- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#51
Chapter 34
Quote:
Tanpa membuang banyak waktu Davies langsung merangsek ke depan, tidak perduli banyaknya musuh dengan menggunakan banyak senjata termasuk senjata tajam. Sementara itu Djohan dan Leah tetap pada posisinya, menunggu orang-orang itu datang sendiri menghampiri mereka berdua. Leah mengeluarkan pistol dari dalam jas nya.
“Jika mereka berubah menjadi bentuk yang lain, kuharap kamu bisa membereskannya,” ucap Leah lalu pergi ke sisi lainnya menggiring banyak musuh kearahnya.
“Baiklah…,” Djohan sudah bersiap.
Suara tembakan terdengar keras, artinya Leah sudah melakukan aksinya. Dia tidak berniat membunuh orang-orang yang menyerangnya, hanya membuatnya lumpuh dengan menembak ke arah paha dan tulang kering pada kaki. Davies terkejut mendengar suara tembakan, baginya tidak perlu menggunakan senjata api jika musuhnya tidak menggunakan senjata api juga.
Dirinya lihai menggeliat menghindari serangan demi serangan, gerak tubuhnya sungguh halus lalu dengan pukulan-pukulan super keras membuat para musuhnya terhuyung-huyung dengan keadaan hidung yang bengkok maupun berdarah.
“Aku sudah siap dengan segala situasi maupun segala macam jenis musuh, seperti ini….,” menghindari serangan balok kayu lalu memukul orang yang menyerangnya barusan. “sangat mudah!”
Gerombolan dengan senjata juga sudah mendekati Djohan, dia tidak mungkin menggunakan kekuatan Beatersnya. Walaupun tidak berubah bentuk pun kondisi fisik dan kekuatan para Beaters dalam bentuk manusia sudah berada di level yang jauh berbeda dengan manusia biasa. Djohan memukul ringan seseorang yang maju paling depan, dirinya terkejut ketika orang yang dipukulnya malah terbang jauh. Padahal dia menekan kekuatannya hingga kedalam.
“Apa?!” ia loncat tinggi menghindari kerumunan yang mulai mengelilinya. “tidak mungkin, aku sama sekali tidak memukulnya dengan keras…tapi mengapa…,” orang-orang masih mengejar Djohan. “kan kucoba sekali lagi,” kali ini Djohan yang berinisiatif menghampiri musuh terlebih dahulu. Karena bergerombol Djohan mencoba menggunakan telapak tangannya tuk mendorong orang didepannya.
“Eyah!” seperti efek domino orang-orang tersebut berjatuhan satu persatu. “memang benar kekuatanku bertambah, tapi kena----,” bayang-banyang senyum Allison dalam bentuk Beatersnya tiba-tiba terlintas. “shit!”
Mereka yang terkena tembakan di paha dan kaki masih saja bergerak rusuh walaupun darah mulai mengucur dari tempat luka. Seperti tidak ada rasa takut untuk mati, mereka mengejar-ngejar Leah layaknya serigala melihat calon mangsanya. Tapi Leah tidak gentar, pengalaman melawan lawan yang lebih kuat yaitu Allison membuat Leah menjadi lebih tangguh secara mental.
“Orang-orang ini!” Leah sekarang mengincar bahu, agar pergerakan orang-orang ini menjadi lebih lambat setelah terkena tembakan di paha dan kaki.
Tinju Davies sudah mulai memerah, bukan karena tangannya itu memar-memar. Tetapi itu adalah darah yang menyelimuti tinju Davies. Orang-orang diareanya ini lukanya lebih parah dibandingkan di area Djohan maupun Leah.
“Ugh!” balok kayu berhasil mengenai pundak Davies. “SIALAN!” bogem mentah mendarat membuat gigi-gigi orang yang menyerangnya rontok. “cih, masih berapa banyak?”
Lalu muncul gelagat aneh dari orang-orang yang sudah babak belur dihajar gabungan tim BASS dan Silver Clan. Mereka menggaruki kepala yang tampaknya mengeluarkan uap dari dalam. Perlahan wajah mereka meleleh, membawa kulit dan juga kedua mata mereka jatuh. Lalu dalam waktu bersamaan dari kepala yang memeleh itu muncul kepala baru. Bentuknya batok tengkorak, berwarna merah pekat, bagian tengkorak ini menutupi bagian mata dan hidung.
Mulut mereka sobek hingga menyentuh ujung telinga yang kini sudah tidak ada karena ikut meleleh. Lalu dari ujung mulut mereka keluar taring-taring panjang yang melengkung, begitupun gigi-gigi yang tajam tidak karuan seperti gergaji.
“Ada apa dengan orang-orang itu?” lihat Davies dari kejauhan, sementara orang-orang yang tidak mengalami perubahan itu malah bersorak-sorai. “orang-orang ini memang sudah gila!”
Djohan merasa ada yang tidak beres, sudah saatnya dia menggunakan kekuatannya.
“Maafkan aku tuan Stam, lagipula para Beaters harusnya tidak memakai setelan mewah seperti ini sih…,” kedua lengannya bersiap merubah bentuk.
Secara mengejutkan perubahan wujud orang-orang itu berlanjut ke fase berikutnya. Kedua tangan mereka terpental, darah mengucur deras. Lalu sebuah tangan serangga dengan bentuk tangan belalang sembah muncul, ukurannya besar hingga menyentuh tanah dengan warna merah pekatnya juga.
“Phase 1, Larvaman…,” Leah mengeluarkan pistol khusus berisikan peluru racun pembasmi Beaters.
Monster itu mendadak melompat ke arah Davies, ia juga sudah menyiapkan pistolnya. Namun Djohan keburu datang dan langsung membelah monster itu menjadi 3 bagian karena terkena serangan cakarnya.
“Aku tidak akan berkompromi jika urusannya dengan para monster!”
“Eh? Warnanya berbeda dengan yang sebelumnya,” Leah menyadari ada perubahan motif pada lengan Djohan.
Djohan belum menyadarinya tetapi bentuk perubahannya memiliki motif lain, ada sebuah garis-garis hitam tipis yang menghiasi lengan Beatersnya Djohan. Fokus utamanya adalah tentang bagaimana ia menjelaskan kepada tuan Stam karena telah merusak setelan jas mahal yang diberikan untuknya. Monster larvaman melompat ke arah Leah, karena ia sudah siap dengan mudahnya Leah menembaki monster itu. Racun bereaksi dengan cepat, tubuh monster larvaman berubah menjadi ungu lalu tiba-tiba meledak.
“Pelurunya masih berfungsi dengan baik,” Djohan dengan cepat menghampiri Leah. “aku bisa menjaga diriku sendiri,” ia melirik ke arah lengan Djohan. “lenganmu….”
“Ada apa?” Djohan melihatnya, ia baru menyadari sekarang ada motif lain yang menghiasi lengannya. Garis-garis berwarna hitam. Dan Djohan pun tersadar, ia ingat ketika tuan Stam memberitahunya jika di akhir pertarungan dengan Allison, Djohan memakai Beat milik Allison. Jadi alasan semua peningkatan kekuatan ini karena hal tersebut. “cih! Kenapa harus seperti ini!”
Makin lama makin banyak saja orang-orang yang berubah menjadi monster larvaman. Tetapi berkat bantuan dari Djohan, Leah dan Davies dapat menghemat peluru khusus mereka. Lalu Leah bergerak mendekati Davies, caranya ini untuk memancing para monster larvaman untuk mendekati Leah dan Davies. Menjadikan serangan mereka lebih terpusat, lalu mereka dapat membantu masing-masing jika memerlukan amunisi tambahan.
“Apa mereka ini Beaters jenis baru?” tanya Davies.
“Bukan, mereka hanyalah tahap awal penciptaan Beaters. Monster Phase 1, Larvaman…bukannya kalian sudah mendapatkan videonya?”
“Hah? Video apa?” Leah tidak menjawabnya, ia memilih melanjutkan menyerang para monster.
Jika Leah memilih mendekati Davies agar lebih mudah membaca pergerakan para monster, yang dilakukan Djohan sangat berbeda. Ia memburu satu demi satu monsternya, gerakannya bertambah cepat apalagi daya hancur cakar miliknya kini meningkat beberapa kali lipat. Djohan melihat mangsa segar didepannya, jemari dengan kuku-kuku panjangnya sangat siap memberikan serangan yang mematikan.
“Yah!------,” sebelum serangan itu mengenai sasaran, tiba-tiba muncul tangan Beaters berukuran raksasa yang berwarna hitam menyergap Djohan dan mendorongnya terus ke tembok samping.
“Tangan Beaters raksasa?” Davies dan Leah terkejut melihat tangan raksasa yang tiba-tiba muncul
“Jika mereka berubah menjadi bentuk yang lain, kuharap kamu bisa membereskannya,” ucap Leah lalu pergi ke sisi lainnya menggiring banyak musuh kearahnya.
“Baiklah…,” Djohan sudah bersiap.
Suara tembakan terdengar keras, artinya Leah sudah melakukan aksinya. Dia tidak berniat membunuh orang-orang yang menyerangnya, hanya membuatnya lumpuh dengan menembak ke arah paha dan tulang kering pada kaki. Davies terkejut mendengar suara tembakan, baginya tidak perlu menggunakan senjata api jika musuhnya tidak menggunakan senjata api juga.
Dirinya lihai menggeliat menghindari serangan demi serangan, gerak tubuhnya sungguh halus lalu dengan pukulan-pukulan super keras membuat para musuhnya terhuyung-huyung dengan keadaan hidung yang bengkok maupun berdarah.
“Aku sudah siap dengan segala situasi maupun segala macam jenis musuh, seperti ini….,” menghindari serangan balok kayu lalu memukul orang yang menyerangnya barusan. “sangat mudah!”
Gerombolan dengan senjata juga sudah mendekati Djohan, dia tidak mungkin menggunakan kekuatan Beatersnya. Walaupun tidak berubah bentuk pun kondisi fisik dan kekuatan para Beaters dalam bentuk manusia sudah berada di level yang jauh berbeda dengan manusia biasa. Djohan memukul ringan seseorang yang maju paling depan, dirinya terkejut ketika orang yang dipukulnya malah terbang jauh. Padahal dia menekan kekuatannya hingga kedalam.
“Apa?!” ia loncat tinggi menghindari kerumunan yang mulai mengelilinya. “tidak mungkin, aku sama sekali tidak memukulnya dengan keras…tapi mengapa…,” orang-orang masih mengejar Djohan. “kan kucoba sekali lagi,” kali ini Djohan yang berinisiatif menghampiri musuh terlebih dahulu. Karena bergerombol Djohan mencoba menggunakan telapak tangannya tuk mendorong orang didepannya.
“Eyah!” seperti efek domino orang-orang tersebut berjatuhan satu persatu. “memang benar kekuatanku bertambah, tapi kena----,” bayang-banyang senyum Allison dalam bentuk Beatersnya tiba-tiba terlintas. “shit!”
Mereka yang terkena tembakan di paha dan kaki masih saja bergerak rusuh walaupun darah mulai mengucur dari tempat luka. Seperti tidak ada rasa takut untuk mati, mereka mengejar-ngejar Leah layaknya serigala melihat calon mangsanya. Tapi Leah tidak gentar, pengalaman melawan lawan yang lebih kuat yaitu Allison membuat Leah menjadi lebih tangguh secara mental.
“Orang-orang ini!” Leah sekarang mengincar bahu, agar pergerakan orang-orang ini menjadi lebih lambat setelah terkena tembakan di paha dan kaki.
Tinju Davies sudah mulai memerah, bukan karena tangannya itu memar-memar. Tetapi itu adalah darah yang menyelimuti tinju Davies. Orang-orang diareanya ini lukanya lebih parah dibandingkan di area Djohan maupun Leah.
“Ugh!” balok kayu berhasil mengenai pundak Davies. “SIALAN!” bogem mentah mendarat membuat gigi-gigi orang yang menyerangnya rontok. “cih, masih berapa banyak?”
Lalu muncul gelagat aneh dari orang-orang yang sudah babak belur dihajar gabungan tim BASS dan Silver Clan. Mereka menggaruki kepala yang tampaknya mengeluarkan uap dari dalam. Perlahan wajah mereka meleleh, membawa kulit dan juga kedua mata mereka jatuh. Lalu dalam waktu bersamaan dari kepala yang memeleh itu muncul kepala baru. Bentuknya batok tengkorak, berwarna merah pekat, bagian tengkorak ini menutupi bagian mata dan hidung.
Mulut mereka sobek hingga menyentuh ujung telinga yang kini sudah tidak ada karena ikut meleleh. Lalu dari ujung mulut mereka keluar taring-taring panjang yang melengkung, begitupun gigi-gigi yang tajam tidak karuan seperti gergaji.
“Ada apa dengan orang-orang itu?” lihat Davies dari kejauhan, sementara orang-orang yang tidak mengalami perubahan itu malah bersorak-sorai. “orang-orang ini memang sudah gila!”
Djohan merasa ada yang tidak beres, sudah saatnya dia menggunakan kekuatannya.
“Maafkan aku tuan Stam, lagipula para Beaters harusnya tidak memakai setelan mewah seperti ini sih…,” kedua lengannya bersiap merubah bentuk.
Secara mengejutkan perubahan wujud orang-orang itu berlanjut ke fase berikutnya. Kedua tangan mereka terpental, darah mengucur deras. Lalu sebuah tangan serangga dengan bentuk tangan belalang sembah muncul, ukurannya besar hingga menyentuh tanah dengan warna merah pekatnya juga.
“Phase 1, Larvaman…,” Leah mengeluarkan pistol khusus berisikan peluru racun pembasmi Beaters.
Monster itu mendadak melompat ke arah Davies, ia juga sudah menyiapkan pistolnya. Namun Djohan keburu datang dan langsung membelah monster itu menjadi 3 bagian karena terkena serangan cakarnya.
“Aku tidak akan berkompromi jika urusannya dengan para monster!”
“Eh? Warnanya berbeda dengan yang sebelumnya,” Leah menyadari ada perubahan motif pada lengan Djohan.
Djohan belum menyadarinya tetapi bentuk perubahannya memiliki motif lain, ada sebuah garis-garis hitam tipis yang menghiasi lengan Beatersnya Djohan. Fokus utamanya adalah tentang bagaimana ia menjelaskan kepada tuan Stam karena telah merusak setelan jas mahal yang diberikan untuknya. Monster larvaman melompat ke arah Leah, karena ia sudah siap dengan mudahnya Leah menembaki monster itu. Racun bereaksi dengan cepat, tubuh monster larvaman berubah menjadi ungu lalu tiba-tiba meledak.
“Pelurunya masih berfungsi dengan baik,” Djohan dengan cepat menghampiri Leah. “aku bisa menjaga diriku sendiri,” ia melirik ke arah lengan Djohan. “lenganmu….”
“Ada apa?” Djohan melihatnya, ia baru menyadari sekarang ada motif lain yang menghiasi lengannya. Garis-garis berwarna hitam. Dan Djohan pun tersadar, ia ingat ketika tuan Stam memberitahunya jika di akhir pertarungan dengan Allison, Djohan memakai Beat milik Allison. Jadi alasan semua peningkatan kekuatan ini karena hal tersebut. “cih! Kenapa harus seperti ini!”
Makin lama makin banyak saja orang-orang yang berubah menjadi monster larvaman. Tetapi berkat bantuan dari Djohan, Leah dan Davies dapat menghemat peluru khusus mereka. Lalu Leah bergerak mendekati Davies, caranya ini untuk memancing para monster larvaman untuk mendekati Leah dan Davies. Menjadikan serangan mereka lebih terpusat, lalu mereka dapat membantu masing-masing jika memerlukan amunisi tambahan.
“Apa mereka ini Beaters jenis baru?” tanya Davies.
“Bukan, mereka hanyalah tahap awal penciptaan Beaters. Monster Phase 1, Larvaman…bukannya kalian sudah mendapatkan videonya?”
“Hah? Video apa?” Leah tidak menjawabnya, ia memilih melanjutkan menyerang para monster.
Jika Leah memilih mendekati Davies agar lebih mudah membaca pergerakan para monster, yang dilakukan Djohan sangat berbeda. Ia memburu satu demi satu monsternya, gerakannya bertambah cepat apalagi daya hancur cakar miliknya kini meningkat beberapa kali lipat. Djohan melihat mangsa segar didepannya, jemari dengan kuku-kuku panjangnya sangat siap memberikan serangan yang mematikan.
“Yah!------,” sebelum serangan itu mengenai sasaran, tiba-tiba muncul tangan Beaters berukuran raksasa yang berwarna hitam menyergap Djohan dan mendorongnya terus ke tembok samping.
“Tangan Beaters raksasa?” Davies dan Leah terkejut melihat tangan raksasa yang tiba-tiba muncul
Diubah oleh the.collega 09-01-2021 14:01
redrices dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas