- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#70
Chapter 47
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh dari sektor 13 ke sektor 1, mobil yang membawa Gareth pun tiba. Perbedaan yang mencolok begitu terasa, di mana sektor 1 ini dipenuhi oleh gedung-gedung bertingkat disepanjang jalan. Surban City sudah dikenal sebagai kota yang gila dan tidak pernah mati, tetapi atmosfernya menjadi sangat berbeda jika sudah menginjak sektor 1 ini. Hanya orang-orang berpakaian rapih yang terlihat.
“Apa tidak stress melihat orang berpakaian sama seperti itu tiap harinya?” dengan nada sedikit mengejek.
Rute selanjutnya adalah markas pusat BASS, sebagai anggota aktif Gareth belum pernah sekalipun berkunjung ke sana. Hanya Leah dan kaptennya saja yang sudah pernah mengunjungi markas pusat. Sebagai trainee pun Gareth hanya diberikan gambaran mengenai gedung dan isinya, dikarenakan tempat melatih trainee dirahasiakan, dengan tujuan dan alasan tertentu.
Mobil sedan hitam melaju ke sebuah gedung tinggi yang bersebrangan dengan gedung Surbanews Portal 1. Tempat pertama kali video dokumenter pabrik Beaters bocor ke publik. Jika dilihat dari luar markas BASS ini layaknya sebagai gedung kantoran biasa, tempatnya juga tidak tersembunyi dan sangat mencolok dekat gedung media berita. Lalu mereka masuk keparkiran bawah tanah tuk menyimpan mobil, dan sudah ada orang yang menunggunya.
“Selamat datang di markas pusat, saya Adrian,” orang ini memperkenalkan dirinya saat Gareth dan dua orang perwakilan BASS menghampirinya. Satu anggukan membuat dua orang yang mengantar Gareth pergi dan hilang dari pandangan, menunjukan bahwa tugas mereka sudah selesai.
“Ok, jadi ini kali pertama kah?” tanya Adrian yang terlihat muda itu dengan sopan.
“Hmm, ya begitulah….,” jawab Gareth.
“Kamu sudah membaca berkasnya kan? Sekarang ikut aku,” dengan senyum ramahnya. “oh iya, sayang sekali kita tidak akan naik ke atas tuk melihat-lihat kantornya secara jelas. Tetapi kita turun lagi ke bawah menggunakan ini,” memamerkan kartunya.
“Tidak masalah, aku ke sini bukan untuk tur kantor….”
Adrian membawa Gareth berjalan melalui lorong pendek dekat pintu lift biasa yang akan membawa mereka ke atas jika memasukinya. Menuju sebuah pintu khusus, yang hanya bisa dibuka menggunakan kartu yang khusus juga. Sekali menggeseknya maka pintu itu terbuka yang ternyata adalah sebuah pintu lift. Di kantor seperti ini pun ada ruangan rahasia, Adrian menjelaskannya agar tidak disusupi penyusup atau orang iseng. Semenjak membuka diri kepada publik, pengunjung dari luar pun meningkat drastis. Terutama orang-orang yang bergerak dibidang hukum, karena BASS sendiri menjadi proyek rahasia sistem pertahanan negara.
Lift yang mereka masuki hanya memiliki satu buah tombol, yang akan membawa mereka ke bawah. Gareth tidak terlalu banyak bicara kepada Adrian, ia sudah tidak sabar melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana program Mechanism ini. Pintu lift terbuka, ada lorong pendek lagi didepannya.
“Baiklah, sampai di sini tugas saya. Dan semoga harimu menyenangkan,” ucap Adrian.
“Ah..terima kasih,” pintu lift kembali menutup. “ok, hanya selangkah lagi,” Gareth memulai langkahnya dengan mantap menuju pintu didepannya.
Gareth membuka pintunya secara perlahan, tidak seperti bayangan awalnya di mana terdapat sebuah lapang besar dengan sisi-sisinya penuh alat canggih dan orang-orang sebelumnya yang mengetes alat-alatnya. Tetapi didepannya ada seorang perempuan, memakai baju ala ‘dokter’ yang menjuntai kebawah dan pakaiannya ini serba putih. Reaksi pertama yang diberikannya hanyalah sebuah ekspresi wajah penuh keheranan.
“Eh? Ini sih bukan tamu khusus, di mana pak Adrian?” tanya perempuan itu.
“Adrian? Ah…orang yang mengantarku barusan, dia sudah naik lagi,” mendengar jawaban Gareth seperti itu membuat perempuan dihadapannya kesal.
“Awas saja pak Adrian!” ekspresinya kembali berubah cepat, lalu mengenalkan diri. “saya Silva, Johana Silva. Orang yang mengantarmu barusan adalah ketuanya, eh dia sangat tidak bertanggung jawab!”
Gareth pun hanya bisa menunjukan wajahnya yang canggung, karena tiap kali Silva menyinggung Adrian. Maka raut wajahnya berubah menjadi kesal.
Area bawah tanah ini lebih mirip seperti labirin, dikarenakan banyaknya lorong yang saling menyambung satu sama lain. Silva mengenalkan tempat ini sebagai departemen senjata, mereka-mereka yang bekerja di divisi ini membuat serum pemusnah Beaters. Selain itu mereka jugalah yang membuat senjata-senjata hasil modifikasi seperti katananya kapten Julian, stun gun milik Sherlee, dan juga belati yang biasa Gareth gunakan.
“Hem! Aku tahu pasti pak Adrian menggunakan lift kunjungan agar dapat lolos dari pekerjaan ini,” Silva mengeluh lagi.
“Eh? Lift barusan?”
“Iya, tadi aku diberitahu bahwa pak Adrian akan menjemput seorang tamu untuk melihat sejauh mana pengembangan program ini. Makanya ia menggunakan lift khusus pengunjung dan aku pun sudah menunggunya. Jika untuk menyambut anggota BASS, staf juga sudah cukup untuk menjelaskannya. Lagipula orang-orang yang dipilih sudah diberikan berkasnya,” mengeluh lagi.
Karena sudah terlanjur maka Silva yang akan menjelaskan, program Mechanism ini sudah dirancang sejak lama. Hanya saja dikebut karena kejadian akhir-akhir ini yang sangat menunjukan betapa lemahnya organisasi BASS itu. Padahal sejatinya BASS itu organisasi khusus yang diisi oleh orang-orang berkemampuan tinggi, tetapi fakta dilapangan menunjukan hasil yang berbeda. Apalagi pembantaian tim sektor 10 yang begitu menyakitkan.
Orang-orang yang dipilih bukan berarti mereka orang yang lemah, tetapi orang-orang ini dipilih sebagai bentuk dukungan BASS kepada para anggota yang masih memiliki semangat dalam membasmi monster-monster ini. Saat mendengar penjelasan itu rasanya seperti petir di siang bolong bagi Gareth, artian kasarnya program ini dikhususkan bagi anggota-anggota yang mengalami cidera berat dan alat-alat berteknologi canggih diberikan untuk menopang tugas mereka sebagai anggota BASS.
“Ada apa?” Silva bertanya kepada Gareth yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Jadi….ini semua….,” kekecewaan mendalam tersirat di wajah Gareth.
Silva mencoba menjelaskannya bahwa program Mechanism itu bukan seperti yang Gareth pikirkan. Tetapi rasa antusias Gareth pun mendadak hilang, nama-nama yang ia lihat diberkas itu tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang lemah dan cacat. Daripada dibuang begitu saja, mereka harus bisa dimanfaatkan dengan berbagai cara. Pikiran negatif seperti itu menyelimuti pikiran Gareth, bahkan penjelasan Silva pun tidak lagi berguna baginya.
Setelah melakukan tur sebentar dengan melihat pekerjaan apa saja yang dilakukan di area bawah tanah ini. Silva menunjukan kamar yang ditempati oleh Gareth.
“Ini…,” Silva jadi tidak enak hati melihat Gareth yang begitu lesu. “istirahatkan dirimu, besok pelatihannya akan dimulai….,” Silva meninggalkan Gareth di depan pintu yang bertuliskan angka.
Tanpa memikirkan apa-apa lagi Gareth membuka pintunya, senyuman hangat menyambut kedatangan Gareth. Dialah Kapten Vela, seorang kapten tim sektor 13.
“Kapten?!”
“Hai, perjalanmu menyenangkan?”
Ternyata didalamnya sudah ada kapten Vela yang sudah lebih dulu dijemput. Kamar yang mereka tempati mirip kamar hotel lengkap dengan dua kasur tidur, televisi besar, lantai dilapisi karpet, lemari pakaian dan kamar mandi di dalam. Melihat kaptennya membuat Gareth senang, namun kembali sedih ketika melihat kondisi kaptennya yang memakai helm khusus yang terlihat seperti pemain rugby.
“Program penguatan kata mereka?!” Gareth melempar bawaanya hingga menabrak dinding. “program ini lebih pantas disebut pemberdayaan orang-orang cacat!” emosinya memuncak.
Kapten Vela menghampirinya, “Kamu benar, kita ini orang-orang cacat yang kalah dalam berperang,” lalu kapten Vela merangkulnya. “tapi bukan berarti kita harus menyerah dan meratapi nasib kita bukan? Inilah waktu yang tepat tuk menunjukan bahwa kita masih bisa berjuang, kita ini orang-orang kuat…,” kapten Vela melepaskan rangkulannya dan duduk kembali di tempat tidurnya. “wajahmu itu…jika aku punya tembakanku sekarang, akan kutembak wajahmu hingga hancur!” diakhiri dengan senyuman yang hangat.
Gareth pun mulai tersadarkan, ia bahkan masih ingat ketika ia menyalahkan keadaan kakinya.
Tiba-tiba suasana kembali berubah ketika Gareth memukul wajahnya sendiri dengan keras, membuat hidungnya mengeluarkan darah. “YA KAPTEN, KITA INI ORANG-ORANG YANG KUAT!”
Kapten Vela senang mendengarnya walau diakuinya tindakan Gareth sangat bodoh.
Quote:
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh dari sektor 13 ke sektor 1, mobil yang membawa Gareth pun tiba. Perbedaan yang mencolok begitu terasa, di mana sektor 1 ini dipenuhi oleh gedung-gedung bertingkat disepanjang jalan. Surban City sudah dikenal sebagai kota yang gila dan tidak pernah mati, tetapi atmosfernya menjadi sangat berbeda jika sudah menginjak sektor 1 ini. Hanya orang-orang berpakaian rapih yang terlihat.
“Apa tidak stress melihat orang berpakaian sama seperti itu tiap harinya?” dengan nada sedikit mengejek.
Rute selanjutnya adalah markas pusat BASS, sebagai anggota aktif Gareth belum pernah sekalipun berkunjung ke sana. Hanya Leah dan kaptennya saja yang sudah pernah mengunjungi markas pusat. Sebagai trainee pun Gareth hanya diberikan gambaran mengenai gedung dan isinya, dikarenakan tempat melatih trainee dirahasiakan, dengan tujuan dan alasan tertentu.
Mobil sedan hitam melaju ke sebuah gedung tinggi yang bersebrangan dengan gedung Surbanews Portal 1. Tempat pertama kali video dokumenter pabrik Beaters bocor ke publik. Jika dilihat dari luar markas BASS ini layaknya sebagai gedung kantoran biasa, tempatnya juga tidak tersembunyi dan sangat mencolok dekat gedung media berita. Lalu mereka masuk keparkiran bawah tanah tuk menyimpan mobil, dan sudah ada orang yang menunggunya.
“Selamat datang di markas pusat, saya Adrian,” orang ini memperkenalkan dirinya saat Gareth dan dua orang perwakilan BASS menghampirinya. Satu anggukan membuat dua orang yang mengantar Gareth pergi dan hilang dari pandangan, menunjukan bahwa tugas mereka sudah selesai.
“Ok, jadi ini kali pertama kah?” tanya Adrian yang terlihat muda itu dengan sopan.
“Hmm, ya begitulah….,” jawab Gareth.
“Kamu sudah membaca berkasnya kan? Sekarang ikut aku,” dengan senyum ramahnya. “oh iya, sayang sekali kita tidak akan naik ke atas tuk melihat-lihat kantornya secara jelas. Tetapi kita turun lagi ke bawah menggunakan ini,” memamerkan kartunya.
“Tidak masalah, aku ke sini bukan untuk tur kantor….”
Adrian membawa Gareth berjalan melalui lorong pendek dekat pintu lift biasa yang akan membawa mereka ke atas jika memasukinya. Menuju sebuah pintu khusus, yang hanya bisa dibuka menggunakan kartu yang khusus juga. Sekali menggeseknya maka pintu itu terbuka yang ternyata adalah sebuah pintu lift. Di kantor seperti ini pun ada ruangan rahasia, Adrian menjelaskannya agar tidak disusupi penyusup atau orang iseng. Semenjak membuka diri kepada publik, pengunjung dari luar pun meningkat drastis. Terutama orang-orang yang bergerak dibidang hukum, karena BASS sendiri menjadi proyek rahasia sistem pertahanan negara.
Lift yang mereka masuki hanya memiliki satu buah tombol, yang akan membawa mereka ke bawah. Gareth tidak terlalu banyak bicara kepada Adrian, ia sudah tidak sabar melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana program Mechanism ini. Pintu lift terbuka, ada lorong pendek lagi didepannya.
“Baiklah, sampai di sini tugas saya. Dan semoga harimu menyenangkan,” ucap Adrian.
“Ah..terima kasih,” pintu lift kembali menutup. “ok, hanya selangkah lagi,” Gareth memulai langkahnya dengan mantap menuju pintu didepannya.
Gareth membuka pintunya secara perlahan, tidak seperti bayangan awalnya di mana terdapat sebuah lapang besar dengan sisi-sisinya penuh alat canggih dan orang-orang sebelumnya yang mengetes alat-alatnya. Tetapi didepannya ada seorang perempuan, memakai baju ala ‘dokter’ yang menjuntai kebawah dan pakaiannya ini serba putih. Reaksi pertama yang diberikannya hanyalah sebuah ekspresi wajah penuh keheranan.
“Eh? Ini sih bukan tamu khusus, di mana pak Adrian?” tanya perempuan itu.
“Adrian? Ah…orang yang mengantarku barusan, dia sudah naik lagi,” mendengar jawaban Gareth seperti itu membuat perempuan dihadapannya kesal.
“Awas saja pak Adrian!” ekspresinya kembali berubah cepat, lalu mengenalkan diri. “saya Silva, Johana Silva. Orang yang mengantarmu barusan adalah ketuanya, eh dia sangat tidak bertanggung jawab!”
Gareth pun hanya bisa menunjukan wajahnya yang canggung, karena tiap kali Silva menyinggung Adrian. Maka raut wajahnya berubah menjadi kesal.
Area bawah tanah ini lebih mirip seperti labirin, dikarenakan banyaknya lorong yang saling menyambung satu sama lain. Silva mengenalkan tempat ini sebagai departemen senjata, mereka-mereka yang bekerja di divisi ini membuat serum pemusnah Beaters. Selain itu mereka jugalah yang membuat senjata-senjata hasil modifikasi seperti katananya kapten Julian, stun gun milik Sherlee, dan juga belati yang biasa Gareth gunakan.
“Hem! Aku tahu pasti pak Adrian menggunakan lift kunjungan agar dapat lolos dari pekerjaan ini,” Silva mengeluh lagi.
“Eh? Lift barusan?”
“Iya, tadi aku diberitahu bahwa pak Adrian akan menjemput seorang tamu untuk melihat sejauh mana pengembangan program ini. Makanya ia menggunakan lift khusus pengunjung dan aku pun sudah menunggunya. Jika untuk menyambut anggota BASS, staf juga sudah cukup untuk menjelaskannya. Lagipula orang-orang yang dipilih sudah diberikan berkasnya,” mengeluh lagi.
Karena sudah terlanjur maka Silva yang akan menjelaskan, program Mechanism ini sudah dirancang sejak lama. Hanya saja dikebut karena kejadian akhir-akhir ini yang sangat menunjukan betapa lemahnya organisasi BASS itu. Padahal sejatinya BASS itu organisasi khusus yang diisi oleh orang-orang berkemampuan tinggi, tetapi fakta dilapangan menunjukan hasil yang berbeda. Apalagi pembantaian tim sektor 10 yang begitu menyakitkan.
Orang-orang yang dipilih bukan berarti mereka orang yang lemah, tetapi orang-orang ini dipilih sebagai bentuk dukungan BASS kepada para anggota yang masih memiliki semangat dalam membasmi monster-monster ini. Saat mendengar penjelasan itu rasanya seperti petir di siang bolong bagi Gareth, artian kasarnya program ini dikhususkan bagi anggota-anggota yang mengalami cidera berat dan alat-alat berteknologi canggih diberikan untuk menopang tugas mereka sebagai anggota BASS.
“Ada apa?” Silva bertanya kepada Gareth yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Jadi….ini semua….,” kekecewaan mendalam tersirat di wajah Gareth.
Silva mencoba menjelaskannya bahwa program Mechanism itu bukan seperti yang Gareth pikirkan. Tetapi rasa antusias Gareth pun mendadak hilang, nama-nama yang ia lihat diberkas itu tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang lemah dan cacat. Daripada dibuang begitu saja, mereka harus bisa dimanfaatkan dengan berbagai cara. Pikiran negatif seperti itu menyelimuti pikiran Gareth, bahkan penjelasan Silva pun tidak lagi berguna baginya.
Setelah melakukan tur sebentar dengan melihat pekerjaan apa saja yang dilakukan di area bawah tanah ini. Silva menunjukan kamar yang ditempati oleh Gareth.
“Ini…,” Silva jadi tidak enak hati melihat Gareth yang begitu lesu. “istirahatkan dirimu, besok pelatihannya akan dimulai….,” Silva meninggalkan Gareth di depan pintu yang bertuliskan angka.
Tanpa memikirkan apa-apa lagi Gareth membuka pintunya, senyuman hangat menyambut kedatangan Gareth. Dialah Kapten Vela, seorang kapten tim sektor 13.
“Kapten?!”
“Hai, perjalanmu menyenangkan?”
Ternyata didalamnya sudah ada kapten Vela yang sudah lebih dulu dijemput. Kamar yang mereka tempati mirip kamar hotel lengkap dengan dua kasur tidur, televisi besar, lantai dilapisi karpet, lemari pakaian dan kamar mandi di dalam. Melihat kaptennya membuat Gareth senang, namun kembali sedih ketika melihat kondisi kaptennya yang memakai helm khusus yang terlihat seperti pemain rugby.
“Program penguatan kata mereka?!” Gareth melempar bawaanya hingga menabrak dinding. “program ini lebih pantas disebut pemberdayaan orang-orang cacat!” emosinya memuncak.
Kapten Vela menghampirinya, “Kamu benar, kita ini orang-orang cacat yang kalah dalam berperang,” lalu kapten Vela merangkulnya. “tapi bukan berarti kita harus menyerah dan meratapi nasib kita bukan? Inilah waktu yang tepat tuk menunjukan bahwa kita masih bisa berjuang, kita ini orang-orang kuat…,” kapten Vela melepaskan rangkulannya dan duduk kembali di tempat tidurnya. “wajahmu itu…jika aku punya tembakanku sekarang, akan kutembak wajahmu hingga hancur!” diakhiri dengan senyuman yang hangat.
Gareth pun mulai tersadarkan, ia bahkan masih ingat ketika ia menyalahkan keadaan kakinya.
Tiba-tiba suasana kembali berubah ketika Gareth memukul wajahnya sendiri dengan keras, membuat hidungnya mengeluarkan darah. “YA KAPTEN, KITA INI ORANG-ORANG YANG KUAT!”
Kapten Vela senang mendengarnya walau diakuinya tindakan Gareth sangat bodoh.
redrices dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
Tutup