- Beranda
- Stories from the Heart
Yang Jomblo Tetap Boleh Ikutan Asal Punya Pengalaman Nembak Gebetan
...
TS
CommunityManager
Yang Jomblo Tetap Boleh Ikutan Asal Punya Pengalaman Nembak Gebetan

Link Pemenang ada disini : https://kask.us/iIwip
Dear Agan dan Sista tersayang,
Perjumpaan kita yang tak pernah direncanakan, berawal dari pandemi yang membatasi pertemuan kita akhirnya tertuanglah semua dalam challenge untuk dapat kita saling menemani walau tau berjumpa mata.
Agan Sista, yang punya pengalaman nembak atau di tembak boleh ikutan challeng kita minggu ini untuk membantu teman-teman yang single untuk menjadi pedoman mereka, siapa tahu akan menemukan partner yang belum ketemu, yuk ikutan challenge Sfth KASKUS edisi
"Nembak Gebetan"

1. Dilarang junk, flaming, spam, personal insult, dan segala perbuatan tidak menyenangkan lainnya.
2. Kompetisi terbuka untuk umum (kaskuser laki-laki maupun wanita)
3. Peserta boleh mengikutsertakan lebih dari 1 (satu)
4. DILARANG KERAS mengupload foto SARA, Porno, Disturbing Picture, dan harus mengikuti rules yang ada di KASKUS.
5. Keputusan dewan juri mutlak, sah & tidak dapat diganggu gugat.
6. Peraturan tambahan akan diupdate sewaktu - waktu.

1. Agan & Sista silahkan cerita singkat tentang pengalaman tentang mengungkapkan perasaan atau yang pernah menerima pengakuan perasaan, buat sesingkat tapi detail ya biar mimin baper tapi tetap objektiv
2.Postingan cerita tersebut di reply thread ini
3. Agan/ sista boleh posting cerita lebih dari satu kali, karena ada yang tidak pernah menyerah atau ada yang banyak yang mengejar
4. DILARANG KERAS mengupload foto SARA, Porno, Disturbing Picture, dan harus mengikuti rules yang ada di KASKUS.
5. Pemilihan pemenang berdasarkan cerita yang detail tapi singkat yang sesuai dengan tema.
6. Keputusan penetapan pemenang adalah hak penuh judges


Posting Foto/Video:
8 - 21 February 2021
(Pantun diluar periode lomba akan dinyatakan gugur!)
Penjurian :
23 February 2021
Pengumuman Pemenang :
24 February 2021

Juara 1 : Saldo Kaspay Rp. 250.000
Juara 2 : Saldo Kaspay Rp. 150.000
Juara 3 : Saldo Kaspay Rp. 100.000
Dan peserta yang memposting sesuai dengan tema akan mendapatkan Badge
Diubah oleh CommunityManager 24-02-2021 21:10
aryanti.story dan 55 lainnya memberi reputasi
50
13K
916
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
suciasdhan
#54
E.E.G, Cinta Pertama Lewat Telepon Koin
Cinta pertama tak selalu jadi cinta terakhir. Rasanya, ungkapan itu memang benar. Di film Korea, On Your Wedding Day juga digambarkan seperti itu.
Sejak SMP, tepatnya sekitar tahun 1996, aku udah mulai naksir cowok 🤭 Waktu itu, aku pernah naksir cowok, sahabat dari teman sekelasku (A.K.S). Aku kebetulan duduk di kelas 1-A dan dia duduk di kelas 1-E. Pertama kali aku melihatnya, ketika dia tengah berdiri di ambang pintu kelasku, menunggu A.K.S untuk pulang bareng. Dia cowok yang memiliki tatapan teduh dan senyum manis yang menyisakan lesung pipit di kedua pipinya, serta menggendong ransel berwarna kuning ngejreng di punggungnya. Tiba-tiba saja banyak tanya berkecamuk dalam benak ini. Ingin tahu segala hal tentang dia. Siapa namanya, di mana rumahnya, kapan ultahnya, dan masih banyak lagi. Satu hal yang aku tahu, dia sangat akrab dengan A.K.S karena berasal dari SD yang sama.
Aku: "Yang pake ransel kuning itu siapa, sih?"
A.K.S: "Cie, naksir, ya? Salamin, ah."
Begitu kira-kira yang diucapkan A.K.S, hingga aku malu sendiri dan berusaha mencegahnya untuk tak bilang pada E.E.G. Eh, memang dasarnya, si A.K.S itu kamvret, dia bilang, ke E.E.G kalau aku titip salam cinta untuk E.E.G melalui A.K.S. Malahan, si A.K.S nggak mau ngasih tahu aku tentang dia. Katanya, aku harus cari tahu sendiri dan kalau punya nyali, aku harus telepon dia, sambil melemparkan secarik kertas berisi nomor telepon rumah E.E.G ke atas mejaku.
Rasa kesal bercampur bahagia berbaur menjadi satu. Aku pungut kertas itu dan mencatat nomor rumah dia di buku. Pulang sekolah, habis makan dan berganti pakaian, aku mengambil beberapa uang receh dari dalam celengan, lalu pamit ke Ibu bilangnya hendak memfotocopy materi pelajaran. Kebetulan, di dekat kelurahan, ada telepon koin. Aku memberanikan diri menelepon dia. Dengan hati berdebar dan harap-harap cemas, aku menunggu panggilanku diangkat, khawatir kalau yang ngangkatnya orang tua dia. Malu rasanya, khawatir dikira cewek agresif, menelepon cowok duluan.
Untunglah dia sendiri yang mengangkat teleponnya. Entah aku dapat keberanian dari mana, aku langsung ngajak kenalan dan mengutarakan semua pertanyaan yang akhir-akhir ini mengusik pikiran. Dia sendiri juga seperti tak merasa terganggu dan menyambut panggilan teleponku dengan ramah. Mungkin, karena sikapnya yang hangat seperti itu, makanya aku bisa nyaman berbicara dengan lancar.
Nama depan dia unik, seperti nama sejenis burung yang melambangkan kegagahan. Dia tinggal di Buah Batu, bulan ultahnya sama dengan bulan ultahku. Hobinya main basket dan sepakbola.Pokoknya, semua info tentang dia, aku catat dalam benakku. Sebelum mengakhiri panggilan, aku beranikan diri bilang suka padanya dan buru-buru kututup teleponnya.
Esoknya, di sekolah, dia menjawab pertanyaan cinta aku melalui sepucuk surat. Dalam surat itu, dia menerima cintaku. Sejak saat itu, kami sering saling bertelepon. Terkadang, aku yang telepon dia duluan lewat telepon umum, tak jarang, dia yang telepon ke rumahku lewat telepon umum juga. Kenapa harus di telepon koin, padahal di rumah dipasang telepon? Namanya juga, backstreet, waktu itu, kita sama-sama takut dimarahi orang tua kalau ketahuan pacaran. Malahan, waktu momen ultah masing-masing, aku dan E.E.G ini saling tukar kado. Lucunya, kado kami isinya sama-sama jam beker.
Makanya, aku suka senyum-senyum sendiri ketika nonton adegan telepon koin di film Dilan. Kebetulan juga lokasi film itu di Buah Batu, hingga membuat aku teringat pada kenangan dengan E.E.G dan alamat rumah dia yang berada di salah satu komplek di Buah Batu.
Sampai saat ini, kami masih berteman baik dan sama-sama menjalani kehidupan keluarga yang bahagia dengan pasangan kami masing-masing.
Cinta pertama tak selalu jadi cinta terakhir. Rasanya, ungkapan itu memang benar. Di film Korea, On Your Wedding Day juga digambarkan seperti itu.
Sejak SMP, tepatnya sekitar tahun 1996, aku udah mulai naksir cowok 🤭 Waktu itu, aku pernah naksir cowok, sahabat dari teman sekelasku (A.K.S). Aku kebetulan duduk di kelas 1-A dan dia duduk di kelas 1-E. Pertama kali aku melihatnya, ketika dia tengah berdiri di ambang pintu kelasku, menunggu A.K.S untuk pulang bareng. Dia cowok yang memiliki tatapan teduh dan senyum manis yang menyisakan lesung pipit di kedua pipinya, serta menggendong ransel berwarna kuning ngejreng di punggungnya. Tiba-tiba saja banyak tanya berkecamuk dalam benak ini. Ingin tahu segala hal tentang dia. Siapa namanya, di mana rumahnya, kapan ultahnya, dan masih banyak lagi. Satu hal yang aku tahu, dia sangat akrab dengan A.K.S karena berasal dari SD yang sama.
Aku: "Yang pake ransel kuning itu siapa, sih?"
A.K.S: "Cie, naksir, ya? Salamin, ah."
Begitu kira-kira yang diucapkan A.K.S, hingga aku malu sendiri dan berusaha mencegahnya untuk tak bilang pada E.E.G. Eh, memang dasarnya, si A.K.S itu kamvret, dia bilang, ke E.E.G kalau aku titip salam cinta untuk E.E.G melalui A.K.S. Malahan, si A.K.S nggak mau ngasih tahu aku tentang dia. Katanya, aku harus cari tahu sendiri dan kalau punya nyali, aku harus telepon dia, sambil melemparkan secarik kertas berisi nomor telepon rumah E.E.G ke atas mejaku.
Rasa kesal bercampur bahagia berbaur menjadi satu. Aku pungut kertas itu dan mencatat nomor rumah dia di buku. Pulang sekolah, habis makan dan berganti pakaian, aku mengambil beberapa uang receh dari dalam celengan, lalu pamit ke Ibu bilangnya hendak memfotocopy materi pelajaran. Kebetulan, di dekat kelurahan, ada telepon koin. Aku memberanikan diri menelepon dia. Dengan hati berdebar dan harap-harap cemas, aku menunggu panggilanku diangkat, khawatir kalau yang ngangkatnya orang tua dia. Malu rasanya, khawatir dikira cewek agresif, menelepon cowok duluan.
Untunglah dia sendiri yang mengangkat teleponnya. Entah aku dapat keberanian dari mana, aku langsung ngajak kenalan dan mengutarakan semua pertanyaan yang akhir-akhir ini mengusik pikiran. Dia sendiri juga seperti tak merasa terganggu dan menyambut panggilan teleponku dengan ramah. Mungkin, karena sikapnya yang hangat seperti itu, makanya aku bisa nyaman berbicara dengan lancar.
Nama depan dia unik, seperti nama sejenis burung yang melambangkan kegagahan. Dia tinggal di Buah Batu, bulan ultahnya sama dengan bulan ultahku. Hobinya main basket dan sepakbola.Pokoknya, semua info tentang dia, aku catat dalam benakku. Sebelum mengakhiri panggilan, aku beranikan diri bilang suka padanya dan buru-buru kututup teleponnya.
Esoknya, di sekolah, dia menjawab pertanyaan cinta aku melalui sepucuk surat. Dalam surat itu, dia menerima cintaku. Sejak saat itu, kami sering saling bertelepon. Terkadang, aku yang telepon dia duluan lewat telepon umum, tak jarang, dia yang telepon ke rumahku lewat telepon umum juga. Kenapa harus di telepon koin, padahal di rumah dipasang telepon? Namanya juga, backstreet, waktu itu, kita sama-sama takut dimarahi orang tua kalau ketahuan pacaran. Malahan, waktu momen ultah masing-masing, aku dan E.E.G ini saling tukar kado. Lucunya, kado kami isinya sama-sama jam beker.
Makanya, aku suka senyum-senyum sendiri ketika nonton adegan telepon koin di film Dilan. Kebetulan juga lokasi film itu di Buah Batu, hingga membuat aku teringat pada kenangan dengan E.E.G dan alamat rumah dia yang berada di salah satu komplek di Buah Batu.
Sampai saat ini, kami masih berteman baik dan sama-sama menjalani kehidupan keluarga yang bahagia dengan pasangan kami masing-masing.
Diubah oleh suciasdhan 09-02-2021 19:51
deeazz dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup