Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.2K
2.5K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#116
Keluarga Om Wowo
Maaf Buat semua yang sudah menunggu sampai berjamur, ini sekarang mulai dilanjut lagi kok, monggo dinikmati, maaf kan karna terlalu lama menunggu
emoticon-Maaf Aganemoticon-Maaf Aganwati


Aku mengetuk pintu rumah, sambil ku ucapkan salam sosok wanita menjawab salamku dari dalam, ya istri kakaku membukakan pintu untuk ku dan Via, sesuatu aneh terlihat saat pertama kali istri kakak ku membuka pinta, dari arah ruang tengah terlihat ada sebuah bayangan hitam besar dengan rambut panjang menjuntai hingga lantai.

“eh Ryan, tumben kesini kan katanya udah kerja di Wonosobo, atau emang sengaja ke sini” kata istri kakaku

“hehe iya mbak sengaja kesini sekalian mau beres beres kos, soalnya kan masih punya kontrak kos jadi sebulan sekali Ryan Jogja buat bersiin sekaligus nemenin Via mbak” jawabku

“oalah iyo bagus kalo gitu, ya udah sini pada masuk langsung ke ruang tengah aja” istri kakaku mengajaku masuk

Aku dan Via langsung masuk menuju ruang tengah, suasana singup sangat terasa saat kita mulai masuk kedalam ruang tengah, kipas angin besar yang dinyalakan tak membuat ruangan ini menjadi lebih sejuk, padahal jendela pun sudah dibuka lebar ditambah disamping rumah ada pohon kelengkeng yang sangat rimbun hingga cahaya matahari bisa tertutupi oleh pohon kelengkeng itu.

Aneh memang harusnya jika sudah ada kipas angin, pohon rimbun dan jendela yang terbuka, suasana ruangan ini harusnya sudah lebih dari cukup untuk bermalas malasan karena saking nyamannya.

Aku berkeliling melihat lihat area ruang tengah, disekitar ruang tengah ada tiga kamar tidur dan satu kamar mandi yang langsung terhubung dengan dapur, aku menanyakan pada mbak iparku ini tentang ruangan ruangan itu sambil berkeliling melihatnya.

“wah mbak, rumahnya cukup besar ya, ruangannya pun lumayan luas ini” tanyaku pada mbak Iis, sebut saja mbak ku ini Mbak Iis

“iya yan, lumayan ini, ditambah lagi biaya kontraknya murah banget” jawab mbak Iis

“ini kamar mbak Iis sama Mas Bono ya, terus yang ini kamar nya Ana ya mbak” Ana adalah nama anak pertama dari mereka

“iya yan, ya walau udah punya kamar sendiri tapi Ana sering minta tidur bareng karena takut kalo sendirian katanya” Terang Mbak Iis padaku

“lah terus yang satu ini punya siapa mbak atau digunain buat apa” aku menanyakan sebuah kamar yang terlihat sangat tertutup dan entah kenapa saat mendekati kamar itu rasa mual terasa olehku padahal awalnya aku tidak masalah dan tidak ada rasa tidak enak badan.

“nah itu yan mbak juga aneh sama kamar yang itu, sejak kita ngontrak disini, Cuma satu kamar itu yang nggak boleh di buka, bahkan kunci kamar itu pun tidak diberikan sama kita” terang mbak Iis dengan tampak sedikit takut

Mbak Iis terlihat sedang mempacking barang jualannya yang sebentar lagi akan dia kirim kesetiap pengirim, kami sedikit ngobrol ngalor ngidul sambil sesekali bertanya tentang rumah ini, Via yang dasarnya mudah akrab dengan orang yang baru dikenal kemudian membantu mbak Iis untuk mempacking barang jualan mbak Iis, sambil packing barang mbak Iis sedikit cerita tentang gangguan yang pernah dia alami dirumah ini, dan gangguan yang sering terjadi adalah pada waktu malam hari.

Suatu ketika saat malam hari sekitar pukul sembilan malam, mas Bono harus pergi keluar karena ada rusan balapan mini 4WD Tamiya, dan terpaksa mbak Iis harus tinggal sendiri dirumah bersama Ana dan Shaka kedua anaknya. Saat mereka akan berangkat tidur tiba tiba dari arah ruang tamu yang disana terdapat dua buah etalase berisi perlengkapan mini 4WD Tamiya milik mas Bono dan beberapa barang dagangan yang ready milik mbak Iis.

Dari dalam kamar mbak Iis yang sedang mencoba menidurkan Shaka, tiba tiba mendengar suara SRREEEKKK SSSREEEKKK terdengar seperti suara lemari etalase yang sedang dibuka dan ditutup secara berulang ulang.

“mas, mas bono udah balik ya” ucap mbak Iis dari dalam kamar

“HHHMMMMM” suara besar dan berat terdengar dari luar

Mbak Iis merasa sedikit lega dengan jawaban, tapi setelah dia pikir ulang ternyata suara yang tadi dia dengar bukanlah suara dari suaminya yaitu mas Bono, dan karena hatinya semakin tidak karuan, mbak Iis berinisiatif buat menelfon mas bono untuk memastikan.

Dan setelah bertelfonan dengan mas Bono ternyata mas Bono masih berada di Sleman atau lebih tepatnya sedang berada di Hartono Mall mengikuti kompetisi, dengan hati yang sudah tidak karuan mbak Iis langsung keluar dari kamar dan rumah mengajak Ana yang sudah tertidur pulas dan terpaksa membangukan nya, sedangkan Shaka langsung dia gendong.

Memang terdengar menyeramkan kalau kita dihadapkan dalam posisi seperti mbak Iis tadi, tapi aku berfikir dalam hati berarti rumah ini tidak hanya ditinggali oleh sosok makhluk tadi yang nampak saat aku pertama masuk, soalnya aku lihat tadi adalah sosok bayangan wanita berwarna hitam dan besar, sedangkan yang mengganggu mbak Iis pada malam hari suara sosok laki laki yang besar dan berat.

Dan saat aku sedang mendengar cerita dari mbak Iis, aku di perlihatkan dari arah kamar mandi ada sesosok anak kecil berwarna hitam dengan badan dipenuhi rambut disekujur tubuhnya dan dengan mata berwarna merah, sosok itu berlari girang seperti seorang anak kecil yang usai bermain air di kamar mandi, sosok itu berlari kearah dapur yang disana pun ada pintu keluar.

Gerakan dari sosok anak itu ternyata tak hanya disadari olehku saja Via yang sedang membantu mbak Iis packing pun sampai menengok ke arah kamar mandi seolah dia tau ada gerakan.

“kenapa dek kok mukanya aneh gitu” tanya ku pada Via

“gak papa mas, Cuma tadi aku ngrasa ada sesuatu gerak disana” jawab Via padaku

“tenang aja den mas, mereka tidak akan mengganggu keluarga ini, mereka hanya suka ada tetangga baru yang tinggal bersama mereka” tak disangka Adiwilaga ternyata ada disini mengikuti kita

“iya tenang aja mereka gak bakal ganggu yang diceritakan mbak mu tadi itu karna keluarga mereka {sosok hitam} itu penasaran saja dengan barang yang dimiliki keluarga kakakmu” tambah Aruna menerangkan

“oh jadi mereka gratil {suka pegang pegang barang yang bukan miliknya} kaya kamu ya Aruna, hihih” jawab ku didalam hati

“wooooo la dijelasin kok malah jawabannya bikin kesel, awas aja kalo suatu saat butuh bantuan aku males bantuin” Aruna menjawab kesal dengan tampang seperti cewek yang lagi ngambek

“halah gitu aja ngambek, situ ngambek biar mukamu mirip kaya laura di sarkem” ejeku pada Aruna

“lah laura mah malah cantik, dari namanya aja keren kok” dengan nada mengejek Aruna menjawab

“laura adalah Lanang Ura Wadon Ura, alias Bencis” terangku sambil menirukan gaya seorang Bencis dan tanpa disadari gerakan ku dilihat sama Mbak Iis

“loh yan kok gerak gerikmu kaya seseorang di Sarkem itu ya” mbak Iis bertanya sambil cekikikan

“eh masa mbak hehe maaf keceplosan” sambil masih terus menirukan gaya bencis

“ih mas lho jijiki banget, awas keterusan” Via menambahi

Adiwilaga dan Aruna yang masih melihatku dengan gaya seorang bencis ternyata malah ikut tertawa, tapi adiwilaga tertawa dengan sopan seolah masih menghormatiku dan beda kalo si Aruna terlihat dian menahan tawa yang sebenarnya dia ingin tertawa lepas.

Karena ulah Aruna dan aku malah bergaya seperti bencis aku jadi salah tingkah sendiri, takutnya malah ini di anggap serius karena kata Via gerak geriku sama persis dengan bencis bencis di sarkem dan di Wonosobo.

Untuk mengubah topik pembicaraan aku kemudian mengarahkan pembicaraan kalo aku ini lapar padahal baru saja makan, aku bertanya pada mbak Iis apakah Mie Ayam nya sudah siap jual belum, ya mbak Iis juga berjualan Mie Ayam di depan rumah Kontrakannya, bisa di bilang Mbak Iis ini berjualan segala macam barang yang bisa dia jual.

Ternyata mie Ayam sudah siap untuk disajikan aku pun langsung menyantap Mie Ayam yang sudah dibuatkan oleh Mbak Iis sambil terus mbak Iis bercerita tentang gangguan yang ada dirumahnya ini.

Aku pun menerangkan apa yang sebenarnya terjadi dirumah ini sesuai apa yang dikatakan sama Adiwilaga dan Aruna tadi, bahwa di rumah ini ada satu keluarga dari Om Wowo {Black Giant} yang sebenarnya senang dengan keberadaan Keluarga mas Bono dan mereka hanya ingin tau saja dengan apa benda benda yang ada dirumah, nah ruangan kamar yang tak boleh di buka itu mungkin adalah tempat dari keluarga Om Wowo itu dan ada kemungkinan sipemilik rumah sudah tau dan cara itu adalah suapaya keluarga Om Wowo juga tidak terganggu.

Aku hanya berpesan pada mbak Iis untuk tidak takut saat ada aktifitas dimalam hari karena sebenarnya Om wowo ini tidak berniat untuk mengganggu dan mungkin hanya karna waktunya yang kurang tepat karena Mbak Iis belum tertidur dan merasa terganggu, aku katakan pada mbak Iis kalo nanti ada suara lagi bilangsaja, “lihat lihatnya nanti saja kalo kita sudah pada tidur, tidak apa apa, tapi tolong jangan ganggu kami yang mau tidur” aku ucapkan seperti itu pada mbak Iis supaya dia tidak takut lagi saat di tinggal mas Bono dimalam hari.

Singkat cerita hari sudah semakin sore kita pun berpamitan untuk pulang ke kos untuk beristirahat, sesampainya di kos sekitar pukul tiga sore, disana Via masih bersamaku.

“dek, mas tak tidur sebentar ya, mas rasanya capek banget nanti jam setengah empat tolong mas dibangunin buat sholat Ashar” pintaku pada Via

“iya mas situ kalo mau tidur, aku mau beresin barang barangmu bentar, hampir sebulan nggak di urus udah kaya gudang aja, biar besok pas pulang ke rumah sekalian dibawa” ucap Via sambil ngeberesin barang ku di lemari

Tak lama setelah aku berbicara pada Via aku pun terlelap dalam tidurku

Aku merasakan seperti ada yang menjilati jari jariku, sebuah lidah kecil dengan tekstur sedikit kasar terus menjilati jariku, aku perlahan membuka mataku dan langsung melirik kearah tangan kiriku, terlihat kucingku bernama Moe sedang mencilati jariku, melihatku yang sudah membuka mataku, Moe berjalan mendekat ke arah wajaku lalu dia menyenderkan tubuhnya di mukaku sambil mengeluarkan suara dengkuran khas kucing

Bulunya yang sangat tebal berwarna putih kecoklatan membuatku terganggu karena kesulitan bernafas, aku bangun dari posisiku berbaring, Moe terlihat mengeong dan melihat kearahku, Moe berjelan turun dari ranjang, iya ranjang aku terbangun bukan lagi berada di kos ku, ruangan yang aku lihat kali ini adalah ruangan kamarku di Wonosobo, terlihat suasana di luarkamar sangat cerah namun sangat sepi.

Moe berjalankeluar kamar sambil terus mengeong dan sesekali kembali kekamarku sambil terus melihatku seolah dia ingin mengajaku keseuatu tempat, aku bangun dari ranjang dan berjalan keluar kamar, terlihat suasana yang sangat berbeda dari rumahku yang sebenarnya, tembok bercat putih dengan beberapa ornamen berwarna emas terlihat menghiasi rumahku ini, Moe terus mengeong seolah akan menyadarkanku yang sedang terpaku melihat keindangan rumahku ini, Moe berjalan mendekat kearahku dan kali ini dia menggigit bagian bawah celana panjangku sambil menarik pertanda dia memintaku untuk segera mengikutinya.

Aku pun berjalan mengikuti kemana kucingku ini pergi, tubuh kempal ditambah bulu yang sangat lebat membuatnya terlihat lucu saat berjalan, Moe menggiringku untuk berjalan keluar rumah, dari dalam rumah aku sudah bisa melihat dari jendela, sepertinya ada seseorang duduk di teras sambil menghadap kedepan

Moe terus berjalan mengarah ke seseorang yang duduk di teras itu, aku belum sampai diluar rumah sehingga aku masih belum tau siapa sebenarnya orang yang berada diluarsana, Moe terus berjalan mendekat ke arahnya, dan setelah sampai dia melompat kearah paha orang tersebut, sosok itu pun menyambut Moe dan mempersilahkan duduk di pangkuanya.

Setelah aku sampai di teras dan melihat seseorang itu, orang yang sudah aku kenal orang yang sangat aku rindukan setelah beberapa lama tidak ketemu, seorang wanita yang sangat kalem dengan wajah yang selalu ramah saat melihatku kali ini aku bisa bertemu lagi, gaya pakaiannya masih sama seperti saat aku melihatnya.

Terlihat wajahnya tersenyum padaku,

“sini duduk disebelah” dengan mempersilahkan ku duduk tangannya memberi kode

“.........” karna saking senang nya aku hanya bisa terpaku melihatnya hadir lagi disini

“loh kok malah ngelamun sudah sini duduk” kedua kalinya dia mempersilahkan
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 54 lainnya memberi reputasi
55
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.