MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#2825
BAGIAN 39
PEKERJAAN BARU
part 1

Udara yang dingin tengah menyelimuti kota Bandung di malam yang sepi. Suara burung-burung malam tampak saking bersahutan dengan suara hewan malam lainnya macam Jangkrik dan Belalang.

Asnawi tengah memainkan permainan cintanya dengan Utami diatas ranjang. Dua insan beda alama itu tampak sangat menikmati gairah birahi yang mencuat tinggi.

Asnawi menjelajahi bagian bagian sensitif pada tubuh Utami dengan lidahnya. Tentunya hal itu membuat Utami mendesah dan menggila. Ia melingkarkan tangannya ke leher Asnawi, lalu mencium bibirnya.

Utami kali ini bisa memadatkan tubuhnya seperti Hayati, sehingga dirinya merasa jadi hidup kembali dan menikmati gelora panasnya percintaan dengan Asnawi. Hal itu disebabkan oleh aliran energi kehidupan yang dipancarkan oleh Asnawi. Untuk itulah, kenapa Utami jadi sering bercinta dengan Asnawi karena selain memberilan kenikmatan yang hakiki, dirinya bisa semakin eksis menjadi arwah gentayangan.

"Ahh...ahhh...ahh...Wi...masukin dong sekarang!!" bisik Utami.

"Kamu udah engas berat Mi?" tanya Asnawi sambil menjilati puting susu Utami.

"Udah jangan banyak nanya ahh!! Masukin Wi"

"Iya Bawel!!"

Asnawi mengarahkan monster kyubi peliharaannya menuju lubang surga milik Utami yang tampak sempit dan berwarna merah muda. Kemudian Asnawi memasukannya kedalam lubang itu. Seketika, Utami mendesah. Asnawi lalu menggerakan pinggulnya untuk mempercepat penetrasi.

Utami pun memeluk Asnawi semakin erat, lalu mereka kembali berciumam. Suata decitan akibat gesekan alat kelamin merekapun terdenhat cukup nyaring. Utami mengeluarkan banyak cairam cinta dari lubang surganya.

"Ahh...ahh...ahh...genjot terus Nawi"

"Iya ini udah kali Mi"

"Enak banget Wi...ahh..ahh..ahh"

"Mi...kamu makin kesini makin cakep"

"Masa sih Wi?"

"Sumpah Mi"

Utami pun tersipu malu dengan pujuan Asnawi yang sambil melalukan penetrasi. Utami sangat menikmati goyangan pinggul Asnawi.

Suasana malam semakin liar, Asnawi dam Utami memperagakan berbagai gaya bercinta demi memenuhi hasrta birahi mereka.

Akhirnya Asnawi melepas cairan cintamya di dalam tubuh Utami dan gunung asmara pun meletus. Asnawi tampak sangat kelelahan malam itu, ia berbaring di sebelah Utami.

"Wi...makasih ya udah ngasih energi buat aku" bisik Utami.

Akan tetapi, Asnawi terlihat tidak bahagia. Matanya berkaca kaca menyiratkan suatu kesedihan.

"Kamu kenapa Wi?"tanya Utami.

"Entahlah Tami, akhir akhir ini aku ngerasa kalo hidupku berantakan"

"Berantakan gimana maksudmu Wi? Kamu kan sekarang udah punya kerja, kamu punua gaji gede, terus kamu udah punya pacar...emang apalagi yang bikin kamu berantakan?"

"Ya semua itu Mi, aku tuh ngerasa kalo aku ini sebenernya gak berguna...aku selalu tergantung dari orang lain...seperti pekerjaan, aku dapet dengan mudah dari Bi Asih...dia ngasih gaji gede, aku jadi tergantung sama dia gitu Mi"

"Kamu harusnya bersyukur tauuuuk!! Punya pacar segala bisa dan kaya...bisa ngasih kerjaan"

"Iya Mi, aku bersyukur kok sama semua ini, tapi aku ngerasa kalo aku ini cuma jadi beban buat Bi Asih...apalagi sekarang aku jadi deket lagi sama Merry...dan tiap hari aku bercinta sama kamu...entah apa yang merasukiku Mi...kenapa aku jadi cowok brengsek?

"Kamu kerasukan jin brengsek kali Wi..."

"Bisa jadi, emang menurutmu aku brengsek ya?"

"Brengsek banget Wi..."

"Njiiir!!! Alasannya apa?"

"Ya...kamu itu gak tau terima kasih ya, Bi Asih udah baik sama kamu tapi kamu malah gak setia...kamu selingkuh sama Merry...dan ditambah kamu selalu nidurin aku tiap malem...aku dijadiin mesin pemuas birahimu"

"Tunggu dulu! Bukannya aku yang dijadikan pemuas nafsu birahi sama kamu? Kamu selalu maksa aku ngelakuin itu kan!! Dasar setan triplek!!!"

"Tapi kamu duluan yang rudapaksa aku Raja Coliii!!!"

Akhirnya mereka berdebat, hingga berlanjut jadi aksi baku hantam. Asnawi dan Utami bergumul diatas ranjang, mereka saling memukul, mencubit dan menggelitik.

Setelah puas menyerang, mereka pun berhenti dan kembali berbaring sambil menenangkan diri. Pergumulan itu dimenangkan oleh Utami.

"Kamu itu udah brengsek...lemah lagi, masa sama aku aja kalah"

"Aku sengaja ngalah Mi"

"Alah!! alesan...dasaer brengsek!!"

"Bener kan! Aku ini cowok brensek?"

"Iya bener, kamu cowok brengsek dan lemah...tapi...aku suka sama cowok brengsek dan lemah"

Utami membungkuk mendekatkan wajahnya ke wajah Asnawi, lalu ia mencium bibirnya. Mereka kembali saling bercumbu diatas ranjang.

"Kamu adalah cewek paling berisik, galak, rese, nyebelin yang pernah kukenal...aku suka kamu"

"BODO...BODO...BODO!!!!! KAMU NGESELIN!!" teriak Utami sambil tersipu malu.

"Yaelah, aku serius"

Utami bertingkah aneh, ia memunggungi Asnawi. Mukanya tampak memerah mendengar ucapan Asnawi. Tubuhnya pun tibt-tiba dipeluk oleh Asnawi dari belakang.

"Kamu mah orang eh setan aneh Mi...dibilang suka malah ngambek"

"IHHH BODO!! AKU GAK SUKA AAAH"

"Hmmmm...yaudah deh, tapi asal kamu tau, aku jujur lho"

"Jangan bahas!!"

Asnawi pun terdiam, Utami semakin gelisah. Pelukan Asnawi membuat jiwanya bergetar dan tubuhnya pun seakan memanas. Hatinya kali ini sangat sulit untuk dibohongi. Utami merasakan apa yang sudah lama tak ia rasakan, yakni jatuh cinta. Sebelumnya ia tak merasakan apapun ketika Asnawi berkali-kali bercinta dengannya, namun kali ini ia sangat senang ketika Asnawi bilang suka kepadanya.

Utami pun berusaha untuk tidak menunjukkan perasaanya terhadap Asnawi. Ia mencoba mengalihkan topik obrolan dengan Asnawi.

"Wi...kenapa kamu bisa ngerasa jadi beban?"

"Yah...aku selalu dibantu sama dia Mi, tapi berengseknya aku malah deket sama Merry"

"Kenapa bisa?"

"Aku selama ini ngerasa gak bahagia Mi, semenjak ditinggal Hayati, aku berusaha mencari sosok pengganti...sosok cewek yang bener bener mencintaiku setulus Hayati...pertama aku mencoba balikan sama Cascade, tapi dia malah ninggalin aku ke Perancis...akhirnya aku pacaran sama Bi Asih...awalnya aku seneng banget pacaran sama dia, karena Bi Asih sangat perhatian dan baik sama aku...tapi semenjak dia dijadiin direktur restoran sama Mommy Cascade, aku jadi merasa jauh sama dia Mi...dia jadi sibuk ngurusin restoran yang punya 3 cabang...ditambah dia sekarang jadi selebriti chef, semakin gak ada aja quality time yang bisa kita dapet"

"Jadinya kamu selingkuh sama Merry?"

"Sebenernya aku gak mau sebut itu seligkuh, soalnya kita cuman Adek-Kakak"

"SAMA AJA KALI...DASAR RAJA COLIIII!!!"

"Ya beda lah...adek-kakak kan gak maen cinta-cintaan"

"Lha...aku tebak, pasti kau udah tidur sama Merry yah?"

"Hadeeeeuuh..."

"Hahahaha...bener kan, masa adek-kakak begituan? Pamali dong"

"Udah-udah...jangan bahas itu ah!! Akutuh kasian sama Merry Mi...dia dicampakkan sama keluarganya pas dia kecelakaan...terus dia juga lumpuh...aku gak tau kenapa dia bisa berdiri lagi tapi itu sebuah keajaiban"

"Kasihan sih kasihan...tapi jangan ditidurin juga dong"

"Semua itu karena aku sayang sama dia Mi...sama kayak aku sayang ke kamu"

"ANYEEEEEEENKK!!!! JANGAN BILANG GITU LAGI AHHHH!"

"Yaelah, dasar setan triplek lebay"

"Aku gak mau bahas itu Wi...lebih baik jelasin kenapa kamu sayang Merry?"

"Kan udah aku kasih tau dari awal Mi, aku tuh merasa sedih ketika ditinggal Hayati, aku mencari sosok penggantinya...Bi Asih juga makin sibuk dan aku nyaris susah buat sekedar ketemu sama dia...tapi sebaliknya, malah Merry yang semakin mendekat sama aku...dia sekarang diangkat jadi asisten direktur sama Bi Asih dan mengurusi urusan restoran...maka otomatis ketemu sama aku setiap hari yang kerja sebagai pelayan"

"Hmmmm...gitu ya, aku ngerti perasaan kamu Wi...kamu begitu cintanya sama Mbak Kunti, sampe-sampe kamu nyaris gila"

"Bukan nyaris lagi Mi, tapi aku udah gila beneran"

"Maksudnya?"

"Sampe sekarang aku masih Insomnia Mi, aku harus minum obat kalo mau tidur...tapi yang lebih gila adalah...aku meganggap semua cewek yang deket sama aku adalah Hayati...aku mencintai mereka selayaknya aku mencintai Hayati...dan itu termasuk kamu dan bahkan kakakku sendiri"

"APAAAAAAAAAAH!!! KAMU NGANGGEP KAKAKMU HAYATI JUGA?"

"Iya Mi...aku juga mencintainya, aku....aku....arrrrrrrgggghhh...aku gak bisa berkata kata lagi"

"Astaga naga....kamu bener bener gila Wi"

"Ya..aku gila Mi"

"Tapi...tapi...tapi...Kakakmu gimana?"

"Dia menerimaku Mi, karena kakakku juga gila"

"Ya Tuhan...kalian bener bener ya!!"

"Aku gak tau harus gimana lagi Mi, maafin aku Mi...aku"

"Wi...aku gak akan berpaling darimu...aku akan berusaha menolong kamu"

"Makasih Mi...kamu memang kekasihku yang baik"

"ANYIIIIIIIINK...UDAH DONG JANGAN BILANG GITU LAGI bodoh!!! AKU BUKAN KEKASIHMU"

"Iya deh..maaf, yaudah aku juga gak mau bercinta lagi sama kamu kalo gitu"

"IHHH JANGAN DONG!!!! AKU BUTUH ASUPAN ENERGI DARI KAMU WI"

"Hahahahaha....wajahmu memerah Mi..hahaha kayak udang rebus"

"BODO AHH"

Utami kembali salah tingkah, ia memukuli Asnawi yang tertawa terbahak bahak. Kali ini dia tak bisa menahan lagi rasa malunya, sampai akhirnya mereka kembali bergumul diatas ranjang dan dilanjutkam dengan bercinta ronde kedua.

"Huh! Huh! Huh! Pinggangku sakit Mi! Kita maen terus"

"Dibilangin udahan, kamu malah ngajak lagi...dasar gila!!"

"Abisnya kamu ngegemesin banget sih, jadi aku pengen lagi"

"Huh dasar!! Yaudah sekarang mah kita ngobrol aja sampe pagi"

"Apaaaa? Gak tidur?"

"Lha kan kamu insomnia, pastinya gak akan tidur"

"Baiklah Tami, aku malem ini gak akan minum obat tidur"

"Gak usah tidur kali Wi, subuh tinggal 2 jam lagi"

"Baiklah, aku mending lanjut cerita...hmmm...jadi gini, selain percintaan aku juga punya masalah sama pekerjaan Mi"

"Masalahnya apa Wi, bukannya kamu udah enak jadi pelayan"

"Enak darimana Tami?"

"Gajinya kan gede...kerjanya cuman melayani orang yang mau makan"

"Harga diri Mi!! Harga diri!! Aku ini insinyur...aku sarjana Mi, masa kerja cuma jadi pelayan?"

"Ya biarin atuh, kan gajinya gede, kamu jadi bisa ngontrak kamar kost ini sampe 5 tahun kedepan"

"Aku gak mau jadi pelayan Mi!!"

"Yaudah atuh, kamu minta promosi aja sama Bi Asih, bilang aja pengen jadi manajer gitu"

"Aku gak mau Mi, aku gak mau kerja di restoran baik jadi pelayan maupun Manajer...bahkan jadi direktur sekalipun! Aku pengen kerja sesuai sama pendidikanku Mi...Teknik sipil...aku pengen kerja di perusahaan konstruksi"

"Hadeeeeuh cape deh jadi kamu Wi...udah enak malah pengen nyari yang belum tentu enak...kenapa kamu gak bikin lamaran lagi atuh?"

"Udah aku lakuin Mi, tapi sempe sekarang gak ada yang manggil aku"

"Kamunya bodo kali Wi, nilai nilai kuliahmu jelek jadi mereka gak mau manggil kamu"

"IPK aku 3,2 Mi!! Lumayan gede lah, lagian aku gak sebodoh keliatannya"

"Tapi buatku kamu itu manusia terbodoh di dunia Wi...udah kerja enak malah pengen nyari lagi"

"Cape deh...kamu mah gak ngerti ah, dasar setan triplek!!"

Mereka mengobrol sampai pagi tiba, Asnawi kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu bersiap pergi kerja.

Ia memakai setelan rapi, lengkap dengan jas hitam dan dasi yang juga berwarna hitam. Tak lupa ia memakai papan nama bertinta emas di dada. Utami sangat terpukau dengan penampilan Asnawi yang begitu flamboyan.

"Liat kamu pake setelan itu, rahimku jadi anget Wi"

"Hahaha...rahim kamu tuh dingin tauuuk!"

"Kamu tampan banget Wi pake setelan itu, aku suka"

"Jiaaah!! Tapi pekerjaanku cuman pelayan restoran"

"Ya gak keliatan lah Wi, kamu lebih tampak kayak direktur...lagian restoran tempat kamu kerja kan restoran elit, yang makan disana orang super tajir semua"

Asnawi pun pamit kepada Utami. Ia mencium kening Utami lalu pergi keluar. Kini Asnawi berganti tunggangan. Dulu ia selalu memakai motor mio butut, tapi sekarang berubah menjadi motor skuter matic berukuran besar. Asnawi membeli motor itu dari hasil kerjanya sebagai pelayan. Walaupun begitu, ia tetap tak menjual motor lamanya. Ia menyimpan motor itu di garasi Ibu Kost. Asnawi beralasan bahwa motor mio nya itu terlalu banyak kenangan indah, sehingga ia tak sanggup menjualnya.

Ketika tiba di restoran, Bi Asih sudah menyambutnya. Ia keliatan tampak sibuk menata dekorasi restorannya. Hari ini adalah hari ulang tahun Jaenal yang ke 8, tentunya ini jadi hari istimewa baginya. Tapi tak cuma Jaenal, Asnawi juga merasakan kalau hari ini juga istimewa, karena bisa quality time dengan Bi Asih.

Selama ini, Asnawi dam Bi Asih semakin jarang bertemu. Hal ini karena Bi Asih terlalu sibuk mengurusi kariernya sebagai direktur restoran dan selebriti. Ia lebih sering pergi ke Jakarta untuk keperluan syuting acara TV. Tentunya keadaan itu membuat Asnawi sedih karena tak bisa memadu kasih dengan Bi Asih.

"Den...selamat pagi!!" sapa Bi Asih.

"Pagi Bi...wah udah sibuk aja nih kamu pagi ini" balas Asnawi.

"Iya dong, hari ini kan ulang tahun anakku...eh anakmu juga Den"

"Iya Bi, hehehe...yaudah, aku mau nyimpen barangku dulu, baru ngebantuin kamu disini"

"Ditunggu ya Den!!"

"Oke Bi"

Asnawi lalu bergegas pergi menuju ruang loker untuk menyimpan tas. Ketika masuk, didalam ruangan itu ada Merry yang sedang asyik makan. Ia pin langsung menyapanya.

"Pagi Dinda!!"

"Pagi Kanda!! Mau sarapan?"

"Wah, tumben kamu sarapan! Biasanya kagak"

"Ini bubur buatanku sendiri Kan...aku bikin tadi pagi, kamu mau nyobain"

"Mau dong"

Asnawi membuka loker miliknya untuk menyimpan tas dan menggantungkan jas hitam, lalu ia menghampiri Merry untuk mencicipi bubur buatannya.

"Enak banget Din...ini beneran bikinan kamu!!"

"Yaiyalah Kan...sumpah!!!"

"Aku kira ini bikinan pacarku hehehe"

"Yeeeey!! Sembarangan!! Aku bikin sendiri Kan, emang resepnya dari Bi Asih, tapi aku modif dikit dikit biar enak"

"Kamu udah mulai pinter maska Din...hebat"

"Siapa dulu dong!! Ayo abisin buburnya!!"

"Iya Dinda sayang"

Asnawi dengan lahap memakan bubur itu sampai tak bersisa. Ia pun langsung merasa kekenyangan.

Setelah sarapan, Asnawi dan Merry kembali menuju restoran. Mereka membantu Bi Asih mendekorasi ruangan.

Sekitar pukul 11 siang, dekorasi selesai. Bi Asih menyiapkan kue ulang tahun besar untuk anak semata wayangnya, lalu setelah itu ia mengajak Merry pergi ke salon untuk berdandan.

Satu jam kemudian, para tamu undangan satu persatu mulai datang. Asnawi bertugas menyambut tamu dan mengantarkannya ke tempat duduk yang sudah disiapkan. Pesta ulang tahun Jaenal dilaksanakan secara tertutup dan terbatas, sehingga tidak ada kehadiran wartawan yang selama ini selalu ramai ramai meliput kehidupan Bi Asih.

Ketika Asnawi bekerja, ia melihat seorang wanita cantik dengan bando kuping rubah berjalan menghampirinya sambil menggandeng seoramg anak kecil yang memakai topi beanie. Asnawi langsung melontarkan senyum pada mereka.

"Selamat datang Riti!! Selamat datang di pesta ulang tahun Jaenal" sapa Asnawi.

"Waaah makasih Nawi..." balas Anggariti.

Angariti bersalaman dengan Asnawi, begitipn Angga yang mencium tangan Asnawi.

"Waduh...maafin nih Wi, tadi dijalan macet, jadi aku telat dateng kesini"

"Ah gak apa apa kok Rit, acaranya belum dimulai...ayok masuk yuk! Aku anter ke kursi yang udah disediain"

Asnawi mengantarkan Anggariti dan anaknya menuju sebuah kursi yang disediakan. Anggariti sangat terpukau dengan dekorasi restoran yang megah.

"Jadi ini toh restoran punya Mama Jaenal"

"Iya Rit..."

"Wah luar biasa banget ya, aku beru pertama kali lho dateng kesini"

"Kamu enjoy aja Rit disini, aku mau ngambilin makana biat kalian ya"

Asnawi beregegas pergi menuju dapur untuk mengambil makanan. Tak lama, ia pun keluar dengan membawa nampan yang berisikan makanan dan minuman yang terlihat sangat lezat. Ia lalu menyajikannya di meja depan Anggariti dan Angga.

"Ini sekedar makanan pembuka...ayo silahkan dinikmati!"

"Nawi kamu ini pelayan atau tuan rumah disini?" tanya Anggariti kaget dengan Asnawi yang bertingkah seperti pelayan.

"Dua duanya Rit, aku tuan rumah disini karena aku pacarnya Chef Kartika dan aku juga pelayan disini karena aku emang pegawai restoran ini"

"Astaga!! Kamu kerja jadi pelayan Wi! Kok bisa? Bukannya kami sarjana?"

"Semua pelayan disini bergelar sarjana Rit...pacarku tuh sengaja ngerekrut para sarjana untuk dijadikan pelayan disini karena restoran ini adalah restoran elit, jadi pelayannya juga harus elit juga"

Asnawi kemudian menarik kursi di sebelah Anggariti, lalu ia duduk. Raut wajahnya tampak menyiratkan suatu kesedihan.

"Apa kamu suka kerja disini?"

"Ya suka gak suka sih Rit...sukanya adalah kerja disini gajinya gede, kerjanya gampang, terus aku bisa ketemu pacarku terus...ya walaupun dia akhir akhir ini sibuk..."

"Terus gak sukanya apa?"

"Gak sukanya, kerjaan ini gak sesuai sama passion aku Rit, aku ini sarjana teknik, insinyur!!...aku capek capek kuliah teknik tapi kerjanya jadi pelayan...aku juga ngerasa malu sama keluargaku Rit...aku berbohong sama mereka tentang pekerjaanku disini...mereka taunya aku tuh kerja di perusahaan konsultan"

"Kenapa kamu gak ngelamar aja sama perusahaan konsultan Wi?"

"Udah Rit...aku udaj nyebarin lamaran, tapi gak ada satupun yang manggil aku nuat wawancara...aku sempet ngaggur berbulan bulan, sampe akhirnya pacarku ngasih kerjaan ini"

"Hmmmm...kamu serius pengen kerja yang sesuai sama passion dan pendidikanmu?"

"Iya Rit...kalo ada kesempatan mah, aku siap"

"Nah kebetulan...aku kerja di perusahaan kontraktor...aku bisa bantuin kamu"

Anggariti mengeluarkan kartu namanya dari dalam tas, lalu memberikannya kepada Asnawi.

"Kamu kerja di perusahaan ini Rit?"

"Iya Nawi...aku kerja di bagian keuangan"

"PT.SILUMAN BANGUN PERSADA...Kok namanya aneh baget ya?? Emang yang punya perusahaan siluman ya? Aku baru denger perusahaan ini"

"Hahaha...ya bukan dong Wi...gak ada siluman yang kerja disana kok, lagian siluman itu gak ada, cuman ada di film"

"Terus kok namanya siluman sih?"

"Itu singkatan nama para pendirinya Nawi...SILUMAN...SIlvia...LUcy...MANda"

"Oooh gitu, hmmm tapi kenapa gak SLM aja singkatanya ya?

" Ya aku mah gak tau Wi...itu urusan mereka"

"Tapi sumpah lho Rit...aku baru denger perusahaan ini, emang ngerjain proyek apa aja?"

"Banyak Wi...ada jalan tol, gedung dan kamu tau pabrik mobil Eserma? Itu perusahaan kita lho yang ngebangun"

"Hmmm...gitu ya, oke deh apa aku bisa melamar di perusahaan ini Rit"

"Bisa Nawi, kamu bikin aja surat lamaran dan CV...sekalian tulis juga pengalaman kerjamu...lalu kirim ke alamat yang ada di kartu namaku itu"

"Pengalaman kerja? Aku belum punya Rit...aku ini fresh graduate...gimana dong?"

"Kamu tenang aja Wi, kan ada orang dalam"

"Siapa orang dalamnya?"

"Kamu lagi ngobrol sama dia sekarang"

"Kamu?"

"Iya"

"Wah...makasih banget Riti...makasih..makasih...makasiiiiiih banget!!!

" Sama sama Nawi...hehehe"

"Ayo dimakanan nih makanannya...enak enak lho, semuanya bikinan pacarku"

"Makasih Nawi...tapi boleh aku minta makanan lain ga?"

"Boleh banget Riti...kamu bebas minta apa aja dan gratis"

"Oke...kalo gitu aku sama Angga minta daging steak dong...yang seperempat mateng ya"

"Apaaaaah!! Masih mentah dong!!"

"Kita ini suka daging seger Wi hehehe"

"Hmmmm...aneh aneh aja nih kalian...yaudah aku mau ngambil daging buat kalian"

"Makasih Nawi"

...
Diubah oleh Martincorp 13-02-2021 02:03
g.azar
chrysalis99
meizhaa
meizhaa dan 38 lainnya memberi reputasi
39
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.