Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.1K
2.5K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#202
Lembur Kerja
Raut muka mereka terlihat sangat bingung dan ketakutan, satu persatu orang disana dia hampiri namun tetap tak ada yang meresponnya, hingga akhirnya mereka mendekatiku dan berkata.........


Warga disekitar sana langsung berkumpul kearah dimana mereka berdua terlindas, sebagian warga ada yang meminggirkan motor yang sudah ringsek itu, beberapa warga lain juga mengamankan keadaan sekitar dan menjaga TKP agar tetap aman beserta hamburan tubuh kedua anak malang itu, ada juga warga yang berlari kearahku memastikan diriku baik baik saja dan meminggirkan motorku, dan dua orang warga menghampiri mobil yang berada di belakangku yang ternyata ban motor tadi melayang dan mengenai kaca mobil dibelakangku hingga tembus setengah.

Aku yang masih dalam keadaan linglung karena syok, dan syok ku bukan karena kecelakaan yang menimpa anak anak itu tapi syok karena mau menabrak kucing yang mirip dengan Moe, aku masih celingukan kekanan dan kiri mencari sosok Moe itu, dan tetap saja aku tak menemukan kucing ku itu, memang aneh bagaimana bisa kucingku berada disana dan menghilang begitu saja.

“mas, mas nya nggak papa, ada yang luka nggak” salah satu mas mas datang memastikan keadaanku

“eee apa mas gimana” aku masih belum focus dan masih terlihat bingung

“ada yang luka nggak mas, memar atau apa gitu” mas mas itu bertanya sambil memastikan tubuhku aman tak ada luka dan menuntunku kepinggir jalan

Seketika itu juga jalan menjadi sangat macet, dilain karena kecelakaan itu, banyak mobil dan kendaraan lain yang berjalan perlahan sambil melihat tubuh yang berserakan itu, bahkan ada yang sampai mengabadikan nya dengan video itu.

Setelah aku sampai di pinggir jalan ada satu warga memberiku minuman dan menyuruhku untuk se santai mungkin dan jangan melihat ke arah TKP terlebih dahulu, mungkin takutnya aku jadi trauma karena itu.

Saat aku sedang berada di pinggir jalan, sosok anak yang menjadi korban tabrakan itu mendekatiku dengan tubuh yang terlihat transparan dan berkata padaku.

“mas, mas bisa lihat aku kan, mas tolong bantu mas, tolong satuin tubuhku lagi dan bawa kerumah sakit” sosok salah satu anak yang terlindas itu meminta tolong padaku

“mas tolong kami, kami masih pingin ketemu orang tua kami mas tolong mas” kembali salah satu dari sosok anak itu meminta ku untuk menolong mereka.

Bagaimana bisa aku menolong mereka sedangkan mereka sebenarnya sudah mati karena tertabrak truk dan tubuh mereka hancur lebur berantakan tak beraturan seperti itu, bagaimana aku bisa menghidupkan mereka lagi.

Disisi lain dari arah pohon yang rimbun ada sosok wanita berjubah hitam melesat keluar dari area pohon itu dan kemudian diikuti Aruna yang terbang mengejar sosok wanita itu, dan disaat aku sedang melihat Aruna, kedua sosok anak yang tertabrak ini terus meminta ku untuk membantunya, tanganku terus digenggam kedua anak tersebut yang terasa sangat dingin.

Aku berdiri dari posisi duduk ku dan melihat kearah TKP, melihat beberapa orang mulai memberikan jalan karena akan ada mobil polisi dan mobil ambulan yang datang kesana, para petugas mulai turun dari mobil dinas mereka, polisi mulai melakukan olah TKP mengitung perkiraan kecepatan motor saat menabrak dan kecepatan truk juga, guna untuk melihat siapa yang salah dan siapa yang benar, para petugas medis akan melakukan evakuasi jenazah setelah polisi selesai dengan identifikasi dasar nya.

Setelah polisi selesai mengidentifikasi kejadian, petugas medis meminta para warga sekitar untuk membantu mengevakuasi jenazah yang masih tersisa di bawah truk, sedangkan organ tubuh yang berhamburan dan sudah tak berbentuk para warga terlihat enggan untuk membatu memungutnya, bahkan sampai polisi dan petugas medis meminta mereka untuk membantu, namun masih saja mereka menolak karena alasan tidak kuat dan beberapa malah ada yang muntah.

Saat tak ada warga yang berani membantu, ada salah satu orang pengendara motor yang bersedia membantu mengumpulkan organ yang berserakan itu,

“sudah pak ayo sini saya bantu mengumpulkan organ korban, kasian kalo terlalu lama dibiarkan seperti ini” pengendara itu menawarkan diri

Pengendara yang menawarkan diri itu kemudian menaruh helm nya di motornya dan langsung bersiap mengambil organ organ yang berhamburan itu dengan tangannya, ternyata sosok pengendara yang membantu itu adalah teman sekampungku yang bernama Yayok. Mengetahui dia yang membantu aku kemudian mendekati nya dan ikut mambantu nya juga.

“loh yan kamu tho, kok kebetulan banget” tanya Yayok padaku

“iya nih yok, tadi hampir aja aku jadi korban juga karna ban motor ini lepas dan melayang ke arah ku untung nggak kena” balasku pada nya

“ya udah ayo yan bantu ini di kumpulin aja masukin ke kantung kresek itu, udah kamu buka kantung kresek itu lebar lebar biar aku yang ngumbulin ini daging” insturksinya padaku

Yayok pun mulai meraup bagian bagian organ yang berceceran itu dan masih mengeluarkan darah segar itu dengan tangannya, saat mengambil organ organ itu dia sepertinya juga ketakutan terdengar dari perkataannya saat mengumpulkan organ itu

“maaf ya mbah ini saya Cuma bantu, kalo sakit tolong di tahan dulu ya mbah” ucap Yayok lirih

Aku yang mendengar perkataannya hanya bisa berkata

“hus ngawur ini korbannya masih muda” jawab ku menegur

“halah udah biarin yang penting ini cepet beres aku udah nggak tahan sebenarnya” ucapnya sedikit ngomel

Singkat cerita setelah kejadian itu selesai aku langsung pergi melanjutkan perjalanku untuk pulang dengan motor dan badan ku yang penuh dengan lecet lecet, pasti akan menjadi pertanyaan orangtua ku saat aku sampai di rumah nanti.

Dan sesampainya dirumah ku benar saja, terlihat bapak dan nenek Lasmi menunggu didepan teras dengan perasaan cemas yang pasti tak lain dan tak bukan karena laporan dari Aruna, oh iya tadi aku tak tau setelah kejadian itu Aruna mengejar sosok itu lalu bagaimana, tapi yang jelas dirumah saat itu dia sama sekali tak nampak.

Bapak berkata padaku, kalau mulai saat ini kita harus lebih berhati hati dimanapun dan kapan pun, bapak berkata imbas dari pertempuran kala itu ternyata belum berakhir dan mungkin akan lebih parah lagi dan mungkin akan ada korban jika kita tak berhati hati.

Mendengar bapak berkata demikian aku malah seketika itu juga menjadi merinding tak karuan, bagaimana kalo memang akan ada serangan susulan karena kita dulu mencampuri urusan orang lain.

Aku berkata dimana Aruna saat ini, tapi bapak sama sekali tak menjawab dan hanya menyuruhku masuk rumah dan berbersih diri, dengan raut muka bapak yang sangat kaku tak seperti biasanya.

Singkat cerita setelah kejadian itu, aku sudah bekerja di tempat kerjaku yang baru bersama pak Alfa, aku bekerja disebuah Toko Komputer di daerah Wonosobo sebagai seorang teknisi komputer, Laptop, Printer dan lain lain, hehe barang kali ada yang mau service Laptop bisa dimari ya untuk almata japri saja atau PM di Kasku, eh kok malah promosi.

Aku sudah bekerja di sana selama kurang lebih empat bulan, sejak awal bekerja aku hanya baru satu kali di ganggu oleh penunggu tempat itu saat sedang lamaran kerja saja dan selama empat bulan ini aku belum merasakan ada nya gangguan, hingga sampai akhirnya saat aku di minta oleh manager teknisku ya itu bang Hale.

Aku di minta untuk membantunya menyelesaikan lemburan perakitan PC sebanyak dua puluh lima unit dan harus selesai besok pagi beserta installan windows didalamnya dan pembeli sudah terima beres tinggal pakai saja.

Aku dan bang Hale sebenarnya sudah kenal lama sejak aku PKL dengannya yang dulu dia sebagai pembimbingku saat PKL dan kini dia menjadi manager ku jadi sudah tak perlu lagi beradaptasi dengannya karna kita cukup akrab dan sudah biasa ngobrol.

Kejadian berawal setelah kita menyelesaikan rakitan PC sebanyak liba belas unit dan jam sudah menunjukan pukul delapan malam, dan ternyata kita belum makan malam, karena kita merasa kelaparan kita keluar sebentar untuk mencari makan dan meninggalkan pekerjaan kita di atas meja kerja dengan semua perabotan kerja dalam keadaan mati.

“yan cari makan dulu yuk, laper nih itu terusin nanti aja, tinggal sepuluh unit lagi kan gampang nanti kita bagi tugas, kamu yang ngrakit aku yang install OS nya biar lebih cepet dan bisa pulang nggak usah nginep di sini” ucap bang Hale padaku

“ya udah ayo sih, tapi mending ini aku siap siapin dulu aja bang komponennya biar nanti tinggal pasang pasang” ucapku sambil menata periperal yang nanti akan ku rakit

“yaudah sini aku bantu biar cepet selesainya” bang Hale mendekat dan membantu menyiapkan perangkat perangkat yang nanti akan di rakit

Setelah mempersiapkan garapan yang nanti akan aku kerjakan dan semua alat sudah dimatikan kita pun keluar toko untuk mencari makan, tak lupa kita juga mengunci semua jendela dan pintu karena akan di tingal keluar.

Kita pun berkeliling kota kecil Wonosobo untuk mencari penjual makanan malam yang enak, dan setelah kita mendapat makanan yangkita inginkan kitapun kembali lagi ketoko untuk menyantap makanan yang sudah kita beli.

Bang Hale membuka kunci pintu dan kitapun masuk kedalam toko untuk menyantap makanan kita, kita langsung pergi kelantai dua dibagian bengkel komputer karena kita memrakit komputer disana, niat kita adalah bekerja sambil makan jadi akan lebih menghemat waktu dan akan cepat selesai.

Namun betapa kagetnya saat kita berada di lantai dua melihat keadaan tempat kerja kita yang awalnya kita susun rapi dan tak ada barang elektronik yang menyala kini terlihat sangat berantakan semua komponen yang kita susun dan kita urunkan yang niatnya tinggal pasang kini telah tersebar berserakan dimeja dan lantai, komputer komputer yang sudah siap ada yang menyala walau tanpa monitor dan keadaan sangat berantakan

Aku dan bang Hale masih berfikir ini mungkin ada seseorang yang masuk alias maling dan ingin mengambil sesuatu tapi ada yang janggal kenapa hanya memporak porandakan barang saja tak ada satu barang pun yang hilang dari kejadian itu, bahkan jendela atau pintu masih dalam keadaan terkunci saat kita kembali, tak ada jejak kaki di sekitar jendelam, tak ada bekas congkelan atau apapun yang menandakan tempat ini baru saja dimasuki seseorang.

“yan nggak ada satu pun indikasi ada orang yang masuk tuh, tapi kok bisa berantakan gini ya” tanya bang Hale padaku

“ya juga ya bang aneh aja lagian kalo maling kenapa nggak ngambil barang tapi malah berantakin barang dan ngidupin komputer kan aneh” tambahku pada bang Hale

“atau mungkin tikus ya yan, kan bisa aja” bang Hale coba menebak

“nah itu bisa aja bang, la emang dulu waktu bang Hale lembur gimana” tanyaku padanya

“aku sih belum pernah lembur yan baru kali ini aja karena terpaksa garapan ini harus rampung besok kan mana banyak banget” terang bang Hale

Bang hale pun mencoba mengecek seluruh ruangan mencari dan memastikan bahwa itu memang ulah seekor tikus, bang Hale awalnya mengecek lantai dua dimana kita berada namun tidak menemukan petunjuk adanya seekor tikus disini, aku bertugas merapikan barang barang yang berserakan ini supaya tidak ada yang hilang, soalnya jika ada yang hilang kita harus menggantinya walau itu sengaja atau tidak sengaja.

Karena bang Hale tidak menemukan seekor tikuspun disini, bang hale memutuskan untuk turun kebawah mencari tikus barang kali sudah turun kebawah dan takut menggrogoti barang dagangan yang kita jual dan membuat nya rusak makanya bang Hale turun untuk memastikannya.

Saat bang Hale sedang berada dibawah mencari tikus aku masih terus mengumpulkan barang yang berserakan dilantai dua, dan saat itu juga aku mulai merasa ada gangguan dari penghuni sini, di lantai dua ada satu radio kuno yang sudah lama mati dan tak bisa berfungsi sama sekali.

Dan saat sedang asik merapikan barang barang yang berantakan tiba tiba radio kuno yang lama tak bisa dinyalakan itu karena rusak, pada malam itu bisa menyala dengan sendirinya dengan suara yang awalnya lirih dengan lagu jaman dulu sekali

“Genjer-genjer nang kledhokan pating keleler

Genjer-genjer nang kledhokan pating keleler”

Entah lagu apa itu aku sama sekali tak paham bahkan liriknya pun aku tak mengerti artinya, suara sember khas radio jaman dulu membuat hatiku semakin bergidik ngeri, cicin pemberian mbah margono mulai berkedip merah, suara dari radio itu semakin lama semakin kencang hingga Cumiakan telinga, tapi yang aneh bang Hale yang berada di bawah sama sekali tak mendengar suara ini, suara makin lama makin keras hingga pada akhirnya radio itu diam sendiri tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Namun cincin dari mbah margono masih terus berkedip.

Dari arah tangga terdengar suara langkah kaki seseorang yang tengah naik keatas menuju kearahku, aku yang masih syok karena suara radio yang tadi berbunyi sendiri hanya terdiam sambil terus mengamati siapa yang maniki tangga itu, aku berharap kalo itu adalah bang Hale.

Perlahan sosok yang naik kelantai dua terlihat aku sangat lega yang kulihat ternyata ada lah bang Hale, tapi anehnya cincin dari mbah Margono terus berkedip bahkan kedipannya malah semakin cepat sejalan dengan sosok bang Hale yang mendekatiku.

“bang tadi aneh banget sumpah, ini radio kok bisa bunyi sendiri ya mana keras banget lagi, tapi tiba tiba mati sendiri, kan kata bang Hale ini radio udah lama matikan” tanyaku sambil terus berjalan mundur karena ekspresi bang Hale saat itu sangat aneh tak sama seperti saat dia turun tadi, di tambah kedipan cincin ini semakin kencang,

Saat sosok bang Hale ini mendekat kearahku, terdengar suara seseorang lagi sedang menaiki anak tangga tapi kali ini suara itu terdengar sangat kencang dan cepat

“duk duk duk duk duk”

Ternyata sosok yang menaiki tangga itu adalah ......
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 58 lainnya memberi reputasi
59
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.