Kaskus

Story

MangoBerryAvatar border
TS
MangoBerry
Perahu Kertas
Quote:
Diubah oleh MangoBerry 15-02-2021 05:27
anasabilaAvatar border
inginmenghilangAvatar border
inginmenghilang dan anasabila memberi reputasi
2
17.5K
208
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
MangoBerryAvatar border
TS
MangoBerry
#206
Lipatan ke-31
"gua turut berduka ya dit."

gw mengangguk pelan.

kurang lebih 5 menit kita ngbrol dan menanyakan ibu kita masing-masing karena waktu TK, ibu kami juga saling kenal karena kami berteman. jaman TK dulu emang biasanya nyokap selalu nunggu di kantin karena jam pelajaran waktu TK selesai jam 10 pagi.

"sayang nyokap gue jg udah ga kontekan lagi sama kalian setelah gua pindah sekolah."

gua cm membalas kata-kata Monic dengan senyuman. gua masih dalam keadaan bisu dan cm bisa sekedar berkata iya dan tidak.

"ohh iya. emang lu sekolah disini juga ya? kok gua jarang liat lu ya.."

"iya."

"berarti skrng uda lulus ya."

"iya."

"udah kuliah dit?"

"belom.."

"oh masih pengen nyantai aja ya."

"iya."

Monic pun merasa aneh dengan tingkah gua saat itu, "sorry nih dit, lu terganggu ya sama gue?"

"ng-ngga.. ngga gu-gue ga terganggu kok."

"tapi keliatannya lu ga nyaman banget ada gua disini." kata Monic.

gua terdiam sebentar, "gua... gua bukan ga nyaman."

"terus kenapa?"

"... gue.. gue kaget banget."

Monic mengernyitkan dahinya, "kaget kenapa?"

"...."

Monic pun menunggu jawaban gua sambil meminum minumannya dari sedotan. terlepas dari wajahnya yg manis, penampilan Monic hari ini terlihat casual banget dengan kaos dan celana jeans biasa. rambutnya pun diikat ponytail dengan pita berwarna pink yang kebetulan sangat cocok dengan kepribadiannya.

"gua.. kaget."

dengan sabar Monic pun menunggu gw menyelesaikan kalimat gua.

"gua kaget.. trnyata lu kenal gua."

Monic pun tertawa, "mana mgkin gue ga kenal. dulu lu udah kayak superhero buat gua. setiap pulang sekolah, gua selalu ceritain tentang lu ke nyokap gua."

gua tersenyum karena tindakan alami gua yang dulu ternyata berarti banget buat seseorang. apalagi buat seorang Monica! cewek berbehel!

"gue.. gue cuma ngelakuin yg menurut gua benar."

"makanya lu udah kayak superhero buat gua! di usia kita yg masih sekecil itu, lu uda bisa ambil tindakan yang tulus seperti itu."

gua cuma bs tertawa kecil menanggapi kata-kata Monic.

"gantian dong lu yang nanya gua. gua jadi terkesan bawel banget ya karena banyak nanya hehehe."

gw berpikir sebentar, "emm.. waktu itu... lu liat celana dalem gue ya?"

Monic pun tertawa lembut. gua bahkan gak tau kalau ada manusia yang ketawanya selembut dia. "ya ampun dit! sumpah gue ga liat kok. pertanyaan lu aneh banget deh."

"ya abis.. gue kan kaget di tegor begitu."

setelah lelucon tadi, gua merasa semakin tenang. "gua ga nyangka banget.. bisa ketemu temen lama gua setelah bertahun-tahun."

"ya gua juga begitu kok. gua bahkan ga pernah kepikir kalau kita bakal ketemu lagi." Monic tersenyum menahan tawa.

"tapi kok bisa lu masih sekolah sih? kita kan seangkatan."

Monic meletakan minumannya di meja. "waktu itu kan gua terpaksa berhenti sekolah di tengah-tengah. jadi mau ga mau ya gua harus mengulang satu tahun lagi."

perlahan-lahan teka-teki tentang si cewek berbehel dan foto TK gua mulai terungkap. "terus kenapa lu harus berhenti sekolah waktu itu?"

Monic melirik keatas, "yaaa.. karena sesuatu lah pokoknya."

mungkin masalah keluarga, kata gua dalam hati.

"sebenarnya.. gua udah ngenalin lo kok dari saat lu masih sekolah disini."

"oh ya?" tanya gw singkat.

"iya. cuma sepertinya lu ga ngenalin gua. apalagi lu kan kakak kelas."

emang dulu gue ga merasa perlu bergaul dengan adik kelas, hanya beberapa aja yang gua kenal. itupun hanya sekedar tau aja.

"gua jarang main sama adek kelas."

"tipikal kakak kelas yg beken ya, gak mau main sm adek kelas hahaha."

itu ga benar kok. jaman sekolah dulu gue aja yang kurang bergaul.

"yaa gitu dehh." kata gua sambil nyengir.

"oh iya dit. ikut gua nonton konser yuk di lapangan belakang."

"konser apa?"

"konser akustikan gitu. gua dateng ke festival ini karena mau nonton konser malahan."

akhirnya gua pun meng-iya-kan ajakan Monic dan berjalan menuju lapangan belakang. penonton konser cukup ramai dan situasinya sangat kondusif.

gua pun mempersilahkan Monic duduk di bangku pertama yang gua lihat dan duduk di sebelahnya. konser pun dimulai. Monic menggunakan cardigan yang sedari tadi di bawa di tangannya.

kebanyakan lagu yg dimainkan pun gua ga tau karena waktu itu emang gua jarang dengar lagu-lagu hits. gua selalu dengar lagu lama yang udah gua dengar ribuan kali.

kurang lebih setengah jam, akhirnya ada satu lagu yang gua kenali. lagu dari sebuah band yang lumayan terkenal pada saat itu.

lantunan melodi yang enak di dengar pun mulai dimainkan. hampir setengah dari penonton konser melantunkan lirik lagu mellow tersebut dengan suara pelan. begitu juga Monic.

dan bila pagi datang, ku tau..
kau tak di sampingku..
aku.. masih disini..
untuk setia..


sepanjang lagu gua hanya terfokus pada suara merdu Monic. ada sesuatu yang lebih daripada suara vokalis band atau pun hiruk pikuk di sekitat kami. lirik demi lirik dilantunkan dengan merdu dan pelan oleh Monic. menurut gua sendiri, pertunjukkan utama malam itu bukan yang gua lihat diatas panggung, tetapi yang duduk di samping kursi gua kurang dari 1 meter.

konser pun diakhiri dengan lagu tersebut dan tepuk tangan para penonton.

"suara lu bagus nic." kalimat pertama yang bisa gua ucapkan setelah sadar bahwa gua masih berada di dunia.

"ah masa sih.. hahaha."

"iya serius."

Monic tersenyum, "ga lah. gua paduan suara di gereja jadi sering latihan aja. cuma ga bagus-bagus amat kok."

"oh ya?"

Monic mengangguk dan tersenyum. jika ada sesuatu yang bisa membuat gua kecanduan, pasti hal tersebut adalah senyuman Monic.

"dit gua uda mau balik nih. udah ngantuk juga."

gua lihat jam besar di atas gedung sekolah yang menunjukkan pukul setengah 10 malam. acara memang sudah mau selesai. beberapa stand juga sudah mulai beres-beres dan bersiap untuk pulang.

"ohh yaudah."

gw pun bangkit berdiri dan berjalan di samping Monic. gua seperti masih berada di bawah efek sihir sampai gua hanya bisa berjalan tanpa bicara apa-apa.

setelah gw melewati aula besar, gua melihat Cynthia sedang ngbrol sambil berdiri di samping meja kantin.

astaga! gue kelupaan ama jangkrik satu ini!

"nic.. bentar ya, gua mau ke toilet dulu. lu tunggu disini dulu ya sbntr aja ya."

"ohh iyaa yaudah. resletingnya jangan lupa ya." kata Monic sambil tersenyum.

gua mengangguk dan berlari ke arah Cynthia.

"ya ampun Cynthia! lu kemana aja sih daritadi. mana lu boongin gue lagi buat beli nugget tadi." kata gua setelah menepuk bahu mungil Cynthia.

"eh Adit.. gua daritadi disini kali.. oh iya, lu kalo mau balik, balik duluan aja. nnti gua balik sama Niko."

gua pun memperhatikan lawan bicara Cynthia yang kemungkinan adalah Niko. gua ga kenal tapi gua ingat kalau anak ini teman seangkatannya Cynthia.

"lo yakin?" tanya gua berbisik.

"iyaa dit."

gua menggaruk kepala gua sebentar. "langsung pulang lu ya. awas lu nanti klo gua telpon lu blom pulang."

"iyaa bawel. gua pasti langsung pulang kok."

"okee.."

gua pun berjalan meninggalkan Cynthia dan menghampiri Monic.

"ya ampun. ga usah lari-lari kali. gua jg ga buru-buru amat kok."

"gppa lah. sekalian olahraga." kata gua. "lu pulang naik apa Nic?"

"ehmm.. gua jalan kaki. rumah gua deket banget kok dari sekolah."

"ohh yauda yuk gua temenin sampe rumah." kata gua.

"wah serius nih..?"

"iya, apa mau gua gendong biar lu bisa tidur? uda ngantuk kan katanya." gua menepuk bahu kanan gua.

"hahaha..."

sepanjang perjalanan gua dan Monic ngobrol tentang apapun yang masih kami ingat tentang masa lalu kami, yang sudah terkubur dan kini kembali muncul lagi. ga pernah sama sekali gua bayangkan kalo gua bs ngbrol sebanyak ini sama cewek berbehel, yang sekali-kali melintas dalam benak gua secara ga sadar.

tapi toh, terjadi juga.

rumah Monic emang ternyata ga jauh dari sekolah. hanya berjalan kira-kira 10 menit. untunglah gua menawarkan buat temenin dia pulang karena jalanan rumahnya udah sepi dan agak gelap.

kami pun sampai di depan rumah Monic. lampu dalam masih menyala. pasti mamanya Monic masih nungguin dia pulang.

"makasih ya uda nemenin gua balik."

"gppa kok, ongkosnya nanti traktir gua makan aja ya." canda gua.

gua merasa ga akan pernah bosan melihat senyuman Monic. "jadi maksud lu.. kita bakal ketemu lagi kan?"

gua pun terdiam. candaan ringan gua dianggap sebagai sesuatu yg serius mengenai masa depan kami. gua emang sempat terpikir apakah kami bakalan bisa menghabiskan waktu bersama lagi, seperti yang kami lakukan di malam yang singkat ini.

".... pasti. pasti kita ketemu lagi."

"lu pulang naik apa?"

"emmm.. mungkin naik taksi, gua ga bawa motor soalnya."

"oh yaudah.. hati-hati ya dit. makasih ya sekali lagi, udah nganterin gua balik."

gua mengangguk, "iya Nic."

Monic pun membuka gerbang rumahnya.

"Nic..."

Monic menoleh, "iya?"

"gue.. gue mnta kontek lu dong."

Monic pun tersenyum, yang merupakan senyuman terakhir untuk gua lihat malam ini, "boleh. nih pin bb gua." kata Monic sambil membacakan pin nya.

"kalau uda sampe rumah, chat gua ya. gua tnggu sampai lu balik dengan selamat pokoknya."

"tenang aja.. gw kan superhero kan."

"iya iya..." kata Monic sambil tertawa. "gua masuk dulu ya dit. byebye."

"i.. iya. bye."

gua pun berjalan meninggalkan rumah Monic dan langsung menuju rumah secepat mungkin.

sesampainya di rumah, seperti yg gw janjikan, gua mengabari Monic kalau gua uda sampai rumah dengan utuh. setelah itu, gua telepon Cynthia untuk memastikan kalau dia udah pulang, tapi hp nya ga aktif.

namun, setelah gua tanya Ale, trnyata Cynthia udah balik dan mungkin udah tidur dan lupa menyalakan hpnya. yah, yang penting gue tau kalau Cynthia uda di rumah.

ga lama kemudian, Monic juga membalas chat gua dan dia bilang mau segera tidur yang langsung gua iya kan dengan ucapan selamat malam.

waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11 dan gua juga beranjak keatas kasur, bersiap untuk tidur dengan senyuman lebar di wajah gua.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.