Megalodon adalah hewan laut terbesar di dunia pasca Dinosaurus punah, namun keberadaannya kini juga telah dianggap punah.

Tapi menurut peneliti megalodon punah bukan karena bencana besar, atau ada peristiwa yang menganggu keadaan alam.

Tak hanya Hiu Megalodon yang punah, namun beberapa hewan laut purba mengalami kendala yang serupa dengan yang dialami sang hiu. Menurut studi oleh para ahli paleontologi vertebrata, yang dipimpin Robert Boessenecker, mengungkapkan sebuah teori yang mengesankan.



Dengan mengumpulkan data dan juga fosil yang memberikan pengetahuan baru, ternyata hewan-hewan laut tersebut punah karena rantai makanan yang terputus.

Hewan-hewan purba yang besar seperti Hiu Megalodon dianggap punah karena kalah bersaing dengan hewan yang lebih kecil namun memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hewan purba yang besar dan bobotnya juga berat akan banyak kelemahan dalam mencari mangsa, inilah yang disinyalir Hiu Megalodon pun punah.

Makanan yang ia perlukan diambil oleh predator lain yang lebih gesit dan juga pintar dalam bermanuver, sedangkan hewan purba yang menjadi makanan Megalodon juga mengalami nasib serupa.

Menurut studi kepunahan Megalodon diakibatkan mereka saling berebut mencari makan dengan Hiu Putih Besar dan Paus Pembunuh. Ditambah lagi dengan reproduksi jenis hewan laut yang besar agak sulit.



Walau hasil studi ini masih diperdebatkan tetapi menjadi menarik, karena sebagai predator tertinggi di lautan seharusnya tidak semudah itu hiu tersebut punah. Kalau hanya masalah rantai makanan, walau mempunyai bobot yang berat yang mengakibatkan manuver sang hiu menjadi lebih susah tapi insting predator tetap mampu membunuh mangsanya.

Bisa dibilang Megalodon punah tetap menjadi misteri, bisa saja ada teori baru walau hanya ditemukan gigi dari Megalodon bukan berarti hiu itu telah punah.

Apakah ia berada di laut yang terdalam dan jarang terlihat, karena memang habitatnya bukan seperti hiu pada umumnya. Para ilmuwan memang bisa saja berteori, namun sebenarnya kepunahan itu karena sudah tak terlihat lagi oleh mata manusia.

Atau sebenarnya fosil itu hanyalah buatan tangan dari manusia, karena pada dasarnya akan menjadi menarik kalau ada hewan yang berevolusi. Seperti teori Darwin yang dianggap tak berdasar, maka agar mempunyai dasar dibuatlah hewan-hewan besar yang dikatakan sudah punah.



Bukan berarti yang tak terlihat berarti sudah tidak ada, hmmm...bagaimana nih menurutmu gan. Sayang peneliti hewan purba banyak dari luar negeri, bagaimana dengan peneliti di negeri sendiri? Apakah di Indonesia peneliti lebih senang saling menjatuhkan seperti halnya teori Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman yang banyak disangkal?

Menarik sih, terlebih penelitian tentang hewan dinosaurus tidak pernah terdengar di Indonesia?





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google