Jakarta, CNBC Indonesia - Masih ingat GameStop (GME)? Perusahaan video game yang tercatat di bursa Wall Street AS tersebut hangat jadi perbincangan setelah kumpulan investor ritel melakukan aksi beli secara masif melawan bandar besar (hedge fund) yang mencoba melakukan aksi jual kosong (short sell) terhadap saham GME dengan harapan bisa mendapat cuan saat harga jatuh.
Bukannya untung para bandar tersebut malah mendapatkan kerugian karena kampanye dan seruan beli saham GME di platform media sosial Reddit membuat para ritel bersatu dan mengakibatkan harga saham GME melesat tajam.
Short sell adalah transaksi di mana investor meminjam saham yang belum dimilikinya (dari broker saham), kemudian menjualnya (dengan harga tinggi), dan kemudian membelinya kembali saat harganya lebih rendah, dengan tetap mempertahankan selisihnya.

Akibat pergerakan liar harga saham GME tersebut para pengelola dana besar seperti Melvin Capital yang memasang posisi short harus menutup posisinya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
CNBC International melaporkan Melvin Capital bahkan harus menderita kerugian hingga 53% di bulan Januari.  

Seolah kembali ingin menunjukkan taringnya, para investor ritel yang tergabung dalam forum Reddit WallStreetBets tersebut kini mulai beralih ke aset selain saham setelah pihak broker seperti Robinhood membatasi aktivitas perdagangan di saham-saham tertentu.
Kali ini yang mereka target bukan main-main yaitu logam mulia perak.
Para ritel ini seolah benar-benar ingin mengajak perang bandar. Tujuan mereka adalah memenangkan pertarungan dengan membuat para pengelola dana mengalami kerugian dan mengalami short squeeze.

Tagar #silversqueeze pun menjadi viral di kalangan pelaku pasar. Para investor ritel ini kemudian membeli (long) kontrak futures (berjangka) logam mulia perak dengan harapan membuat para bandar dengan dana besar yang bertaruh bahwa harga logam mulia ini akan jatuh harus menutup posisinya untuk menghindari kerugian karena harga melesat.
Aksi beli logam perak tersebut membuat harganya mengalami kenaikan belakangan ini. Di arena pasar spot harga perak sudah mengalami kenaikan 12,3% dalam sepekan terakhir. Kini harga perak sudah semakin mendekati US$ 30.



Kenaikan harga perak ke level psikologis US$ 30 akan semakin mengundang investor untuk berpartisipasi dalam pesta dan euforia kenaikan harga. Investor yang tadinya mengambil posisi short mau tak mau harus mencabutnya karena ancaman kerugian yang diderita bukan main-main, bisa lebih dari 100%.

Perak merupakan salah satu aset safe haven dan lindung nilai selain emas. Kebijakan bank sentral yang akomodatif dengan suku bunga acuan rendah serta cetak uang (quantitative easing) dalam jumlah besar membuat pelaku ekonomi melihat ancaman adanya inflasi yang tinggi.
Sebagian orang yang berani mengambil risiko lebih tertarik untuk membeli Bitcoin atau saham yang memberikan cuan lebih tebal. Namun logam mulia seperti emas dan perak yang pernah menjadi alat tukar di zaman dulu juga belum luntur pesonanya. 
Tanpa disadari dalam waktu sekejap, pasar seolah menjadi suatu arena perjudian yang paling kentara. Banyak pihak mencoba mengambil keuntungan dengan memanfaatkan tren pelemahan dolar.

Aksi spekulasi terjadi di mana-mana dan membuat fenomena bubble juga diyakini terjadi di mana-mana. Banyak yang mengatakan bahwa pasar kini bukan lagi indikator atau cerminan yang tepat bagi perekonomian. 
Bagaimana bisa ekonomi yang masih sekarat seperti sekarang ini dan berpotensi pulih dalam waktu lama tetapi di saat yang sama harga aset-aset keuangan malah terus mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah (all time high)?
Terlepas dari itu semua, tampaknya pelaku pasar kini punya pendatang baru yang tak bisa dianggap enteng. Mereka adalah para trader dan investor ritel yang berkumpul jadi satu. Lantas apakah kali ini mereka bisa kembali mengalahkan bandar dalam meja perjudian? Mari kita nantikan saja kelanjutannya.

https://www.cnbcindonesia.com/market...ng-bandar-lagi