- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#64
Chapter 42
Tombak besi yang dibuat Vivian ternyata berubah bentuk dan mulai melilit tubuh Li, diikuti dengan tombak-tombak besi lain yang tersebar diruangan ini. Mereka semua melesat dan menancapkan diri ke berbagai bagian tubuh Li, termasuk ekor yang kerap kali menyulitkan. Li pun kebingungan dengan apa yang terjadi, besi-besi ini hanya bisa digerakan oleh Vivian. Sedangkan Vivian sendiri sedang terkapar tak sadarkan diri.
“Cih, si---,” besi yang melilit badannya kemudian berubah dan menancap ke bagian bawah kepala Li yang menembus langsung ke bagian atasnya yang menyegel lidah agar tidak bisa bergerak. “hmm…hufft…,” Li kesulitan berbicara.
Kapten James yang sedari tadi berlari kini hanya berjalan santai, ia tersenyum melihat kondisi Li yang terikat dengan besi-besi bergerak dengan sendiri. Namun tidak sepenuhnya bergerak sendiri, kapten James mengingat momen singkat yang terjadi barusan. Saat Vivian membisikan sesuatu padanya sebelum tersungkur dan berubah sepenuhnya menjadi manusia biasa, bisikan itu adalah sebuah rencana untuk mengalahkan Li.
“Aku akan berpura-pura pingsan di sini, gas beracun itu bisa kutahan berkat darah darimu itu. Tapi yang bisa aku lakukan hanyalah melakukan satu serangan saja, pastikan kamu bisa menjebaknya tuk mendekatiku lalu menyerangku,” sesaat mengucapkan itu kapten James memberikan sweater yang ukurannya kebesaran untuk menutupi tubuh Vivian yang terekspos.
Kapten James pun menggelengkan kepalanya, “Hanya melihat serangan Li kepada Sherlee, ia tahu bahwa Li pasti akan mengincar dirinya lagi, apalagi ketika insiden gas itu. Gambling yang sangat beresiko sekali…Vivian…”
Vivian pun bergerak pelan, mencoba bangun lalu menggunakan sweater milik kapten James kebadannya yang telah dilumuri darah.
“Gas mu itu sangat mematikan, aku hanya menghirupnya sedikit tetapi efeknya sungguh gila,” kali ini Vivian merasakan efeknya secara asli, tubuhnya goyah. “baru kusadari, ketika aku menggunakan kekuatan Beaters maka virus yang ada di gas itu akan bereaksi, menekan dengan sekuat tenaga. Tapi ketika aku diam, mereka juga akan diam dan tertidur.”
Li menggerutu, kesal dengan Vivian dan kapten James. Padahal ia sangat yakin bisa menghabisi para penganggu ini, apalagi dengan senjata rahasia yaitu gas beracun penekan sel Beaters.
“Hmm..keberadaan dirimu sudah tidak diperlukan lagi makhluk jadi-jadian,” kapten James menodongkan pistol berisi peluru khusus ke luka yang dibuat oleh tombak besi Vivian.
“tugasku di sini untuk menghancurkan pabriknya, dengan definisi secara harfiah yaitu meratakan dengan tanah. Dan kau…,” tertawa kecil. “monster Beaters jadi-jadian, sudah tentu perintah atasan sangat jelas. Ek..se…ku..si!”
Beberapa tembakan dilancarkan, Li meronta kesakitan setelah dengan cepat racun Beatersnya bekerja. Vivian akhirnya benar-benar tumbang kali ini, kapten James berhasil meraihnya sebelum Vivian kembali terjatuh dikubangan darah.
“Kamu…benar-benar gila,” dengan maksud memuji Vivian. “hei! Hentikan menampilkan wajah jelek seperti itu,” kapten James menembak kepala Li.
Sementara itu di atas, Overmars dengan lengan kekar dan besarnya bersiap menghujam Djohan. Ia melancarkan pukulan yang kuat membuat angin-angin terbelah. Djohan sama sekali tidak berniat menghindarinya, ia tetap berdiri tegak ditempatnya. Pukulan itu terhenti dengan suara yang keras, Overmars merasakan dalam tinjunya, mengenai Djohan dengan telak.
Namun kenyataan sungguh berbeda, Djohan berhasil menahannya menggunakan telapak tangannya. “Hmm…,” Djohan melepaskan telapak tangannya, lalu membuat tinju untuk memukul tangan besar dihadapannya. “wargh!” tubuh Overmars mundur beberapa setelah mengenai tekanan tinju dari Djohan, bagian samping tangan besar itu pun pecah.
“Ah!” Overmars merasakan sakit yang luar biasa, tangan besarnya gemetaran kemudian menyusut menjadi ukuran normal. Kaki-kaki serangga kecil kembali keluar dan menusuk dada Overmars untuk menyembuhkannya. “kekuatan apa itu,” ketika ditatap oleh Djohan dalam keadaan marah diri Overmars bergeming, keringat bercucuran, dalam sekejap ia melihat sosok Allison yang berdiri didepannya.
Djohan terlihat belum terlalu akrab dengan kekuatan barunya, kedua tangannya dibuka tutup untuk merasakan sensasi kekuatan yang berbeda. Perlakuan Djohan yang meremehkan di mata Overmars membuatnya naik pitam. Ukuran tangan Beaters nya dibuat menjadi lebih besar, seukuran tangan raksasa barusan. Ketika Overmars mengangkat tangannya, tingginya melebihi gedung-gedung pabrik disekitarnya. Kaki-kaki seranggan pun muncul, membantu mengangkat tubuh Overmars ke atas. Djohan hanya meliriknya saja, siap kapanpun dengan serangan Overmars.\
“Rasakan ini, kupastikan tubuhmu remuk setelah menerima pukulan ini!” kaki-kaki serangga kecil lepas dari tanah, dengan kecepatan yang dahsyat kembali masuk ke tangan Beaters yang berukuran raksasa ini.
Karena bentuknya yang super besar, maka ayunan tinju Overmars pun bergerak lambat. Dari atas nampak seperti asteroid yang turun dari langit, angin-angin menyelimuti kepalan besar itu, kekuatan yang besar membelah angin-angin itu ketika kepalan tinju semakin mendekati Djohan.
“Baiklah…,” Djohan mengepalkan kembali tinjunya, lalu mengambil awalan sambil menunggu kepalan tinju raksasa itu mendekatinya.
Adu tinju Overmars dan Djohan tidak dapat teralihkan lagi, benturan hebat keduanya membuat getaran yang begitu dahsyat sampai-sampai pintu brankas besar yang menghalangi jalan kapten James yang sedang membawa Vivian dan Sherlee dilengannya terjatuh akibat getaran besar itu.
“Apa yang terjadi di atas sana? Aku harus cepat…,” ucap kapten James mempercepat langkahnya.
Kedua tinju masih beradu, setelah beberapa saat tinju milik Overmars hancur. Meledak seperti balon yang ditusukan jarum. Darah gelap mengucur deras seperti air hujan, Overmars pun terjun bebas dari tempat yang tinggi. Beruntungnya ketika terjatuh kaki-kaki serangga sedang melakukan tugasnya yaitu memberikan penyembuhan bagi Overmars. Karena seringnya menggunakan regen yang tidak alami itu, malahan dada Overmars yang terlihat mengucurkan darah segar. Darah manusia berwarna merah.
Djohan memperhatikan keanehan ini, meskipun hanya bagian tertentu yang berubah ketika menjadi Beaters. Maka ketika terkena serangan dan mengalami luka, maka bukan darah manusia yang muncul melainkan darah ketika menjadi monster Beaters. Sama halnya ketika tanduk Beaters yang tiba-tiba muncul, kali ini Djohan tidak menyadari ketika secara perlahan kepalanya berubah bentuk menjadi bentuk Beaters, lengkap dengan helm pelindung kepala yang kini sudah menyatu dengan tanduk dan gigi-gigi bergegaji.
“Jangan mendekat!” Overmars mulai panik, membuat jemarinya menjadi panjang dan mengeluarkan kaki-kaki serangga yang kini berukuran besar, semuanya menyerang Djohan secara bersamaan.
Djohan pun dengan santainya mendekati serangan Overmars yang bertubi itu, namun satu kedipan saja mampu membuat semuanya terpotong. Overmars saja dengan penglihatan manusia saja tidak melihat kapan Djohan memotong jemari dan kaki serangganya. Kedipan selanjutnya Djohan sudah berada didekatnnya, sangat dekat sehingga wujud muka seram Djohan dapat dilihat dengan jelas oleh Overmars.
Satu tangan Djohan menancapkan kukunya ke tangan Beaters milik Overmars, lalu satunya lalu bertindak sebagai katana yang dengan cepat memotong tangan Overmars tepat dipangkalnya.
“Arghhh!” Overmars merintih kesakitan, setelah berhasil memotong tangan Beaters milik Overmars. Djohan melemparnya jauh. “sial---,” Djohan menggunakan lapisan luar tinjunya memukul jauh Overmars.
Pemandangan selanjutnya sungguh di luar dugaan, Beat milik Overmars keluar dari ujung pangkal lengan yang terpotong itu. Tanpa membuang banyak waktu, Djohan mendekati Beat itu dan menusuknya. Membuat Beat mati di tempat. Tangan Beaters berwarna hitam pun mulai berasap dan kemudian musnah.
“Sialan! Aku tidak mungkin kalah semudah itu!” Overmars merengek setelah mengetahui dirinya sudah tidak berdaya lagi. “Li…di mana Li? Oi Li! Cepat tolong aku!!” Djohan semakin mendekati Overmars.
Jemarinya yang tajam sudah dirapatkan, siap menusuk Overmars kapan saja. Tetapi Djohan tiba-tiba terdiam, tangan kanannya yang semula dirapatkan dan siap menghunus kepala Overmars. Kini menyergap kepalanya sendiri dan meremasnya dengan kuat.
“Hentikan!....” sikap Djohan mendadak aneh, ia berbicara dengan dirinya sendiri. “keluar kau!” teriaknya.
Djohan tiba-tiba terbangun di sebuah ruangan serba putih, dan didepannya berdiri sosok yang paling dibencinya yaitu Allison.
“Selamat datang,” sapa Allison.
“Keluar dari kepalaku!” teriak Djohan.
Quote:
Tombak besi yang dibuat Vivian ternyata berubah bentuk dan mulai melilit tubuh Li, diikuti dengan tombak-tombak besi lain yang tersebar diruangan ini. Mereka semua melesat dan menancapkan diri ke berbagai bagian tubuh Li, termasuk ekor yang kerap kali menyulitkan. Li pun kebingungan dengan apa yang terjadi, besi-besi ini hanya bisa digerakan oleh Vivian. Sedangkan Vivian sendiri sedang terkapar tak sadarkan diri.
“Cih, si---,” besi yang melilit badannya kemudian berubah dan menancap ke bagian bawah kepala Li yang menembus langsung ke bagian atasnya yang menyegel lidah agar tidak bisa bergerak. “hmm…hufft…,” Li kesulitan berbicara.
Kapten James yang sedari tadi berlari kini hanya berjalan santai, ia tersenyum melihat kondisi Li yang terikat dengan besi-besi bergerak dengan sendiri. Namun tidak sepenuhnya bergerak sendiri, kapten James mengingat momen singkat yang terjadi barusan. Saat Vivian membisikan sesuatu padanya sebelum tersungkur dan berubah sepenuhnya menjadi manusia biasa, bisikan itu adalah sebuah rencana untuk mengalahkan Li.
“Aku akan berpura-pura pingsan di sini, gas beracun itu bisa kutahan berkat darah darimu itu. Tapi yang bisa aku lakukan hanyalah melakukan satu serangan saja, pastikan kamu bisa menjebaknya tuk mendekatiku lalu menyerangku,” sesaat mengucapkan itu kapten James memberikan sweater yang ukurannya kebesaran untuk menutupi tubuh Vivian yang terekspos.
Kapten James pun menggelengkan kepalanya, “Hanya melihat serangan Li kepada Sherlee, ia tahu bahwa Li pasti akan mengincar dirinya lagi, apalagi ketika insiden gas itu. Gambling yang sangat beresiko sekali…Vivian…”
Vivian pun bergerak pelan, mencoba bangun lalu menggunakan sweater milik kapten James kebadannya yang telah dilumuri darah.
“Gas mu itu sangat mematikan, aku hanya menghirupnya sedikit tetapi efeknya sungguh gila,” kali ini Vivian merasakan efeknya secara asli, tubuhnya goyah. “baru kusadari, ketika aku menggunakan kekuatan Beaters maka virus yang ada di gas itu akan bereaksi, menekan dengan sekuat tenaga. Tapi ketika aku diam, mereka juga akan diam dan tertidur.”
Li menggerutu, kesal dengan Vivian dan kapten James. Padahal ia sangat yakin bisa menghabisi para penganggu ini, apalagi dengan senjata rahasia yaitu gas beracun penekan sel Beaters.
“Hmm..keberadaan dirimu sudah tidak diperlukan lagi makhluk jadi-jadian,” kapten James menodongkan pistol berisi peluru khusus ke luka yang dibuat oleh tombak besi Vivian.
“tugasku di sini untuk menghancurkan pabriknya, dengan definisi secara harfiah yaitu meratakan dengan tanah. Dan kau…,” tertawa kecil. “monster Beaters jadi-jadian, sudah tentu perintah atasan sangat jelas. Ek..se…ku..si!”
Beberapa tembakan dilancarkan, Li meronta kesakitan setelah dengan cepat racun Beatersnya bekerja. Vivian akhirnya benar-benar tumbang kali ini, kapten James berhasil meraihnya sebelum Vivian kembali terjatuh dikubangan darah.
“Kamu…benar-benar gila,” dengan maksud memuji Vivian. “hei! Hentikan menampilkan wajah jelek seperti itu,” kapten James menembak kepala Li.
Sementara itu di atas, Overmars dengan lengan kekar dan besarnya bersiap menghujam Djohan. Ia melancarkan pukulan yang kuat membuat angin-angin terbelah. Djohan sama sekali tidak berniat menghindarinya, ia tetap berdiri tegak ditempatnya. Pukulan itu terhenti dengan suara yang keras, Overmars merasakan dalam tinjunya, mengenai Djohan dengan telak.
Namun kenyataan sungguh berbeda, Djohan berhasil menahannya menggunakan telapak tangannya. “Hmm…,” Djohan melepaskan telapak tangannya, lalu membuat tinju untuk memukul tangan besar dihadapannya. “wargh!” tubuh Overmars mundur beberapa setelah mengenai tekanan tinju dari Djohan, bagian samping tangan besar itu pun pecah.
“Ah!” Overmars merasakan sakit yang luar biasa, tangan besarnya gemetaran kemudian menyusut menjadi ukuran normal. Kaki-kaki serangga kecil kembali keluar dan menusuk dada Overmars untuk menyembuhkannya. “kekuatan apa itu,” ketika ditatap oleh Djohan dalam keadaan marah diri Overmars bergeming, keringat bercucuran, dalam sekejap ia melihat sosok Allison yang berdiri didepannya.
Djohan terlihat belum terlalu akrab dengan kekuatan barunya, kedua tangannya dibuka tutup untuk merasakan sensasi kekuatan yang berbeda. Perlakuan Djohan yang meremehkan di mata Overmars membuatnya naik pitam. Ukuran tangan Beaters nya dibuat menjadi lebih besar, seukuran tangan raksasa barusan. Ketika Overmars mengangkat tangannya, tingginya melebihi gedung-gedung pabrik disekitarnya. Kaki-kaki seranggan pun muncul, membantu mengangkat tubuh Overmars ke atas. Djohan hanya meliriknya saja, siap kapanpun dengan serangan Overmars.\
“Rasakan ini, kupastikan tubuhmu remuk setelah menerima pukulan ini!” kaki-kaki serangga kecil lepas dari tanah, dengan kecepatan yang dahsyat kembali masuk ke tangan Beaters yang berukuran raksasa ini.
Karena bentuknya yang super besar, maka ayunan tinju Overmars pun bergerak lambat. Dari atas nampak seperti asteroid yang turun dari langit, angin-angin menyelimuti kepalan besar itu, kekuatan yang besar membelah angin-angin itu ketika kepalan tinju semakin mendekati Djohan.
“Baiklah…,” Djohan mengepalkan kembali tinjunya, lalu mengambil awalan sambil menunggu kepalan tinju raksasa itu mendekatinya.
Adu tinju Overmars dan Djohan tidak dapat teralihkan lagi, benturan hebat keduanya membuat getaran yang begitu dahsyat sampai-sampai pintu brankas besar yang menghalangi jalan kapten James yang sedang membawa Vivian dan Sherlee dilengannya terjatuh akibat getaran besar itu.
“Apa yang terjadi di atas sana? Aku harus cepat…,” ucap kapten James mempercepat langkahnya.
Kedua tinju masih beradu, setelah beberapa saat tinju milik Overmars hancur. Meledak seperti balon yang ditusukan jarum. Darah gelap mengucur deras seperti air hujan, Overmars pun terjun bebas dari tempat yang tinggi. Beruntungnya ketika terjatuh kaki-kaki serangga sedang melakukan tugasnya yaitu memberikan penyembuhan bagi Overmars. Karena seringnya menggunakan regen yang tidak alami itu, malahan dada Overmars yang terlihat mengucurkan darah segar. Darah manusia berwarna merah.
Djohan memperhatikan keanehan ini, meskipun hanya bagian tertentu yang berubah ketika menjadi Beaters. Maka ketika terkena serangan dan mengalami luka, maka bukan darah manusia yang muncul melainkan darah ketika menjadi monster Beaters. Sama halnya ketika tanduk Beaters yang tiba-tiba muncul, kali ini Djohan tidak menyadari ketika secara perlahan kepalanya berubah bentuk menjadi bentuk Beaters, lengkap dengan helm pelindung kepala yang kini sudah menyatu dengan tanduk dan gigi-gigi bergegaji.
“Jangan mendekat!” Overmars mulai panik, membuat jemarinya menjadi panjang dan mengeluarkan kaki-kaki serangga yang kini berukuran besar, semuanya menyerang Djohan secara bersamaan.
Djohan pun dengan santainya mendekati serangan Overmars yang bertubi itu, namun satu kedipan saja mampu membuat semuanya terpotong. Overmars saja dengan penglihatan manusia saja tidak melihat kapan Djohan memotong jemari dan kaki serangganya. Kedipan selanjutnya Djohan sudah berada didekatnnya, sangat dekat sehingga wujud muka seram Djohan dapat dilihat dengan jelas oleh Overmars.
Satu tangan Djohan menancapkan kukunya ke tangan Beaters milik Overmars, lalu satunya lalu bertindak sebagai katana yang dengan cepat memotong tangan Overmars tepat dipangkalnya.
“Arghhh!” Overmars merintih kesakitan, setelah berhasil memotong tangan Beaters milik Overmars. Djohan melemparnya jauh. “sial---,” Djohan menggunakan lapisan luar tinjunya memukul jauh Overmars.
Pemandangan selanjutnya sungguh di luar dugaan, Beat milik Overmars keluar dari ujung pangkal lengan yang terpotong itu. Tanpa membuang banyak waktu, Djohan mendekati Beat itu dan menusuknya. Membuat Beat mati di tempat. Tangan Beaters berwarna hitam pun mulai berasap dan kemudian musnah.
“Sialan! Aku tidak mungkin kalah semudah itu!” Overmars merengek setelah mengetahui dirinya sudah tidak berdaya lagi. “Li…di mana Li? Oi Li! Cepat tolong aku!!” Djohan semakin mendekati Overmars.
Jemarinya yang tajam sudah dirapatkan, siap menusuk Overmars kapan saja. Tetapi Djohan tiba-tiba terdiam, tangan kanannya yang semula dirapatkan dan siap menghunus kepala Overmars. Kini menyergap kepalanya sendiri dan meremasnya dengan kuat.
“Hentikan!....” sikap Djohan mendadak aneh, ia berbicara dengan dirinya sendiri. “keluar kau!” teriaknya.
Djohan tiba-tiba terbangun di sebuah ruangan serba putih, dan didepannya berdiri sosok yang paling dibencinya yaitu Allison.
“Selamat datang,” sapa Allison.
“Keluar dari kepalaku!” teriak Djohan.
redrices dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas