- Beranda
- Stories from the Heart
Sisi Seram di Pinggiran Kota Jakarta Selatan (Horor Story)
...
TS
nutracker
Sisi Seram di Pinggiran Kota Jakarta Selatan (Horor Story)
Hai agan-sista Ingin berbagi pengalaman lagi nih... Berikut merupakan kisah ane disaat perkuliahan semester 2 sekitar 8 Tahun yang lalu dimana ane masih terbilang young wild and not free but fire (ber api-api). Entah apakah akan ada yang membaca tulisan ini atau tidak tapi tidak ada salahnya kan di coba.. Meski agak sedikit ragu karena banyak beberapa pihak dari kawan ane yang terangkat dan terlibat di cerita ini. Dan untuk menuliskan cerita ini pun ane tetap meminta saran beberapa dari mereka yang ane hubungi satu persatu melalui medsos ya (maklum udah pada lost contact dan tidak semuanya merespon mungkin udah ga aktif). Cerita ini “berlatar waktu” kelanjutan dari thread ane sebelumnya yaitu “Kontrakan Seru di Pinggiran Ibu Kota (Horor Story)” dimana pada akhir cerita tersebut ane memutuskan untuk berhenti menyewa rumah petak 3 itu. Dan kemungkinan cerita ini akan ane buat beberapa episode yang tergabung dalam thread yang sama juga. Untuk menambah kesan cerita sebelumnya sebut saja ane “Manta” yang saat itu ane berkuliah di salah satu kampus swasta di pinggiran Kota Jakarta Selatan dan untuk TKP dari cerita ini masih ada yah gan. Ketika ane search di google streetview pun masih ada dan terlihat tidak terlalu banyak perubahan yang mencolok baik dulu ataupun sekarang. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pemilik dan kepada penghuni sekarang (kalo ada yang baca dan mengetahui) ane tidak akan menampilkan gambar TKP melainkan ane akan memberikan denah yang ane buat sedemikian rupa. Untuk yang masih penasaran dan bertanya-tanya terhadap lokasinya ane tidak akan memberi infonya secara gamblang. Tetapi ane akan memberikan sedikit clue-clue nya di isi cerita. Dan jika ada kalian yang warga sekitar sana atau lain telah mengetahui TKP ini, tolong cukup tau saja ya. Jadi silahkan di simak ya...
Dan Akhirnya Ketemu Juga..
Di saat liburan semester ganjil yang terbilang sangat singkat, ane malah disibukkan untuk mencari-cari kostan yang enak dan nyaman. Yang paling penting menurut ane yaitu rame atau minimal tidak seperti kontrakan ane sebelumnya lah yang cuma berdiri sendiri. Sehingga kalau terjadi apa-apa bisa dengan mudah untuk meminta bantuan.
Selain itu ane sangat membutuhkan kostan yang fleksibel artinya tak ada batas waktu untuk keluar malam serta sangat bersahabat untuk membawa teman bermain apalagi pacar. Namun untuk yang membawa dengan bebas lawan jenis sebenarnya cukup sulit di kawasan sini. Karena masih kawasan pemukiman pinggir Jakarta yang cukup kental akan unsur ke agamaan nya. Ah tapi menurut ane itu bisa diatur, asalkan kita mampu berkamuflase sebaik mungkin pasti itu semua bisa terjadi.
Berkeliling mencari kostan yang sangat cocok memang sangat sulit. Ane bingung harus kemana lagi sedangkan libur perkuliahan sudah hampir usai dan mestinya ane harus cepat mendapat kostan baru, sehingga ane masih ada waktu untuk menyiapkan perlengkapannya sebelum perkuliahan aktif kembali. Setelah berkeliling cukup lama ane bertemu kawan sekelas ane sebut saja Ricardo di salah satu minimarket. Ane tau dia seorang perantau putra daerah dari Sumatra Utara yang sudah pasti disini ngekost.
Tanpa ba-bi-bu ane langsung bertanya perihal kostan di tempatnya dan ternyata ada yang kosong. Ane segera melihat lokasi dan kondisi. Ketika sampai disana ternyata masih tergolong di jalan yang sama dari kontrakan ane sebelumnya hanya saja ini di gang yang berbeda yaitu berada paling depan dan tidak jauh dari jalan utama penghubung wilayah Tangerang dan Jakarta (yang kini terdapat fly over khusus busway yang membentang sampai kawasan Tandean). Cukup banyak anak kampus ane yang tidak semua ane kenali dari berbagai fakultas dan di kamar atas ada kawan kampus 1 fakultas seangkatan ane juga ternyata. Melihat hal tersebut sepertinya ini kostan yang cukup asik.
Saat ditunjukan kamar kosong oleh si penjaga kostan, oh ya sebelum terlalu jauh si penjaga kostan ini tinggal disini juga dengan kamar yang sejenis dengan kita di pojok terpisahkan oleh tangga dan dapur kost yang nanti akan ane buatkan denah dari kostan ini.
Sebut saja mbak Sum. Ia mengabdi disini sebagai penjaga kost sekaligus pembantu dari pemilik kost yang sebenarnya rumah si pemilik kost pun masih berada di lingkungan kost ini dan cukup besar. Mbak Sum tinggal bersama anaknya 1 laki-laki dan suaminya yang bekerja sebagai kuli panggilan dan terkadang ane melihat juga suami mba Sum menjaga dan merawat kebun pekarangan rumah pemilik kostan ini.
Kembali lagi ketika ditunjukan kamar yang kosong ternyata posisinya di lantai bawah dan berada di tengah. Sebelah dari kamar Ricardo yang terpisahkan oleh gudang-gudang kecil. Ane mengetahui bahwa ternyata kamar Mba Sum bersama keluarganya terlihat jelas dari sini itu artinya ane sangat sulit untuk membawa pacar kesini. Ane sangat kesal kenapa tidak diatas aja si yang kosong namun mba Sum menginfokan bahwa di kamar atas bagian pojok itu orangnya jarang sekali datang kesini hanya sewaktu-waktu karena alasan pekerjaan barangkali sebentar lagi akan keluar. Sementara pakai yang ini aja dulu (iya setelah ane mengetahui doi sudah kerja dan terlihat dari wajahnya si seperti om-om berusia 30an keatas dan ane berpikir mungkin orang itu sudah memiliki anak istri sebut saja mas Dino). Yasudah untuk hal itu bisa ane siasati nanti yang penting ane dapatkan kostan ini dulu dan segera ane memberikan DP ke mba Sum untuk tanda setuju.
Setelah melihat-lihat sekitar, ternyata kostan ini tidak untuk cowok saja tetapi ada yang cewek dan di pisahkan untuk cewek di bagian depan dan cowok di bagian belakang yang terpisahkan oleh rumah dan dapur si pemilik rumah. Wah.. hal seperti ini yang membuat makin asik dan makin rame, sempat terbesit seperti itu di pikiran ane.

Gambar : Denah Kostan
Keterangan Gambar dari kiri-bawah-kanan-atas-tengah:
Kotak hitam Bagian Sebelah kiri angka 1-10 : Kamar Cewek
Tanda Panah : Tangga
Kotak Kecil Hijau Muda : Pohon Mangga Tukang Nasgor Di lempar Pasir
Persegi panjang kuning : Parkiran yang ditutupi kanopi
Lengkungan Coklat : Pintu gerbang
Kotak Hijau muda : Kebun pemilik
Kotak hitam Sebelah Kanan terdiri dari :
Kamar Cardo dan Kamar Yudi (atas bawah)
Gudang kecil atas bawah
Kamar Awal ane pindah dan Kamar Kuda (atas bawah)
Gudang kecil atas bawah
Kamar ane dan Kamar Ichsan (atas bawah posisi di tikungan)
Toilet 2 pintu (bawah) atas nya yang ungu space kosong biasa dipakai jemur
Kotak orange Dapur atasnya kamar Adam
Tanda Panah (Tangga)
Space Kosong cukup besar atasnya Kamar Dino
Kamar Mba Sum atasnya yang Coklat Balkon
Kotak Orange Persegi Panjang : Pekarangan Rumah Pemilik cukup luas
Coretan Kuning : Koridor
Lingkaran Merah Besar : Rumah Pemilik Cukup Besar
Wajik Orange : Dapur Pemilik ukurannya lebih besar dari kamar kita
Persegi Abu-Abu : Ruangan Si pemilik
Kotak hitam Bagian Sebelah kiri angka 1-10 : Kamar Cewek
Tanda Panah : Tangga
Kotak Kecil Hijau Muda : Pohon Mangga Tukang Nasgor Di lempar Pasir
Persegi panjang kuning : Parkiran yang ditutupi kanopi
Lengkungan Coklat : Pintu gerbang
Kotak Hijau muda : Kebun pemilik
Kotak hitam Sebelah Kanan terdiri dari :
Kamar Cardo dan Kamar Yudi (atas bawah)
Gudang kecil atas bawah
Kamar Awal ane pindah dan Kamar Kuda (atas bawah)
Gudang kecil atas bawah
Kamar ane dan Kamar Ichsan (atas bawah posisi di tikungan)
Toilet 2 pintu (bawah) atas nya yang ungu space kosong biasa dipakai jemur
Kotak orange Dapur atasnya kamar Adam
Tanda Panah (Tangga)
Space Kosong cukup besar atasnya Kamar Dino
Kamar Mba Sum atasnya yang Coklat Balkon
Kotak Orange Persegi Panjang : Pekarangan Rumah Pemilik cukup luas
Coretan Kuning : Koridor
Lingkaran Merah Besar : Rumah Pemilik Cukup Besar
Wajik Orange : Dapur Pemilik ukurannya lebih besar dari kamar kita
Persegi Abu-Abu : Ruangan Si pemilik
Kotak Hijau Tua: Taman si Pemilik rumah
Bersambung...
Selanjutnya bisa cek di sini...
Index Cerita :
Apakah Perpindahan ini Membuatku Terlepas dari Mereka yang Tak Kasat Mata ?
Kamar Tusuk Sate yang Mencekam Episode 1
Kamar Tusuk Sate yang Mencekam Episode 2
4 Bayangan Saat Padamnya Listrik di tengah Malam
Kenaikan Harga dan Perbincangan Mencekam
Kamar Ricardo
Kamar Tusuk Sate yang Mencekam Episode 3
Adam adalah Manusia Biasa
Kamar Tusuk Sate yang Mencekam Episode 4
Agak disana aje ya Bang, saya kapok disitu
Siapa Cewek Diatas Itu
Tertindih itu tidak enak
Kamar Lama ane ada yang Isi dan Perkenalan singkat mereka
Akhir kisah ku disana
Pengenalan dan Dibalik Cerita
Diubah oleh nutracker 21-02-2021 11:20
chabieee425 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
17.4K
82
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nutracker
#8
Apakah Perpindahan ini Membuatku Terlepas dari Mereka yang Tak Kasat Mata ?
Hari pertama perpindahan di hari minggu Siang. Ane berangkat ke kostan dengan pacar ane sekalian mau nganterin doi ke kostannya di wilayah Jakarta Pusat karena perkuliahan normal sudah akan di mulai besok hari. Setelah sampai di kostan, ane bersih-bersih dan memasukan baju-baju ane ke lemari yang sudah tersedia yaitu di pojok sudut kamar berpelurus dengan pintu masuk.
Kejanggalan pertama telah terjadi. Ane dan cewek ane saat itu saling pandang seraya hal ini adalah hal yang tidak masuk akal. Namun pikiran lelah ane setelah mengingat betapa sulitnya mencari kostan kemarin menepis itu semua. Sebelumnya entah kenapa lemari besi yang sedikit meninggi ini di letakkan di sudut ini yang posisi nya bersinggungan dengan meja belajar. Sehingga space untuk mengambil atau meletakkan baju terbilang tidak leluasa. Ya mungkin untuk lelaki bertubuh sedang seperti ane ini hal yang biasa tapi secara pandangan mata ini sangat tidak enak terlihat.
Ane meminta tolong cewek ane untuk bantu menggeser dan memindahkan ke sudut pojok lainnya. Betapa terkejutnya ane ketika lemari tersebut di geser, muncul tanah basah dari selah-selah keramik tersebut secara terus menerus dalam waktu yang sangat cepat. Berkali-kali ane bersihkan dengan kain pel yang ane pinjam oleh Ricardo. Tidak lama kemudian muncul lagi dan lagi. Pikir ane ini adalah tanah yang dihasilkan oleh rayap tanah namun ane perhatikan di lokasi tersebut tidak adanya serangga berjenis apapun alias sangat bersih. Lantai nya juga terlihat sangat kokoh dan tidak lembab sepertinya ruangan ini pun baru di renovasi beberapa waktu lalu. Karena kesal akhirnya ane diamkan dan ane tinggal untuk membeli peralatan-peralatan tempur ane selama di kostan nanti.
Sepulangnya ke kostan, ane terkejut bukan main tanah tersebut menjalar hingga hampir seluruh kamar kostan ane. Melihat hal itu ane langsung saja menemui mba Sum dan bertanya hal apa yang sebenarnya terjadi. Dan ada apa sebelumnya di lantai tersebut sehingga bisa seperti ini. Namun mimik wajah mba Sum seakan menutupi sesuatu dan beralih berkata kenapa lemarinya di pindahin Mas ? ane jawab posisi di sana tidak enak karena bersinggungan sama meja belajar sehingga saya merasa tidak leluasa. Dengan sigap mba Sum membersihkan tanah-tanah itu menggunakan pel Ricardo yang masih di kamar ane dan berusaha menarik kembali lemari tersebut ke tempat semula sambil berkata sedikit tegas “jangan sembarangan memindahkan sesuatu” ane hanya menelan liur sambil mengangguk.
Setelah mba Sum pergi, ane bersihkan sisa-sisa tanah itu dan ane pun bergegas keluar karena tidak enak mba Sum telah melihat ane dan cewek ane disana. Ane keluar untuk mencari makan sambil berpamitan berpura-pura mengantar cewek ane ke kostannya dan mba Sum tersenyum mengiyakan sambil menjawab “Hati-hati mas”. Setelah ane berkeliling mencari makanan. Diperjalanan cewek ane bingung sambil terheran kenapa bisa begitu ya. Namun ane bilang udahlah cuekin aja itu paling kerjaanya rayap tanah yang penting malem ini bisa tidur.
Setelah makan selesai ane balik lagi ke kostan sama cewek ane mau ambil tas doi dan mengantar ke kostannya sembari celingak-celinguk ternyata kostan ini sangat sepi sekali di Minggu sore ini. Ane masuk ke kamar dan cewek ane pun berinisiatif memasukan sandalnya kekamar. Syukurlah ternyata tanah-tanah itu sudah tidak lagi muncul. Pikir ane mungkin memang harus sesepuhnya yang mengatasi hal ini. Sembari rebahan melepas lelah sejenak ane tertidur hingga maghrib dan ternyata cewek ane pun sama. Karena takut kemalaman ane langsung saja bergegas untuk bersiap mengantarkan cewek ane.
Namun sebelumnya, mumpung ada waktu dan bebas ane tanggalkan sedikit pakaian cewek ane dan doi duduk di pangkuan ane sembari ane bersandar di dinding dan melihat ke arah lemari (posisi doi membelakangi lemari). Setelah hampir jauh bergejolak ternyata mata ane terpaku melihat adanya kawanan laron yang entah darimana datangnya. Padahal kamar ini ventilasinya kecil dan tertutup jaring-jaring sangat kecil yang kokoh sehingga tidak akan berpeluang untuk serangga berjenis ini masuk. Ane pastikan selah-selah dari keramik ini pun kokoh tanpa adanya lubang-lubang dari intimidasi rayap tanah karena memang terlihat baru saja di renovasi. Terpaksa ane akhiri percumbuan tanpa intim itu. Dan mengenakan kembali pakaian untuk segera cepat-cepat mengantar cewek ane ke kostannya karena perasaan ane sudah tidak enak sekali.
Persetan tentang laron ini. Ane tinggalkan 2 jam kedepan untuk mengantar cewek ane ke kostannya dan ane kunci pintu kostan tersebut. Diperjalanan cewek ane berkata “kamu gapapa tinggal disitu?” ane jawab “santai aja”. Sebenarnya ane cukup menyadari bahwa mungkin ini adalah perkenalan awal yang sempat ane kotori dengan cewek ane. Dan ane sudah siap atas konsekuensinya setelah ini.
Singkat cerita setelah ane pulang ke kostan dan membuka pintu kostan. Terkejut ane.. itu kamar ane seperti sarang laron yang berkoloni mungkin jumlahnya ratusan bahkan ribuan beterbangan bahkan ketika ane masuk aja ane bertabrak-tabrakan dengan mereka. Ane gedor kamar Ricardo dan ane ceritakan kejanggalan di kamar ane doi sempat tidak percaya dan menganggap ane mengada-ngada. Ane bilang ayo coba kekamar ane. Cardo kaget melihat kamar ane yang bersimbah laron saat itu dan Cardo berinisiatif mengajak ane mengangkat kasur ane untuk dibawa kekamarnya yang sedikit lebih besar dan menyarankan ane tidur di kamarnya aja serta mematikan lampu kamar ane.
Pagi hari nya ane buka kamar ane seluruh ubin kamar ane hampir tertutup bangkai-bangkai laron yang kemudian ane sapu dan ane masukkan ke trash bag. Setelah itu ane temui mba Sum dan memperlihatkan hal tersebut. Mba Sum kaget dengan tetap bermimik wajah sambil menutupi sesuatu. Setelah itu mba Sum berkata yaudah mas pindah aja ke kamar yang ini (posisi di pojok dan pintu nya tusuk sate sama lorong perhatikan denah). Kemarin bukannya itu ada orangnya mba ? tadi pagi orangnya udah berhenti ko mau pindah katanya. Pagi ? ini masih pagi sekitar jam 6. Sepagi apa orang tersebut tiba-tiba pindah dan kamarnya kosong langsung..
Sebenarnya dari kejadian tersebut pikiran logis ane masih berkata bahwa itu fix perbuatan serangga tanah atau rayap tanah. Tapi melihat lokasi dan kondisi kamar yang terlihat kokoh tidak lembab dan terlihat baru saja terenovasi baik lantai, tembok dan atapnya bersifat kecil kemungkinan bahwa ruangan ini akan terjamah oleh rayap dan sejenisnya. Bersambung…
Hari pertama perpindahan di hari minggu Siang. Ane berangkat ke kostan dengan pacar ane sekalian mau nganterin doi ke kostannya di wilayah Jakarta Pusat karena perkuliahan normal sudah akan di mulai besok hari. Setelah sampai di kostan, ane bersih-bersih dan memasukan baju-baju ane ke lemari yang sudah tersedia yaitu di pojok sudut kamar berpelurus dengan pintu masuk.
Kejanggalan pertama telah terjadi. Ane dan cewek ane saat itu saling pandang seraya hal ini adalah hal yang tidak masuk akal. Namun pikiran lelah ane setelah mengingat betapa sulitnya mencari kostan kemarin menepis itu semua. Sebelumnya entah kenapa lemari besi yang sedikit meninggi ini di letakkan di sudut ini yang posisi nya bersinggungan dengan meja belajar. Sehingga space untuk mengambil atau meletakkan baju terbilang tidak leluasa. Ya mungkin untuk lelaki bertubuh sedang seperti ane ini hal yang biasa tapi secara pandangan mata ini sangat tidak enak terlihat.
Ane meminta tolong cewek ane untuk bantu menggeser dan memindahkan ke sudut pojok lainnya. Betapa terkejutnya ane ketika lemari tersebut di geser, muncul tanah basah dari selah-selah keramik tersebut secara terus menerus dalam waktu yang sangat cepat. Berkali-kali ane bersihkan dengan kain pel yang ane pinjam oleh Ricardo. Tidak lama kemudian muncul lagi dan lagi. Pikir ane ini adalah tanah yang dihasilkan oleh rayap tanah namun ane perhatikan di lokasi tersebut tidak adanya serangga berjenis apapun alias sangat bersih. Lantai nya juga terlihat sangat kokoh dan tidak lembab sepertinya ruangan ini pun baru di renovasi beberapa waktu lalu. Karena kesal akhirnya ane diamkan dan ane tinggal untuk membeli peralatan-peralatan tempur ane selama di kostan nanti.
Sepulangnya ke kostan, ane terkejut bukan main tanah tersebut menjalar hingga hampir seluruh kamar kostan ane. Melihat hal itu ane langsung saja menemui mba Sum dan bertanya hal apa yang sebenarnya terjadi. Dan ada apa sebelumnya di lantai tersebut sehingga bisa seperti ini. Namun mimik wajah mba Sum seakan menutupi sesuatu dan beralih berkata kenapa lemarinya di pindahin Mas ? ane jawab posisi di sana tidak enak karena bersinggungan sama meja belajar sehingga saya merasa tidak leluasa. Dengan sigap mba Sum membersihkan tanah-tanah itu menggunakan pel Ricardo yang masih di kamar ane dan berusaha menarik kembali lemari tersebut ke tempat semula sambil berkata sedikit tegas “jangan sembarangan memindahkan sesuatu” ane hanya menelan liur sambil mengangguk.
Setelah mba Sum pergi, ane bersihkan sisa-sisa tanah itu dan ane pun bergegas keluar karena tidak enak mba Sum telah melihat ane dan cewek ane disana. Ane keluar untuk mencari makan sambil berpamitan berpura-pura mengantar cewek ane ke kostannya dan mba Sum tersenyum mengiyakan sambil menjawab “Hati-hati mas”. Setelah ane berkeliling mencari makanan. Diperjalanan cewek ane bingung sambil terheran kenapa bisa begitu ya. Namun ane bilang udahlah cuekin aja itu paling kerjaanya rayap tanah yang penting malem ini bisa tidur.
Setelah makan selesai ane balik lagi ke kostan sama cewek ane mau ambil tas doi dan mengantar ke kostannya sembari celingak-celinguk ternyata kostan ini sangat sepi sekali di Minggu sore ini. Ane masuk ke kamar dan cewek ane pun berinisiatif memasukan sandalnya kekamar. Syukurlah ternyata tanah-tanah itu sudah tidak lagi muncul. Pikir ane mungkin memang harus sesepuhnya yang mengatasi hal ini. Sembari rebahan melepas lelah sejenak ane tertidur hingga maghrib dan ternyata cewek ane pun sama. Karena takut kemalaman ane langsung saja bergegas untuk bersiap mengantarkan cewek ane.
Namun sebelumnya, mumpung ada waktu dan bebas ane tanggalkan sedikit pakaian cewek ane dan doi duduk di pangkuan ane sembari ane bersandar di dinding dan melihat ke arah lemari (posisi doi membelakangi lemari). Setelah hampir jauh bergejolak ternyata mata ane terpaku melihat adanya kawanan laron yang entah darimana datangnya. Padahal kamar ini ventilasinya kecil dan tertutup jaring-jaring sangat kecil yang kokoh sehingga tidak akan berpeluang untuk serangga berjenis ini masuk. Ane pastikan selah-selah dari keramik ini pun kokoh tanpa adanya lubang-lubang dari intimidasi rayap tanah karena memang terlihat baru saja di renovasi. Terpaksa ane akhiri percumbuan tanpa intim itu. Dan mengenakan kembali pakaian untuk segera cepat-cepat mengantar cewek ane ke kostannya karena perasaan ane sudah tidak enak sekali.
Persetan tentang laron ini. Ane tinggalkan 2 jam kedepan untuk mengantar cewek ane ke kostannya dan ane kunci pintu kostan tersebut. Diperjalanan cewek ane berkata “kamu gapapa tinggal disitu?” ane jawab “santai aja”. Sebenarnya ane cukup menyadari bahwa mungkin ini adalah perkenalan awal yang sempat ane kotori dengan cewek ane. Dan ane sudah siap atas konsekuensinya setelah ini.
Singkat cerita setelah ane pulang ke kostan dan membuka pintu kostan. Terkejut ane.. itu kamar ane seperti sarang laron yang berkoloni mungkin jumlahnya ratusan bahkan ribuan beterbangan bahkan ketika ane masuk aja ane bertabrak-tabrakan dengan mereka. Ane gedor kamar Ricardo dan ane ceritakan kejanggalan di kamar ane doi sempat tidak percaya dan menganggap ane mengada-ngada. Ane bilang ayo coba kekamar ane. Cardo kaget melihat kamar ane yang bersimbah laron saat itu dan Cardo berinisiatif mengajak ane mengangkat kasur ane untuk dibawa kekamarnya yang sedikit lebih besar dan menyarankan ane tidur di kamarnya aja serta mematikan lampu kamar ane.
Pagi hari nya ane buka kamar ane seluruh ubin kamar ane hampir tertutup bangkai-bangkai laron yang kemudian ane sapu dan ane masukkan ke trash bag. Setelah itu ane temui mba Sum dan memperlihatkan hal tersebut. Mba Sum kaget dengan tetap bermimik wajah sambil menutupi sesuatu. Setelah itu mba Sum berkata yaudah mas pindah aja ke kamar yang ini (posisi di pojok dan pintu nya tusuk sate sama lorong perhatikan denah). Kemarin bukannya itu ada orangnya mba ? tadi pagi orangnya udah berhenti ko mau pindah katanya. Pagi ? ini masih pagi sekitar jam 6. Sepagi apa orang tersebut tiba-tiba pindah dan kamarnya kosong langsung..
Sebenarnya dari kejadian tersebut pikiran logis ane masih berkata bahwa itu fix perbuatan serangga tanah atau rayap tanah. Tapi melihat lokasi dan kondisi kamar yang terlihat kokoh tidak lembab dan terlihat baru saja terenovasi baik lantai, tembok dan atapnya bersifat kecil kemungkinan bahwa ruangan ini akan terjamah oleh rayap dan sejenisnya. Bersambung…
bobbob107 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup