- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Diantara Kalian (18+)
...
TS
elenasan30
Aku Diantara Kalian (18+)
Setelah berdiskusi di Lounge Kreator. Ane memutuskan untuk berhenti berkarya di Kaskus. Semua thread novel karya ane akan ane close thread. Ane sebagai penulis mohon pamit dari agan semua.
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Close Thread
Diubah oleh elenasan30 30-01-2021 03:52
moy1992 dan 72 lainnya memberi reputasi
63
97.3K
Kutip
2.1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42KAnggota
Tampilkan semua post
TS
elenasan30
#363
Chapter 60
Spoiler for Olivia Unbeatable:
Setelah ribut panjang akhirnya Kak Olivia mengalah dan dia memutuskan untuk menghubungi Bang Putra. Aku minta Bang Putra untuk pindah tempat duduk agak jauh dan menjawab telfon dari Kak Olivia. Kurang lebih sekitar 20 menit Bang Putra telfonan dengan Kak Olivia. Setelah selesai Bang Putra langsung balik lagi dan aku bertanya “Gimana sayang? Dia biasa aja sama kamu?”. Bang Putra mengehela nafas panjang dan menjawab “Dia menunda kepulangannya 10 hari Bell”.
Aku menjawab “Menunda kepulangan 10 hari? Kak Olivia kan harusnya pulang tanggal 12 Juni besok kan?”. Bang Putra menjawab “Iyaa dia bilang katanya masih ada matkul tambahan dan baru bisa pulang tanggal 22 Juni. Sekitar 20 hari lagi dia baru pulang”. Aku menjawab “Bang Ferlian satu kampus sama Kak Olivia kan? Kayanya dia harus kita temuin deh sayang”. Bang Putra menjawab “Ferlian udah aku hubungin dia gak jawab terus. Tapi aku punya satu temen yang satu kampus sama Olivia”.
Aku bertanya “Siapa itu sayang? Temen sekolah kamu juga?”. Bang Putra menjawab “Iyaa temen SMP dulu namanya Gilang Perdana”. Air mataku mendadak menetes dan perlahan saat itu aku menangis. Bang Putra langsung mencoba menenangkan aku dan bertanya “Kamu kenapa sayang?”. Aku menangis semakin kenceng dan menjawab “Brengseklah dua orang itu memang bajingan!”. Bang Putra memegang pipiku “Iyaa mau gimana lagi sayang. Kita juga sekarang gak bisa ngapa-ngapain”.
Aku menjawab “Aku gak habis pikir aja sayang. Di rumah sekarang ada Bulik Reni nungguin dia pulang. Dan dia sengaja telat pulang 10 hari ngorbanin Ibunya sendiri, adeknya, dan kamu calon suaminya”. Bang Putra tersenyum kecil saat itu “Semuanya akan baik-baik aja sayang. Percayalah pasti bisa kita lalui”. Aku menjawab “Aku… Aku sedih sayang. Kak Olivia itu panutan dan role model banyak orang. Di keluarga besar dia selalu dijadikan contoh untuk saudara-saudara kami yang lain. Dia bisa ngelakuin hal sebrengsek itu berulang kali”.
Bang Putra menjawab “Iyaa nanti aku coba ajak ngobrol Olivianya. Aku yakin masih bisa diselesaikan baik-baik”. Aku menjawab “Aku ngerasa ini gak bisa diselesaikan dengan omongan baik-baik. Kalo kamu memilih jalur damai. Aku yakin semuanya akan kacau dan bermasalah”. Bang Putra menjawab “Iyaudah dimakan dulu kopi sama cemilan yang udah kita pesen. Nanti kita pikirin lagi ya sayang”. Aku menjawab “Aku mohon kamu janji sesuatu hal sama aku sayang”.
Bang Putra menjawab “Janji apa sayang? Kamu mau aku ngelakuin apa?”. Aku menjawab “Apapun yang terjadi sayang. Aku mohon, Aku bener-bener mohon kamu tepatin janji ini”. Bang Putra menghela nafas panjang dan menjawab “I..Iyaa kamu mau aku janji apa sayang?”. Aku menjawab “Aku mohon kamu selesaiin permasalahan ini. Jangan kamu tinggalin Olivia seperti dulu ketika kondisinya sedang kalut seperti ini. Jangan biarin masa depan Kak Olivia hancur karena Dani.
Kami saat itu berbincang panjang hingga waktu gak kerasa jam 3 pagi. Bang Putra nganterin aku pulang ke rumah dan mampir sebentar ngobrol bareng Bapak sembari istirahat nunggu pagi. Keesokan harinya aku coba datang ke tongkrongan untuk membicarakan masalah ini. Aku yakin temen-temennya Kak Olivia gak akan membiarkan Kak Olivia selingkuhin Bang Putra. Aku datang kesana janjian sama Bang Qory, Kak Sasha, Kak Gisel, dan Kak Farid.
Ada satu hal yang mengejutkan aku saat itu. Ternyata mereka semua udah tau kalo Kak Olivia selingkuh sama Dani “Jadi… Lu mau ngomongin apa Bell? Tentang Olivia?”. Aku menjawab “Bang Qor, kemarin Bang Putra nemuin Gua dan ngajak Gua jalan ke kafe. Gua kira apa yang mau diobrolin. Dan Bang Putra ngegep Kak Olivia selingkuh lewat telfon”. Bang Qory menghela nafas panjang “Sesuai dugaan Gua kan Sha? Gak kita omongin pun yang namanya perselingkuhan pasti kebongkar”.
Aku menjawab “Maksudnya gimana Bang?”. Kak Sasha menjawab “Minggu lalu Olivia nelfon kita semua. Dia mengakui disana dia punya pacar lagi dan sekarang lagi berusaha lepas dari pacarnya yang sekarang”. Aku menjawab “Kok… Kok begitu? Dia selingkuh dan ngaku ke kalian? Kenapa Kak Olivia bisa sebodoh itu?”. Kak Gisel menyela “Justru dia ngomong ke kita karena dia gak bodoh Bell. Olivia itu ngerebut pacar orang. Dan orang tersebut kerjasama dengan temennya Putra yang namanya Gilang”.
Kak Sasha menambahkan “Dia udah perhitungkan informasi mengenai perselingkuhan dia akan nyampe ke telinga kamu dan Putra. Itu sebabnya dia nelfon kita dan minta kita untuk mengendalikan semua informasi yang masuk ke kamu dan Putra”. Bang Farid menjawab “Bukan minta sih. Lebih tepatnya mengancam. Kalo kita gak nurut, ketika dia pulang. Dia ngancem akan bantai kita habis-habisan”. Kak Gisel menjawab “Iyaa itu untuk penegas supaya kita gak menolak”.
Aku menjawab “Dan kenapa kalian malah menuruti keinginan Kak Olivia? Kenapa kalian gak mencoba ngelawan? Kalian kan sahabatnya Bang Putra”. Bang Qory menjawab “Bell lu mungkin belum mengenal kakak lu di dunia luar. Dia itu cewe gila dan udah ngancurin banyak orang. Gak terhitung berapa dosa dia udah ngerusak kehidupan orang lain”. Aku menjawab “Tapi kita semua kan banyak! Kalo kita bersatu pasti kita bisa ngalahin Kak Olivia! Gua yakin banget akan hal itu!”.
Entah kenapa semua temen-temennya Kak Olivia disana saat itu terdiam. Mereka seperti terbelenggu sesuatu yang gak bisa mereka lepaskan dari diri mereka. Kenapa? Aku tau Kak Olivia jenius, tapi kenapa mereka semua sampai setakut itu? Kenapa mereka gak mau bersatu dan nolong Bang Putra? Seenggaknya kalo mereka gak mau bantu. Mereka lakukan ini untuk menegakkan kebenaran.
Bang Farid tiba-tiba menjawab “Sekalipun kita semua bersatu ngelawan Olivia. Kita cuma akan kalah dengan konyol dan kalo udah masalah Putra. Olivia gak akan segan-segan menyiksa orang-orang di sekitarnya”. Kak Sasha menjawab “Solusinya yang harus dilawan ya Daninya bukan Olivianya. Karena dilihat dari track record dia selama ini. Olivia berkali-kali selalu berhasil ngehabisin lawannya meskipun jumlah lawannya sangat banyak. Kecuali kita punya orang yang lebih jenius dari Olivia. Atau minimal setara kecerdasannya untuk bisa ngalahin Olivia”.
Badanku mendadak gemetar seolah gak percaya bahwa Kak Olivia adalah orang seperti itu “Se..Semengerikan itu kah Kak Olivia?”. Bang Qory menjawab “Lebih mengerikan dari yang lu bayangkan Bell. Sumpah lu bisa trauma kalo ngeliat Olivia ngebantai habis orang-orang yang punya konflik sama dia. Gua aja yang cuma nyaksiin saat itu. Sekarang punya tekanan mental”. Aku menjawab “Gua tau Bang! Gua kenal satu orang yang kecerdasannya setara sama Kak Olivia. Dia pasti mau nolong kita!”. (Bersambung…).
Aku menjawab “Menunda kepulangan 10 hari? Kak Olivia kan harusnya pulang tanggal 12 Juni besok kan?”. Bang Putra menjawab “Iyaa dia bilang katanya masih ada matkul tambahan dan baru bisa pulang tanggal 22 Juni. Sekitar 20 hari lagi dia baru pulang”. Aku menjawab “Bang Ferlian satu kampus sama Kak Olivia kan? Kayanya dia harus kita temuin deh sayang”. Bang Putra menjawab “Ferlian udah aku hubungin dia gak jawab terus. Tapi aku punya satu temen yang satu kampus sama Olivia”.
Aku bertanya “Siapa itu sayang? Temen sekolah kamu juga?”. Bang Putra menjawab “Iyaa temen SMP dulu namanya Gilang Perdana”. Air mataku mendadak menetes dan perlahan saat itu aku menangis. Bang Putra langsung mencoba menenangkan aku dan bertanya “Kamu kenapa sayang?”. Aku menangis semakin kenceng dan menjawab “Brengseklah dua orang itu memang bajingan!”. Bang Putra memegang pipiku “Iyaa mau gimana lagi sayang. Kita juga sekarang gak bisa ngapa-ngapain”.
Aku menjawab “Aku gak habis pikir aja sayang. Di rumah sekarang ada Bulik Reni nungguin dia pulang. Dan dia sengaja telat pulang 10 hari ngorbanin Ibunya sendiri, adeknya, dan kamu calon suaminya”. Bang Putra tersenyum kecil saat itu “Semuanya akan baik-baik aja sayang. Percayalah pasti bisa kita lalui”. Aku menjawab “Aku… Aku sedih sayang. Kak Olivia itu panutan dan role model banyak orang. Di keluarga besar dia selalu dijadikan contoh untuk saudara-saudara kami yang lain. Dia bisa ngelakuin hal sebrengsek itu berulang kali”.
Bang Putra menjawab “Iyaa nanti aku coba ajak ngobrol Olivianya. Aku yakin masih bisa diselesaikan baik-baik”. Aku menjawab “Aku ngerasa ini gak bisa diselesaikan dengan omongan baik-baik. Kalo kamu memilih jalur damai. Aku yakin semuanya akan kacau dan bermasalah”. Bang Putra menjawab “Iyaudah dimakan dulu kopi sama cemilan yang udah kita pesen. Nanti kita pikirin lagi ya sayang”. Aku menjawab “Aku mohon kamu janji sesuatu hal sama aku sayang”.
Bang Putra menjawab “Janji apa sayang? Kamu mau aku ngelakuin apa?”. Aku menjawab “Apapun yang terjadi sayang. Aku mohon, Aku bener-bener mohon kamu tepatin janji ini”. Bang Putra menghela nafas panjang dan menjawab “I..Iyaa kamu mau aku janji apa sayang?”. Aku menjawab “Aku mohon kamu selesaiin permasalahan ini. Jangan kamu tinggalin Olivia seperti dulu ketika kondisinya sedang kalut seperti ini. Jangan biarin masa depan Kak Olivia hancur karena Dani.
Kami saat itu berbincang panjang hingga waktu gak kerasa jam 3 pagi. Bang Putra nganterin aku pulang ke rumah dan mampir sebentar ngobrol bareng Bapak sembari istirahat nunggu pagi. Keesokan harinya aku coba datang ke tongkrongan untuk membicarakan masalah ini. Aku yakin temen-temennya Kak Olivia gak akan membiarkan Kak Olivia selingkuhin Bang Putra. Aku datang kesana janjian sama Bang Qory, Kak Sasha, Kak Gisel, dan Kak Farid.
Ada satu hal yang mengejutkan aku saat itu. Ternyata mereka semua udah tau kalo Kak Olivia selingkuh sama Dani “Jadi… Lu mau ngomongin apa Bell? Tentang Olivia?”. Aku menjawab “Bang Qor, kemarin Bang Putra nemuin Gua dan ngajak Gua jalan ke kafe. Gua kira apa yang mau diobrolin. Dan Bang Putra ngegep Kak Olivia selingkuh lewat telfon”. Bang Qory menghela nafas panjang “Sesuai dugaan Gua kan Sha? Gak kita omongin pun yang namanya perselingkuhan pasti kebongkar”.
Aku menjawab “Maksudnya gimana Bang?”. Kak Sasha menjawab “Minggu lalu Olivia nelfon kita semua. Dia mengakui disana dia punya pacar lagi dan sekarang lagi berusaha lepas dari pacarnya yang sekarang”. Aku menjawab “Kok… Kok begitu? Dia selingkuh dan ngaku ke kalian? Kenapa Kak Olivia bisa sebodoh itu?”. Kak Gisel menyela “Justru dia ngomong ke kita karena dia gak bodoh Bell. Olivia itu ngerebut pacar orang. Dan orang tersebut kerjasama dengan temennya Putra yang namanya Gilang”.
Kak Sasha menambahkan “Dia udah perhitungkan informasi mengenai perselingkuhan dia akan nyampe ke telinga kamu dan Putra. Itu sebabnya dia nelfon kita dan minta kita untuk mengendalikan semua informasi yang masuk ke kamu dan Putra”. Bang Farid menjawab “Bukan minta sih. Lebih tepatnya mengancam. Kalo kita gak nurut, ketika dia pulang. Dia ngancem akan bantai kita habis-habisan”. Kak Gisel menjawab “Iyaa itu untuk penegas supaya kita gak menolak”.
Aku menjawab “Dan kenapa kalian malah menuruti keinginan Kak Olivia? Kenapa kalian gak mencoba ngelawan? Kalian kan sahabatnya Bang Putra”. Bang Qory menjawab “Bell lu mungkin belum mengenal kakak lu di dunia luar. Dia itu cewe gila dan udah ngancurin banyak orang. Gak terhitung berapa dosa dia udah ngerusak kehidupan orang lain”. Aku menjawab “Tapi kita semua kan banyak! Kalo kita bersatu pasti kita bisa ngalahin Kak Olivia! Gua yakin banget akan hal itu!”.
Entah kenapa semua temen-temennya Kak Olivia disana saat itu terdiam. Mereka seperti terbelenggu sesuatu yang gak bisa mereka lepaskan dari diri mereka. Kenapa? Aku tau Kak Olivia jenius, tapi kenapa mereka semua sampai setakut itu? Kenapa mereka gak mau bersatu dan nolong Bang Putra? Seenggaknya kalo mereka gak mau bantu. Mereka lakukan ini untuk menegakkan kebenaran.
Bang Farid tiba-tiba menjawab “Sekalipun kita semua bersatu ngelawan Olivia. Kita cuma akan kalah dengan konyol dan kalo udah masalah Putra. Olivia gak akan segan-segan menyiksa orang-orang di sekitarnya”. Kak Sasha menjawab “Solusinya yang harus dilawan ya Daninya bukan Olivianya. Karena dilihat dari track record dia selama ini. Olivia berkali-kali selalu berhasil ngehabisin lawannya meskipun jumlah lawannya sangat banyak. Kecuali kita punya orang yang lebih jenius dari Olivia. Atau minimal setara kecerdasannya untuk bisa ngalahin Olivia”.
Badanku mendadak gemetar seolah gak percaya bahwa Kak Olivia adalah orang seperti itu “Se..Semengerikan itu kah Kak Olivia?”. Bang Qory menjawab “Lebih mengerikan dari yang lu bayangkan Bell. Sumpah lu bisa trauma kalo ngeliat Olivia ngebantai habis orang-orang yang punya konflik sama dia. Gua aja yang cuma nyaksiin saat itu. Sekarang punya tekanan mental”. Aku menjawab “Gua tau Bang! Gua kenal satu orang yang kecerdasannya setara sama Kak Olivia. Dia pasti mau nolong kita!”. (Bersambung…).
radityodhee dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Kutip
Balas
Tutup