- Beranda
- Stories from the Heart
Perahu Kertas
...
TS
MangoBerry
Perahu Kertas
Quote:
Diubah oleh MangoBerry 15-02-2021 05:27
inginmenghilang dan anasabila memberi reputasi
2
17.5K
208
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
MangoBerry
#202
Lipatan ke-27
gue ga tau harus mulai darimana. ada beberapa titik di hidup gua yg akan selalu gua ingat, namun ga akan pernah mau untuk gua ceritakan. di sisi lain, ada beberapa titik jg dimana gue sangat ingin cerita tp gua ga ingat hahaha.
siang itu matahari bersinar dengan lembut, menyinari seluruh permukaan laut luas yang ada di depan mata gua. hari ini adalah hari terakhir gua akan melihat sisa abu dari tubuh ibu kandung gua, yg membesarkan gua dgn kasih sayang dan ocehan-ocehan bermanfaat walaupun ga pernah gua dengarkan. di samping gua ada Melissa dan ayah gua.
berada di bawah cahaya matahari gua jadi sadar kalau keriput di wajah beliau juga semakin terlihat.
oma gua menunggu di daratan karena takut untuk naik perahu, bersama dengan beberapa sanak famili dari kedua pihak orang tua gua. dan gua baru tahu kalau momen ini memang sudah sering dibicarakan, walaupun tidak diharapkan. kerusakan bagian otak dan trauma yang cukup dalam memang bukan kondisi yang baik.
Cynthia duduk di sebelah Melissa. beberapa hari ini gue merasa kalau Cynthia udah jadi kakak yg lbh baik buat Melissa daripada gua selama belasan tahun. belum pernah sekalipun gua lihat Melissa tidak didampingi Cynthia. mungkin kepekaan Cynthia membuat dia merasa harus melakukan hal tersebut.
Ale juga ikut. tp dia duduk agak di depan perahu dan lagi mabok laut. jadi sepanjang prosesi ini dia cuma duduk berpegangan dan berdoa kepada apapun yang dipercayainya biar perahu ini ga tenggelam.
gue melihat beberapa kali Melissa tersenyum ketika lagi ngbrol sama Cynthia dan gua baru kepikiran apa maksud dari omongan Ale kemarin-kemarin.
gua punya banyak orang yang peduli sama keluarga kecil gua ini. ngga seharusnya gw pergi jauh demi keinginan egois gua dan mengorbankan mereka yang selama ini ternyata sayang sm gua.
momen ini adalah momen yang paling membingungkan buat gue karena gua merasa bener-bener hancur. tapi gua juga banyak belajar sesuatu dengan adanya momen ini.
"kamu jangan jauh-jauh dari Mel. papi udah tua dan kamu harus sadar kalau Mel cuma bs ngandelin kamu", bokap gua yang ga biasa bicara banyak tiba-tiba datang menghampiri gua yang lagi duduk makanin kacang di meja rumah duka.
malam itu, di depan sanak famili gue, tubuh ibu kandung gua yang merawat gua dgn penuh kasih, orang-orang yang gw peduliin dan mas yang nuangin bubur di depan ruangan rumah duka, gua bersumpah dalam hati bakal lebih memikirkan perasaan bukan cuma orang yang gua pedulikan, tetapi juga orang yang peduli sama gua.
bokap gua mengangkat guci yang berisi abu tubuh ibu gua ke arah laut. dan itu pertama kalinya dalam beberapa tahun gue melihat air mata beliau di wajahnya yang tanpa ekspresi.
gw melihat ke kedalaman laut, dimana abu tubuh ibu gua berada. cuma ada beberapa kata yang gua pikirkan di dalam otak gua.
selamat jalan, mam.
siang itu matahari bersinar dengan lembut, menyinari seluruh permukaan laut luas yang ada di depan mata gua. hari ini adalah hari terakhir gua akan melihat sisa abu dari tubuh ibu kandung gua, yg membesarkan gua dgn kasih sayang dan ocehan-ocehan bermanfaat walaupun ga pernah gua dengarkan. di samping gua ada Melissa dan ayah gua.
berada di bawah cahaya matahari gua jadi sadar kalau keriput di wajah beliau juga semakin terlihat.
oma gua menunggu di daratan karena takut untuk naik perahu, bersama dengan beberapa sanak famili dari kedua pihak orang tua gua. dan gua baru tahu kalau momen ini memang sudah sering dibicarakan, walaupun tidak diharapkan. kerusakan bagian otak dan trauma yang cukup dalam memang bukan kondisi yang baik.
Cynthia duduk di sebelah Melissa. beberapa hari ini gue merasa kalau Cynthia udah jadi kakak yg lbh baik buat Melissa daripada gua selama belasan tahun. belum pernah sekalipun gua lihat Melissa tidak didampingi Cynthia. mungkin kepekaan Cynthia membuat dia merasa harus melakukan hal tersebut.
Ale juga ikut. tp dia duduk agak di depan perahu dan lagi mabok laut. jadi sepanjang prosesi ini dia cuma duduk berpegangan dan berdoa kepada apapun yang dipercayainya biar perahu ini ga tenggelam.
gue melihat beberapa kali Melissa tersenyum ketika lagi ngbrol sama Cynthia dan gua baru kepikiran apa maksud dari omongan Ale kemarin-kemarin.
gua punya banyak orang yang peduli sama keluarga kecil gua ini. ngga seharusnya gw pergi jauh demi keinginan egois gua dan mengorbankan mereka yang selama ini ternyata sayang sm gua.
momen ini adalah momen yang paling membingungkan buat gue karena gua merasa bener-bener hancur. tapi gua juga banyak belajar sesuatu dengan adanya momen ini.
"kamu jangan jauh-jauh dari Mel. papi udah tua dan kamu harus sadar kalau Mel cuma bs ngandelin kamu", bokap gua yang ga biasa bicara banyak tiba-tiba datang menghampiri gua yang lagi duduk makanin kacang di meja rumah duka.
malam itu, di depan sanak famili gue, tubuh ibu kandung gua yang merawat gua dgn penuh kasih, orang-orang yang gw peduliin dan mas yang nuangin bubur di depan ruangan rumah duka, gua bersumpah dalam hati bakal lebih memikirkan perasaan bukan cuma orang yang gua pedulikan, tetapi juga orang yang peduli sama gua.
bokap gua mengangkat guci yang berisi abu tubuh ibu gua ke arah laut. dan itu pertama kalinya dalam beberapa tahun gue melihat air mata beliau di wajahnya yang tanpa ekspresi.
gw melihat ke kedalaman laut, dimana abu tubuh ibu gua berada. cuma ada beberapa kata yang gua pikirkan di dalam otak gua.
selamat jalan, mam.
0
