Ulasan Berita :

-Covid19 Masih Merajalela-

Terbetik kabar, pertandingan Everton vs Manchester City tadi malam terpaksa ditunda, 4 jam sebelum Kick Off. Karena beberapa pemain City terpapar Covid19.

Setelah Jesus dan Walker, menyusul kemudian Ederson, Concelo, dan Feran Torres. Tetapi ada yang janggal, EPL mengambil kebijakan penundaan hanya sepihak, cuma karena pengaduan pihak City tanpa berunding dengan Everton, sebagai calon lawan City.

Hari ini pihak Everton melayangkan surat protes resmi ke EPL dan FA.

Kalau mau merujuk pada peraturan harusnya ada 14 pemain yang berhalangan termasuk para pemain U-23 atau U-21 barulah pertandingan bisa ditunda. Atau karena force majure seperti bencana alam.

Lalu, di lintas media juga di ranah media sosial banyak yang mempersoalkan sikap dan cara EPL yang mengambil keputusan tidak bijak. Pertama karena tidak mengajak Everton untuk ikut berunding lebih dulu, atau keputusan tersebut jadi tidak jelas mengacu pada peraturan yang mana, karena pemain City yang terpapar hanya 6-7 pemain saja.

Jika mau merujuk ke peristiwa sebelumnya, masalah Covid19 ini pernah dialami Liverpool dan juga Newcastle, tetapi EPL tetap teguh agar pertandingan dilanjutkan, dengan menggunakan pemain U-23 sebagaimana diatur dalam statuta EPL. Begitu juga dengan yang dialami Newcastle.

Lalu mengapa EPL mengambil sikap dan keputusan berbeda ketika City yang mengalami kejadian yang sama ? Saya tidak mau membentuk opini apapun, sebelum ada penjelasan dari pihak EPL atas putusan sepihak tersebut.

Di ranah media sosial para fans klub lain berpendapat bahwa City ingin menghindari jadwal mereka yang kebetulan akan berhadapan dengan tim-tim kuat, sementara kekuatan mereka sedang "njomplang". Dan banyak lagi pendapat yang intinya mendeskreditkan City. Intinya City diuntungkan dengan keputusan EPL tersebut.

Sekarang saya ingin kita melihat sisi lain yang lebih logis dan lebih masuk akal. Sesungguhnya ada satu hal yang sangat dihindari banyak klub di EPL adalah Anda jangan pernah menunda jadwal pertandingan EPL jika itu sudah memasuki bulan Januari, itu akan jadi pembunuh Anda secara perlahan.

Sikap ini sudah dipahami Jurgen Klopp, makanya dia tidak suka ada pertandingan "replay" jika bertandingan di Piala FA berakhir draw. Sekarang sudah diubah, jika draw langsung adu pinalti. Hal ini karena akan sangat merepotkan klub itu. Kita bayangkan begini :

Sejak bulan Januari kompetisi Piala FA akan mulai berjalan. Piala Carabao masuk jadwal pertandingan Semi Final. Lalu, ada jadwal reguler EPL. Kemudian, untuk tim tertentu bulan Februari akan memasuki babak knock out piala UCL dan Piala Liga Eropa. Dan ini saja sudah sangat padat mengatur jadwalnya, dalam sepekan klub-klub semacam City, Liverpool, Chelsea, MU mungkin bisa 3 kali bermain dalam kurun waktu 8 hari. Dan kita bisa bayangkan lagi jika ditambah ada jadwal pertandingan tunda EPL yang harus dilaksanakan. Dan itu harus dilakukan di sela-sela jadwal yang sudah dibuat. Karena EPL sudah ditetapkan tanggal berakhirnya setiap musim di bulan Mei. Kecuali mungkin musim lalu yang harus molor waktunya karena Pandemi.

Jadi, jika City merasa mereka mau mengelabui situasi agar punya punggawa sehat semua untuk jadwal yang padat, itu juga bukan keuntungan. Malah semakin babak belur tenaga pemain karena dipaksa main tiga kali dalam sepekan.

Jadi, kalau issu City mau mengambil keuntungan sepihak dengan situasi ini, saya pribadi tidak melihat itu sebuah keuntungan yang logis. Malah akan merepotkan EPL yang juga harus menjadwal ulang semua pertandingan tunda di tengah pekan yang memungkinkan diselip untuk pertandingan tunda EPL.

EPL dan FA tetap wajib memberi penjelasan atas penundaan tersebut terutama karena ada protes dari pihak Everton sebagai calon lawan City tadi malam.

Tapi kalau fans City langsung merasa senang dengan penundaan ini, mungkin pahami dulu bagaimana kelak City dan calon lawannya harus bermain ditengah jadwal yang sudah padat itu menjadi lebih sesak lagi.

City sendiri sedang mengalami masalah internal teknis yang membuat mereka sampai Natal ini seperti tertatih-tatih dari satu game ke game yang lain.

Sehingga sampai terjadi, yang menemani Liverpool di puncak saat ini bukan mereka. Malah klub lain yang menemani, yang biasanya hanya berebut status liga malam Jumat.

Pep, Loe kagak kangen main Ski di puncak bareng Jurgen Klopp ?

# KoezArraihan