Kaskus

Story

meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
SANTET - Dendam Berakhir Petaka
Prolog





“ ya tuhannn…kalau begitu perkataan ambu selama ini benar tang, kejadian menghilangnya ita ini bukanlah sebuah kejadian biasa, bisa jadi sosok wanita tua itu adalah penghuni ghaib di kawasan hutan kecil perbukitan yang merasa enggak suka dengan tingkah laku ita sewaktu ita memasuki kawasan hutan kecil perbukitan….”
“ entahlah mbu, atang jadi bingung di dalam meyikapi kejadian yang menimpa ita ini....karena semakin banyak kejadian aneh yang terjadi di rumah ini....semakin banyak juga terlihat fakta fakta yang saling bertentangan antara kejadian yang satu dengan kejadian lainnya.....”
“ ahhh perkataan kamu itu telalu ribet tang....ambu enggak mengerti dengan maksud perkataan kamu itu....” gerutu ambu seraya memasang ekspresi wajah kebingungannya
“ maksud atang begini mbu, pada awalnya atang menduga kejadian ghaib yang terjadi di rumah kita ini ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita, tapi dengan semakin banyaknya kejadian ghaib yang terjadi di rumah ini, atang mulai merasa ragu dengan dugaan atang itu....”
Enggan rasanya bagiku untuk menceritakan aib yang teramat kelam ini, namun di saat malam mulai menancapkan sisi kegelapannya, aku hanya bisa terdiam diantara goresan penaku di dalam menuliskan baris demi baris kalimat yang mewakili jeritan hati dari suara suara tanpa raga




PETAKA – Akhir Sebuah Dendam


@meta.morfosis


Note : cerita ini berjudul awal SANTET - Dendam Berakhir Petaka, berhubung adanya beberapa perubahan mengikuti data penulisan maka judul diubah menjadi PETAKA - Akhir Sebuah Dendam



Chapter :
SANTET - Chapter 1
SANTET - Chapter 2
SANTET - Chapter 3
SANTET - Chapter 4
SANTET - Chapter 5
SANTET - Chapter 6
SANTET - Chapter 7
SANTET - Chapter 8
SANTET - Chapter 9
SANTET - Chapter 10
SANTET - Chapter 11
SANTET - Chapter 12
SANTET - Chapter 13
SANTET - Chapter 14
Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 10:40
JohanZing0Avatar border
JabLai cOYAvatar border
anandaalvi27Avatar border
anandaalvi27 dan 63 lainnya memberi reputasi
62
32.9K
160
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
#1
Chapter 1







Senja hari di bulan oktober 1984

“ sudah jam berapa ini....?”
Pertanyaan yang terucap dari mulutku itu, mengawali keterjagaanku diantara rentang waktu pergantian senja menjadi malam, dan kini di saat aku menyadari bahwa kondisi kamarku masih dalam keadaan gelap akibat dari lampu kamar yang belum dinyalakan, aku segera beranjak bangun dari tempat tidur lalu menyalakan lampu kamar
“ ya ampun...ternyata sebentar lagi magrib....” gumamku dalam hati begitu mendapati keberadaan jarum jam yang telah menunjukan pukul setengah enam sore, dan kini dikarenakan waktu magrib akan segera tiba, aku segera beranjak keluar dari dalam kamar untuk bersiap siap melaksanakan sholat magrib berjamaah yang biasa dilakukan oleh warga kampungku ini di masjid
“ akhirnya kamu bangun juga tang….” tegur ambu begitu melihat kehadiranku yang baru saja keluar dari dalam kamar dan hendak berjalan menuju ke kamar mandi
Atang Karsa...yaa itulah nama lengkapku, namun keluargaku dan juga warga kampungku biasa memanggilku dengan panggilan atang, aku merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara yang terlahir dari hasil pernikahan antara seorang lelaki yang bernama Icang Karsa dengan seorang wanita yang bernama Entin Hayati, adikku yang bernama Nurlita Karsa, berusia empat tahun lebih muda dari usiaku yang saat ini telah menginjak usia tujuh belas tahun. Abahku adalah seseorang yang mempunyai kedudukan terhormat di kampung ini, kedudukannya sebagai kepala di kampung ini, telah membuat abahku itu begitu di segani oleh warga kampung ini dan juga oleh warga kampung tetangga, namun dibalik kedudukannya yang terhormat itu, masih banyak desas desus yang berkembang di warga kampung yang mengatakan bahwa abah mempunyai banyak musuh di saat abah mengikuti pemilihan kepala kampung, hanya saja sampai dengan saat ini, aku sama sekali tidak mempercayai desas desus yang berkembang itu, karena sangatlah tidak mungkin bagi abahku yang mempunyai sifat penolong, rajin beribadah serta ramah pada warga sekitar, bisa mempunyai musuh seperti itu
“ sakit kepalanya kambuh lagi mbu....?” tanyaku dalam merespon perkataan ambu, saat ini terlihat ambu tengah bersiap siap untuk melakukan terapi pengobatannya
“ ahh kamu ini tang....bukankah kamu ini sudah tahu, kalau penyakit aneh ambu ini selalu kambuh setiap sebulan sekali....”
“ kalau saran atang sih mbu, sebaiknya ambu memeriksakan lagi penyakit ambu itu ke dokter, karena atang takut...sakit kepala yang ambu derita itu bukanlah sakit kepala biasa….” saranku kepada ambu seraya memandang ke arah gelas kecil yang saat ini tengah dipegang oleh ambu, nampak terlihat di dalam gelas kecil tersebut keberadaan cairan darah yang sudah tercampur dengan air
Entah sudah berapa lama ambu melakukan terapi pengobatannya itu, namun seingat aku, ambu sudah melakukan terapi pengobatannya itu semenjak aku masih kecil, hanya saja pada saat itu, terapi pengobatan yang dilakukan oleh ambu hanyalah memakan beberapa kelopak bunga untuk mengatasi sakit kepalanya yang kambuh setiap sebulan sekali, hal ini jelas sangat berbeda sekali dengan terapi pengobatan yang ambu lakukan dalam dua tahun belakangan ini, keberadaan dari kelopak bunga dalam terapi pengobatan ambu kini telah tergantikan dengan cairan darah yang entah itu darah apa
“ kamu ini bagaimana sih tang…bukankah waktu itu kamu sendiri yang mengantarkan ambu ke dokter....apakah kamu sudah lupa dengan perkataan dokter yang waktu itu mengatakan penyakit yang ambu derita ini adalah penyakit yang aneh....”
“ atang ingat mbu...tapi enggak ada salahnya kan jika kita kembali memeriksakan.…”
“ sudahlah tang…sebaiknya sekarang kamu mandi, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid…tadi abah sudah terlebih dahulu pergi ke masjid...”
Mendapati perkataan ambu yang memotong perkataanku itu, aku sudah tidak berkeinginan lagi untuk melanjutkan pembicaraan ini, dan kini selepas dari aku yang telah mandi, berwudhu serta berganti pakaian, aku langsung bergegas pergi menuju ke sebuah masjid yang lokasinya berada cukup jauh dari keberadaan rumahku ini
Untuk sekedar gambaran, kampung yang menjadi tempat tinggalku ini, adalah sebuah kampung dengan wilayahnya yang luas, dimana di kampungku ini masih banyak terdapat pepohonan besar dan juga rerimbunan semak ilalang diantara rumah rumah warga kampung yang jaraknya tidak saling berdekatan, selain mempunyai wilayah yang luas, kampungku ini juga lokasinya berada sangat jauh dari perkotaan, hal ini telah menyebabkan kelangkaan alat transportasi umum dari kampungku menuju ke kota, jadi apabila warga kampungku ini ingin berpergian ke kota, warga kampungku ini harus terlebih dahulu menggunakan kahar lalu berlanjut menggunakan mobil angkutan umum yang jumlahnya sangat terbatas. Hampir sebagian besar warga kampungku ini bekerja sebagai penggarap sawah, ladang dan juga beternak, dan dikarenakan pendapatan mereka yang minim dari hasil pekerjaannya itu, para warga kampung hanya bisa membangun rumahnya dengan menggunakan bahan dasar kayu yang di sediakan oleh alam
“ assalamualaikum warahmatullahi…”
Seiring dengan kalimat salam yang terucap dari mulutku itu, saat ini aku mendapati keberadaan abah yang tengah duduk di sisi kiriku, sepertinya abah memang sengaja menungguku untuk mengakhiri sholatku ini
“ bah…” sapaku dan berbalas dengan senyuman abah
“ tumben…kamu datang ke masjidnya telat tang…sampai sampai kamu ketinggalan sholat magrib berjamaah…”
“ enggak tahu nih bah....semalam itu atang agak susah tidur…jadinya sore tadi itu atang ketiduran....”
“ mungkin kamu lagi banyak pikiran tang, makanya jadi susah tidur.....”
“ banyak pikiran apa sih bah.....atang sama sekali enggak memikirkan apa apa...hanya saja dalam beberapa malam belakangan ini, atang selalu bermimpi seekor ular hitam memasuki rumah kita....atang khawatir bah, mimpi atang itu merupakan sebuah pertanda akan terjadinya sesuatu yang buruk dalam waktu dekat ini, karena berdasarkan apa yang atang ketahui, apabila kita memimpikan seekor ular memasuki rumah kita, maka sesuatu yang buruk akan menimpa orang yang memimpikannya atau bisa juga akan menimpa orang orang terdekat dari orang yang memimpikannya......”
“ astaga tang....mimpi kok kamu percayai.......”
“ bukan atang mempercayainya bah.....hanya saja....”
Keraguanku untuk melanjutkan perkataanku itu, kini telah menghadirkan ekspresi kekesalan di wajah abah
“ hanya saja apa tang........?”
“ hanya saja atang curiga bah...mimpi buruk yang atang alami itu ada hubungannya dengan desas desus yang pernah atang dengar....”
“ desas desus...? desas desus yang mana tang...?” tanya abah seraya mengernyitkan dahinya
“ maaf bah…bukannya atang lancang…bolehkah atang menanyakan sesuatu…?” jawabku dan balik bertanya kepada abah, dan kini begitu mendapati pertanyaanku itu, abah hanya menjawabnya dengan menganggukan kepala
“ apakah benar abah mempunyai banyak musuh…?”
Seakan sudah mengerti akan kemana arah dari pertanyaanku itu, abah mengembangkan senyumnya seraya menggeleng gelengkan kepalanya
“ atang...atang...pasti setelah pertanyaan kamu itu terjawab, kamu akan mengatakan, bahwa mimpi yang telah kamu alami itu adalah pertanda akan adanya seseorang yang ingin berbuah jahat kepada keluarga kita, akibat dari abah yang mempunyai banyak musuh sewaktu abah mengikuti pemilihan kepala kampung….bukan begitu tang....?” tanya abah dan berbalas dengan keterdiamanku
“ abah yakin tang...desas desus yang berkembang di warga kampung kita ini, sengaja disebarluaskan oleh para pendukung pesaing abah yang mengalami kekalahan sewaktu abah mengikuti pemilihan kepala kampung untuk yang pertama kalinya......”
“ ohhh....ternyata abah mempunyai pesaing sewaktu abah mengikuti pemilihan kepala kampung di kampung ini untuk yang pertama kalinya....” gumamku dalam hati, karena jujur saja, selama ini aku menyangka, sewaktu abah mengikuti pemilihan kepala kampung untuk yang pertama kalinya di kampung ini, abah adalah kandidat tunggal, sama seperti sewaktu abah mengikuti pemilihan kepala kampung untuk masa jabatan yang kedua dan ketiga kalinya
“ memangnya pesaing abah, pada saat pemilihan kepala kampung itu ada berapa bah...?
“ ada dua orang tang..., dan bisa dikatakan abah adalah kandidat termuda diantara kedua pesaing abah yang telah berkeluarga itu...kalau enggak salah, pada saat itu usia abah masih dua puluh sembilan tahun....” jawab abah seraya menghela nafasnya
“ kok bisa sih bah...abah mengikuti pemilihan kepala kampung di saat usia abah abah masih semuda itu.....?”
“ kamu enggak usah merasa aneh tang....untuk sekedar kamu tahu saja, almarhum aki kamu adalah seorang jawara yang sangat di segani di kampung ini, dikarenakan hal itulah...abah seperti mendapat kemudahan untuk mencalonkan diri menjadi kepala kampung di kampung ini...hanya saja...”
“ hanya saja apa bah....?” tanyaku memotong perkataan abah
“ hanya saja dikarenakan almarhum aki kamu itu adalah seorang jawara kampung yang identik dengan banyaknya musuh, para pendukung pesaing abah yang enggak menerima kekalahannya, menyebarluaskan berita yang enggak benar, mereka mengatakan abah telah menggunakan ilmu hitam untuk meraih kemenangan.......”
“ astaga...ilmu hitam...?, memangnya para pesaing abah itu telah mengalami apa, hingga para pendukungnya itu menuduh abah menggunakan ilmu hitam...”
“ kedua pesaing abah itu meninggal dunia tang....mungkin itulah yang dinamakan dengan karma....”
“ karma....?”
“ iya tang...karma, karma dari perbuatan mereka sendiri, karena pada saat itu, abah sangat yakin, mereka telah mengirimkan serangan ilmu hitam kepada abah hingga membuat abah nyaris kehilangan nyawa ini....”
Diantara perkataan abah yang kini terhenti, keberadaan seorang warga kampung yang sepertinya tengah mencuri dengar pembicaraan ini, kini beranjak pergi setelah abah mengarahkan tatapan matanya ke arah warga kampung tersebut
“ manusia enggak tahu sopan santun….” gumam abah dalam rasa gusar karena pembicaraan ini telah tercuri dengar
“ bah...bukankah tadi itu abah mengatakan kedua pesaing abah itu sudah berkeluarga, kalau atang boleh tahu, apakah keluarga dari kedua pesaing abah itu mengalami nasib yang sama seperti kedua pesaing abah itu...?”
“ untuk pesaing abah yang pertama, mereka adalah pasangan suami istri yang belum dikaruniai, dan kedua duanya meninggal dunia karena sakit keras, sedangkan untuk pesaing abah yang kedua, mereka adalah pasangan suami istri yang sudah mempunyai anak wanita yang sudah perawan, dan di saat suaminya meninggal dunia karena sakit keras, istrinya menjadi gila dan pergi entah kemana….”
Untuk sejenak abah menghentikan perkataanya, dari ekspresi wajahnya sepertinya saat ini abah tengah mencoba untuk mengingat kembali kejadian masa lalu yang telah dialaminya
“ setelah kejadian itu tang, entah apa penyebabnya, rumah dari pesaing abah yang kedua itu terbakar, dan setelah peristiwa kebakaran itu, ditemukan jasad seorang wanita di dalamnya, mungkin jasad wanita itu adalah anak perawan dari pesaing abah yang kedua itu.…”
“ ya tuhannn….” gumamku dalam rasa miris
“ ohh iya tang, memangnya kamu telah mendengar desas desus mengenai abah ini dari siapa...?”
“ atang lupa bah...yaa namanya juga desas desus...atang hanya mendengarnya sekilas saja....” jawabku dan berbalas dengan senyuman abah
“ ohh begitu....ya sudah kalau begitu, sebaiknya sekarang kita pulang, karena abah yakin, ita dan ambu, pasti sudah terlalu lama menunggu kita untuk melaksanakan makan malam.....”
Selepas dari perkataan abah tersebut, aku segera mengambil obor yang aku letakan di depan masjid lalu menyalakannya, dan untuk sekedar diketahui, obor yang saat ini tengah aku nyalakan merupakan salah satu alat penerangan utama di kampungku ini, selain terdapat juga alat penerangan utama lainnya berupa patromak, lampu semprong dan juga genset, tapi khusus untuk genset, genset hanya digunakan pada tempat tempat tertentu, seperti aula kampung, masjid, dan juga rumah rumah yang mempunyai tingkat perekonomian yang baik, dan salah satunya adalah rumahku, dan kini selepas dari obor yang telah aku nyalakan, aku segera mengajak abah untuk pergi meninggalkan masjid, hingga akhirnya di saat langkah kakiku dan abah telah menyisakan beberapa langkah lagi dari keberadaan rumah, langkah kakiku ini terhenti seiring dengan bergoyangnya rerimbunan semak ilalang yang berada di sisi kiri jalan
“ kamu kenapa tang....?” tanya abah seraya menghentikan langkah kakinya, lalu ikut mengarahkan tatapan matanya mengikuti tatapan mataku yang tengah memandang ke arah rerimbunan semak ilalang
“ tadi itu atang seperti melihat sesuatu bah...sesuatu yang telah menyebabkan bergoyangnya rerimbunan semak ilalang itu......”
“ ahh kamu ini tang...mana ada sih rerimbunan semak ilalang itu bergoyang...ya sudah sebaiknya kita jalan lagi.....”
“ tapi bah...tadi itu...”
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku itu, rerimbunan semak ilalang yang tadi sempat terdiam, kini terlihat bergoyang kembali, hanya saja untuk kali ini, bergoyangnya rerimbunan semak ilalang itu diiringi dengan tercium aroma wangi yang entah itu aroma wangi apa, dan hal itu jelas telah membuat menebalnya bulu kuduk di sekitar tengkukku ini



Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 10:41
ariefdias
sulkhan1981
sekarpuspita531
sekarpuspita531 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.