- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#66
Chapter 44
Overmars tewas seketika atas serangan itu, meninggalkan raut wajah yang menyeramkan darinya. Lalu Beaters kurus itu membelah dua tubuh Overmars dengan cara menarik bagian atas dan bawahnya secara bersamaan. Darah segar mengucur deras dan dengan cepat melapisi tubuh Beaters spesimen khusus. Efek yang ditimbulkan sungguh gila, Beaters ini berteriak keras. Membuat kaca yang melapisi ruangan ini retak.
Kapten James berhasil menyusul Djohan, ia pun langsung melihat kegilaan didepannya itu. Sama seperti Djohan sebelumnya, kapten James pun mencoba membuka pintunya. Namun tetap tidak bisa karena ia tidak mempunyai kunci kedua yang dapat membuka pintu yang sensor retina sudah dihancurkan sebelumnya.
“Djohan!” kapten James melirik kearahnya, seakan memberikan kode agar Djohan bergerak.
Di luar dugaan Djohan hanya terdiam, dan menunduk. Visual Allison yang masih muncul membuatnya sedikit trauma menggunakan kekuatannya. Jika ia tidak masuk ke dalam pikirannya sendiri, mungkin rasa percaya diri Djohan masih terjaga saat ini.
“Hei! Ada apa denganmu? Geez….,” kapten James menembaki kaca yang sudah retak, berharap kaca tersebut hancur.
Suara dari luar membuat Beaters spesimen khusus itu terdiam, lalu menyadari ada ancaman. Beaters itu mengeluarkan sayapnya yang belum sempurna, terbang cepat menghampiri kapten James dan Djohan yang berdiri tegak didepannya.
“Ayo majulah!” melirik cepat ke Djohan, “cih! Tidak bisa diharapkan,” kapten James masih menembaki, berharap kaca retak itu mau membuka diri untuknya.
Beaters spesimen khusus merubah manuvernya, menukik tajam ke atas. Lalu menghancurkan atap, dan mencoba melarikan diri dari tempat ini. Kapten James dengan kekuatannya mencoba mengejar dengan cara berlari sekuat tenaga keluar dari gedung ini. Tidak lagi memperdulikan Djohan yang seakan-akan menjadi seorang pengecut, kapten James belum tahu penyebabnya.
“Semoga masih sempat!” kapten James berhasil keluar, lalu menjauh dari gedung yang mengganggu penglihatannya. “ah itu dia!” kapten James mengganti pistolnya dengan pistol berisi peluru khusus Beaters.
Satu dua tembakan yang disusul suara keras terdengar, tembakan kapten James bisa mengenai bagian kaki dan pundak Beaters itu yang ternyata masih berputar-putar di sekitar area pabirk. Dengan keadaan sayap yang masih belum mengembang sempurna.
“Yashh!” kapten James senang dengan akurasinya, yang dilakukannya hanya menunggu Beaters itu jatuh. “tidak ada mangsa yang lolos!” pernyataan yang terlalu buru-buru merayakan kemenangan itu tidak semanis dengan kenyataan.
Sesuatu yang besar turun dari langit, benda yang jatuh tersebut ternyata adalah cangkang yang berisikan racun dari peluru khusus Beaters milik kapten James. Ia pun hanya bisa tercengang setelah mengetahui yang jatuh hanya cangkang saja sedangkan Beaters mampu melarikan diri setelah memanfaatkan sinar matahari yang terik.
“Sial!” kapten James memukul tanah dengan keras, ia tidak mungkin mengejar Beaters itu dikarenakan kendaraan mereka letaknya cukup jauh. Seharusnya Djohan bisa melakukannya.
Djohan keluar dengan tampang yang tidak begitu meyakinkan, kapten James menghampirinya dengan emosi yang sangat buruk. Sebuah pukulan keras menghantam Djohan hingga ia tersungkur jatuh kebelakang.
“Oi! Ada apa denganmu hah?!” kapten James memarahinya. “padahal aku sudah senang, Davies bilang kamu sudah membereskannya. Tapi…,” kapten James tidak tahu harus berkata apa lagi. “semuanya telah berkorban untuk kita, maka dari itu….yang aku inginkan hanyalah menyelesaikan misi ini dengan baik. Membereskan semua masalah yang ada.”
Kapten James membalikan badannya, “Entahlah…Beaters itu terlihat belum sempurna, aku berhasil menembaknya barusan tetapi monster itu bisa melawannya dengan melepas cangkang badannya. Kuharap masih ada sisa racun yang dapat bekerja, membuat monster itu sudah cukup,” kapten James menoleh lagi, kemudian menghampiri Djohan.
Djohan sudah bersiap dengan ‘pukulan’ selanjutnya, tetapi kapten James malah menyodorkan tangannya. “Eh?”
“Semuanya berhasil selamat, harusnya itu sudah cukup bagiku…,” sikapnya kembali melunak.
Kapten James mengajak Djohan untuk memeriksa gedung lainnya di area ini, sebelumnya meminta pekerja lab untuk tidak melarikan diri. Dan untungnya mereka mau menuruti dan diam diruangan tempat Beaters spesimen khusus berada. Di gedung lainnya ditemukan beberapa pekerja lain, yang membuat serum-serum itu. Padahal sedari tadi sudah terjadi pertempuran tetapi para pekerja ini tetaplah bekerja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Sama seperti pekerja lab yang berada diruangan khusus, pekerja di gedung serum pun juga menyerahkan diri dan menghentikan segala kegiatan mereka. Setelah semuanya beres, kapten James pun menelepon kepolisian setempat. Jauh sebelum kasus video Beaters muncul ke publik, pihak BASS sudah menghubungi semua kepolisian di negara ini dan sudah terjalin kerja sama. Hanya saja sifatnya masih dirahasiakan, barulah setelah video Beaters muncul ke publik. Kerja sama mereka pun telah resmi diumumkan kepada publik.
Kapten James dan Djohan kembali ke tempat mereka pertama datang setelah kepolisian dengan cepat datang dan menyegel seluruh area pabrik Beaters. Sang supir pun menyambut mereka berdua, kapten James memberitahu kepada Djohan. Bahwa sang supir ini bukanlah supir biasa, melainkan anggota BASS dibidang medis khusus yang sengaja diturunkan untuk situasi seperti ini. Situasi di mana para anggota BASS harus bepergian jauh. Mereka sangat kompeten, ditambah perlengkapan P3K buatan Bass yang sangat berguna.
“Di mana Senior Vivian?” tanya Djohan.
“Dia di dalam mobil,” jawab kapten James.
“Ah..iya..,” Djohan sudah mengetahuinya, dengan sikap seniornya itu yang dingin. Pasti Vivian hanya duduk menunggu di dalam mobil.
Djohan pun berjalan menuju mobil sedan yang ia gunakan untuk pergi ke Pallem City, membuka pintunya. “Senior, ken----,” seketika Djohan terdiam melihat seniornya itu berbaring lemah tak sadarkan diri, hanya dilapisi kemeja putih dan selimut. “apa yang terjadi padanya?” tanya Djohan kepada kapten James.
“Hmm, Vivian terkena racun oleh Beaters maniak lab. Tenang saja, kondisinya stabil.”
Pantas saja tadi hanya kapten James saja yang menghampiri Djohan, tidak ada senior Vivian bersamanya. Ternyata seniornya itu berjuang melawan Beaters hingga kondisinya seperti ini. Djohan begitu malu dengan dirinya sendiri, jika ia tidak labil dalam mengambil keputusan. Maka bisa dipastikan Beaters aneh itu sudah hancur olehnya.
“Sial!” menatap Leah yang berbaring disamping Vivian. Kursi belakang mobil ini dibentuk seperti kasur, walaupun kelihatan tidak nyaman, setidaknya orang yang dirawat dapat diberikan kenyamanan. “aku….,” menyesali dirinya sendiri.
Kapten James hanya bisa memperhatikannya tanpa berbicara sedikitpun, ia sudah mengetahui rasa penyesalan dari Djohan sudah nampak. Kedua anggotanya pun tidak sebaik dirinya, mereka berdua kondisinya cukup mengenaskan. Apalagi Davies yang kehilangan banyak darah, beruntung perlengkapan medis buatan itu mampu membuatnya bertahan.
Semuanya sudah selesai, misi untuk menghancurkan pabrik Beaters. Sebenarnya pabriknya belum dihancurkan, tetapi menutup operasionalnya sekarang ini sudah jauh dari cukup. Selanjutnya orang-orang dari BASS yang akan menghancurkannya bersama dengan pihak kepolisian, entah pakai bahan peledak atau meratakannya dengan tanah menggunakan alat berat. Semuanya belum diputuskan, laporan pertama yang diberikan oleh kapten James adalah mereka berhasil menumpaskan penanggung jawab pabrik. Semua kru berhasil selamat meskipun dalam keadaan yang tidak baik. Dan satu Beaters berhasil kabur.
Djohan tidak menerima penjelasan detil mengenai tim yang lainnya, tetapi mereka berhasil juga melakukannya. Bahkan dua pabrik berhasil dihancurkan saat itu juga, Djohan langsung berpikir bahwa itu adalah tim tuan Stam dan seniornya satu lagi yaitu Sterling. Dua mobil berjalan beriringan, tetapi mobil yang ditumpangi Djohan berhenti ditepian kota.
“Apa anda yakin tidak ikut kembali ke Surban City?” tanya supir dengan sopan.
“Tidak pak terima kasih, tetapi kota ini adalah kampung halamanku. Terdengar kekanak-kanakan tetapi saya ingin menghabiskan waktu satu dua hari di kota ini,” sang supir tersenyum, lalu turun dari kursi kemudinya. Berjalan ke belakang mobil.
Djohan mengintip dari tempatnya, lalu sang supir pun hadir kembali membawa beberapa helai pakaian.
“Jas dan kemeja pun sudah rusak, gantilah dengan pakaian ini. Memang jarang sekali, tetapi kadang mereka suka merusak pakaian mereka jika ada misi di luar kota seperti ini. Jadi saya sering membawa salin.”
“Terima kasih!” Djohan menunduk mengucapkan rasa berterima kasih.
Mobil kembali berjalan tanpa Djohan yang berdiri di sisi jalan sambil memegangi setelan gantinya, saat melihat kesebrang tiba-tiba sosok Allison berdiri di sana lalu menghilang.
“Agh….,” Djohan tidak menyangka pikiran itu masih tetap ada.
Mobil-mobil pemadaman kebakaran, ambulan dan juga mobil polisi berjalan bergantian melewati Djohan. Di saat seperti itu pikirannya langsung teringat tentang insiden pelemparan dirinya yang menghancurkan apartemen seseorang.
“Hmm…kira-kira apa alasan yang diberikan wanita itu kepada mereka,” perasaan Djohan sedikit membaik setelah menghirup udara Pallem City di sore hari yang menyenangkan hatinya.
Quote:
Overmars tewas seketika atas serangan itu, meninggalkan raut wajah yang menyeramkan darinya. Lalu Beaters kurus itu membelah dua tubuh Overmars dengan cara menarik bagian atas dan bawahnya secara bersamaan. Darah segar mengucur deras dan dengan cepat melapisi tubuh Beaters spesimen khusus. Efek yang ditimbulkan sungguh gila, Beaters ini berteriak keras. Membuat kaca yang melapisi ruangan ini retak.
Kapten James berhasil menyusul Djohan, ia pun langsung melihat kegilaan didepannya itu. Sama seperti Djohan sebelumnya, kapten James pun mencoba membuka pintunya. Namun tetap tidak bisa karena ia tidak mempunyai kunci kedua yang dapat membuka pintu yang sensor retina sudah dihancurkan sebelumnya.
“Djohan!” kapten James melirik kearahnya, seakan memberikan kode agar Djohan bergerak.
Di luar dugaan Djohan hanya terdiam, dan menunduk. Visual Allison yang masih muncul membuatnya sedikit trauma menggunakan kekuatannya. Jika ia tidak masuk ke dalam pikirannya sendiri, mungkin rasa percaya diri Djohan masih terjaga saat ini.
“Hei! Ada apa denganmu? Geez….,” kapten James menembaki kaca yang sudah retak, berharap kaca tersebut hancur.
Suara dari luar membuat Beaters spesimen khusus itu terdiam, lalu menyadari ada ancaman. Beaters itu mengeluarkan sayapnya yang belum sempurna, terbang cepat menghampiri kapten James dan Djohan yang berdiri tegak didepannya.
“Ayo majulah!” melirik cepat ke Djohan, “cih! Tidak bisa diharapkan,” kapten James masih menembaki, berharap kaca retak itu mau membuka diri untuknya.
Beaters spesimen khusus merubah manuvernya, menukik tajam ke atas. Lalu menghancurkan atap, dan mencoba melarikan diri dari tempat ini. Kapten James dengan kekuatannya mencoba mengejar dengan cara berlari sekuat tenaga keluar dari gedung ini. Tidak lagi memperdulikan Djohan yang seakan-akan menjadi seorang pengecut, kapten James belum tahu penyebabnya.
“Semoga masih sempat!” kapten James berhasil keluar, lalu menjauh dari gedung yang mengganggu penglihatannya. “ah itu dia!” kapten James mengganti pistolnya dengan pistol berisi peluru khusus Beaters.
Satu dua tembakan yang disusul suara keras terdengar, tembakan kapten James bisa mengenai bagian kaki dan pundak Beaters itu yang ternyata masih berputar-putar di sekitar area pabirk. Dengan keadaan sayap yang masih belum mengembang sempurna.
“Yashh!” kapten James senang dengan akurasinya, yang dilakukannya hanya menunggu Beaters itu jatuh. “tidak ada mangsa yang lolos!” pernyataan yang terlalu buru-buru merayakan kemenangan itu tidak semanis dengan kenyataan.
Sesuatu yang besar turun dari langit, benda yang jatuh tersebut ternyata adalah cangkang yang berisikan racun dari peluru khusus Beaters milik kapten James. Ia pun hanya bisa tercengang setelah mengetahui yang jatuh hanya cangkang saja sedangkan Beaters mampu melarikan diri setelah memanfaatkan sinar matahari yang terik.
“Sial!” kapten James memukul tanah dengan keras, ia tidak mungkin mengejar Beaters itu dikarenakan kendaraan mereka letaknya cukup jauh. Seharusnya Djohan bisa melakukannya.
Djohan keluar dengan tampang yang tidak begitu meyakinkan, kapten James menghampirinya dengan emosi yang sangat buruk. Sebuah pukulan keras menghantam Djohan hingga ia tersungkur jatuh kebelakang.
“Oi! Ada apa denganmu hah?!” kapten James memarahinya. “padahal aku sudah senang, Davies bilang kamu sudah membereskannya. Tapi…,” kapten James tidak tahu harus berkata apa lagi. “semuanya telah berkorban untuk kita, maka dari itu….yang aku inginkan hanyalah menyelesaikan misi ini dengan baik. Membereskan semua masalah yang ada.”
Kapten James membalikan badannya, “Entahlah…Beaters itu terlihat belum sempurna, aku berhasil menembaknya barusan tetapi monster itu bisa melawannya dengan melepas cangkang badannya. Kuharap masih ada sisa racun yang dapat bekerja, membuat monster itu sudah cukup,” kapten James menoleh lagi, kemudian menghampiri Djohan.
Djohan sudah bersiap dengan ‘pukulan’ selanjutnya, tetapi kapten James malah menyodorkan tangannya. “Eh?”
“Semuanya berhasil selamat, harusnya itu sudah cukup bagiku…,” sikapnya kembali melunak.
Kapten James mengajak Djohan untuk memeriksa gedung lainnya di area ini, sebelumnya meminta pekerja lab untuk tidak melarikan diri. Dan untungnya mereka mau menuruti dan diam diruangan tempat Beaters spesimen khusus berada. Di gedung lainnya ditemukan beberapa pekerja lain, yang membuat serum-serum itu. Padahal sedari tadi sudah terjadi pertempuran tetapi para pekerja ini tetaplah bekerja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Sama seperti pekerja lab yang berada diruangan khusus, pekerja di gedung serum pun juga menyerahkan diri dan menghentikan segala kegiatan mereka. Setelah semuanya beres, kapten James pun menelepon kepolisian setempat. Jauh sebelum kasus video Beaters muncul ke publik, pihak BASS sudah menghubungi semua kepolisian di negara ini dan sudah terjalin kerja sama. Hanya saja sifatnya masih dirahasiakan, barulah setelah video Beaters muncul ke publik. Kerja sama mereka pun telah resmi diumumkan kepada publik.
Kapten James dan Djohan kembali ke tempat mereka pertama datang setelah kepolisian dengan cepat datang dan menyegel seluruh area pabrik Beaters. Sang supir pun menyambut mereka berdua, kapten James memberitahu kepada Djohan. Bahwa sang supir ini bukanlah supir biasa, melainkan anggota BASS dibidang medis khusus yang sengaja diturunkan untuk situasi seperti ini. Situasi di mana para anggota BASS harus bepergian jauh. Mereka sangat kompeten, ditambah perlengkapan P3K buatan Bass yang sangat berguna.
“Di mana Senior Vivian?” tanya Djohan.
“Dia di dalam mobil,” jawab kapten James.
“Ah..iya..,” Djohan sudah mengetahuinya, dengan sikap seniornya itu yang dingin. Pasti Vivian hanya duduk menunggu di dalam mobil.
Djohan pun berjalan menuju mobil sedan yang ia gunakan untuk pergi ke Pallem City, membuka pintunya. “Senior, ken----,” seketika Djohan terdiam melihat seniornya itu berbaring lemah tak sadarkan diri, hanya dilapisi kemeja putih dan selimut. “apa yang terjadi padanya?” tanya Djohan kepada kapten James.
“Hmm, Vivian terkena racun oleh Beaters maniak lab. Tenang saja, kondisinya stabil.”
Pantas saja tadi hanya kapten James saja yang menghampiri Djohan, tidak ada senior Vivian bersamanya. Ternyata seniornya itu berjuang melawan Beaters hingga kondisinya seperti ini. Djohan begitu malu dengan dirinya sendiri, jika ia tidak labil dalam mengambil keputusan. Maka bisa dipastikan Beaters aneh itu sudah hancur olehnya.
“Sial!” menatap Leah yang berbaring disamping Vivian. Kursi belakang mobil ini dibentuk seperti kasur, walaupun kelihatan tidak nyaman, setidaknya orang yang dirawat dapat diberikan kenyamanan. “aku….,” menyesali dirinya sendiri.
Kapten James hanya bisa memperhatikannya tanpa berbicara sedikitpun, ia sudah mengetahui rasa penyesalan dari Djohan sudah nampak. Kedua anggotanya pun tidak sebaik dirinya, mereka berdua kondisinya cukup mengenaskan. Apalagi Davies yang kehilangan banyak darah, beruntung perlengkapan medis buatan itu mampu membuatnya bertahan.
Semuanya sudah selesai, misi untuk menghancurkan pabrik Beaters. Sebenarnya pabriknya belum dihancurkan, tetapi menutup operasionalnya sekarang ini sudah jauh dari cukup. Selanjutnya orang-orang dari BASS yang akan menghancurkannya bersama dengan pihak kepolisian, entah pakai bahan peledak atau meratakannya dengan tanah menggunakan alat berat. Semuanya belum diputuskan, laporan pertama yang diberikan oleh kapten James adalah mereka berhasil menumpaskan penanggung jawab pabrik. Semua kru berhasil selamat meskipun dalam keadaan yang tidak baik. Dan satu Beaters berhasil kabur.
Djohan tidak menerima penjelasan detil mengenai tim yang lainnya, tetapi mereka berhasil juga melakukannya. Bahkan dua pabrik berhasil dihancurkan saat itu juga, Djohan langsung berpikir bahwa itu adalah tim tuan Stam dan seniornya satu lagi yaitu Sterling. Dua mobil berjalan beriringan, tetapi mobil yang ditumpangi Djohan berhenti ditepian kota.
“Apa anda yakin tidak ikut kembali ke Surban City?” tanya supir dengan sopan.
“Tidak pak terima kasih, tetapi kota ini adalah kampung halamanku. Terdengar kekanak-kanakan tetapi saya ingin menghabiskan waktu satu dua hari di kota ini,” sang supir tersenyum, lalu turun dari kursi kemudinya. Berjalan ke belakang mobil.
Djohan mengintip dari tempatnya, lalu sang supir pun hadir kembali membawa beberapa helai pakaian.
“Jas dan kemeja pun sudah rusak, gantilah dengan pakaian ini. Memang jarang sekali, tetapi kadang mereka suka merusak pakaian mereka jika ada misi di luar kota seperti ini. Jadi saya sering membawa salin.”
“Terima kasih!” Djohan menunduk mengucapkan rasa berterima kasih.
Mobil kembali berjalan tanpa Djohan yang berdiri di sisi jalan sambil memegangi setelan gantinya, saat melihat kesebrang tiba-tiba sosok Allison berdiri di sana lalu menghilang.
“Agh….,” Djohan tidak menyangka pikiran itu masih tetap ada.
Mobil-mobil pemadaman kebakaran, ambulan dan juga mobil polisi berjalan bergantian melewati Djohan. Di saat seperti itu pikirannya langsung teringat tentang insiden pelemparan dirinya yang menghancurkan apartemen seseorang.
“Hmm…kira-kira apa alasan yang diberikan wanita itu kepada mereka,” perasaan Djohan sedikit membaik setelah menghirup udara Pallem City di sore hari yang menyenangkan hatinya.
redrices dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas