Entah apa yang terjadi terhadap anak zaman sekarang, secara usia masih sangat belia namun ketertarikan dengan lawan jenis dudah sedemikian luar biasa. Di masa umur belasan tahun seharusnya mereka bisa lebih fokus saja untuk belajar, menuntut ilmu, banyak membaca agar menambah wawasan. Namun, yang terjadi kebalikan dari itu semua. Mereka terlena dengan hingar bingar dunia maya, segala kepalsuan tentang media sosial. Tak heran jika banyak kasus kriminal yang menimpa para anak baru gede (ABG) ini.

Bukan tak boleh mengenal dunia maya, bukan tak boleh bermain media sosial namun di satu sisi semua itu harus seimbang dengan kodrat mereka sebagai remaja. Terkadang habis seharian waktu mereka memegang handphone, menyelami segala yang tersedia di dalam internet. Hal ini ditambah dengan merambahnya game online yang sangat mudah diakses. Hingga hilang waktu mereka menikmati masa di mana belajar untuk masa depan.



Saat ini peran orangtua sebagai pengawas pergaulan sang anak sangatlah penting. Tidak seharusnya sebagai orangtua menuruti segala kemauan anak. Perlu ada batasan agar mereka tidak terlalu terlena dengan kepalsuan media sosial. Jika orangtua tak pernah peduli dengan psikologis dan lingkungan anak maka ini seperti bom waktu yang setiap saat mampu meledak. Dan kelak akan menjadi penyesalan tiada akhir.



Media sosial sudah menembus batas usia. Mereka yang mampu menggunakan hasil dari kecanggihan tekhnologi ini bisa digunakan siapapun. Tak heran jika para ABG ini sangat mahir dalam soal medsos. Mereka bahkan telah memiliki akun tersendiri yang bisa mereka pakai sesuka hatinya. Sebuah ironi melihat anak yang masih tumbuh perkembangannya telah lihai bermain media sosial. Bahkan mereka tak sungkan menggunakannya untuk mencari pacar.



Peristiwa ini memang benar terjadi. Hal tersebut dilakukan oleh seorang anak yang masih berusia 13 tahun. Dalam aplikasi medsos miliknya, dirinya denhan berani mengirimkan pesan pribadi kepada teman facebooknya. Ia mengajak kenalan, mengaku sebagai jomblo dan mengajak untuk berpacaran. Bahkan ia sampai berani menggunggah foto selfienya di dalam pesan chat tersebut.



Kejadian semacam ini, sungguh menjadi sebuah pemandangan yang begitu membuat miris. Apakah hal semacam ini masih dianggap biasa saja?

Sumber :

this