- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Diantara Kalian (18+)
...
TS
elenasan30
Aku Diantara Kalian (18+)
Setelah berdiskusi di Lounge Kreator. Ane memutuskan untuk berhenti berkarya di Kaskus. Semua thread novel karya ane akan ane close thread. Ane sebagai penulis mohon pamit dari agan semua.
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Close Thread
Diubah oleh elenasan30 30-01-2021 03:52
moy1992 dan 72 lainnya memberi reputasi
63
97.3K
Kutip
2.1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
elenasan30
#292
Chapter 44
Spoiler for Kami Yang Mengalah:
Bang Putra tanpa banyak ngomong dia langsung ke garasi manasin motornya buat pulang ke rumah. Kak Olivia langsung keliatan panik dan berusaha ngehentiin Bang Putra “Kamu mau kemana sayaang? Sayaang… Sayaangg… Kamu kenapa kok tiba-tiba langsung mau pulang?”. Bang Putra cuma menatap Kak Olivia dengan sinis dan gak menjawab apapun. Kak Olivia langsung berusaha narik Bang Putra menjauh dari motornya “Sayaang kalo kamu marah bisa dibicarakan baik-baik dulu kan? Kenapa kamu malah langsung nyuekin aku dan pulang ke rumah?”.
Bang Putra menjawab “Memangnya masih ada yang namanya bicara baik-baik dalam hubungan kita?”. Kak Olivia keliatan bingung dengan jawaban Bang Putra “Ma..Maksudnya? Selama ini kalo ada masalah bisa kita selesaiin dengan ngobrol baik-baik sayaang. Kamu marah kenapa? Kasih tau aku jangan main pergi begini aja”. Muka Kak Olivia mulai memerah tanda bahwa dia panik, sedih, dan mau nangis. Bang Putra menjawab “Aku mau pulang. Udah kamu masuk kamar dan istirahat”.
Kak Olivia menjawab “Kamu gak boleh pulang! Kemarin sebelum berangkat ke Surakarta janji kamu apa? Kamu mau berangkat kerja dari sini kan? Kamu mau tidur dulu sama aku semalem kan! Kenapa sekarang kamu beda lagi omongannya!”. Bang Putra menjawab “Aku gak mood maafin aku”. Kak Olivia menjawab “Okee! Aku telfon Ibu kamu! Aku minta Ibu kamu untuk gak bukain pintu buat kamu! Aku bilang ke Ibu kamu kalo kamu ingkar janji sama aku!”.
Kak Olivia langsung ngambil hp dari kantongnya dan dengan panik dia menekan tombol HP dengan cepat namun sayangnya langsung direbut HP tersebut oleh Bang Putra “Aku udah rela kamu menguasai aku sejauh ini! Sumpah sampe gak ada ruang buat aku untuk menyendiri saking setiap hari adanya kamu, kamu, dan kamu!”. Kak Olivia menjawab “Kamu memang milik aku kan! Dan udah kewajiban kamu selalu ada buat aku dan kewajiban aku selalu ada buat kamu!”.
Bang Putra keliatan gak bisa berdebat sama Kak Olivia. Kak Olivia ngomongnya sangat cepat dan sangat menyudutkan Bang Putra saat itu. Untuk masalah adu bacot mulut Bang Putra gak mungkin menang ngelawan Kak Olivia. Itu sebabnya setiap ada masalah Bang Putra memilih menyendiri karena semua argumentasinya bisa dibalikin sama Kak Olivia meskipun posisi dia dalam kondisi yang benar. Kak Olivia berusaha ingin mengerti Bang Putra tadi dia tidak memberi ruang.
Dia ingin mendengar penjelasan dari Bang Putra. Tapi Bang Putra pun tau semua omongan dia pasti bisa dibalikin sama Kak Olivia. Dan kejadian ini bukan sekali dua kali dimana posisi Kak Olivia yang salah. Malah Kak Olivia yang berhasil menyudutkan Bang Putra dan membuat kesan seolah Bang Putra yang salah. Apalagi ini masalah mobil dimana kemungkinan Bang Putra benar masih abu-abu (Tidak Jelas Benar Salahnya). Beda sudut pandang akan berbeda juga pola pemikirannya mengenai tindakan Kak Olivia ngasih mobil tersebut ke Kak Naufal.
Kak Olivia langsung ngerebut kunci motor Bang Putra dan minta supir untuk gembok gerbang pagar supaya Bang Putra gak bisa keluar. Sangat sulit berada diposisi Bang Putra. Sekalipun dia berhasil keluar dari rumah ini. Orang tuanya Bang Putra gak akan mungkin mau ngebukain pintu rumah untuk Bang Putra. Orang tuanya Bang Putra begitu sangat mempercayai Kak Olivia ketimbang anak-anaknya sendiri.
Dan lagi Bang Putra mengalah dia kembali masuk ke rumah dengan ditarik-tarik tangannya oleh Kak Olivia. Kak Olivia berkata “Udah kamu duduk kita obrolin masalah ini baik-baik. Aku bikinin kamu minum dulu supaya lebih tenang”. Kak Olivia pergi ke dapur dan Bang Putra duduk di ruang keluarga di sebelah Gua yang lagi nonton Tv sambil minum coklat. Aku bertanya “Susah kan ngomong sama Kakakku itu?”. Arif yang juga duduk di sebelahku ikut berkomentar “Padahal jelas Mbak Olivia yang salah main ngasih mobil ke Mas Naufal. Malah kita yang disudutin ya Mbak Bella?”.
Bang Putra ketawa kecil dan ngelus kepala Arif. Dia keliatan sedikit terhibur dengan jawaban Arif yang masih kelas 2 SMP itu “Hahaha tumben kamu ikut komen rif? Kamu gak cape? Masuk kamar sana tidur bareng Risa diatas”. Arif menjawab “Enggak Bang. Gak boleh tidur dulu aku lagi disuruh ngabisin susu ini sama Kak Olivia. Kita hidup disini kalo ada Mbak Olivia di rumah 24 jam. Rumah ini jadi penuh aturan Bang. Aku yang dulu bisa main game 4-5 jam sehari waktu Kak Olivia masih sekolah. Sekarang cuma boleh 2 jam. Tega gak tuh Bang? Pacarnya Bang Putra tuh kaya gitu”.
Bang Putra ketawa lepas denger keluhan dari Arif “Hahaha ternyata gak cuma Abang doang yaa yang begitu rif? Kamu ternyata lebih parah hahaha”. Aku menjawab “Aku juga begitu kali Bang. Kemarin pulang sekolah lewat maghrib diintrogasi. Aduhh bener kata Arif rumah jadi banyak aturan sekarang”. Gak lama Kak Olivia masuk ke ruang keluarga dan langsung kita semua diintrogasi sama Kak Olivia. “Arif susunya udah habis belum? Ini udah 30 menit masa susu aja gak habis-habis?”.
Arif langsung maksa neguk susu vanilaa tersebut sampe habis dan nunjukin ke Kak Olivia “Nih Mbak udah habis hehehehe”. Kak Olivia menjawab “Bagusss.. Bella kemarin nilai mid semester kamu gimana? Rapot gak ditunjukin ke aku?”. Aku menjawab “A..Ada di kamarku Kak. Mau diambilin?”. Kak Olivia menjawab “Iyaa tapi habisin dulu coklatnya. Kamu lagi menstruasi kalo gak minum coklat mood kamu nanti berantakan loh”. Aku menjawab “I..Iyaa Kak ini lagi minum coklat sambil makan bolu hehehe”.
Kak Olivia langsung menatap Bang Putra dan Bang Putra langsung bertanya “Kenapa? Aku gak ngapa-ngapain loh. Tetep mau disalahin juga?”. Kak Olivia menjawab “Ya salah dong sayaang! Kamu tiba-tiba minta pulang begitu kaya anak kecil tau gak! Salah aku apa? Kamu kan punya mulut kenapa gak dipake buat menyampaikan keluh kesah kamu?”. Arif tiba-tiba nyeletuk pelan “Orang disampein keluh kesahnya juga malah dimarahin Upppss”.
Kak Olivia langsung ngeliat dengan mata melotot kea rah Arif “Kamu ngomong apa barusan?”. Arif langsung keringet dingin dan menjawab “E..Enggak Mbak. Aku gak ngomong apa-apa kok”. Kak Olivia langsung marahin Arif “Emangnya kamu pikir Mbakmu ini tuli? Mbakmu ini gak denger? Kamu masih kecil gak tau sopan satun sama orang tua. Mbak gak pernah ngajarin mulut kamu nyinyir kaya gitu ya!”. Semuanya kicep dan diem gak berani ngomong apa-apa lagi.
Termasuk Bang Putra dia juga diem seribu bahasa gak berani ngomong apa-apa. AC di ruang keluarga menyala dengan suhu 16 derajat tapi kita bertiga keringet dingin ketakutan. Ruang keluarga langsung hening cuma ada suara tv 48 inch yang lagi menyiarkan berita tentang kebakaran. Kak Olivia gak lama berbicara “Iyaudah kalian semua masuk ke kamar istirahat. Putra sini sayaang masuk ke kamar bareng aku. Kita ngobrol di dalem yaa sayang”. (Bersambung…)
Bang Putra menjawab “Memangnya masih ada yang namanya bicara baik-baik dalam hubungan kita?”. Kak Olivia keliatan bingung dengan jawaban Bang Putra “Ma..Maksudnya? Selama ini kalo ada masalah bisa kita selesaiin dengan ngobrol baik-baik sayaang. Kamu marah kenapa? Kasih tau aku jangan main pergi begini aja”. Muka Kak Olivia mulai memerah tanda bahwa dia panik, sedih, dan mau nangis. Bang Putra menjawab “Aku mau pulang. Udah kamu masuk kamar dan istirahat”.
Kak Olivia menjawab “Kamu gak boleh pulang! Kemarin sebelum berangkat ke Surakarta janji kamu apa? Kamu mau berangkat kerja dari sini kan? Kamu mau tidur dulu sama aku semalem kan! Kenapa sekarang kamu beda lagi omongannya!”. Bang Putra menjawab “Aku gak mood maafin aku”. Kak Olivia menjawab “Okee! Aku telfon Ibu kamu! Aku minta Ibu kamu untuk gak bukain pintu buat kamu! Aku bilang ke Ibu kamu kalo kamu ingkar janji sama aku!”.
Kak Olivia langsung ngambil hp dari kantongnya dan dengan panik dia menekan tombol HP dengan cepat namun sayangnya langsung direbut HP tersebut oleh Bang Putra “Aku udah rela kamu menguasai aku sejauh ini! Sumpah sampe gak ada ruang buat aku untuk menyendiri saking setiap hari adanya kamu, kamu, dan kamu!”. Kak Olivia menjawab “Kamu memang milik aku kan! Dan udah kewajiban kamu selalu ada buat aku dan kewajiban aku selalu ada buat kamu!”.
Bang Putra keliatan gak bisa berdebat sama Kak Olivia. Kak Olivia ngomongnya sangat cepat dan sangat menyudutkan Bang Putra saat itu. Untuk masalah adu bacot mulut Bang Putra gak mungkin menang ngelawan Kak Olivia. Itu sebabnya setiap ada masalah Bang Putra memilih menyendiri karena semua argumentasinya bisa dibalikin sama Kak Olivia meskipun posisi dia dalam kondisi yang benar. Kak Olivia berusaha ingin mengerti Bang Putra tadi dia tidak memberi ruang.
Dia ingin mendengar penjelasan dari Bang Putra. Tapi Bang Putra pun tau semua omongan dia pasti bisa dibalikin sama Kak Olivia. Dan kejadian ini bukan sekali dua kali dimana posisi Kak Olivia yang salah. Malah Kak Olivia yang berhasil menyudutkan Bang Putra dan membuat kesan seolah Bang Putra yang salah. Apalagi ini masalah mobil dimana kemungkinan Bang Putra benar masih abu-abu (Tidak Jelas Benar Salahnya). Beda sudut pandang akan berbeda juga pola pemikirannya mengenai tindakan Kak Olivia ngasih mobil tersebut ke Kak Naufal.
Kak Olivia langsung ngerebut kunci motor Bang Putra dan minta supir untuk gembok gerbang pagar supaya Bang Putra gak bisa keluar. Sangat sulit berada diposisi Bang Putra. Sekalipun dia berhasil keluar dari rumah ini. Orang tuanya Bang Putra gak akan mungkin mau ngebukain pintu rumah untuk Bang Putra. Orang tuanya Bang Putra begitu sangat mempercayai Kak Olivia ketimbang anak-anaknya sendiri.
Dan lagi Bang Putra mengalah dia kembali masuk ke rumah dengan ditarik-tarik tangannya oleh Kak Olivia. Kak Olivia berkata “Udah kamu duduk kita obrolin masalah ini baik-baik. Aku bikinin kamu minum dulu supaya lebih tenang”. Kak Olivia pergi ke dapur dan Bang Putra duduk di ruang keluarga di sebelah Gua yang lagi nonton Tv sambil minum coklat. Aku bertanya “Susah kan ngomong sama Kakakku itu?”. Arif yang juga duduk di sebelahku ikut berkomentar “Padahal jelas Mbak Olivia yang salah main ngasih mobil ke Mas Naufal. Malah kita yang disudutin ya Mbak Bella?”.
Bang Putra ketawa kecil dan ngelus kepala Arif. Dia keliatan sedikit terhibur dengan jawaban Arif yang masih kelas 2 SMP itu “Hahaha tumben kamu ikut komen rif? Kamu gak cape? Masuk kamar sana tidur bareng Risa diatas”. Arif menjawab “Enggak Bang. Gak boleh tidur dulu aku lagi disuruh ngabisin susu ini sama Kak Olivia. Kita hidup disini kalo ada Mbak Olivia di rumah 24 jam. Rumah ini jadi penuh aturan Bang. Aku yang dulu bisa main game 4-5 jam sehari waktu Kak Olivia masih sekolah. Sekarang cuma boleh 2 jam. Tega gak tuh Bang? Pacarnya Bang Putra tuh kaya gitu”.
Bang Putra ketawa lepas denger keluhan dari Arif “Hahaha ternyata gak cuma Abang doang yaa yang begitu rif? Kamu ternyata lebih parah hahaha”. Aku menjawab “Aku juga begitu kali Bang. Kemarin pulang sekolah lewat maghrib diintrogasi. Aduhh bener kata Arif rumah jadi banyak aturan sekarang”. Gak lama Kak Olivia masuk ke ruang keluarga dan langsung kita semua diintrogasi sama Kak Olivia. “Arif susunya udah habis belum? Ini udah 30 menit masa susu aja gak habis-habis?”.
Arif langsung maksa neguk susu vanilaa tersebut sampe habis dan nunjukin ke Kak Olivia “Nih Mbak udah habis hehehehe”. Kak Olivia menjawab “Bagusss.. Bella kemarin nilai mid semester kamu gimana? Rapot gak ditunjukin ke aku?”. Aku menjawab “A..Ada di kamarku Kak. Mau diambilin?”. Kak Olivia menjawab “Iyaa tapi habisin dulu coklatnya. Kamu lagi menstruasi kalo gak minum coklat mood kamu nanti berantakan loh”. Aku menjawab “I..Iyaa Kak ini lagi minum coklat sambil makan bolu hehehe”.
Kak Olivia langsung menatap Bang Putra dan Bang Putra langsung bertanya “Kenapa? Aku gak ngapa-ngapain loh. Tetep mau disalahin juga?”. Kak Olivia menjawab “Ya salah dong sayaang! Kamu tiba-tiba minta pulang begitu kaya anak kecil tau gak! Salah aku apa? Kamu kan punya mulut kenapa gak dipake buat menyampaikan keluh kesah kamu?”. Arif tiba-tiba nyeletuk pelan “Orang disampein keluh kesahnya juga malah dimarahin Upppss”.
Kak Olivia langsung ngeliat dengan mata melotot kea rah Arif “Kamu ngomong apa barusan?”. Arif langsung keringet dingin dan menjawab “E..Enggak Mbak. Aku gak ngomong apa-apa kok”. Kak Olivia langsung marahin Arif “Emangnya kamu pikir Mbakmu ini tuli? Mbakmu ini gak denger? Kamu masih kecil gak tau sopan satun sama orang tua. Mbak gak pernah ngajarin mulut kamu nyinyir kaya gitu ya!”. Semuanya kicep dan diem gak berani ngomong apa-apa lagi.
Termasuk Bang Putra dia juga diem seribu bahasa gak berani ngomong apa-apa. AC di ruang keluarga menyala dengan suhu 16 derajat tapi kita bertiga keringet dingin ketakutan. Ruang keluarga langsung hening cuma ada suara tv 48 inch yang lagi menyiarkan berita tentang kebakaran. Kak Olivia gak lama berbicara “Iyaudah kalian semua masuk ke kamar istirahat. Putra sini sayaang masuk ke kamar bareng aku. Kita ngobrol di dalem yaa sayang”. (Bersambung…)
radityodhee dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Kutip
Balas
Tutup