Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kafir.as.leaderAvatar border
TS
kafir.as.leader
Tolak Bayar COD Setelah Buka Paket, Amzi Mengaku Punya Massa & Ancam Polisikan Kurir


Video viral yang memperlihatkan perdebatan antara seorang pria dan kurir lantaran tolak membayar barang Cash on Delivery (COD) berbuntut panjang.

Sejumlah fakta terungkap, termasuk kedua pria yang ada di dalam video merupakan warga satu kampung dan saling kenal.

Bahkan, konsumen bernama Amzi dan kurir bernama Noppel sampai berimbas pada ancaman membawa masalah itu ke kantor polisi.

Ya, Amzi mengancam Noppel untuk beritikad baik meminta maaf, bila tidak dirinya mengancam membawa masalah ke pihak berwajib.

Seperti yang diketahui, Amzi (33) warga Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi membeli sepatu melalui marketplace dengan sistem pembayaran COD dengan kurir yang mengantar adalah Noppel.

Namun masalah pun dimulai saat kurir mengantar paket pukul 16.00 Wib, terjadilah keributan konsumen antara Amzi dengan kurir bernama Noppal.

Amzi menolak untuk membayar barang COD sebeser Rp 360 ribu karena pesanannya tak sesuai keinginan.

Penolakan bayar itu karena dia melihat dari tulisan di kotak hingga saat membuka isinya yang tidak sesuai ukuran pesanannya.

Karena viralnya video konsumen tolak bayar barang COD ke kuri, berbagai netizen dari manapun membanjiri kolom komentar media sosial milik Amzi dan sang istri, yang isinya rerata bernada negatif.


Pada dasarnya Amzi mengaku bukan orang yang tidak mampu membayar paket itu, pasalnya dirinya mengaku seorang pebisnis, dirinya mengaku sebagai seorang tauke sawit di daerahnya.


Hanya saja karena dia merasa pesanan tidak sesuai barang yang datang, ia menolak untuk membayarnya, dan sempat membuka paket untuk memastikan kondisi pesanannya.

Terkait komenter negatif di sejumlah media sosial yang memposting video viral yang direkam oleh sang kurir, dia mengatakan silakan saja netizen berkomentar mengenai dirinya.

"Tapi saya minta satu, jangan terlalu menghujat. Cari bahasa yang lebih enak,” ungkap Amzi kepada Tribunjambi.com saat ditemui di rumahnya, pada Jumat (12/2/2021).

Ia mengatakan saat ada kata hujatan, ia menyimpan dan menolak menanggapi.

"Saya screenshoot, saya kirim ulang ke mereka," jelasnya.

Amzi mengisahkan tentang pesanan yang tidak dibayarnya, bahkan dibukanya itu.

Awalnya Amzi melihat iklan sepatu dari Facebook, saat ia klik lalu terhubung ke sebuah marketplace.

Dia tidak tahu bagaimana aturan COD yang ada di marketplace tersebut, lalu dia bertanya ke kurir.

“Biasanya, kurir ada yang bilang kita foto lalu kita retur. Tapi ini tiba-tiba saja dia (kurir) ngotot, dan langsung mengatakan tidak bisa, harus dibayar karena sudah peraturan,” kata dia.

Amzi mengatakan, kalau memang Noppal tidak mendapat fee atau semacamnya karena pesanan ditolak, ia bisa saja memberi ganti rugi.

Namun karena barang yang diterima tersebut tidak sesuai pesanannya, maka dia tidak mau menerima barang itu dan juga tidak mendapat penjelasan mengembalikannya.

Awalnya dia sudah curiga saat paket diantar kurir.

Dia mengatakan, bahwa kotak paket, tertera ukuran sepatu 40.

Namun, setelah dibuka, ternyata ukurannya 41.

Sementara nomor sepatu yang dipesan sesuai ukuran kakinya adalah 39.

Amzi mengaku memang baru sekali memesan barang melalui online.

Terkait keributan dengan kurir, Amzi bilang sebenarnya tidak keberatan bayar biaya kirim, tapi menolak membayar barang.

Amzi juga menyayangkan video yang diunggah menayangkan data pribadinya secara lengkap, mulai dari tempat tinggal dan juga nama lengkap.

Menurut Amzi, ini pencemaran dan menggiring opini.

Karena menganggap ada unsur pencemaran nama baik, Amzi menunggu itikad baik Noppal selaku kurir yang memvideokan dan posting di media sosial itu.


“Ini WhatsApp saya sudah 5.000 pesan masuk tidak saya buka setelah video itu viral, dari seluruh Indonesia,” kata dia.

“Kalau netizen menghujat itu tidak masalah yang penting tidak terlalu kasar. Ini ada juga yang menghujat berlebihan, saya perhatikan saja,” kata dia.



Tapi kalau ada itikad baik secara kekeluargaan kondisi ini bisa diperbaiki.

Amzi menyebut mencalonkan diri sebagai kepala desa Ampelu Tuo, dan mengklaim punya pemilih 1.000 orang.

Namun ia mengaku tak ingin menggerakan massanya untuk masalah tersebut.

Pasalnya Amzi masih satu kampung dengan sang kurir, Noppal. Bahkan dia kenal dengan keluarga Noppal.


https://www.tribunnews.com/regional/...lisikan?page=4
richardus96
ridwan.aniu
fc88
fc88 dan 43 lainnya memberi reputasi
40
23.4K
585
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
kankenkinkunkonAvatar border
kankenkinkunkon
#203
Banyak yang bilang sistem COD liat dulu baru bayar.

Iya. Itu kalo penjualnya langsung yang dateng. Lag kalo make kurir? Ya beda ceritanya.

Jaman berkembang, tatanan bahasa juga berkembang.

Kebayang gak ribetnya kurir kudu bawa 2 cadangan barang cuma buat 1 pesanan. Kalau dalam 1 hari dia anter sedikitnya 30 paket, mau dia bawa 90 barang (30 barang yang dipesen, 2 cadangan buat tiap paket). Ribet.

Kalo sistem COD yang kalian maksud itu biasanya dari tangan pertama. Jadi yang pembeli temuin itu memang orang yang mau menjual, bukan kurir.

Dan sistem itu juga awalnya berkembang dari jual beli di FB, TW, IG, atau mungkin FJB disini. Kalo skala besar kaya shopee atau tokped dll, seller mau cod berapa kali sehari? Dari pasa buat cod ke pembeli, mending bikin bazzar sekalian daripada bikin olshop kalo konteks cod masih kaku kaya yang disebut sebelumnya.

CMIIW
belnia
scorpiolama
nowbitool
nowbitool dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.