Adalah suatu kebanggaan menjadi seorang atlet saat mengharumkan nama bangsa dan negara dengan menorehkan medali di ajang pertandingan olah raga.

Apalagi pertandingan internasional seperti olimpiade. Perasaan senang dan bangga pun campur aduk menjadi satu bila mampu menyumbangkan medali untuk negeri.

Namun, acap kali seorang atlet harus berjuang sendiri bila masa kejayaan sebagai atlet berakhir. Ada banyak kisah atlet yang setelah pensiun kurang mendapat perhatian dari pemerintahnya. Dan alasan tersebut kadang membuat miris.

Bukan cuma karena pensiun, atlet yang mendapat cidera saat bertanding pun kadang kalaharus berjuang sendiri untuk bangun dari keterpurukan.



Dengan didera cidera, seorang atlet pun akan kehilangan prestasi. Dan itu berimbas pada sisi perekonomian atlet tersebut. Karena banyak atlet yang hanya menggantungkan pendapatan financial murni sebagai atlet.

Salah satu cerita kelam seorang atlet ialah Melo Imai. Melo Imai adalah seorang atlet snowboarding asal Jepang. Prestasi sebagai atlet pun cukup cemerlang karena sempat mewakali negaranya dalam Olimpiade musim dingin tahun 2006.

Sayangnya, dalam pertandingan olimpiade tersebut Melo Imai mengalami cedera yang cukup serius sehingga mengakibatkan prestasi Melo Imai turun drastis untuk beberapa waktu.

Bukan hanya prestasi, sisi financial pun terpental. Untuk menghidupi keluarganya Melo Imai harus berjuang sendiri agar tungku tetap mengepul.

Dilansir dari BolaStylo.com Weekender Tokyo, Melo Imai berkerja di sebuah diskotik atau bar sebagai pelayan. Juga sempat melacurkan diri.



Dunia hitam pun digeluti, sampai ada produser yang menawarinya untuk menjadi aktris film dewasa. Pun hal itu ia lakoni untuk menghidupi keluarganya.

Di tahun 2017, Melo Imai kembali berlatih dan ikut sebuah ajang kompetisi All Japan Snowboarding Champhionship. Tanpa diduga ia memperoleh gelar juara.

Akibat meraih juara tersebut kepercayaan menggeluti dunia snowboarding pun kembali tumbuh kembali.

Kini, Melo Imai sukses membina dan melatih atlet-atlet muda snowboarding di Jepang. Meskipun banyak cibiran ditujukkan kepadanya karena sempat menggeluti dunia hitam.



Nah, itulah sedikit kelam seorang atlet. Semoga pemerintah dan pihak-pihak yang tentu lebih memperhatikan atlet-atletnya di saat pensiun atau saat tidak lagi menjadi atlet.

Pun, andaikata seorang atlet mengalami kejayaan lantas jangan berlupa diri, harus pintar berinvestasi sebab yang di atas pasti ada kalanya di bawah.

Demikian thread sederhana dari ane, semoga bermanfaat. Jolali, cendol, rate, dan komentarnya.

Referensi tulisan&ilustrasi: 12