Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ordinary.thingAvatar border
TS
ordinary.thing
Sebuah Renungan: Untuk Apa Hidup?

Sejak manusia dilahirkan, ia ditakdirkan untuk berjuang. Pun hingga manusia ditiadakan, ia perlu berjuang. Apalagi dalam menjalani hidup. Sendiri atau dengan siapa, hidup adalah tentang perjuanagn. Tapi perjuangan macam apa yang sebenarnya tengah diusahakan manusia-manusia itu? Berjuang untuk apa? Agar bagaimana? Apa esensi sebuah hidup sebenarnya? Mari kita sedikit diskusi di sini.

Agama. Bagi seorang beragama, apapun kepercayaannya kita dituntut agar segala usaha di dunia ini harus dengan pedoman atau peta hidup yang dikaruniakan oleh Tuhan YME. Semua yang kita lakukan dalam hidup kelak akan dimintai pertanggungjawaban di dunia keabadian esok. Yeah, itu yang paling esensial dalam pelajaran hidupku sampai kini. Di mana kesadaran tentang tingkah laku sedikit banyak menjadi beraturan. Berpikir sebelum bertindak ada di dalamnya.

Lalu, jika sudah berpikir demikian esensi hidup seperti apa yang hendak dikejar? Jika akhirat sudah menjadi tujuan, untuk apa keduniawian? Tapi, kita juga hidup di lingkungan yang secara rasional membutuhkan keduniawian. Lantas, mana yang lebih krusial untuk dikejar? Memang, katanya, kejarlah akhirat jangankejar dunia maka akan kau dapati keduanya. Seperti halnya, ketika kita meminta gelas, kita hanya akan dikasih gelas. Coba minta air, pasti dikasih gelas juga. Kurang lebihnya seperti itu. Nah, sudah demikiankah kita menjalani hidup? Dan sesederhana itukah hidup?

Realitanya, dalam seperlima abad telah kuhabiskan hidup ini. Entah manusia kurang syukur yang bagaimana, esensi tentang hidup yang benar-benar hidup belum kutemukan. Kejar akhirat memang belum sepenuhnya kulakoni, bukan karena tak percaya tapi desakan lingkungan yang terlalu menganggap tak biasa hal seperti itu. Untuk dunia pun kakiku masih bingung harus dipijakkan ke arah mana. Gelap!

Anak usia 10an tahun masih sibuk berangan tentang cita-cita yang akan ia lakoni kelak saat dewasa. Tapi, tak tahukah sepelik ini menjadi dewasa. Saat angan dan ingin yang telah disusun sedemikian indah, dirangkai sedemikian rapi ternyata banyak hambatan, kurang suport system lah, kurang motivasi lah, ditabrak galau asmara lah, orang tua kurang restu lah, dan masih banyak persoalan yang dianggap sepele oleh bocah-bocah belia yang memimpikan kedewasaan.

Mungkin terdengar aku seorang pecundang, kan? Seorang pesimistis, insekyur, kurang syukur? Mungkin benar begitu. Ketika satu rencana ternyata dihempas nyata yang benar-benar jauh dari realita, kemudian kisah asmara dan juga keuangan tak seperti yang didambakan. Bukan kurang syukur, tapi kadang instropeksi diri, dosa apa sehingga cobaanku sebegini beratnya? Atau, sesukses apa nanti diriku koh ujianku sebesar ini.

Hidup itu sawang sinawang, memang. Lantas esensi hidup yang seperti apa yang kalian lakoni saat ini, atau mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang? Mari diskusi....

#weng16
andrian0509
bukhorigan
tien212700
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
3
767
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
yugi17Avatar border
yugi17
#6
Ane pernah mempertanyakan ini ato mndiskusikan ini dgn tman malah wktu msh SMP. Dn emg itu pertanyaan ttg hidup dn tujuannya tdk segampang jwaban dr ortu ato org2laen. Mnurut ane itu brdsrkn pengalaman msing2 dn bg ane yg islam itu jg adlh hidayah dr Allah.Ya intinya tdk merugikan org laen aj dlu hhee paling simpel dah
ordinary.thing
ordinary.thing memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.