Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rajin.meremasAvatar border
TS
rajin.meremas
Dana Wakaf Bikin Menkeu Sri Mulyani Diserang Warganet, Kenapa?
Bisnis.com,

Dana Wakaf Bikin Menkeu Sri Mulyani Diserang Warganet, Kenapa?


JAKARTA -- Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal dana wakaf menyulut komentar warganet. Mayoritas tidak mendukung dana wakaf menjadi sumber pendanaan pembangunan infrastruktur.

Pada mulanya Sri Mulyani mengatakan bahwa pemanfaatan instrumen wakaf di Indonesia belum optimal. Padahal, menurutnya, dana wakaf dapat mendukung upaya mengatasi masalah pembangunan dan kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan terdapat proyek senilai Rp597 miliar yang sebagian dananya dipenuhi lewat wakaf hingga 20 Desember 2020. Kemudian, total wakaf tunai yang terkumpul dan dititipkan di bank sebesar Rp328 miliar per 20 Desember 2020.

"Upaya ini sejalan dengan kami untuk terus meningkatkan pembiayaan yang berbasis syariah yang semakin meningkat oleh masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia," kata Sri Mulyani dalam Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah, Senin (25/1/2021).

Pernyataan tersebut pun diserang banyak pihak. Satu di antaranya adalah Rizal Ramli.
Dia mengatakan bahwa pemerintah tidak konsisten. Menurutnya saat ini pemerintah memiliki ketakutan berlebihan terhadap Islam, tetapi memanfaatkan dana wakaf untuk pembangunan.
“Islam-Phobia digencarkan, tapi ketika kesulitan keuangan, merayu dan memanfaatkan dana ummat, wakaf dan dana haji. Kontradiktif amat sih ..,” tulisnya melalui akun @RamliRizal.

Rizal Ramli tidak sendiri. Beberapa warganet mengkritisi pernyataan Sri Mulyani.
Akun @SirianaGde juga menuyatakan hal yang serupa.

“Kotak amal Masjid dcurigai membiayai terorisme, di sisi lain negara menyasar dana wakaf utk biayai infrastruktur. Sikap yang ambigu,” tulisnya.

Tweet tersebut pun mendapatkan cukup banyak balasan. Warganet yang berkomentar ikut mempertanyakan pernyataan Menteri Keuangan.

[url=https://S E N S O RX9B6D0zQk2?amp=1]Menkeu Alumni Beng Beng

[/url]Kemampuan Cuma Majakin Sono Sini

 Menkeu Pake Kerudungan Dadakan
Diubah oleh rajin.meremas 29-01-2021 08:07
nomorelies
delia.adel
Sadhunter
Sadhunter dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.4K
43
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
54m5u4d183Avatar border
54m5u4d183
#7
Presiden Jokowi bilang bahwa potensi aset wakaf dalam 1 tahun mencapai 2000 Triliun. Presiden bisa bilang begitu dapat data dari mana saya ngak tahu, ngak jauh berbeda ketika Presiden bilang bahwa dirinya sudah mengantongi data uang 11.000 Triliun uang bangsa Indonesia yang disimpan di luar negeri, dapat data dari mana saya juga ngak tahu.

"Potensi wakaf sangat-sangat besar di negara kita. Potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2.000 triliun, dan potensi wakaf uang bisa menembus angka Rp 188 triliun," kata Jikowi dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GWNU) dan Brand Ekonomi Syariah, Selasa 26/1/2021.

Menarik ketika Presiden, Wapres dan para menteri²nya ( Menkeu, Menteri BUMN, Menparekraf ) ikut mengkampanyekan GWNU itu. Lalu pertanyaan yang muncul, apakah pemerintah sudah kesulitan mendapatkan hutangan dalam jumlah besar dari luar negeri, apakah kondisi keuangan negara ini bener² sedang mengalami defisit yang cukup serius, APBN defisit, apakah bener² sudah mau bangkrut, sehingga meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah ( Sebab mau cetak uang dalam jumlah besar juga ngak memungkinkan, bisa picu inflasi ).

Baru² ini Presiden sudah meneken Perpres No.7 Tahun 2021. Selama ini, publik di Indonesia ketika bicara soal ekstrimisme, terorisme, radikalisme, biasanya konotasinya ke umat Islam ( Saya non muslim ya ), dan seperti diketahui bersama bahwa mayoritas di Indonesia itu masyarakat nya beragama Islam. Dan akhir² ini Islam sendiri di Republik ini selalu dipojokkan terutama oleh para Jokowi. Sebelumnya beberapa tokoh umat muslim ditangkap sama aparat keamanan, ormas² Islam juga telah dibubarkan, bahkan di beberapa Provinsi yang penduduknya mayoritas Islam juga disudutkan oleh para buzzer. Jadi beberapa hal itu disadari atau tidak melukai hati dan perasaan umat muslim di Indonesia, dan kemudian Pemerintahan Jokowi ketika mengalami kesulitan keuangan ngemis² kepada umat muslim.

Ini kalau saya bayangin, baca psikologis umat muslim setelah peluncuran GWNU dan Brand Ekonomi Syariah , "Lu udah berkali-kali nyakitin Gue, dan sekarang Lu mau minta duit ke Gue...', heh...Lu punya otak ngak sih...!, Lu masih punya rasa malu ngak sih...! Muke gile luh..."

Liat aja Menparekraf di Medsos nya, yang rela ikut mengkampanyekan gerakan tersebut, Sandiaga habis... dicaci maki sama pendukungnya dulu di pilpres 2019, dan kemarahan publik kepada pemerintah dilampiaskan kepada Sandiaga Uno, dan mungkin Sandi sudah tahu bahwa dia akan dicacimaki sama pendukungnya ketika ikut²an mengkampanyekan GWNU dan Brand Ekonomi Syariah. Itulah pikiran kekuasaan dan pikiran rakyat, sangat² berbeda.

"Anda Menteri Pariwisata, Anda ngak perlu ikut²an ngurusin soal uang wakaf²an"
"Apa kayak gini kwalitas Anda jadi Menteri, ngak jauh beda sama Menkeu, ekonomi kreatif kok kayak gini, kreatif apa'an!" Dll...

Belum lagi Menkoperekonomian, Airlangga yang meminta masyarakat yang punya tabungan di atas 100 juta agar belanja.

Ada semacam kepanikan yang luar biasa di internal istana, di dalam kabinet pemerintahan Jokowi setelah serangkaian blunder demi blunder nya. Menkeunya minta wakaf uang dan Menkoperek nya minta agar masyarakat menengah melakukan spending. Dua petinggi di pemerintahan sedang minta tolong. Kalau bagi masyarakat yang bisa menghadapi tekanan psyko ekonomi mah enjoy aja.

Kayak orang terhanyut di sungai yang sedang minta tolong, karena sudah bikin kekacauan di hulu. " Woy tolongin gue woi...!". Orang² yang sedang di pinggir sungai, yang pada liat, mah ketawa aja, "Udah tenang aja, loe ntar juga sampai di hilir, noh di laut"

Kemungkinan besar gerakan GWNU dan Ekonomi Syariah, dengan potensi uang 2000 Triliun per tahun di negara ini Indonesia, dengan penduduk muslim terbesar di dunia tidak akan sukses. Karena...masyarakat sudah skeptis dan apatis kepada rezim sekarang, sudah kehilangan kepercayaan, sudah kehilangan harapan. Kalau dulu ketika masyarakat Aceh tulus ikhlas menyumbangkan emas kepada pemerintahan Sukarno, karena masyarakat saat itu percaya dan punya harapan kepada pemerintahan saat itu untuk membangun Indonesia.

Rizieq dan beberapa aktivis yang ditahan, kemudian buzzer² yang bikin gaduh bisa diciduk, Perpres No.7 dicabut, kasus² pelanggaran hukum dan HAM serta buronan korupsi bisa diselesaikan dengan baik, lalu produk UU yang diprotes bisa diperbaiki, maka kemungkinan besar akan sukses gerakan tersebut. Uang yang didapat bisa melanjutkan pembangunan infrastruktur, bisa dikembangkan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial di dalam masyarakat. Sayang juga ya ormas dibubarin, momennya kurang pas, ormas bagaimanapun juga bisa membuat sebuah keakraban.

1 juta lebih kasus Covid-19 ( Ada yang bilang 3 juta kasus Covid-19 ) di Indonesia, jutaan UMKM gulung tikar, puluhan ribu Warteg akan tutup, jutaan orang kena PHK, terbongkarnya kasus korupsi bansos dan asuransi yang jumlahnya fantastis, hutang yang sudah mencapai 6000 Triliun, lalu timbul dinasti politik, marak lagi kasus rasisme, serta bencana yang datang berturut-turut, ditambah kerusakan lingkungan, itu semua sebenernya peringatan buat pemerintahan Jokowi.

Ya weslah...terimalah apa yang telah kalian ditanam.
Diubah oleh 54m5u4d183 29-01-2021 10:37
Tokainosuke
aldonistic
pamansengkuni
pamansengkuni dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.