- Beranda
- The Lounge
[REACT] Kebijakan Risma Jadi Mensos, Hapus Bansos Tunai Jadi Elektronik
...
TS
zeuskraetos
[REACT] Kebijakan Risma Jadi Mensos, Hapus Bansos Tunai Jadi Elektronik
Kebijakan Ibu Risma saat menjabat Mentri Sosial dengan menghapus bantuan tunai, semua ditransfer langsung ke rekening penerima.
Setelah kebijakan Bapak Presiden Joko Widodo untuk merombak jajaran mentri di Kabinet Indonesia Maju. Ada 6 wajah menteri baru antara lain:
Seperti yang kita ketahui bahwa Ibu Risma dulu adalah Walikota Surabaya sekarang dipanggil dan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara.
Sebelum membahas pada inti trit ini, Simak terlebih dahulu yuk cuplikan video Ibu Risma saat menyampaikan kebijakannya saat menjadi Menteri Sosial:
Nah setelah pelantikan, para mentri menyampaikan tugas dari presiden. Khususnya Ibu Risma yang sekarang ane sorot. Beliau menyampaikan bahwa akan merombak perbaikan data agar bansos dapat diberikan pada yang layak membutuhkan. Kebijakan baru tersebut dengan menghapus bantuan sosial berbentuk tunai menjadi berbentuk elektronik. "Tidak akan lagi cash atau tunai dalam bentuk apapun, tapi kami akan menggunakan transaksi berbentuk elektronik" ujar Ibu Risma
Menurut tanggapan ane, ini adalah suatu kebijakan yang tepat dalam hal efektifitas dan transparansi. Berdasarkan pengalaman ane dalam hal bantuan sosial, izinkan ane untuk memaparkan bagaimana setuju ane dalam kebijakan ini:
Mencegah Kecurangan
Yang pertama alasan ane setuju adalah untuk mencegahnya kecurangan. Jujur kebijakan ini paling tepat melalui elektronik, kenapa? banyak terjadi kecurangan saat bantuan sosial dalam bentuk tunai maupun sembako.
Ane sih enggak overthinking tapi setelah survei ke berbagai tetangga dan maraknya di media sosial, wah ternyata banyak sekali penyalahgunaan seperti bantuan tunai Rp. 600.000 pertama malah di kortingmenjadi Rp.400.000 dan sembako yang tidak sesuai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tetangga ane pun hanya bisa mengelus dada bersabar, untuk melapor pun segan.
Pada media sosial pun ada seorang nenek yang seharusnya menerima bantuan Rp.600.000 dipotong menjadi Rp.200.000. Berikut berita dan klarfikasi keluarga beserta bukti otentiknya:
Ane kurang tau siapa yang bermain atas semua ini yang jelas bantuan sosial dalam bentuk tunai rawan terjadinya kecurangan. Apakah Agansis pernah mengalami hal seperti ini ?
Efektifitas
Untuk mencegahnya dari pemaparan diatas, setelah melakukan perombakan data-data dan melakukan bantuan sosial berbentuk elektronik menjadi solusi yang tepat menurut ane.
Setiap metode pasti ada kendala, makanya pemerintah dalam distribusi bantuan ini gak bisa berdiri sendiri harus ada yang membantu. Orang yang jauh dipelosok bisa mendapatkan perlakuan khusus, apabila yang rentan (orang tua) bisa dikoordinir oleh pihak terkait seperti RT/RW untuk pembukaan rekening, sesuai data dengan penerima jadi transparansi tetap terjaga. Jadi pihak Mensos maupun bank terkait bisa mengecek apakah bantuan tersebut sesuai.
Efektifitas ini seperti halnya kartu Prakerja, teman ane adalah salah satu penerima program Prakerja dan menurut ane mekanisme Prakerja ini sangat efektif dengan mengirim insentif berbentuk elektronik (bank BNI, ovo, gopay, link aja) pun tetap nominalnya sama yakni Rp.600.000 sampai 4 bulan. Bahkan Prakerja tidak akan mengirim insentif kalau data dari KTP dan rekening penerima berbeda. Ini menjadi solusi untuk mencegahnya kejadian penyalahgunaan.
Ibu Risma pun menyatakan bahwa akan melakukan transfer langsung ke rekening penerimanya.
Realisasi yang Sesuai
Data-data yang lama memang harus dirombak kembali dan Ibu Risma pun memaparkan bahwa beliau akan melakukan hal itu dengan Dinas Kependudukan. True Story and Fact, mereka yang membutuhkan dan layak menerima bantuan malah tidak dapat. Harapan ane, setelah melakukan perombakan akan menjadi angin segar bagi mereka yang sesuai klasifikasi dan berhak menerima. Sebaiknya pihak terkait segera diinfokan untuk melengkapi rekening bank yang dituju sesuaikan nominal bantuan seharusnya, setelah itu benar-benar dilakukan transfer bertahap.
Apakah dengan bantuan sosial berbentuk elektronik sudah tepat ?
Bagaimana pendapat agansis?
Berikan tanggapan agansis dikolom komentar
encet
Mari berdiskusi Agansis
Narasi : Sebuah Opini
Referensi : Instagram| Youtube | lainnya
Setelah kebijakan Bapak Presiden Joko Widodo untuk merombak jajaran mentri di Kabinet Indonesia Maju. Ada 6 wajah menteri baru antara lain:
Quote:
Seperti yang kita ketahui bahwa Ibu Risma dulu adalah Walikota Surabaya sekarang dipanggil dan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara.
Sebelum membahas pada inti trit ini, Simak terlebih dahulu yuk cuplikan video Ibu Risma saat menyampaikan kebijakannya saat menjadi Menteri Sosial:
Spoiler for Pelantikan beserta Kebijakan Risma:
Nah setelah pelantikan, para mentri menyampaikan tugas dari presiden. Khususnya Ibu Risma yang sekarang ane sorot. Beliau menyampaikan bahwa akan merombak perbaikan data agar bansos dapat diberikan pada yang layak membutuhkan. Kebijakan baru tersebut dengan menghapus bantuan sosial berbentuk tunai menjadi berbentuk elektronik. "Tidak akan lagi cash atau tunai dalam bentuk apapun, tapi kami akan menggunakan transaksi berbentuk elektronik" ujar Ibu Risma
Spoiler for Kebijakan Bansos melalui Elektronik:
Menurut tanggapan ane, ini adalah suatu kebijakan yang tepat dalam hal efektifitas dan transparansi. Berdasarkan pengalaman ane dalam hal bantuan sosial, izinkan ane untuk memaparkan bagaimana setuju ane dalam kebijakan ini:
Mencegah Kecurangan
Yang pertama alasan ane setuju adalah untuk mencegahnya kecurangan. Jujur kebijakan ini paling tepat melalui elektronik, kenapa? banyak terjadi kecurangan saat bantuan sosial dalam bentuk tunai maupun sembako.
Ane sih enggak overthinking tapi setelah survei ke berbagai tetangga dan maraknya di media sosial, wah ternyata banyak sekali penyalahgunaan seperti bantuan tunai Rp. 600.000 pertama malah di kortingmenjadi Rp.400.000 dan sembako yang tidak sesuai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tetangga ane pun hanya bisa mengelus dada bersabar, untuk melapor pun segan.
Pada media sosial pun ada seorang nenek yang seharusnya menerima bantuan Rp.600.000 dipotong menjadi Rp.200.000. Berikut berita dan klarfikasi keluarga beserta bukti otentiknya:
Spoiler for Berita Nenek:
Ane kurang tau siapa yang bermain atas semua ini yang jelas bantuan sosial dalam bentuk tunai rawan terjadinya kecurangan. Apakah Agansis pernah mengalami hal seperti ini ?
Efektifitas
Untuk mencegahnya dari pemaparan diatas, setelah melakukan perombakan data-data dan melakukan bantuan sosial berbentuk elektronik menjadi solusi yang tepat menurut ane.
Quote:
Setiap metode pasti ada kendala, makanya pemerintah dalam distribusi bantuan ini gak bisa berdiri sendiri harus ada yang membantu. Orang yang jauh dipelosok bisa mendapatkan perlakuan khusus, apabila yang rentan (orang tua) bisa dikoordinir oleh pihak terkait seperti RT/RW untuk pembukaan rekening, sesuai data dengan penerima jadi transparansi tetap terjaga. Jadi pihak Mensos maupun bank terkait bisa mengecek apakah bantuan tersebut sesuai.
Efektifitas ini seperti halnya kartu Prakerja, teman ane adalah salah satu penerima program Prakerja dan menurut ane mekanisme Prakerja ini sangat efektif dengan mengirim insentif berbentuk elektronik (bank BNI, ovo, gopay, link aja) pun tetap nominalnya sama yakni Rp.600.000 sampai 4 bulan. Bahkan Prakerja tidak akan mengirim insentif kalau data dari KTP dan rekening penerima berbeda. Ini menjadi solusi untuk mencegahnya kejadian penyalahgunaan.
Ibu Risma pun menyatakan bahwa akan melakukan transfer langsung ke rekening penerimanya.
Realisasi yang Sesuai
Data-data yang lama memang harus dirombak kembali dan Ibu Risma pun memaparkan bahwa beliau akan melakukan hal itu dengan Dinas Kependudukan. True Story and Fact, mereka yang membutuhkan dan layak menerima bantuan malah tidak dapat. Harapan ane, setelah melakukan perombakan akan menjadi angin segar bagi mereka yang sesuai klasifikasi dan berhak menerima. Sebaiknya pihak terkait segera diinfokan untuk melengkapi rekening bank yang dituju sesuaikan nominal bantuan seharusnya, setelah itu benar-benar dilakukan transfer bertahap.
Apakah dengan bantuan sosial berbentuk elektronik sudah tepat ?
Bagaimana pendapat agansis?
Berikan tanggapan agansis dikolom komentar
encet
Mari berdiskusi Agansis
Narasi : Sebuah Opini
Referensi : Instagram| Youtube | lainnya
Diubah oleh zeuskraetos 28-12-2020 04:15
bobby4fun_only dan 54 lainnya memberi reputasi
55
13.2K
282
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Tampilkan semua post
vangoz
#28
Bansos dikorting dari level mentri sampai RT. Emang mesti digenocide
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup