Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
SANTET - Dendam Berakhir Petaka
Prolog





“ ya tuhannn…kalau begitu perkataan ambu selama ini benar tang, kejadian menghilangnya ita ini bukanlah sebuah kejadian biasa, bisa jadi sosok wanita tua itu adalah penghuni ghaib di kawasan hutan kecil perbukitan yang merasa enggak suka dengan tingkah laku ita sewaktu ita memasuki kawasan hutan kecil perbukitan….”
“ entahlah mbu, atang jadi bingung di dalam meyikapi kejadian yang menimpa ita ini....karena semakin banyak kejadian aneh yang terjadi di rumah ini....semakin banyak juga terlihat fakta fakta yang saling bertentangan antara kejadian yang satu dengan kejadian lainnya.....”
“ ahhh perkataan kamu itu telalu ribet tang....ambu enggak mengerti dengan maksud perkataan kamu itu....” gerutu ambu seraya memasang ekspresi wajah kebingungannya
“ maksud atang begini mbu, pada awalnya atang menduga kejadian ghaib yang terjadi di rumah kita ini ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita, tapi dengan semakin banyaknya kejadian ghaib yang terjadi di rumah ini, atang mulai merasa ragu dengan dugaan atang itu....”
Enggan rasanya bagiku untuk menceritakan aib yang teramat kelam ini, namun di saat malam mulai menancapkan sisi kegelapannya, aku hanya bisa terdiam diantara goresan penaku di dalam menuliskan baris demi baris kalimat yang mewakili jeritan hati dari suara suara tanpa raga




PETAKA – Akhir Sebuah Dendam


@meta.morfosis


Note : cerita ini berjudul awal SANTET - Dendam Berakhir Petaka, berhubung adanya beberapa perubahan mengikuti data penulisan maka judul diubah menjadi PETAKA - Akhir Sebuah Dendam



Chapter :
SANTET - Chapter 1
SANTET - Chapter 2
SANTET - Chapter 3
SANTET - Chapter 4
SANTET - Chapter 5
SANTET - Chapter 6
SANTET - Chapter 7
SANTET - Chapter 8
SANTET - Chapter 9
SANTET - Chapter 10
SANTET - Chapter 11
SANTET - Chapter 12
SANTET - Chapter 13
SANTET - Chapter 14
Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 03:40
JohanZing0
JabLai cOY
anandaalvi27
anandaalvi27 dan 63 lainnya memberi reputasi
62
32.3K
160
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
#18
Chapter 2







“ siapa di situ….!” tegur abah dengan suaranya yang meninggi dan berbalas dengan keheningan malam, mendapati hal itu, tanpa sedikitpun merasa takut atas kemungkinan adanya sesuatu yang tengah bersembunyi di dalam rerimbunan semak ilalang, abah terlihat mulai berjalan menghampiri keberadaan rerimbunan semak ilalang, dan dikarenakan saat ini aku merasa khawatir akan adanya keberadaan sesuatu yang tengah bersembunyi di dalam rerimbunan semak ilalang, aku segera berjalan mengikuti abah
“ sepertinya enggak ada apa apa tang....” ujar abah diantara pergerakan tangannya yang tengah menyibak rerimbunan semak ilalang
“ tapi bah...tadi itu atang memang seperti melihat sesuatu.....”
Cahaya terang dari nyala api obor yang kini memberikan pencahayaan di bagian dalam rerimbunan semak ilalang, sama sekali tidak memperlihatkan adanya tanda tanda yang menunjukan keberadaan sesuatu di dalam rerimbunan semak ilalang, yang aku lihat saat ini hanyalah keberadaan sebuah pohon kemuning yang berukuran tidak terlalu besar dan tengah berbunga lebat
“ nah sekarang sudah terbukti kan tang, enggak ada apa apa, dan sepertinya pohon kemuning itulah yang menjadi sumber dari aroma wangi yang telah tercium tadi, makanya tang....kamu ini jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu, apa yang ada di dalam pikiran kamu itu belum tentu terbukti kebenarannya.....yaa..seperti mimpi kamu itu....”
Selepas dari perkataannya itu, abah menarik tanganku untuk kembali berjalan, hingga akhirnya setibanya aku dan abah di rumah, ambu dan ita sepertinya sudah terlebih dahulu melaksanakan makan malam, hal ini dapat terlihat dari keberadaan dua buah piring kotor di atas meja makan
“ kalian ini kemana aja sih, kok pulangnya agak malam seperti ini….?” tanya ambu diantara pergerakan tangannya yang tengah menyendokan nasi ke dalam piring makan yang diperuntukan bagiku dan juga abah
“ biasalah mbu…akibat terlalu asik mengobrol dengan warga ampung, abah lupa untuk pulang, tapi kalau tahu bakal tertinggal makan malam seperti ini, lebih baik tadi itu abah sholat isya berjamaah dulu baru setelah itu pulang ke rumah.....”
Mendapati jawaban abah tersebut, ambu hanya tersenyum kecil, dan kini diantara aktifitas aku dan abah yang tengah menyantap makan malam, ita ikut bergabung di meja makan
“ kang.....” tegur ita dan berbalas dengan tatapan mataku yang memandang ke arah ita, keberadaan tanda lahir yang berupa garis memanjang di leher ita, begitu tergambar jelas diantara kulit tubuhnya yang berwarna putih
“ ada apa ta...?”
“ di kampung tetangga sedang ada berita heboh kang....” jawab ita dan berbalas dengan ekspresi kejengkelanku karena perkataan ita tersebut tidaklah menuntaskan informasi yang ingin disampaikannya
“ kamu itu kalau berbicara jangan setengah setengah ta....memangnya ada berita apa sih di kampung tetangga....?”
Mendengar pembicaraan antara aku dan ita saat ini, untuk sesekali tatapan mata abah dan ambu tertuju ke arah aku dan ita secara bergantian
“ ita dengar, ada warga baru di kampung tetangga kang dan warga baru itu berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif….”
“ astaga ta…hanya karena kedatangan warga baru yang berprofesi sebagi ahli pengobatan alternatif, warga kampung tetangga jadi heboh seperti itu....”
“ ahh akang…bukan itu yang membuat heboh warga kampung tetangga….”
“ lalu apa lagi ta kalau bukan itu….apa jangan jangan warga kampung tetangga heboh, karena warga baru itu berprofesi juga sebagai babi ngepet yaa ta....” candaku dan berbalas dengan gelak tawa abah dan ambu
“ ahhh kang atang ngaco....cantik kok jadi babi ngepet....”
“ ohh cantik...jadi itu yang membuat warga kampung tetangga heboh....”
“ iya kang....warga baru itu mempunyai paras wajah yang cantik, bisa dikatakan saat ini warga baru itu menjadi primadona di kampung tetangga....”
Cantik, sepertinya kata itu kini telah menjelma menjadi medan magnet yang mampu menarik rasa penasaranku atas sosok warga baru yang saat ini menjadi primadona di kampung tetangga, dan kini diantara ketiadaan perkataan yang terucap dari mulutku di dalam merespon perkataan ita tersebut, aku berusaha untuk menyembunyikan rasa penasaranku itu, namun sepandai pandainya aku menyembunyikan rasa penasaranku itu, tetap saja saat ini ita bisa mengetahuinya melalui ekspresi wajahku yang menunjukan bahwa saat ini aku berharap adanya informasi yang lebih terkait dengan sosok warga baru tersebut
“ ishh…pasti kang atang penasaran kan….sama dong dengan ita...ita juga penasaran dengan...”
“ hmmm...berarti kamu selama ini, sering keluyuran setelah pulang sekolah ya ta....” gumam abah memotong perkataan ita
“ enggak kok bah...ita enggak pernah keluyuran kemana mana, mana berani sih ita melanggar perintah abah....kalau abah enggak percaya...tanya saja tuh sama ambu....”
Mendapati perkataan ambu tersebut, terlihat ambu menganggukan kepalanya sebagai tanda membenarkan perkataan ita
“ tuh lihat bah, ita enggak bohong kan....kalau abah mau tahu ita mengetahui semuanya itu dari mana, ita mengetahuinya dari cerita emak penjaga kantin....” ujar ita seraya mengembangkan senyum kemenangannya karena telah berhasil mementahkan tuduhan abah
“ seharusnya kamu senang ta.....karena selalu dilarang larang oleh abah, coba kalau akang yang keluyuran, tiga hari enggak pulang juga, abah enggak akan perduli......” candaku menyindir sikap abah yang selalu merasa khawatir apabila ita melakukan sesuatu, dan kini begitu mendapati sindiranku itu, abah, ambu dan juga ita hanya saling bertukar senyum
“ oh iya kang...sebenarnya kampung kita ini enggak kalah kok dengan kampung tetangga, hanya saja kedatangan warga baru di kampung kita ini, enggak seheboh seperti di kampung tetangga.....”
“ hahh...kamu yakin ta, kampung kita ini kedatangan warga baru....kok akang enggak tahu sih....”
“ ita sangat yakin kang…karena warga baru di kampung kita ini, tinggal bersama dengan emak penjaga kantin di sekolah ita, kalau ita perhatikan sih...usia dari warga baru di kampung kita ini, mungkin seusia dengan akang, dan kalau kita berbicara mengenai kecantikannya, ita rasa…kecantikan warga baru di kampung kita ini enggak kalah dengan warga baru di kampung tetangga, hanya saja yang membedakannya itu profesinya kang....warga baru di kampung tetangga berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif, sedangkan warga baru di kampung kita ini, berprofesi sebagai penjaga kantin sekaligus menjadi petugas kebersihan di sekolah ita….”
Terlihat saat ini, ambu mengarahkan tatapan matanya ke wajah abah, sepertinya ada sesuatu yang hendak ditanyakan oleh ambu kepada abah
“ ada apa mbu…kok melihat abah seperti itu...?” tanya abah yang sepertinya merasa risih dengan tatapan ambu tersebut
“ apa abah sudah mengetahui semuanya ini….?”
“ sudah mbu...tapi enggak seluruhnya abah ketahui, untuk kedatangan warga baru di kampung tetangga, abah sudah mengetahuinya, wanita itu bernama ibu diswaya, dan berdasarkan informasi yang abah dapatkan dari kepala kampung tetangga, ibu diswaya itu berencana untuk tinggal dan menetap di kampung mereka, sedangkan untuk warga baru yang datang di kampung kita ini, jujur saja....baru sekarang ini abah mengetahuinya…”
“ ya ampun bah…masa dengan warga baru di kampung kita sendiri, abah bisa enggak mengetahuinya sih....” ujar ambu seraya menggelengkan kepalanya, mendapati perkataan ambu tersebut, aku dan ita hanya bisa saling bertukar senyum
“ ishh abah…enggak boleh lihat yang cantik cantik nih….”
“ hushh ita..enggak sopan kamu berbicara seperti itu dengan abah…” ujar ambu dalam merespon candaan ita tersebut
“ iya mbu…ita minta maaf…”
“ kalau menurut atang sih mbu...enggak ada salahnya abah mengenal ibu diswaya, karena dengan abah mengenal ibu diswaya, yaa..siapa tahu ibu diswaya akan dapat memberikan bantuan pengobatan alternatif yang bisa menghilangkan penyakit ambu....…”
“ apakah itu artinya, kita harus mengundang ibu diswaya ke rumah kita ini kang....?” tanya ita dalam ekspresi keseriusannya
“ kalau menurut akang sih...sebaiknya begitu ta, tapi enggak tahu kalau menurut abah dan ambu....”
“ kalau ambu sih terserah apa kata abah saja tang…” ujar ambu diantara keterdiaman abah
“ bagaimana bah…apakah abah setuju...?”
“ yaa..kita lihat nanti saja tang, walaupun kemungkinannya kecil ibu diswaya bisa mengobati penyakit ambu, tapi memang enggak ada salahnya jika kita mengundang ibu diswaya untuk mengobati penyakit ambu....hal itu sekaligus untuk menepis prasangka kamu dan ita yang selama ini mungkin masih menganggap abah ini enggak bersungguh sungguh di dalam mengobati penyakit ambu…”
“ ahh..itu kan hanya prasangka abah saja, dari dulu atang enggak pernah kok mempunyai prasangka seperti itu…”
“ iya nih abah, ngomongnya suka ngaco….” ujar ita menimpali penyangkalanku atas perkataan abah, hingga akhirnya selepas dari pembicaraan ini, ambu dan ita berjalan pergi meninggalkan meja makan dengan turut serta membawa piring dan juga gelas kotor, sedangkan abah, saat ini abah terlihat masih duduk di kursinya, ekspresi wajahnya menunjukan bahwa abah tengah memikirkan sesuatu
“ tang….”
“ ada apa bah….?”
“ kamu dan ita sudah semakin beranjak dewasa…abah pikir sudah waktunya bagi abah untuk memikirkan pembagian harta yang abah dan ambu miliki saat ini, dan kemungkinan besarnya abah akan memberikan rumah serta kebun abah yang berlokasi di kampung tetangga kepada kamu, sedangkan untuk tanah yang kita tempati saat ini, akan abah berikan kepada ita, jadi di saat abah dan ambu tua nanti, abah berharap kalian masih mau untuk menjaga abah dan ambu…”
“ duh…abah kok ngomongnya jadi serius seperti ini sih….?”
“ ini sudah menjadi kewajiban abah untuk memberitahukannya tang....karena kita enggak akan pernah tahu, kapan kita akan di panggil oleh tuhan.....”
“ iya bah...atang mengerti....”
“ tang....apa kamu enggak berpikiran untuk membuka usaha....karena kalau abah perhatikan, setelah kamu lulus sekolah, kamu sama sekali enggak mempunyai aktifitas apa apa....”
“ atang sebenarnya mau bah...tapi...”
“ enggak usah pakai kata tapi tang....kalau kamu memang berkeinginan untuk membuka usaha, kamu bisa menggunakan warung kosong yang berada di depan rumah kita ini sebagai tempat usaha, sedangkan untuk jenis usahanya, abah sarankan kamu membuka warung yang menyediakan bahan kebutuhan pokok warga kampung dan juga bensin untuk bahan bakar genset….bagaimana tang, apakah kamu setuju....?”
“ atang sih setuju saja bah.......”
“ ya sudah...kalau kamu memang setuju, besok pagi kamu bersihkan warung kosong itu, dan jika semuanya sudah siap, kamu ikut abah ke kota untuk membeli segala sesuatu yang di perlukan untuk membuka warung kamu itu....”
Keesokan paginya, seperti apa yang telah abah dan aku rencanakan, aku memulai aktifitas membersihkan warung di saat jam masih menunjukan pukul enam pagi, dan dikarenakan pagi ini abah sudah beranjak pergi meninggalkan rumah di saat aku baru saja memulai aktifitasku itu, aku terpaksa menunda sejenak aktifitasku itu, karena saat ini aku harus terlebih dahulu membakar sampah, sebuah pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh abah sebelum abah memulai aktifitasnya sebagai kepala kampung
“ tumben banget sih abah berangkatnya sepagi ini.....”
Tanpa berkeinginan untuk menunda terlalu lama aktifitasku dalam membersihkan warung, aku segera mengeluarkan sampah dari tong sampah dan hendak membakarnya, namun kini baru saja aku ingin melemparkan batangan korek api yang telah aku nyalakan ke dalam tumpukan sampah, aku terpaksa mengurungkan keinginanku itu begitu melihat keberadaan sebuah kantong plastik hitam diantara tumpukan sampah, karena bukanlah hal yang tidak mungkin di dalam kantong plastik hitam tersebut terdapat sesuatu yang seharusnya tidak terbuang telah terbuang
“ apa sih isinya.......?” tanyaku dalam hati seraya mengambil kantong plastik hitam dari tumpukan sampah, namun kini baru saja aku membukanya, aku kembali membuang kantong plastik hitam tersebut ke tumpukan sampah, hal itu aku lakukan, karena di dalam kantong plastik hitam tersebut aku hanya menemukan keberadaan pembalut wanita yang telah dipergunakan dan entah milik siapa
“ ahh brengsek...kalau tahu isinya seperti itu, enggak akan aku memeriksanya.....”
Seiring dengan asap putih yang membumbung tinggi ke udara akibat dari terlalu banyaknya sampah basah yang terbakar, aku kembali melanjutkan aktifitasku yang tadi sempat tertunda, hingga akhirnya diantara kesibukanku yang saat ini tengah mempersiapkan alat alat yang akan aku pergunakan untuk membersihkan warung, tanpa aku sadari kini ita telah berdiri di teras rumah lengkap dengan mengenakan seragam sekolahnya
“ ahh kasihan kang atang…maaf ya kang…ita enggak bisa membantu bersih bersih…”
“ kamu mau berangkat sekolah ta…?”
“ iya atuh kang…masa iya pakai seragam seperti ini, ita mau ke empang….” jawab ita dan berbalas dengan gelak tawaku
“ ehh kang…ita punya ide nih…”
“ ide apa ta…?” tanyaku dengan sedikit menaruh rasa curiga atas ide yang akan ita utarakan
“ kalau memang kang atang setuju….bagaimana kalau selepas sekolah nanti, ita mengajak ka ningtias ke rumah kita ini, biar nanti ka ningtias dan ita yang membersihkan warung ini....”
“ ka ningtias...? ka ningtias itu siapa ta...?”


Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 03:42
namakuve
mincli69
simounlebon
simounlebon dan 22 lainnya memberi reputasi
23
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.