ax788Avatar border
TS
ax788
Imbas 160.000 Perajin Tahu-Tempe Mogok: Hari Senin Harga Naik!
Jakarta -
Para produsen atau perajin tahu-tempe sedang melakukan mogok produksi 3 hari, yang akan berakhir hari ini, Minggu (3/1/2020). Ada sebanyak 160.000 perajin yang tersebar di seluruh Indonesia melakukan aksi tersebut.

"Lebih kurang 90% dari jumlah perajin tahu tempe (di Indonesia) mogok produksi. (Jumlahnya) 160.000 perajin," ungkap Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada detikcom, Sabtu (2/1/2021).

Mogok itu disebabkan oleh tingginya harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe. Harga kedelai memang mengalami lonjakan drastis selama pandemi virus Corona (COVID-19). Normalnya, harga kedelai aa di kisaran Rp 6.100-6.500 per kilogram (Kg), kini naik menjadi sekitar Rp 9.500/Kg.

Meski harga kedelai naik drastis, para perajin mengaku kesulitan menaikkan harga jual di pasar. Sehingga menimbulkan beban produksi bagi perajin.


"Untuk itu perajin tempe tahu ingin menaikkan harga. Di masa pandemi ini semua kan susah," kata Aip.

Ia menjelaskan, sebelumnya para produsen sudah berupaya menaikkan harga jual tahu-tempe secara individual ketika dijual ke pedagang pasar atau ke konsumen langsung. Namun, praktiknya di lapangan tak berjalan mulus.

"Hubungan kami, perajin dengan pedagang pasar itu sudah puluhan tahun, jadi sudah seperti saudara. Dan ketika mau menaikkan itu susah karena mereka keberatan, apalagi melihat kondisi ekonomi lagi susah. Jadi mau menaikkan sendiri-sendiri kan susah, akhirnya kita sepakat kita berhenti dulu produksi," ujar dia.


1. Penyebab Harga Kedelai Naik
Aip mengatakan, harga kedelai naik karena perkembangan pasar global. Faktanya, kebutuhan kedelai di Indonesia dipasok oleh kedelai impor, sehingga harganya mengikuti pasar global.


Aip mengatakan, mekanisme perdagangan bebas saat inilah yang membuat harga kedelai naik.

"Nah kenaikan ini diakibatkan daripada perdagangan kedelai dengan sistem perdagangan bebas di dunia. Maka ini tidak bisa ditahan oleh Indonesia. Untuk itu perajin tempe dan tahu ingin menaikkan harga," tutur Aip.

Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada Desember 2020 harga kedelai dunia tercatat sebesar US$ 12,95/bushels, naik 9% dari bulan sebelumnya yang tercatat US$ 11,92/bushels. Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar US$ 461/ton, naik 6% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$ 435/ton.

Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto menerangkan, kenaikan harga kedelai disebabkan oleh tingginya permintaan dari China kepada Amerika Serikat (AS) selaku eksportir kedelai terbesar dunia.

Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik 2 kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

"Untuk itu perlu dilakukan antisipasi pasokan kedelai oleh para importir karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat kondisi harga dunia dan pengapalan yang terbatas. Penyesuaian harga dimaksud secara psikologis diperkirakan akan berdampak pada harga di tingkat importir pada Desember 2020 sampai beberapa bulan mendatang," tutur Suhanto pada 31 Desember lalu


2. Hari Senin, Harga Tahu-Tempe Naik!
Aksi mogok produksi di kalangan perajin tahu dan tempe akan berakhir hari ini. Besok, Senin (4/1) para perajin tahu-tempe baru akan memulai produksi lagi. Namun, Aip mengatakan harga jualnya akan berbeda, yakni naik maksimal 20%.

"Hari Senin, tahu dan tempe akan ada lagi di pasar dengan harga yang berbeda, kira-kira naik maksimal 20%," kata Aip.

Ia menerangkan, sebelumnya harga tahu dan tempe yang biasa beredar di pasaran ialah Rp 2.500-3.000 per potong, dengan berat sekitar 250 gram.

"Tahu-tempe yang di pasar sepotong kecil kan harganya Rp 2.500-3.000, itu beratnya 250 gram. Jadi satu Kg rata-rata Rp 11.000," jelasnya.

Dengan kenaikan ini, maka diperkirakan harga tahu tempe per per potong naik Rp 14.000-15.000/kg. Dalam perhitungan detikcom, maka diperkirakan harga tahu dan tempe akan naik menjadi Rp 3.500-4.000 per potong.

"Kami ini hanya ingin naik paling tidak naik 10-20%, itu kira-kira Rp 14.000-15.000/Kg," pungkas Aip.


___________________________________________________________________________________

Dari dulu kita selalu dijejali narasi kalau Indonesia itu negara agraris, tapi bingung juga saya sebagai masyarakat awam banyak bahan pangan yang impor ternyat.

Apa mungkin karena pertanian kita masih tradisional ya?, jadi hasil panennya tidak maksimal. Menurut agan gimana nih?



Sumur

viniest
tien212700
d3m0litionlov3r
d3m0litionlov3r dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4.3K
182
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
khafidz99Avatar border
khafidz99
#3
1. Pengrajin tahu-tempe lebih milih kedelai impor karena mutu lebih bagus, bersih, dan (biasanya) lebih murah dari kedelai lokal. Skrg masa pandemi kedelai impor pun naik drastis harganya

2. Lalu kenapa ngga meningkatkan produktivitas dan mutu kedelai lokal? Petani males nanam kedelai karena dirasa kurang menguntungkan. Kalaupun ada panen raya, pasokan k pasarnya ga stabil.
bang.0don
hattori hanzo
viniest
viniest dan 4 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.