- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#59
Chapter 39
Vivian mendorong kapten James tuk menjauh, sikapnya yang aneh ini menarik perhatian Li. Ia pun mengamati sikap Vivian yang tiba-tiba berubah. Sementara itu para Beaters buatan sudah mulai berubah satu-persatu. Menjadi sebuah monster yang mirip dengan perawakan kumbang dengan tanduknya yang bercabang. Karena dilahirkan lebih cepat, bentuk fisik mereka tidak sebesar Beaters pada umumnya. Tingginya hanya seukuran manusia biasa, mereka berwarna hitam namun sedikit pucat dengan duri-duri tajam dibagian lengan, pundak, dan sekitar kaki.
“Vivian…,” kapten James menyiapkan pistol dengan peluru khusus untuk membasmi Beaters.
Vivian bangkit, tanpa aba-aba langsung menyergap kapten James.
“Ahh…jadi itu,” Li menyadari bahwa Vivian diberikan darah segar oleh kapten James. “aku sudah mencobanya, racun itu membuatku menjadi manusia normal selama 5 hari lamanya. Menggunakan darah manusia memang bisa membangkitkan insting alami Beaters. Tapi apakah itu cukup untuk melawan racunnya.”
“Oi Vivian! Kamu bilang bisa mengatasinya, sadarlah!” satu tangan kapten James ditahan oleh Vivian.
Tiba-tiba Vivian membuat jemarinya rapat, kukunya sudah memanjang. Siap untuk menusuk kepala kapten James.
“Cih! Aku tidak mungkin menembaknya,” tangan Vivian melesat turun. “VIVIAN!”
Ujung kukunya mengenai kening kapten James, tepat sebelum kuku-kuku itu menancap lebih dalam. Vivian menghentikan serangannnya.
“Ya…kamu memanggilku kapten?” Vivian sudah mendapatkan kesadarannya kembali.
Li hanya tersenyum saja, ia pun mengakui bahwa Silver Clan memang hebat. “Hebat juga, tapi…seberapa lama?”
Vivian bangkit, begitupun dengan kapten James. Gerakan Beaters buatan itu sungguh lambat, layaknya zombie. Walaupun begitu jumlahnya cukup banyak karena mereka semua dikeluarkan secara serentak.
“ARGH!!” Vivian berlari menghampiri para Beaters, secepat kilat pakaian yang dikenakannya hancur karena Vivian berubah menjadi Beaters. Berbeda dengan versi armored nya, versi perubahan alamiah ini lebih seram dengan tubuh jangkung kurus, kuku-kuku tangan dan kaki yang tajam. Tanduk bercabang dengan ukuran sedang, giginya tajam dengan mata yang menyorot layaknya sang pembunuh.
Cakaran demi cakaran mampu melepaskan kepala Beaters itu langsung dari badannya. Namun tetap saja para Beaters itu mampu menumbuhkannya kembali jika inti mereka yaitu Beat tidak dibunuh. Melihat kreasinya diserang secara brutal oleh Vivian tidak serta membuat Li gentar. Ia masih mengamati pertarungan mereka.
“Layaknya bayi yang baru lahir, tidak mungkin bisa langsung berjalan. Wanita Silver Clan itu akan menjadi contoh yang baik.”
Kapten James pun akhirnya kebagian tuk melakukan aksinya. Ia menggunakan dua pistol yang berisi peluru mematikan bagi para Beaters, khususnya Beaters non clan. Ternyata pelurunya mampu menembus Beaters hitam didepannya. Tubuh mereka menggeliat seperti cacing kepanasan lalu mulai terkikis dari dalam. Tidak ada kompromi bagi orang-orang yang sudah menjadi monster, baginya dan juga BASS perbedaan manusia dan Beaters sangatlah jelas.
Perkataan Li memang terbukti benar, Beaters buatannya itu mulai bergerak menggunakan instingnya. Dipadukan dengan kepintaran mereka sebagai manusia, sebagai contohnya mereka sudah bergerak untuk menghindari peluru-peluru yang ditembakan kapten James. Begitupun yang menyerang Vivian, setiap Vivian melakukan serangan balasan. Mereka sudah siap untuk menangkisnya dan juga menghindari serangannya.
“Mereka semakin beradaptasi dengan serangan kita,” ucap kapten James.
“Yah...saya tidak punya banyak waktu…,” Vivian kembali menyerang.
Dengan menggunakan kekuatan mengendalikan elemen besi, Vivian merubah lantai maupun pagar-pagar yang secara kebetulan terbuat dari bahan besi. Menjadikannya tombak-tombak dengan cara melilitnya menjadi beberapa lilitan, tombak besi itu dilemparkan dan langsung menusuk Beat para Beaters. Tentu saja menggunakan kekuatannya seperti ini membuatnya lebih banyak mengeluarkan tenaga. Meskipun instingnya masih kuat, tetapi lagi-lagi sel Beatersnya sudah dilemahkan dan efeknya semakin kuat.
“YAHHHH!” Vivian menusuk dada Beaters didepannya, dan sebagai Beaters terakhir yang berhasil dihabisi.
Vivian berhasil menumpas 80% dari jumlah Beaters yang dilepaskan oleh Li, sedangkan sisanya oleh kapten James. Lantai yang sudah terkelupas akibat penggunaan kekuatan Vivian dipenuhi darah-darah segar dari Beaters. Lalu lantai juga dipenuhi oleh mayat-mayat yang belum sepenuhnya terkikis. Vivian berjalan terhuyung-huyung sambil membawa tombak yang dibuatnya.
“Maaf, tapi efek racunnya semakin kuat dan ternyata darah manusia tidak mampu melawannya,” perlahan sosok Vivian berubah menjadi manusia, lalu ia terjatuh tak sadarkan diri.
Kapten James tidak berkomentar, yang ia lakukan pertama kali adalah berjalan menuju sweaternya yang tergeletak begitu saja. Lalu memungutnya dan menutupi tubuh Vivian yang terlihat begitu jelas, kapten James tidak perduli walaupun kini sweater ukuran besarnya basah oleh darah yang memenuhi lantai. Semua perlakuan kapten James kepada Vivian diamati oleh Li.
“Memang belum cukup, Beaters-beaters buatan itu tidak mampu melawan Silver Clan.”
Kapten James menarik nafasnya panjang, “Ahh…sebagai kapten, aku tidak menyianyiakan semua kerja keras kalian semua.”
“Ya..ya, tanpa Silver Clan memangnya kau bisa berbuat apa?” Li mengejek kapten James.
“Kau sudah mengatakannya bukan barusan?”
“Hm?”
Tidak disangka-sangka Sherlee yang tergeletak tepat dibelakang Li menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menembakan stun gun khusus miliknya. Sherlee menembakan ke bagian punggung Li, dari jarak sedekat itu dibutuhkan reflek super untuk menghindarinya. Li disetrum dengan listrik yang bergejolak dari stun gun, voltnya tidak main-main. Mungkin untuk seukuran manusia normal, maka dapat dipastikan tubuhnya akan terbakar ketika menerima stun gun milik Sherlee. Senjatanya itu khusus dibuatnya di departemen yang sama ketika membuatkan katana khusus milik kapten Julian.
Li pun hanya menggelengkan kepalanya, lalu dengan ekornya mengangkat kabel yang tertancap dipunggungnya. “Hanya itu?” ekor Li naik ke atas, seperti kalajengking yang siap menikam mangsanya. “MATI KAU JALANG”
Tombak kapten James terbang mengenai ekor Li yang menyerang Sherlee, bagian ujung ekornya terputus.
“Hei, aku lawanmu…,” tantang kapten James.
“Percaya dirimu sangat tinggi,” Li menatap tajam Sherlee yang sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri. “kau beruntung…”
Sementara itu di atas, salah satu pos dekat pintu gerbang pabrik ini hancur. Terlihat tubuh Davies yang tergeletak di sana. Dari mata, hidung, dan telinganya mengeluarkan darah. Tubuhnya pun babak belur dengan banyak luka lebam dan otot-otot besar yang menghiasi tubuh Davies sudah menghilang. Di luar dugaan wajah Overmars penuh luka, darah segar mengalir dari hidung dan pelipisnya.
“Tak kusangka aku bisa mendapatkan luka seperti ini,” ucap Overmars.
“Le…..ah…..,” ucap Davies merintih.
“Kuakui kau hebat, masih bisa berucap setelah terkena seranganku bertubi-tubi,” tanpa disadari oleh Overmars ada sosok yang berdiri dibelakangnya.
Di lain tempat, salah satu lantai gedung apartemen terlihat hancur. Membuat lubang yang dapat dilihat dengan jelas. Bagian dalam apartemen ini tidak luput dari kehancuran, banyak debu dan sisa-sisa bangunan yang menyebar di lantai. Seseorang dengan tubuh penuh debu tertidur dengan wajah menghadap lantai. Ada seorang perempuan yang sedang memegangi telepon, tangannya gemetar akibat peristiwa yang terjadi di unit apartemennya.
Quote:
Vivian mendorong kapten James tuk menjauh, sikapnya yang aneh ini menarik perhatian Li. Ia pun mengamati sikap Vivian yang tiba-tiba berubah. Sementara itu para Beaters buatan sudah mulai berubah satu-persatu. Menjadi sebuah monster yang mirip dengan perawakan kumbang dengan tanduknya yang bercabang. Karena dilahirkan lebih cepat, bentuk fisik mereka tidak sebesar Beaters pada umumnya. Tingginya hanya seukuran manusia biasa, mereka berwarna hitam namun sedikit pucat dengan duri-duri tajam dibagian lengan, pundak, dan sekitar kaki.
“Vivian…,” kapten James menyiapkan pistol dengan peluru khusus untuk membasmi Beaters.
Vivian bangkit, tanpa aba-aba langsung menyergap kapten James.
“Ahh…jadi itu,” Li menyadari bahwa Vivian diberikan darah segar oleh kapten James. “aku sudah mencobanya, racun itu membuatku menjadi manusia normal selama 5 hari lamanya. Menggunakan darah manusia memang bisa membangkitkan insting alami Beaters. Tapi apakah itu cukup untuk melawan racunnya.”
“Oi Vivian! Kamu bilang bisa mengatasinya, sadarlah!” satu tangan kapten James ditahan oleh Vivian.
Tiba-tiba Vivian membuat jemarinya rapat, kukunya sudah memanjang. Siap untuk menusuk kepala kapten James.
“Cih! Aku tidak mungkin menembaknya,” tangan Vivian melesat turun. “VIVIAN!”
Ujung kukunya mengenai kening kapten James, tepat sebelum kuku-kuku itu menancap lebih dalam. Vivian menghentikan serangannnya.
“Ya…kamu memanggilku kapten?” Vivian sudah mendapatkan kesadarannya kembali.
Li hanya tersenyum saja, ia pun mengakui bahwa Silver Clan memang hebat. “Hebat juga, tapi…seberapa lama?”
Vivian bangkit, begitupun dengan kapten James. Gerakan Beaters buatan itu sungguh lambat, layaknya zombie. Walaupun begitu jumlahnya cukup banyak karena mereka semua dikeluarkan secara serentak.
“ARGH!!” Vivian berlari menghampiri para Beaters, secepat kilat pakaian yang dikenakannya hancur karena Vivian berubah menjadi Beaters. Berbeda dengan versi armored nya, versi perubahan alamiah ini lebih seram dengan tubuh jangkung kurus, kuku-kuku tangan dan kaki yang tajam. Tanduk bercabang dengan ukuran sedang, giginya tajam dengan mata yang menyorot layaknya sang pembunuh.
Cakaran demi cakaran mampu melepaskan kepala Beaters itu langsung dari badannya. Namun tetap saja para Beaters itu mampu menumbuhkannya kembali jika inti mereka yaitu Beat tidak dibunuh. Melihat kreasinya diserang secara brutal oleh Vivian tidak serta membuat Li gentar. Ia masih mengamati pertarungan mereka.
“Layaknya bayi yang baru lahir, tidak mungkin bisa langsung berjalan. Wanita Silver Clan itu akan menjadi contoh yang baik.”
Kapten James pun akhirnya kebagian tuk melakukan aksinya. Ia menggunakan dua pistol yang berisi peluru mematikan bagi para Beaters, khususnya Beaters non clan. Ternyata pelurunya mampu menembus Beaters hitam didepannya. Tubuh mereka menggeliat seperti cacing kepanasan lalu mulai terkikis dari dalam. Tidak ada kompromi bagi orang-orang yang sudah menjadi monster, baginya dan juga BASS perbedaan manusia dan Beaters sangatlah jelas.
Perkataan Li memang terbukti benar, Beaters buatannya itu mulai bergerak menggunakan instingnya. Dipadukan dengan kepintaran mereka sebagai manusia, sebagai contohnya mereka sudah bergerak untuk menghindari peluru-peluru yang ditembakan kapten James. Begitupun yang menyerang Vivian, setiap Vivian melakukan serangan balasan. Mereka sudah siap untuk menangkisnya dan juga menghindari serangannya.
“Mereka semakin beradaptasi dengan serangan kita,” ucap kapten James.
“Yah...saya tidak punya banyak waktu…,” Vivian kembali menyerang.
Dengan menggunakan kekuatan mengendalikan elemen besi, Vivian merubah lantai maupun pagar-pagar yang secara kebetulan terbuat dari bahan besi. Menjadikannya tombak-tombak dengan cara melilitnya menjadi beberapa lilitan, tombak besi itu dilemparkan dan langsung menusuk Beat para Beaters. Tentu saja menggunakan kekuatannya seperti ini membuatnya lebih banyak mengeluarkan tenaga. Meskipun instingnya masih kuat, tetapi lagi-lagi sel Beatersnya sudah dilemahkan dan efeknya semakin kuat.
“YAHHHH!” Vivian menusuk dada Beaters didepannya, dan sebagai Beaters terakhir yang berhasil dihabisi.
Vivian berhasil menumpas 80% dari jumlah Beaters yang dilepaskan oleh Li, sedangkan sisanya oleh kapten James. Lantai yang sudah terkelupas akibat penggunaan kekuatan Vivian dipenuhi darah-darah segar dari Beaters. Lalu lantai juga dipenuhi oleh mayat-mayat yang belum sepenuhnya terkikis. Vivian berjalan terhuyung-huyung sambil membawa tombak yang dibuatnya.
“Maaf, tapi efek racunnya semakin kuat dan ternyata darah manusia tidak mampu melawannya,” perlahan sosok Vivian berubah menjadi manusia, lalu ia terjatuh tak sadarkan diri.
Kapten James tidak berkomentar, yang ia lakukan pertama kali adalah berjalan menuju sweaternya yang tergeletak begitu saja. Lalu memungutnya dan menutupi tubuh Vivian yang terlihat begitu jelas, kapten James tidak perduli walaupun kini sweater ukuran besarnya basah oleh darah yang memenuhi lantai. Semua perlakuan kapten James kepada Vivian diamati oleh Li.
“Memang belum cukup, Beaters-beaters buatan itu tidak mampu melawan Silver Clan.”
Kapten James menarik nafasnya panjang, “Ahh…sebagai kapten, aku tidak menyianyiakan semua kerja keras kalian semua.”
“Ya..ya, tanpa Silver Clan memangnya kau bisa berbuat apa?” Li mengejek kapten James.
“Kau sudah mengatakannya bukan barusan?”
“Hm?”
Tidak disangka-sangka Sherlee yang tergeletak tepat dibelakang Li menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menembakan stun gun khusus miliknya. Sherlee menembakan ke bagian punggung Li, dari jarak sedekat itu dibutuhkan reflek super untuk menghindarinya. Li disetrum dengan listrik yang bergejolak dari stun gun, voltnya tidak main-main. Mungkin untuk seukuran manusia normal, maka dapat dipastikan tubuhnya akan terbakar ketika menerima stun gun milik Sherlee. Senjatanya itu khusus dibuatnya di departemen yang sama ketika membuatkan katana khusus milik kapten Julian.
Li pun hanya menggelengkan kepalanya, lalu dengan ekornya mengangkat kabel yang tertancap dipunggungnya. “Hanya itu?” ekor Li naik ke atas, seperti kalajengking yang siap menikam mangsanya. “MATI KAU JALANG”
Tombak kapten James terbang mengenai ekor Li yang menyerang Sherlee, bagian ujung ekornya terputus.
“Hei, aku lawanmu…,” tantang kapten James.
“Percaya dirimu sangat tinggi,” Li menatap tajam Sherlee yang sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri. “kau beruntung…”
Sementara itu di atas, salah satu pos dekat pintu gerbang pabrik ini hancur. Terlihat tubuh Davies yang tergeletak di sana. Dari mata, hidung, dan telinganya mengeluarkan darah. Tubuhnya pun babak belur dengan banyak luka lebam dan otot-otot besar yang menghiasi tubuh Davies sudah menghilang. Di luar dugaan wajah Overmars penuh luka, darah segar mengalir dari hidung dan pelipisnya.
“Tak kusangka aku bisa mendapatkan luka seperti ini,” ucap Overmars.
“Le…..ah…..,” ucap Davies merintih.
“Kuakui kau hebat, masih bisa berucap setelah terkena seranganku bertubi-tubi,” tanpa disadari oleh Overmars ada sosok yang berdiri dibelakangnya.
Di lain tempat, salah satu lantai gedung apartemen terlihat hancur. Membuat lubang yang dapat dilihat dengan jelas. Bagian dalam apartemen ini tidak luput dari kehancuran, banyak debu dan sisa-sisa bangunan yang menyebar di lantai. Seseorang dengan tubuh penuh debu tertidur dengan wajah menghadap lantai. Ada seorang perempuan yang sedang memegangi telepon, tangannya gemetar akibat peristiwa yang terjadi di unit apartemennya.
redrices dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas