Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

broker.budakAvatar border
TS
broker.budak
Risma Digadang Jadi Cagub DKI, Relawan: Jakarta Tak Butuh Orang Pandai Bicara
Risma Digadang Jadi Cagub DKI, Relawan: Jakarta Tak Butuh Orang Pandai Bicara

TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Pasukan Tri Rismaharini (Pasutri) mendeklarasikan dukungan untuk Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma maju sebagai calon gubernur DKI 2022. Ketua Pasutri Khoirul Amin menilai, Jakarta perlu pemimpin seperti Risma, bukan orang yang hanya pandai bicara.

"Jakarta tidak butuh orang yang pandai bicara dan beretorika saja, tapi Jakarta butuh pemimpin yang mau kerja dan dekat dengan rakyatnya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 10 Januari 2021.

Deklarasi dukungan berlangsung di rumah makan Mie Aceh Seulawah Cikini, Jalan Cilosari, Jakarta Pusat pada, Sabtu 9 Januari. Semula beredar informasi deklarasi akan digelar di salah satu rumah makan kawasan Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur. Namun, tak ada acara apapun saat Tempo menyambangi lokasi itu kemarin.

Risma, kata Khoirul, berkapasitas membuat perubahan di Ibu Kota. Dia mendukung Risma yang kerap blusukan ke warga miskin di tengah kota. Sebab, tutur dia, dengan cara itu pemimpin akan mengetahui apa keluhan warga.

Khoirul menyebut anggota Pasutri terdiri dari pemuda Jawa Timur yang kini tinggal di Ibu Kota. Menurut dia, awalnya Pasutri merupakan sebuah komunitas pemuda Jawa Timur yang bersemangat mendorong perubahan Jakarta.

"Dukungan kami kepada beliau bukan hanya semangat primordialisme semata, tapi karena beliau kami anggap mampu dan memiliki kapasitas untuk memimpin perubahan Jakarta yang lebih baik," jelas dia.

Risma resmi dilantik sebagai menteri sosial pada 23 Desember 2020. Di hari pertama kerja, dia melihat dari dekat tuna wisma yang tinggal di kolong jembatan dekat kantornya di kawasan Kelurahan Pengangsaan, Jakarta Pusat, Senin, 28 Desember 2020.

Tak hanya itu, Risma juga berkeliling ke Jakarta dan menemukan beberapa gelandangan.


https://metro.tempo.co/read/1421806/...-pandai-bicara
nomorelies
Junmai92
tien212700
tien212700 dan 53 lainnya memberi reputasi
46
12.5K
299
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
54m5u4d183Avatar border
54m5u4d183
#39
Sudah bisa diduga bahwa ujung dari blusukan Risma yang bertemu dengan gelandangan, akan kemana arahnya itu sudah bisa ditebak.

Sudah muncul deklarasi Pasutri ( Pasukan Tri Rismaharini Usung Risma Jadi DKI 1 ) jadi mungkin saja drakor² itu dibikin oleh tim dari Pasutri, mungkin saja kan. Skenarionya sudah ada, sutradara nya juga sudah ada, pemain nya juga ada, sponsornya juga ada dll. Jadi tinggal menunggu penonton nya saja sebetulnya, penontonnya banyak apa ngak, kan gitu.

Drakor bisa jadi panjang, bisa sampai 2024, jadi Pasutri mungkin memang sudah dipersiapkan dengan modal yang sangat besar. Mungkin.

Pasutri jadi ormas bagus juga sebetulnya, kemudian didaftarkan, kan lumayan bisa dapat subsidi. Menarik, setelah FPI terbitlah Pasutri. Hehehe

Waktu semakin mepet, semakin terbatas, ambisi tidak lagi bisa disembunyikan, ngak bisa juga ditutupi lagi, memang itu sebuah cara yang bagus untuk menutupi kebohongan, tapi percuma, jadi lebih baik terus terang saja, mengakui bahwa semua drakor² yang telah direkam baik oleh publik dan media itu tujuannya untuk kontesasi DKI 1 dan telah dipersiapkan oleh sebuah tim. Ya cukup luar bisa desain nya. Kalau beneran.

Pasutri ini bisa dianggap juga pasukan infantri nya, pasukan darat. Kalau serbuan pasukan udaranya ya bisa diliat dari maraknya berbagai macam pencitraan².

Pertempuran rupa²nya memang sudah dimulai, jauh hari sebelum 2024. Hal itu bisa terlihat dari adanya dua tagar kemarin, yang jadi trending topik. Ada tagar Anies Gubernur Gagal kemudian ada perlawanan dari pendukung Anies, dengan up tagar Anies Juara.

Anies memang gagal, gagal menolak award² dari mana saja, kebanyakan penghargaan, malah diterima semua. Wkwkwkwkwk

Jadi sebenernya saling berebut penghargaan juga. Nanti mungkin Risma juga dapat penghargaan sebagai calon penantang Anies, sebab ya siapa tau, nanti ada calon lain yang lebih mumpuni yang bisa mengalahkan Anies selain Risma.

Sinema ini akan panjang, Anies mungkin juga sedang dag dig dug juga, karena mungkin tahun depan, di 2022 dia akan kehilangan semua fasilitas publikasi sebagai Gubernur DKI, kalau Pilkada DKI Jakarta jadi digelar di 2024. Jadi semua pastinya juga dihitung sama PDIP, kesempatan untuk investasi Risma harus dimulai dari sekarang, sebelum Anies punya kesempatan lagi untuk memanfaatkan popularitas baru lagi sebagai Gubernur DKI jika Pilkada jadi di gelar di 2022.

Kalau Pilkada 2022/2023 nantinya disatukan dan jadi digelar di 2024, otomatis Anies nganggur, posisinya bisa diganti PLT, dengan begitu Risma bisa melenggang sendirian, bisa blusukan kemana-mana tanpa perlu dipersoalkan oleh Anies dan pendukungnya. Bisa jadi nanti suatu waktu diputuskan Risma jadi PLT DKI, jadi merangkap jadi Mensos, ya siapa tahu kan. Jadi ya jangan kaget di rezim ini, apa sih yang ngak mungkin. Tapi kalaupun memang begitu, maka orang akan mengingat bahwa kekosongan Gubernur DKI jika diisi oleh Risma, maka kekosongan itu hanya dalam rangka mengisi kekosongan calon gubernur baru saja, jadi ngak ada nilai tambahnya, seperti ban serep doang.

Risma ngak akan berhasil kalau ngak ditopang oleh kekuasaan istana, karena Risma masih belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang demografi Jakarta, kebiasaan orang Jakarta dan segala macamnya. Jadi kemungkinan akan diturunkan full tim, ya sebuah semacam oligarki baru di Jakarta atas keinginan istana. Mungkin, sejak sekarang sudah ada kesibukan² investor yang nanam duit dalam pencalonan Risma. Mungkin saja kan.

Nah tapi, kehebohan² tersebut juga pasti akan dibaca baik oleh pers dan akan juga dibaca oleh partai² penantang. Risma bisa saja melenggang aman, kalau partai penantang diam. Akan tetapi partai penantang yang sudah tahu dan paham permainan bisa saja melakukan konsolidasi untuk menghasilkan kader baru di Jakarta. Jadi tinggal ditunggu, dilihat, dipantau saja, siapa yang secara sembunyi² melakukan kaderisasi dan siapa yang sudah ngak tahan lagi, terang²an bikin panitia. Kan gitu.

Perlu diingat dan diketahui bersama, bahwa status Jakarta sebagai kota Metropolitan, artinya ada pertandingan ide, gagasan, konseptual untuk memamerkan Indonesia melalui kacamata Jakarta.

Anies memang sudah terlatih, dia intelektual, dia bisa bicara tentang politik dunia, ekonomi dunia, kebudayaan dunia. Dan sekarang Risma ditantang untuk lampaui itu. Karena publik Jakarta sudah kasih bens mark, bahwa pemimpin Jakarta itu harus bisa berkomunikasi dengan pemimpin² ibu kota negara sedunia. Nah Risma mampu apa tidak, itulah mungkin tugas utama dari Pasutri. Sebab, coba bayangkan, kan ngak mungkin ketika Risma misalnya menerima tamu dari negara lain, lalu di dalam upayanya untuk mempromosikan DKI Jakarta dibawa lagi ke gorong², yang ada tamunya malah bingung, ini ni apa'an. Kan tamu dunia akan bicara tentang konsep² global, perdamaian global, kesepakatan lingkungan hidup, ya macam². Jadi persiapan Pasutri ini bener² berat, dipaksakan sebetulnya, seolah-olah PDIP ngak ada kader lain yang mampu menandingi Anies di dalam diskursus, didalam narasi bukan didalam soal popularitas. Karena Jakarta itu ngak bisa dipilih karena sekedar popularitas. Jakarta itu Ibu Kota, dan sebagai Ibu Kota harus benar² tercermin dari kemampuan pemimpinnya, Gubernur nya untuk do speak variety ethnic, do speak financial market, do speak global politics, itu yang musti diperlihatkan. Karena orang Jakarta gengsinya tinggi juga.

Jadi kalau kemampuan Calon penantangnya ngak bisa melampaui Anies akan susah untuk diterima bagi masyarakat Jakarta itu sendiri. Ya memang Jakarta punya pengalaman pemimpin seperti Jokowi, malah Jokowi dari Solo, yang kotanya lebih kecil dari Surabaya, yang bahkan kemampuan friendly speaking nya juga kurang cukup menguasai, mohon maaf ya, tapi bisa jadi Presiden. Makanya Jakarta ngak boleh pakai pola seperti itu lagi, itu pengalaman buruk, pers juga tahu dan hapal kapasitas dan kemampuan nya. Kalau dipaksakan sama saja masuk kedalam jebakan keledai, jangan diulangi lagi, gagal sebagai figur internasional. Lain dengan SBY, lain dengan Gus Dur. Kita juga ngak mau terus menerus tersisih dalam pergaulan internasional, malu juga sebagai bangsa, bangsa ini kan juga pengen ikut dalam pameran dunia, ingin mempromosikan 4.0 teknologi, mempromosikan 5.0 humanity, terlibat berbagai macam forum internasional. Untuk itu perlu sebuah speaker yang paham tentang teori, tentang konsep, tentang linked makro mikro ekonomi, sistem pertahanan, dll.

Nah itu sebetulnya diujikan kepada Gubernur DKI, Gubernur Ibu Kota, karena Jakarta merupakan pintu masuk, karena seluruh tema global itu adalah Ibu Kota.

Semua orang bisa dan berhak maju dalam Pilkada DKI Jakarta yang akan datang. Dan popularitas di Jakarta dan di Surabaya itu beda. Karena Jakarta adalah Ibu Kota, etalase pertama untuk membaca Indonesia. Nah sebagai seorang Gubernur, tentu orang ingin agar supaya etalase itu bisa diterangkan secara maksimal oleh si Gubernur.

Memang bagi PDIP, sebagai partai penguasa, punya petugas partai yang bisa jadi Presiden, rasanya kurang afdol kalau ngak bisa menguasai Jakarta. Sebenernya di PDIP ada Pramono Anung yang lebih pantes secara akademis untuk bertarung dengan ide² dunia. Karena dalam konteks Jakarta, kemampuan untuk berfikir konseptual dan bisa deal dengan global isu itu harus orang yang sekaliber Anies, itu bens marknya, jadi bukan Anies yang harus melewati Risma. Risma mempunyai kemampuan hal yang lebih kongkrit, seperti mengatur kemacetan lalu lintas, mengatur orang miskin.

Jadi Jakarta diatur oleh ide Metropolis, konseptual, gagasan. Nah PDIP sebetulnya bisa mengajukan orang² yang punya kemampuan mengucapkan ide² metropolis.

Tapi kalau PDIP dengan ambisinya yang menganggap bahwa Jakarta adalah kota besar dan harus dikuasai, maka kuasailah dengan ide², gagasan, konsep Metropolis, bukan dengan popularitas.

Diubah oleh 54m5u4d183 10-01-2021 08:01
makeiteasy69
derpanzer10408
extreme78
extreme78 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.