- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#65
Chapter 43
Mereka berdua berada di sebuah ruangan yang sangat luas tak berujung, berwarna dominan putih. Allison memakai setelan rapih baju jas dipadukan dengan celana bahan hitam yang pas dipakainya. Tidak lupa dasi kupu-kupu hitam kecil yang bertengger diam di bagian lehernya.
“Kepalaku?” tanya Allison keheranan. “tempat ini bukanlah isi kepalamu, tetapi dijiwamu…,” sambil menunjuk ke bagian dada.
“Tidak ada bedanya, sekarang enyahlah!” Djohan menebas leher Allison, kepalanya menggelinding.
“Hmm…,” dengan santai tubuh Allison berjalan mengambil kepalanya yang terputus, lalu memasangkannya kembali. “Djohan, bagaimana? Kekuatan miliku, kau menikmatinya bukan?” dengan senyumnya yang begitu sinis.
Djohan tidak menjawab iya maupun tidak, ia hanya diam saja.
“Aku tahu kau sangat menikmatinya, kekuatan besar yang mengalir deras di sekujur tubuhmu. Apalagi ketika melawan orang tadi, siapa dia? Tentunya lebih lemah dibandingkanku kan…”
Djohan mendekati Allison lagi, kini ia menusukan jemarinya ke dada Allison hingga menembus. “Siapa yang mengijinkanmu masuk ke dalam sini? Seharusnya kau sudah mati!”
“Hmm,” lagi-lagi dengan sikap yang tenang. “kau benar, aku memang sudah mati. Lebih tepatnya...,” Allison menunduk, mendekatkan kepalanya ke telinga Djohan. “aku sudah menyatu denganmu…”
Djohan kembali tersadar setelah kepala bentuk Beaters nya retak dan hancur. Memunculkan kembali wajah Djohan yang bersembunyi di ‘topeng’ itu. Ia melihat jemarinya yang terlihat sangat berbeda, dari bentuk maupun warnanya. Tiba-tiba ucapan Allison tadi terngiang-ngiang dipikirannya. Entah apa yang terjadi, momen barusan ketika Djohan secara aneh masuk ke dalam pikirannya tidak bisa dimengerti bahkan oleh dirinya sendiri.
“Hm…,” kedua tangannya sudah kembali menjadi bentuk manusia, dan hal mengejutkan lainnya adalah sosok Overmars yang sudah tidak ada dihadapannya. “cih, aku kehilangan orang itu sekarang,” ada noda darah yang tertinggal. “tidak juga sepertinya….”
Overmars dalam keadaan panik berlari memasuki salah satu gedung, berteriak meminta bantuan Li dan juga orang-orang lab. Dalam kepanikan itu Overmars masuk ke salah satu ruangan, yang bisa dibuka menggunakan sensor retinanya.
“Sial! kemana orang-orang lab itu?!” ucapnya dalam keadaan marah.
Djohan dengan santai mengikuti jejak darah yang berjatuhan, memberikan sebuah petunjuk ke mana Overmars pergi melarikan diri. Darah itu menuntunnya memasuki salah satu gedung yang ada di area pabrik ini. Hal mengejutkan terpampang jelas saat Djohan memasukinya, larvaman yang sudah disuntikan dan mengeras menggelantung disepanjang dinding ruangan.
Ada yang masih terdiam dengan jerat-jerat halus yang mengelilinginya, ada juga yang sudah pecah hanya meninggalkan bentuk larvaman sebagai cangkang. Melihat ini semua, Djohan langsung terpikirkan telur-telur yang biasa ia susun di lemari pendingin. Djohan melihat sebuah pintu di mana terdapat alat dengan tombol-tombol dan layar disampingnya.
“Sensor tangan?” Djohan menebak mesin apa yang tertempel itu, ternyata mesin itu bukan untuk memindai telapak tangan. Ketika wajahnya didekatkan barulah Djohan mengerti jika mesin itu memindai retina. “hm, aku tidak sempat mencongkel wajahnya, apa boleh buat,” Djohan menghancurkan mesinnya, secara ajaib pintu terbuka. Kali ini Djohan dihadapkan dengan lorong yang panjang dan lurus.
Djohan melangkah pelan, dan melihat noda darah masih ada di sana. Lorong ini dilapisi oleh kaca-kaca dibagian samping, disinilah terlihat ruangan-ruangan khusus berisikan kamar-kamar. Yang menjadi pertanyaanya bagaimana mereka bisa masuk ke ruangan tersebut jika lorong ini hanyalah sebagai tempat pemantau.
“Mereka hebat juga, bisa menyulap area pabrik ini menjadi tempat yang begitu merumitkan. Pasti antara gedung satu dan gedung lainnya saling terhubung,” satu lagi pintu dihadapannya.
Djohan membukanya secara perlahan, ada satu buah kandang kecil yang masih sama dilapisi oleh kaca yang ia lihat. Beberapa pekerja lab juga masih ada diruangan ini, mereka berkumpul di sudut. Takut akan kehadiran Djohan. Sementara itu sosok Overmars sudah berada di dalam, kali ini dengan raut wajah yang begitu menggembirakan.
“Tenang, aku tidak akan menyakiti kalian, aku berjanji,” Djohan bertanya bagaimana caranya masuk ke dalam. “apa aku bisa menyusul pengecut itu masuk?”
“Tidak….pintu masuknya hanya bisa dibuka oleh penanggung jawab pabrik seperti pak Li dan pak Overmars, selain itu pekerja seperti kami bisa masuk ketika memasuki jam makan saja….,” jawab pekerja lab jelas meskipun agak takut.
“Jam makan?”
Pekerja lab menjelaskan bahwa mereka menyimpan spesimen khusus di ruangan ini, spesimen khusus ini adalah kreasi langsung Li dan juga Allison. Dengan cara menggabungkan sel Beaters White clan dan juga Black clan ke dalam tubuh manusia. Manusia percobaan itu berhasil menerimanya, namun efek sampingnya begitu dahsyat. Penerima itu secara permanent berada dalam bentuk Beaters, dan badannya sangatlah kurus.
Untuk menjaganya tetap hidup, maka pekerja lab memberikan makan kepadanya yaitu larvaman yang gagal melewati tahap dua. Sehingga ketika keluar cangkang bentuknya masih dalam bentuk monster tidak menjadi manusia normal kembali. Cara ini sudah mereka lakukan sejak lama, baik Li dan Allison tidak mengerti bagaimana cara menghidupkan percobaan ini dengan sempurna. Mereka sudah mencoba memberikan darah segar, tetapi tidak ada reaksi.
Mendengar hal itu Djohan berlari menuju pintu, yang memiliki mesin yang sama. Djohan menghancurkannya lagi tetapi kali ini pintu masih tidak mau terbuka.
“Percuma saja, selain sensor retina pintu itu juga membutuhkan kunci khusus untuk membukanya. Untuk berjaga-jaga semua komponen di sini dibuat dengan bahan yang kuat, boss Allison pun sudah mengetes bahannya, jadi bisa kau bayangkan betapa kuatnya kompenen ini….,” berbicara lantang dengan badan yang gemetaran.
Djohan menatap sinis, membuat para pekerja lab ketakutan. “Apa aku harus diam saja?!”
Sementara itu kapten James sudah mencapai lantai atas, dirinya melihat kondisi Davies yang begitu memprihatinkan.
“Hei…su…dah…ku…du…ga, kap---,” tidak ingin membuat rekannya itu semakin terluka karena banyak berbicara kapten James menyuruhnya diam, lalu Davies menunjuk pos satu lagi.
“Leah…baiklah….,” kapten James dengan melihat sekelilingnya dan tidak adanya sosok Djohan disekitarnya membuatnya bertanya-tanya. “maafkan aku pak, tapi tolong….,” seseorang mengangguk mendengar perkataan itu dari kapten James.
Di lain pihak, Overmars mulai melakukan hal gila. Yaitu memberikan darahnya yang masih keluar melalui pangkal tangannya yang diputus oleh Djohan. Tidak ada reaksi berarti dari spesimen khusus itu. Mulutnya pun masi penuh dengan sisa-sisa larvaman yang gagal melalui tahap 2.
“Sudah berapa lama kau di sini monster sialan!” dengan tenaga seadanya, Overmars memukul monster ini. “kau harusnya jadi percobaan yang paling berhasil dan menemani boss Allison di Surban, tetapi….,” pukulan demi pukulan dilancarkan.
Djohan tidak kuat melihatnya, ia sudah bersiap berubah namun seketika keinginan itu hilang ketika sosok Allison muncul dikepalanya. “Cih…haruskah di waktu sekarang ini…”
Kepalan tangan Overmars mulai robek karena ia memaksa memukul kepala Beaters yang keras dan memiliki permukaan yang tajam, “Tidak berguna! Mati saja kau!”
Tiba-tiba monster itu bangkit dari duduknya, mengangkat badan Overmars dengan kedua tangannya. “Arghhhh!” lalu secara tiba-tiba menghantam tanduk dan kepalanya ke perut Overmars hingga menembus dan kepala monster itu tersangkut di tengah-tengah perut.
Quote:
Mereka berdua berada di sebuah ruangan yang sangat luas tak berujung, berwarna dominan putih. Allison memakai setelan rapih baju jas dipadukan dengan celana bahan hitam yang pas dipakainya. Tidak lupa dasi kupu-kupu hitam kecil yang bertengger diam di bagian lehernya.
“Kepalaku?” tanya Allison keheranan. “tempat ini bukanlah isi kepalamu, tetapi dijiwamu…,” sambil menunjuk ke bagian dada.
“Tidak ada bedanya, sekarang enyahlah!” Djohan menebas leher Allison, kepalanya menggelinding.
“Hmm…,” dengan santai tubuh Allison berjalan mengambil kepalanya yang terputus, lalu memasangkannya kembali. “Djohan, bagaimana? Kekuatan miliku, kau menikmatinya bukan?” dengan senyumnya yang begitu sinis.
Djohan tidak menjawab iya maupun tidak, ia hanya diam saja.
“Aku tahu kau sangat menikmatinya, kekuatan besar yang mengalir deras di sekujur tubuhmu. Apalagi ketika melawan orang tadi, siapa dia? Tentunya lebih lemah dibandingkanku kan…”
Djohan mendekati Allison lagi, kini ia menusukan jemarinya ke dada Allison hingga menembus. “Siapa yang mengijinkanmu masuk ke dalam sini? Seharusnya kau sudah mati!”
“Hmm,” lagi-lagi dengan sikap yang tenang. “kau benar, aku memang sudah mati. Lebih tepatnya...,” Allison menunduk, mendekatkan kepalanya ke telinga Djohan. “aku sudah menyatu denganmu…”
Djohan kembali tersadar setelah kepala bentuk Beaters nya retak dan hancur. Memunculkan kembali wajah Djohan yang bersembunyi di ‘topeng’ itu. Ia melihat jemarinya yang terlihat sangat berbeda, dari bentuk maupun warnanya. Tiba-tiba ucapan Allison tadi terngiang-ngiang dipikirannya. Entah apa yang terjadi, momen barusan ketika Djohan secara aneh masuk ke dalam pikirannya tidak bisa dimengerti bahkan oleh dirinya sendiri.
“Hm…,” kedua tangannya sudah kembali menjadi bentuk manusia, dan hal mengejutkan lainnya adalah sosok Overmars yang sudah tidak ada dihadapannya. “cih, aku kehilangan orang itu sekarang,” ada noda darah yang tertinggal. “tidak juga sepertinya….”
Overmars dalam keadaan panik berlari memasuki salah satu gedung, berteriak meminta bantuan Li dan juga orang-orang lab. Dalam kepanikan itu Overmars masuk ke salah satu ruangan, yang bisa dibuka menggunakan sensor retinanya.
“Sial! kemana orang-orang lab itu?!” ucapnya dalam keadaan marah.
Djohan dengan santai mengikuti jejak darah yang berjatuhan, memberikan sebuah petunjuk ke mana Overmars pergi melarikan diri. Darah itu menuntunnya memasuki salah satu gedung yang ada di area pabrik ini. Hal mengejutkan terpampang jelas saat Djohan memasukinya, larvaman yang sudah disuntikan dan mengeras menggelantung disepanjang dinding ruangan.
Ada yang masih terdiam dengan jerat-jerat halus yang mengelilinginya, ada juga yang sudah pecah hanya meninggalkan bentuk larvaman sebagai cangkang. Melihat ini semua, Djohan langsung terpikirkan telur-telur yang biasa ia susun di lemari pendingin. Djohan melihat sebuah pintu di mana terdapat alat dengan tombol-tombol dan layar disampingnya.
“Sensor tangan?” Djohan menebak mesin apa yang tertempel itu, ternyata mesin itu bukan untuk memindai telapak tangan. Ketika wajahnya didekatkan barulah Djohan mengerti jika mesin itu memindai retina. “hm, aku tidak sempat mencongkel wajahnya, apa boleh buat,” Djohan menghancurkan mesinnya, secara ajaib pintu terbuka. Kali ini Djohan dihadapkan dengan lorong yang panjang dan lurus.
Djohan melangkah pelan, dan melihat noda darah masih ada di sana. Lorong ini dilapisi oleh kaca-kaca dibagian samping, disinilah terlihat ruangan-ruangan khusus berisikan kamar-kamar. Yang menjadi pertanyaanya bagaimana mereka bisa masuk ke ruangan tersebut jika lorong ini hanyalah sebagai tempat pemantau.
“Mereka hebat juga, bisa menyulap area pabrik ini menjadi tempat yang begitu merumitkan. Pasti antara gedung satu dan gedung lainnya saling terhubung,” satu lagi pintu dihadapannya.
Djohan membukanya secara perlahan, ada satu buah kandang kecil yang masih sama dilapisi oleh kaca yang ia lihat. Beberapa pekerja lab juga masih ada diruangan ini, mereka berkumpul di sudut. Takut akan kehadiran Djohan. Sementara itu sosok Overmars sudah berada di dalam, kali ini dengan raut wajah yang begitu menggembirakan.
“Tenang, aku tidak akan menyakiti kalian, aku berjanji,” Djohan bertanya bagaimana caranya masuk ke dalam. “apa aku bisa menyusul pengecut itu masuk?”
“Tidak….pintu masuknya hanya bisa dibuka oleh penanggung jawab pabrik seperti pak Li dan pak Overmars, selain itu pekerja seperti kami bisa masuk ketika memasuki jam makan saja….,” jawab pekerja lab jelas meskipun agak takut.
“Jam makan?”
Pekerja lab menjelaskan bahwa mereka menyimpan spesimen khusus di ruangan ini, spesimen khusus ini adalah kreasi langsung Li dan juga Allison. Dengan cara menggabungkan sel Beaters White clan dan juga Black clan ke dalam tubuh manusia. Manusia percobaan itu berhasil menerimanya, namun efek sampingnya begitu dahsyat. Penerima itu secara permanent berada dalam bentuk Beaters, dan badannya sangatlah kurus.
Untuk menjaganya tetap hidup, maka pekerja lab memberikan makan kepadanya yaitu larvaman yang gagal melewati tahap dua. Sehingga ketika keluar cangkang bentuknya masih dalam bentuk monster tidak menjadi manusia normal kembali. Cara ini sudah mereka lakukan sejak lama, baik Li dan Allison tidak mengerti bagaimana cara menghidupkan percobaan ini dengan sempurna. Mereka sudah mencoba memberikan darah segar, tetapi tidak ada reaksi.
Mendengar hal itu Djohan berlari menuju pintu, yang memiliki mesin yang sama. Djohan menghancurkannya lagi tetapi kali ini pintu masih tidak mau terbuka.
“Percuma saja, selain sensor retina pintu itu juga membutuhkan kunci khusus untuk membukanya. Untuk berjaga-jaga semua komponen di sini dibuat dengan bahan yang kuat, boss Allison pun sudah mengetes bahannya, jadi bisa kau bayangkan betapa kuatnya kompenen ini….,” berbicara lantang dengan badan yang gemetaran.
Djohan menatap sinis, membuat para pekerja lab ketakutan. “Apa aku harus diam saja?!”
Sementara itu kapten James sudah mencapai lantai atas, dirinya melihat kondisi Davies yang begitu memprihatinkan.
“Hei…su…dah…ku…du…ga, kap---,” tidak ingin membuat rekannya itu semakin terluka karena banyak berbicara kapten James menyuruhnya diam, lalu Davies menunjuk pos satu lagi.
“Leah…baiklah….,” kapten James dengan melihat sekelilingnya dan tidak adanya sosok Djohan disekitarnya membuatnya bertanya-tanya. “maafkan aku pak, tapi tolong….,” seseorang mengangguk mendengar perkataan itu dari kapten James.
Di lain pihak, Overmars mulai melakukan hal gila. Yaitu memberikan darahnya yang masih keluar melalui pangkal tangannya yang diputus oleh Djohan. Tidak ada reaksi berarti dari spesimen khusus itu. Mulutnya pun masi penuh dengan sisa-sisa larvaman yang gagal melalui tahap 2.
“Sudah berapa lama kau di sini monster sialan!” dengan tenaga seadanya, Overmars memukul monster ini. “kau harusnya jadi percobaan yang paling berhasil dan menemani boss Allison di Surban, tetapi….,” pukulan demi pukulan dilancarkan.
Djohan tidak kuat melihatnya, ia sudah bersiap berubah namun seketika keinginan itu hilang ketika sosok Allison muncul dikepalanya. “Cih…haruskah di waktu sekarang ini…”
Kepalan tangan Overmars mulai robek karena ia memaksa memukul kepala Beaters yang keras dan memiliki permukaan yang tajam, “Tidak berguna! Mati saja kau!”
Tiba-tiba monster itu bangkit dari duduknya, mengangkat badan Overmars dengan kedua tangannya. “Arghhhh!” lalu secara tiba-tiba menghantam tanduk dan kepalanya ke perut Overmars hingga menembus dan kepala monster itu tersangkut di tengah-tengah perut.
redrices dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas