa Tante Siwi bersikap seperti itu. Suruh ini itu tanpa henti sepanjang hari. Baru saja masuk rumah setelah membelikannya bawang, sudah disuruh lagi beli cabai.

Ibunya Rini adalah kakak kandung Tante Siwi. Rini terpaksa tinggal di rumah Tante Siwi setelah Ibunya meninggal. Karena bapak Rini bersikap acuh setelah ibunya meninggal.

Tante Siwi berusia 30 tahun, sudah menikah dan mempunyai 2 orang putri. Suaminya jarang pulang karena sering tugas keluar kota.

"Ini Tante, cabainya..."
"Makasih ya Rin...tolong temenin adik-adikmu dulu ya. Tante mau masak untuk sarapan Ommu."

Rini menuju ke ruang keluarga, dimana adik-adik sepupunya sedang bermain. Rini sempat berpapasan dengan Bibik yang lalu saling melempar senyum penuh arti.

"Kamu masak apa nih Rin?" tanya Om Gusti saat Rini masuk ruang keluarga. Rupanya Lala dan Rara sedang bermain dengan Om Gusti.

"Tante yang masak. Nggak tau masak apaan."

"Tumben..."

Rini hanya mengedikkan bahu lalu tertawa bersama Om Gusti.

"Pada ngetawain apa hayo? Ayo Pa, sarapan dulu. Terus berangkat kerja kan? Lala sama Rara biar dijagain Rini aja dulu. Rini sih gampang, nanti aja sarapannya. Ya kan Rin?"

Rini mengangguk acuh tak acuh. Sikap Tante Siwi dari dulu memang seperti itu. Udah nggak heran.

Rini memandang Om Gusti dengan pandangan iba. Om Gusti sosok seorang suami yang baik, setia, taat ibadah, bertanggung jawab dan tampan. Namun sayangnya, Tante Siwi selalu bisa membohonginya dengan berbagai alasan. Bahkan tega menyelingkuhinya.

Selingkuhan Tante Siwi pun nggak cukup satu. Rini hampir selalu menjadi korban kambing hitam untuk menutupi kesalahan dan kebohongan Tante Siwi.

"Rin, Om berangkat kerja ya. Nitip adik-adikmu." Suara Om Gusti membuyarkan lamunan Rini.

"Eh iya Om... Hati-hati di jalan ya Om..." Rini bergegas menggendong Rara dan menggandeng Lala mendekati Om Gusti dan mengantarnya sampai depan rumah. Kebetulan Rini yang masih duduk di kelas 3 SMP memang sedang libur, karena kakak kelas sedang ujian nasional.

Tante Siwi entah kemana. Dia memang selalu sok sibuk. Padahal ada 3 pembantu plus Rini yang kadang diperlakukan seperti pembantu juga.

Baru setengah jam Om Gusti berangkat, Tante Siwi sudah berdandan rapi. Seperti biasa, Om Gusti berangkat kerja, Tante Siwi pun berangkat entah kemana. Apalagi kalau Om Gusti dinas luar kota. Bisa dipastikan, Tante Siwi di rumah hanya untuk menumpang tidur. Itupun hanya dari jam 3 dini hari sampai jam 9 pagi. Bangun, mandi, sarapan lalu pergi dengan teman-temannya. Alasan meeting sana sini padahal hanya haha-hihi dengan anak buahnya. Ngakunya punya event organizer, namun semua proyeknya tidak ada yang mendulang sukses. Ya, semua usaha yang dia jalankan hanya sebagai alasan untuk bisa keluar rumah. Lepas tanggung jawab urus anak dan rumah.

"Rin, nitip adik-adikmu ya... Telpon rumah ku cabut biar nanti Om Gusti nggak bisa telepon ke rumah. Nanti Tante sms Om Gusti kalau telepon rumah rusak lagi."

"Ada urusan lagi Te?"

"Iya... Kamu tau kan gaji Om seberapa sih? Mana cukup untuk bayar pembantu 2, belum lagi makan dan lain-lain..."

Rini diam, meneruskan bermain dengan Rara dan Lala. Padahal dengan jabatan yang sekarang, gaji Om Gusti sebenarnya cukup. Asal Tante Siwi bisa mengaturnya. Rini melihat Tante Siwi masuk ke mobilnya. Lalu Mazda 626 putih yang dikendarai Tante Siwi perlahan pergi entah kemana dan dengan siapa lagi hari ini Tante Siwi berselingkuh.



Diubah oleh Rara1405 19-05-2020 10:22
c4punk1950...
politon21
makola
makola dan 35 lainnya memberi reputasi
30
31K
168
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
Rara1405Avatar border
TS
Rara1405
#89
Bab 10
Hari demi hari berlalu. Gusti masih selalu harus bersabar dengan ulah Siwi yang selalu saja penuh kebohongan. Berkali-kali Gusti membongkar kebohongannya, berkali-kali itulah Siwi berkelit dan anehnya, Gusti percaya begitu saja.
Siwi semakin di atas angin. Berhutang sana sini, lalu dilunasi oleh Gusti namun dia mengatasnamakan hutangnya sebagai bantuan untuk Rini atau orang lain padahal untuk dia berfoya-foya keluar masuk mall dan restoran mentraktir anak buah dan teman-temannya. Gaya hidup mewah memang sudah dilakoni Siwi sejak masih gadis.

"Rin, ayo ikut tante."
"Kemana lagi?"
"Udah ayo ikut aja."
Siwi memarkirkan mobilnya di halaman parkir sebuah apartemen mewah di jantung kota Jakarta. Rini mengikuti langkah Siwi memasuki lobi apartemen.
"Tunggu disini ya? Ini handphone tante. Nanti kalau Om telepon, bilang saja tante lagi diperiksa. Tadi tante pamit mau ke dokter gigi soalnya."
"Aduh bohong lagi ya?"
"Enggak. Ini nanti kita beneran kok ke dokter. Sekarang tante ada meeting sebentar sama om Tino, sama beberapa teman juga. Mereka sudah di atas. Udah pokoknya kamu bilang gitu tadi ya?"
Rini menghela nafasnya. Menolak pun percuma karena Siwi tidak menerima penolakan. Bagi Siwi, semua orang harus patuh pada ucapannya.
Rini memesan kentang goreng dan es lemontea kesukaannya. Lalu membaca majalah yang disediakan sambil menunggu Siwi yang entah sedang meeting apa. Di saat teman-temannya sedang menghabiskan waktu bersama keluarga, Rini di usianya yang masih remaja justru harus menutupi perselingkuhan Siwi.

3 jam berlalu. Siwi menghampiri Rini.
"Ada telepon, Rin?"
"Enggak."
"Kenalin ini om Tino, temen bisnis tante."
Rini mengulurkan tangannya, berjabatan dengan Tino yang diakui Siwi sebagai rekan bisnisnya.
"Sekarang kita makan dulu yuk, Rin."
"Tante bayarin ya? Aku tadi pesen kentang goreng sama es lemontea."

Setelah membayar pesanan Rini tadi, Siwi dan Rini berjalan ke parkiran.
"Cakep nggak Rin?"
"Siapa?"
"Tino tadi. Dia kaya lho. Asetnya dimana-mana, orangnya baik banget. Royal. Sukses. Cerdas. Bahagia banget istrinya."
"Bahagia itu hanya untuk orang yang bisa bersyukur. Nggak ada sih manusia yang sempurna. Mungkin yang tante lihat baru baiknya. Belum tentu dia sesempurna yang tante nilai sekarang, kalau tante jadi istrinya."
"Ah kamu mah nggak asyik. Lagian kok kamu bisa jawab se dewasa ini? Kebanyakan baca novel nih."
"Terpaksa dewasa kali ah. Lagian jangan lihat siapa yang ngomong, tapi dengar apa yang diucapkannya."
Siwi menggerutu tidak jelas sementara Rini hanya terkikik.
Ternyata Siwi dan Tino janjian makan siang di sebuah restoran padang.
"Ayo Rini, kita makan dulu ya. Rini sekolah kelas berapa?"
"Kelas 3 SMP, Om."
"Rencana mau lanjutin kemana?"
"Nggak tahu, Om. Ikutin maunya Tuhan aja lah." Rini tersenyum miris.
Tino menyudahi pembicaraan karena merasa aneh dengan jawaban Rini. Ingin bertanya lebih lanjut, namun percuma jika ada Siwi pasti semua jawaban dikuasai oleh Siwi.
Selesai makan siang, Siwi berpamitan pada Tino. Lalu menjalankan mobilnya ke sebuah mall.
"Refreshing dulu kita. Kamu mau beli baju?"
"Enggak. Sayang duitnya mending untuk beli susu adik-adik saja."
Siwi mengajak Rini keluar masuk mall sampai malam. Berkali-kali Rini merengek meminta pulang namun diabaikan oleh Siwi. Siwi seakan memiliki ekstra tenaga padahal tangannya sudah penuh dengan tas belanja.
"Plis deh tante, ayo kita pulang. Perasaanku nggak enak banget ini. Lagian kalau Om tiba-tiba pulang, gimana?"
"Enggak. Om pulang besok Jumat sore. Ini kan masih Kamis. Santai tho."
Tepat jam 12 malam, Siwi dan Rini sampai rumah. Rini sudah sangat mengantuk dan ingin segera tidur. Tapi rasa kantuknya hilang lenyap tak berbekas saat melihat Om Gusti yang membukakan pintu.
"Dari mana, Rin?"
Rini tergagap. Siwi langsung menjawab.
"Dari periksa ke dokter gigi, terus nemenin Rini jalan sama pacarnya, Pa."
"Jalan sama pacar kok sama Mama. Pacar Mama maksudnya?"
"Papa ngawur deh. Pacar Rini, lah. Kan Mama harus tanggung jawab. Udah yuk, Pa, masuk rumah. Rini juga mau istirahat itu kasihan capek."

Rini berjalan masuk mendahului Gusti dan Siwi. Entah sampai kapan harus menutupi segala kesalahan Siwi, dan entah kapan Siwi akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Diubah oleh Rara1405 21-02-2021 08:56
jampangsana
gajah_gendut
Nikita41
Nikita41 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.