Formasi Pemain "Tanpa Klub" yang Dapat Bersaing di Liga Top
TS
iqbalawal
Formasi Pemain "Tanpa Klub" yang Dapat Bersaing di Liga Top
Januari identik dengan transfer windowsatau jendela transfer berupa periode di mana sebuah kesebelasan mentransfer pemain dari kesebelasan lain. Istilah ini sebenarnya istilah tidak resmi yang biasa digunakan media untuk menyebut "masa registrasi", seperti yang dijelaskan dalam FIFA Laws of The Game tentang status dan transfer pemain.
Namun, transfer windows atau "transfer januari" atau tak jarang disebut transfer musim dingin, biasanya dimanfaatkan oleh para klub top untuk berburu pemain. Setelah melakukan evaluasi, misalnya kekurangan tim di periode pertama liga, mereka membutuhkan pemain baru untuk memperbaiki keadaan dan menerapkan strategi baru di kompetisi periode kedua.
Meski pendek dan cenderung tergesa-gesa, umumnya hanya 16 pekan. Tidak sedikit transfer windows yang sukses, antara lain Philippe Coutinho saat didatangkan Liverpool dari Inter Milan pada Januari 2013, Luis Suarez dari Ajax ke Liverpool pada Januari 2011, dan Bruno Fernandez yang ditransfer Manchester United dari Sporting CP pada Januari 2020 yang berhasil mengangkat performa Setan Merah.
Itu hanya beberapa, masih banyak yang juga sukses. Meski demikian, tidak sedikit juga yang berakhir berakhir dengan kegagalan seperti Andy Carrol dari Newcastle ke Liverpool pada Januari 2011 dan Julian Faubert dari West Ham ke Real Madrid pada Januari 2009.
Namun, bukan itu fokus tulisan ini. Melainkan melihat kemungkinan menciptakan skuad baru dari pemain berstatus tanpa klub atau free agentsdi transfer windows ini. Mengingat, pandemi corona membuat hampir semua klub mengencangkan ikat pinggang, memilih pemain gratisan tapi masih potensial untuk berkontribusi bisa jadi pilihan. Pemain tanpa klub yang beberapa di antara berstatus mantan bintang itu, mungkin bisa menjadi juru selamat bagi permasalahan yang dihadapi beberapa klub elite Eropa. Yuk simak daftarnya, Gan-Sist.
Posisi Striker
Quote:
Diego Costa, Mario Mandzukic, Daniel Sturridge, Hulk, Alexandre Pato, Yaya Sanogo, Jese Rodriguez, Wilfred Bony, Ahmed Musa, Graziano Pelle.
Agak sulit membayangkan nama-nama di atas kini berstatus tanpa klub. Mandzukic misalnya, salah satu pahlawan Kroasia di Piala Dunia 2018 Rusia. Ada pula Diego Costa, striker gahar yang melepaskan diri dari Atletico Madrid. Lalu Hulk. Siapa pun yang pernah melihat kiprahnya di Porto tak akan menyangka dia akan terdampar di Liga Tiongkok, hingga saat ini berstatus tanpa klub. Pun Jese Rodriguez yang relatif masih muda, setelah pindah dari Real Madrid, ia tak prnah bisa menemukan performa puncaknya.
Untuk klub-klub yang sedang memiliki masalah di lini depan, nama-nama tersebut bisa menjadi alternatif. Baik sebagai pelapis maupun striker utama. Liverpool sebagai contoh sedang mandul banget akhir-akhir ini. Tidak perlu gengsilah, tarik lagi Sturridge sebagai pinjaman. Siapa tahu kan bisa jadi keran gol baru saat Diego Jota cedera dan Firmino seret. Atau kalau mau, langsung yang berpengalaman saja, seperti Mandzukic yang sudah terbukti moncer di setiap klub.
Selanjutnya, Napoli yang kehilangan kegarangan sejak ditinggal Gonzalo Higuain dan Arkadiuz Milik yang sudah tidak pernah dimainkan, bisa mencoba Diego Costa atau Graziano Pelle untuk bersaing dengan penyerang murni Napoli yang masih angin-anginan, yaitu Andrea Petagna dan Victor Osimhen.
Dari Bundesliga, Schalke 04, klub elit yang sedang berada di zona degradasi mungkin dapat mempertimbangkan nama-nama ini untuk menambah ketajaman lini depan. Mengingat, permasalahan utama mereka adalah tidak memiliki penyerang yang tajam dan berpengalaman. Trisula Jese Rodriguez di kanan dan Ahmed Musa di kiri serta Mario Mandzukic/Diego Costa/Graziano Pelle sebagai penyerang tengah, mungkin bisa menyelamatkan mereka dari keterpurukan.
Posisi Midfielder
Quote:
Shinji Kagawa, Samir Nasri, Kwadwo Asamoah, Jack Wilshere, Ramires, Gianneli Imbula, Sandro, Walter Birsa, Yohan Cabaye, Ravel Morisson, Enzo Zidane
Agak sulit dipercaya, pemain sekelas Jack Wilshere kini berstatus tanpa klub. Pada masa karirnya di Arsenal, pemain top dunia sepeti Xavi, Marco Reus, dan Inista memuji permaianan Wilshere, serta melabelinya sebagai "great player" dan "perfect player.
Memang sih, penampilannya semakin menurun karena sering cedera. Meski begitu, dalam unggahan Instagram-nya, ia memutus kontrak dengan West Ham akibat tidak pernah dimainkan. Padahal, ia merasa sangat fit, berlatih dengan sangat keras, dan masih bisa bermain di level tertinggi.
Wilshere cocok untuk klub yang sangat haus gelar dan bisa memberikan ia kepercayaan diri untuk mencapai potensi terbaiknya. Dari sisi strategi, ia cocok untuk klub yang membutuhkan kreativitas lebih di lini tengah. Klub-klub Spanyol dirasa cocok untuk gaya bermainnya, seperti Sevilla FC, Real Betis, Real Sociedad, atau Valencia. Klub Italia dengan gaya menyerang seperti Atalanta pun cocok. Mengingat, ia di Arsenal dulu identik dengan gaya menyerang Arsene Wenger. Atau mau menduetkan dia kembali dengan Aaron Ramsey? Jadi Juventus rasa Arsenal. Kenapa tidak?
Nama lain yang kalah mentereng sebagai alternatif lapangan tengah klub-klub elit kalau mau ngirit antara lain Shinji Kagawa dan Yohan Cabaye.
Di sektor sayap bisa memanfaatkan Samir Nasri dan mantan pemain Juventus Kwadwo Asamoah. Jangan lupakan juga Ramires, si gelandang pengakut air yang bisa bermain di berbagai posisi. Setelah bertualang di Tiongkok dan Liga Brazil, pemain yang membawa Chelsea juara Liga Inggris dan Liga Champion ini juga sedang nganggur.
Posisi Bek
Quote:
Ezequiel Garay, Ashley Williams, Mapou Yanga-Mbiwa, Reto Ziegler, Cedric Yambere, Ivan Strinic, Konstantin Rausch, Marcinho Almeida, Matías Ezequiel Schelotto, Danny Simpson.
Posisi bek tak kalah potensial. Ezequiel Garay bisa menjadi pelapis bagi klub-klub elit yang punya jadwal padat baik di liga maupun kompetisi kontinental, seperti Atletico Madrid (berkhianat dong), Inter Milan, atau Chelsea yang sedang mengalami masalah inkonsistensi lini belakang.
Schelotto, Simpson, Ziegler, dan Williams masih cukup mumpuni. Bisa dijadikan pelapis atau malah starter di klub-klub Serie A yang memerlukan pemain berpengalaman di posisi wing back.
Cedric Yambere atau Mapou Yanga-Mbiwa bisa dijadikan duet bersama Garay. Klub-klub Liga Portugal dan Prancis cocok menjadikan para bek free agentsini starter.
Tak banyak nama mentereng di posisi kiper. Namun ada satu, seorang pahlawan Kroasia di Piala Dunia 2018 dan mantan kiper AS Monaco. Ialah Danijel Subasic. Umurnya memang sudah 36, tapi untuk seorang kiper angka ini justru indikasi kematangan. Ingat Van der Sar yang malah makin oke di usia senja. Pepe Reina dan Rui Patricio pun masih mampu bersaing di level atas. Buffon apalagi, sudah berkepala empat. Jadi tidak ada salahnnya, klub elit merekrut Subasic di transfer windows ini.
Chelsea cukup cocok untuk Subasic sebagai pelapis Mendy. Kepa jual saja untuk dana segar membeli pemain baru (siapa tapi ya yang mau beli? haha). Klub-klub elit lain pun bisa menjadi pelabuhan baru Subasic. AC Milan, Barcelona, Real Madrid, PSG, Bayern Munich, adalah beberapa di antaranya. Kalau mau bermain reguler mungkin bisa memilih klub-klub papan tengah yang membutuhkan kiper berpengalaman.
FORMASI ANE 4-3-3
Starting evelen
Kiper: Subasic
Bek: Garay, Schelotto, Mapou Yanga-Mbiwa, Simpson
Tengah: Ramires, Wilshere, Yohan Cabaye
Depan: Mandzukic, Hulk, Pelle
Substitusi:Curci, Rausch, Cedric Yambere, Imbula, Kagawa, Sturridge, Costa
Bisalah posisi empat besar di Liga Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, dan Prancis. Kalau di Liga Asia dan Indonesia malah bisa juara sih, asal pelatihnya Rahmad Darmawan. Kalau formasi "Free Agents" Agan Sista mana coba? Share lah.
Spoiler for Sumur:
Sumber penulisan: Transfemarkt.com, Panditfootball.com, Liputan6.com, Bola.net, Goal.com, 90min.com.