Ikhtiar Terbebas Zero Case Of Covid19 By Vaksin COVID19, Ane Yakin Asal Aman!

Beranda

...

Health
Ikhtiar Terbebas Zero Case Of Covid19 By Vaksin COVID19, Ane Yakin Asal Aman!

embunsuci

01-02-2021 18:33

Ikhtiar Terbebas Zero Case Of Covid19 By Vaksin COVID19, Ane Yakin Asal Aman!

Kilas Balik Pandemi Corona Covid 19

1. Karantina

Quote:

Pandemi yang terkadang ane berharap, ini hanya sebuah film saja dan kita yang jadi pemerannya. Film yang saya hafal benar alur ceritanya. Ada virus yang terdeteksi pada satu dua orang, kemudian menyebar menjadi pandemi global, seluruh dunia dibikin bingung dan berantakan bahkan di beberapa negara terjadi chaos, rumah sakit penuh, metode karantina pun dijalankan bahkan bila perlu ada jam malam yang melibatkan militer untuk mengamankan masyarakat dari melanggarnya aturan, bahkan ada yang menggunakan binatang buas untuk mengamankan masyarakat yang melanggar aturan karantina. Kemudian muncullah zombie-zombie yang merupakan orang-orang yang terjangkiti virus atau orang yang telah mendapatkan vaksin namun ternyata vaksin itu gagal dan mengubahnya menjadi zombie, itu bila berdasarkan alur film I Am Legend. Selanjutnya, seluruh dunia bersatu menciptakan vaksin, yang akhirnya vaksin berhasil ditemukan dan disebar ke seluruh warga dunia. Termasuk Indonesia tentunnya. Apakah persis dengan kondisi dunia sekarang? Saya akui ada, namun tanpa zombienya.

Quote:

Apakah ini konspirasi? Tidak, saya tidak sedang membicarakan tentang konstipasi eh konspirasi, saya hanya berharap kondisi sekarang seperti film-film yang pernah saya tonton. Ada pandemi, kemudian ada vaksin, lalu kemudian pandemi selesai. Itu saja. Namun kenyataannya, pandemi belum juga usai. Vaksin telah ditemukan, tapi ditemukan pula virus varian baru yang konon katanya bernama 'covid 20'.

Suka tidak suka, terima tidak terima, akan tetapi inilah kondisi kita sekarang. Bila di film bertahan hidup dengan menggunakan senjata, di kenyataan ini kita bertahan hidup dengan menjalankan protokol kesehatan. Cuci tangan, jaga jarak, menggunakan masker, minum makan makanan yang sehat dan bergizi lagi bersih, dan luangkan waktu dengan berolahraga. Ditambah berdo'a kepada Yang Kuasa, memohon ampunan, perlindungan serta kesehatan bagi diri dan keluarga. Karena bisa jadi, pandemi ini merupakan ujian bagi kita agar kita tidak lagi bersikap sombong di bumiNya.

Namun, mari kita ambil sisi positif dari pandemi ini. Karena bisa jadi pula, pandemi ini merupakan caraNya agar kita kembali dan dekat dengan keluarga, setelah sekian lama waktu kita habis hanya untuk mengejar dunia. Bisa jadi jua, pandemi ini merupakan bentuk pengingat dariNya agar kita kembali peduli dengan saudara-saudara kita yang kekurangan. Dan tentu berdampak positif pada lingkungan, polusi, sampah dan keburukan lainnya sedikit berkurang.

Walaupun sudah memasuki tahun baru, tapi perjuangan kita dan dunia saat ini melawan Covid-19 masih belum berakhir. Alhamdulillah ketika vaksin sudah mulai datang ke Indonesia, setidaknya beban yang kita tanggung bisa berkurang.

Quote:

2. Lockdown

Agar kita bisa memahami tentang pilihan sulit ini, hampir setahun lalu saat gencar-gencarnya virus ini menghantui manusia. Bahkan ane sendiri ajah ya sampai takut bersentuhan saat di luar, menghirup udara ajah rasanya ragu-ragu. Itu dulu.

Di Wuhan, Korsel dan Italia, skenario Lockdown terbukti berhasil. Karena memang warganya dan pemerintahnya punya kapasitas. Warganya punya tabungan untuk hidup ke depan. Warganya teredukasi. Hampir semua connected. Jadi komunikasi keputusan negara mudah.

Beda kayak di negeri ini, masih ada yang belum terjangkau internet. Adapun punya smartphone dan internet, aplikasinya joget. Nggak bisa akses info ilmiah. Pemerintah Cina dan Italia juga punya sumber dana. Ngasih diskon, ngasih bantuan, menjaga supply pangan. Bukan berarti Indonesia nggak punya dana. Ada. Tapi nggak bisa untuk segini banyak orang.

Konsep lockdown ini seperti "menghapus file". Anda seperti pukul nyamuk satu-satu. Virus ini makhluk yang butuh inang. Butuh reservoir untuk hidup. Butuh agen. Butuh nempel di makhluk hidup agar dia bisa eksis. Maka virus tanpa inang akan mati. Tanpa menempel di inang ia akan selesai. Begitu teorinya. Waktu bertahan tanpa inang berbeda pendapat antar ilmuwan. Nggak akan saya bahas. Virus di luar tubuh manusia dibiarkan mati, hilang, atau dibersihkan. Yang positif diisolasi. Yang sakit berat di rawat. Yang nampak tidak bergejala juga ditest massal. Untuk dicari yang positif yang mana nggak. Begitu positif, diisolasi lagi.

Maka mereka sangat ketat dengan lockdown, tanpa disuruh pun sudah teratur lockdown. Mereka tahan semua orang di dalam rumah. Karena andai yang di dalam rumah nggak ditest, virus akan mengalami masa inkubasi hingga empat belas hari. Bakal mati sendiri. Apalagi Wuhan menjalani lockdown hanya dua bulan.

Wuhan secara strategi sebenarnya menahan interaksi sosial. Lalu membiarkan yang sebenarnya positif walau tidak dites memiliki antibodi dengan sendirinya. Begitu juga yang dilakukan di beberapa negara lainnya. Pakai sistem di lock. Diberesin satu demi satu. Hingga targetnya zero casses per day seperti Wuhan.

Secara garis besar begitu. Hingga Wuhan hari ini memulangkan dokter-dokternya. Menutup rumah sakit darurat. Dan sudah tiga hari ini zero case covid-19. Mereka sudah statement menang atas corona. Strateginya begitu. Total lockdown. Semua di isolasi di rumah. Disiplin.

Rumus ini akan buyar kalo yang satu mau di isolasi sementara yang lain masih keluyuran. Bubar dah skema lockdown.

Sekarang kita ke negeri ini, kita buka mata dan hati, ya. Saya sampaikan ini murni pendapat atas masalah kemanusiaan. Sentimen politik kita bahas nanti. Bukan saatnya.

Begini ....

Ramai di linimasa ini, sahabat dominan menyerukan lockdown. Menganggap bahwa skenario Lockdown bisa kita lakukan. Dari apa yang saya lihat hari ini, semoga saya salah. Total Lockdown bukan skenario kita. Kecuali cuma slowdown soci distancing, bubarin keramaian. Itu masih bisa, tapi kalau ngekep warga di rumah. Hmmm ... Susah! Lockdown itu membutuhkan jumlah petugas yang cukup. Di negara lainnya polisi mondar-mandir, yang ke luar tanpa keperluan didenda dengan ketat. Cek aja linimasa. Banyak beritanya.

Lalu kita lihat di Indonesia. Jelas sulit! Tau sendiri lah bagaimana masyarakat Indonesia. Terlampau bigboss. Bisa dibayangkan polisi kita nahan masyarakat nggak ke luar rumah. yang ke luar didenda. Ditilang aja ngamuk kok. Apalagi didenda untuk sekedar ke luar rumah. Wah ... Chaos!

Belum lagi negara lainnya, mereka punya solusi, kalo diam di rumah, stay at home, work for home, makan mereka terjamin. Di Indonesia rada repot. Di kita, kalo nggak ke luar rumah, makannya gimana? Seriusan ini!!

Saya nulis begini bukan berarti besok Anda langsung ngumpul-ngumpul dan ke luar rumah. Arah tulisan ini nggak ke situ. Tulisan ini cuma ingin buka mata kita semua. Lockdown kayak Wuhan dan Itali, untuk negeri dengan sosio kultur kayak Indonesia. Nggak bisa!

Rame kan di berita, udah jelas jadi suspect, malah bantu-bantu nikahan tetangga. Ditelpon sama dinkes untuk ngontrol, malah ngakunya di rumah, padahal jalan-jalan. Itu cuma ngisolasi satu orang aja, kita nggak sanggup lho. Asli! Apalagi ratusan juta jiwa di hold. Atau Jabodetabek aja deh, puluhan juta warga, di hold nggak boleh ke luar rumah kompak. Nggak bisa. Beneran!

Menutup event-event perkumpulan insyaAllah bisa. Meniadakan gathering ibadah bisa. InsyaAllah. Tapi kalo total lockdown. Apalagi bahasanya lockdown antar daerah. Nampak resiko sosialnya besar dan ini juga yang kayaknya ada di pikiran Pak Jokowi. Belum lagi dengan slowdown nya Jakarta. Dan status Jakarta menjadi episenter pendemi. Membuat banyak warga jabodetabek mudik ke kampung halaman. Panah-panah merah akhirnya sudah menyebar ke daerah.

Intinya skenario Lockdown sulit jalan.

Quote:

Herd Immunity

Lalu bagaimana mengakhiri wabah ini?

Satu dua expert sudah mulai bicara. Walau malu-malu. Kecuali menteri pertahanan Israel yang pada akhirnya bicara tentang ini juga : Herd Immunity.

Begini,

Virus yang menjangkiti tubuh akan diserang oleh antibodi ini. Inilah tafakur mendalam kita hari ini, antibodi kita menyusun bahan baku serangan untuk virus covid-19. Khusus untuk si dia saja.

Maka muncul angka empat belas harian, atau kurang, di mana antibodi kita menyusun serangan ke covid. Hingga antibodi yang khusus dibentuk untuk covid terbentuk. Maka setelah terbentuk antibodi alami covid, tubuh kita kebal covid. Secara teori, tidak lagi bisa dijangkiti covid-19. Mudah-mudahan teorinya benar. Nah, ketika sudah cukup banyak masyarakat yang terjangkiti covid-19, akan terbentuk "sekawanan" manusia yang sudah kebal covid-19. Dan disaat itulah terbentuk namanya Kekebalan Kawanan : Herd Immunity.

Teori Herd Community ini berat untuk disampaikan. Secara ilmiah, masyarakat akan terjangkit. Dan kemudian mayoritas yang bertahan akan membentuk antibodi alami. Namun lihatlah, pake teori ini, biarkan semua terpapar pada akhirnya. Mereka nggak punya kapasitas untuk lockdown. Yang ada tinggal gali kuburan massal. Ini fakta. Solusi ini ibarat keberuntungan dalam hidup. Bahwa begitulah wabah berakhir. Hampir semua orang terjangkit dan membentuk antibodi alami. Semoga sampai di sini hati tetap dingin dan optimis.

Slowdown di rumah ini harus menjadikan kita pribadi yang sehat jasmani dan batin. Karena paparannya cepat atau lambat akan segera datang. Apalagi si covid ini rada bandel, cepat nular. Makan yang bergizi , perkuat imunitas tubuh, istirahat yang cukup, olahraga gerakkan tubuh, bantu tubuh menyiapkan metabolisme yang optimum, untuk memproduksi antibodi covid secara mandiri. Termasuk persiapan batin, mulailah memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain, saling mendoakan. Kita perlu batin yang sehat untuk masa-masa ekstrim seperti ini. Karena bagaimanapun Covid19 itu benar-benar nyataadanya.

Butuh Edukasi Mendalam

Ini juga yang harusnya diedukasi mendalam. Bahwa positif covid-19 bukan seperti positif HIV. Ini ada di berita, begitu positif covid-19 malah kabur. Salah paham kayaknya. Butuh diedukasi. Menganggap terjangkit virus ini maka udah aib namanya.

Dan semoga angka kematian rendah. Angka 8,5% death rate itu karena di kita belum banyak yang test covid. Kasihan Pak Jokowi, jadi bulan-bulanan data yang kurang representatif. Saya yakin death rate kita kecil. Coba saja kita semua rapid test. Akan banyak yang positif tanpa gejala dan death rate akan kecil sekali.

Semoga Herd Immunity segera terbentuk untuk negeri ini. Segera kita beraktifitas lagi. Segera kita belanja lagi ke kaki lima, gerakkan ekonomi UMKM tanpa rasa waswas terjangkit Corona. Segera kita wisata domestik lagi, lakukan economic transfer antar daerah. Segera kita produksi apa-apa yang gak di impor lagi. Mumpung negeri orang lagi restart pabrik, mumpung nggak ada yang berani ke Indonesia. Segera kita bangun negeri, dunia lagi de-globalisasi. Sekat-sekat antar negara makin keras dan tebal.

Bagus aja itu mah ... Kesempatan kita urus diri kita sendiri. Nanam bawang putih sendiri. Nanam padi sendiri. Bikin baju sendiri. Wassalam import. Ahlan wa sahlan kemandirian negeri. Segeralah terbentuk wahai Herd Immunitiy.

Vaksin

Maju mundur saya mau nuliskan ini. Takut disalah artikan. Karena teori dan pilihan skenario ini berat. Vaksin COVID19 tersebut masih menjadi momok yang menakutkan karena belum ada dukungan kuat apakah Vaksin COVID19 ini aman.
Akan tetapi nampaknya nggak ada pilihan lain. Sebelumnya ane ijin menyampaikan disclaimer dulu, ane itu orang awam, bukan ahli apa-apa, latar belakang pendidikan walaupun biology tapi tetap ajah bukan spesifikasi virologi, bukan dokter klinik, atau expert di bidang Covid19 ini. Beneran hanya orang biasa yang mencoba memahami tentang apa yang terjadi.

Bagaimana dengan Corona, kapan akan berakhir? Vaksin COVID19 apakah gagal atau berhasil melenyapkan virus dari bumi ini? Pertanyaan itu yang membuat ane tenggelam dalam berbagai literatur ilmiah. Dalam dan luar negeri. Capek memang. Ada solusi? Pastinya harus usaha dan dicoba dulu, bukan?

Lantas pendapat ane untuk Vaksin COVID19 adalah ditujukan ke diri ane, ane yakin asal aman. Bukan karena bayar atau gratis misalnya, ane mungkin lihat dulu dari penerapan awalnya. Apakah ada efek samping atau tidak. Karena ada rasa takut dan ragu, juga sama keamanan vaksinnya.

Karena sejauh ini dengan sistem Herd Immunity, semoga dan terus ke depannya keadaan ane sehat dan baik-baik ajah. Selain itu interaksi ane bersama orang-orang di luar rumah juga masih dikatakan ruang lingkupnya kecil. Sepertinya dengan Herd Immunity akan membantu ane terhindar dari paparan Virus Covid 19.

Jadi opini ane yang meragu atau yakin, ane akan yakin asalkan keamanannya jelas teruji. Terlebih untuk yang banyak berinteraksi dengan banyak orang misalnya, dan lebih sering bersentuhan dengan orang-orang di luar. Menurut ane tidak ada salahnya menerima Vaksin COVID19 asal terjamin aman dan efektivitasnya. Akan tetapi pastinya produsen-produsen Vaksin COVID19 sudah melakukan tahap-tahap proses sebaik mungkin untuk hasil terbaik.

Quote:

Masyarakat jelas bersedia untuk divaksinasi demi memutuskan rantai penularan. Namun kita harus memastikan bahwa Vaksin COVID19 terjangkau untuk semua orang, apa pun status ekonomi mereka, karena diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok.

Tapi kalau uji klinis vaksinnya belum berhasil ya jangan juga pemerintah memaksakan diri melakukan vaksinasi massal kepada masyarakat.

Demi kebaikan dan kesehatan, ane sih setuju aja sama rencana pemerintah tersebut. Tapi apakah kira-kira ada dampak negatifnya setelah kita divaksin,? Nah mestinya pemerintah memberi penjelasan yang detail.

Kunci utama pengendalian pandemi berasal dari kepercayaan publik. Pekerjaan rumah pemerintah mengomunikasikan semua hal terkait penanganan pandemi ini dengan jernih dan transparan, tidak perlu ada informasi yang ditutupi.

Masyarakat masih ragu tentang kebenaran vaksin sinovac dari Tiongkok, Masyarakat juga masih mempertanyakan keselamatan jiwa setelah divaksin. Kekhawatiran itu makin menjadi ketika muncul wacana denda bagi warga yang tidak mau menjaani vaksin. Untuk hal ini dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan lainnya dalam memberikan penjelasan terkait Vaksin.

Semoga kita diberi jalan yang terbaik dalam menangani pandemi Covid-19. Aamiin.

Sekian thread sederhana ane. Silahkan berdiskusi dengan santun dan santuy. Terima kasih.

Sumber : Opri
Referensi dan Gambar : Di sinidan Di sini

Diubah oleh embunsuci 01-02-2021 19:24