• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Nasi Sudah Jadi Bubur, Kenapa Fisik Selalu Jadi Penilaian Utama Dalam Hal Pelayanan?

iskrimAvatar border
TS
iskrim
Nasi Sudah Jadi Bubur, Kenapa Fisik Selalu Jadi Penilaian Utama Dalam Hal Pelayanan?

Sebetulnya ini bukan kisah pertama, dari dulu juga kejadian hal serupa pernah ada, serupa tapi tak sama. Cara orang melayani pembeli kini berdasarkan apa yang disandangnya. Tidak salah memang karena manusia cenderung menilai kesan pertama apa yang dia lihat.

Pun, dari tempat dia bekerja terkadang menerapkan aturan yang secara 'tidak langsung' membedakan pelayanan mana pendatang yang sekedar 'window shopping', mana pembeli serius. Peraturan yang tidak tertulis tapi banyak ditetapkan.

Tapi, ya nggak gitu juga kali ya. Namanya mereka menjual sesuatu itu artinya kan toko atau mall mereka terbuka buat siapa saja, kecuali memang ada aturan atau undangan khusus bagi pendatang, ini baru lain cerita dan mungkin saja kita bisa memakluminya.

Kejadian pembeli yang berpakaian sederhana, terlihat tidak meyakinkan seringkali mendapatkan pelayanan yang berbeda. Sudah sebegitu berharganya, kah mereka sehingga harus ada perbedaan dalam hal pelayanan? Bahkan ada yang sampai tidak boleh masuk karena dinilai tidak mampu? Miris.


Sebagai ujung tombak penjualan sebuah produk, seorang karyawan, pramuniaga, pelayan atau apapun sebutannya tidak seharusnya membeda-bedakan siapapun yang datang ke toko dimana dia bekerja.

Meskipun dari segi penampilan ada pendatang ke tokonya tidaklah meyakinkan. Buktinya dia bisa masuk mall dan lolos dari pemeriksaan sekuriti di pintu masuk mall. Aneh.

Walau mereka bukan seorang sultan sekalipun, pembeli adalah raja, siapapun pendatang yang ke tokonya harus disambut hangat, bukan malah sebaliknya. Kalau tidak ingin melayani atau menerima pengunjung ke tokonya mending tutup saja, ya kan?


Pembeli yang dinilai remeh ini dianggapnya akan membuat malu perusahaan dan seluruh karyawannya. Padahal belum tentu, ketika pembeli itu sebenarnya adalah orang mampu secara finansial, tapi gaya mereka memang seperti itu.

Tipe orang sederhana, low profile, dan tidak terlalu mementingkan penampilan, tapi tetap bersih, orang miskin yang tidak pernah mengemis, mereka memang ada disekitar kita, terkadang dia malah berkantung lebih tebal daripada yang penampilannya terlihat lebih... yaa.. gitu deh!

Pembaca ingat alm. oom Bob Sadino? Beliau adalah contoh orang kaya yang sederhana, kemana-mana bercelana pendek dan bersandalkan jepit. Uang banyak tapi beliau tetap ramah dan sederhana kepada siapapun.

Contoh lain ada pemulung mampir ke sebuah toko hp, awalnya juga dilecehkan ternyata dia benar ingin membelikan hp untuk anaknya, atau ada pembeli bersandalkan jepit masuk ke sebuah showroom yang ternyata dia mampu membeli sebuah mobil baru secara cash keras.


Ketiga contoh diatas adalah sebuah gambaran atau contoh yang seharusnya jadi perhatian kita bersama terutama para pelayan yang 'songong' tadi, layani saja mereka, toh kalau tidak jadi pekerjaanmu pun tidak akan sia-sia dimata Tuhan. Pekerjaanmu akan menjadi amal karena telah ridho dan niat mencari rezeki yang halal.

Fenomena ini artinya kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya saja, meskipun dia sedang tidak mampu. Ingat dunia selalu berputar, siapa tahu dia kelak menjadi atasan mu atau yang akan menolongmu kelak?

Jika Tuhan berkehendak keberuntungan seseorang bisa berganti dalam hitungan menit bahkan detik tanpa bisa kita tolak jika Tuhan berkehendak. Kun Fayakun. Man Jadda Wa Jadda..

Sebetulnya ini jadi pertanyaan besar buat kita semua dan peringatan keras bagi banyak perusahaan dan pengusaha yang saat ini tengah berjuang agar usahanya tetap bertahan di tengah pandemi berkepanjangan ini.


Matinya rasa empati, sudah terbiasa memandang diatasnya, serta memiliki target yang terlalu tinggi membuat mereka melupakan yang di bawah yang juga sama-sama punya hak untuk dilayani, meskipun dia seorang gembel sekalipun tidak sepantasnya seorang karyawan melayani dengan sebelah mata apalagi mengusirnya secara kasar.

Sungguh, kita sekarang ini sudah berlebihan memandang dan menilai seseorang berdasarkan apa yang mereka sandang. Padahal Tuhan sendiri lebih melihat manusia dari hati dan keimanannya, bukan dari apa yang dia sandang atau kenakan seseorang. Sadarkah mereka?

Pelajaran dari kejadian ini; tidak ada orang yang mau dihina terlebih di tempat umum, dan memang kita tidak boleh menghina dengan alasan apapun, atau memandang rendah seseorang berdasarkan penampilannya.


Jadi tugas pelayan adalah melayani siapapun yang datang dengan sepenuh hati, selesai. Rezeki sudah diatur Tuhan. Tidak akan ada masalah sekalipun pendatang itu seorang gembel jalanan karena dimata Tuhan kita semua sama.

Jangan sampai: "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga," karena ulah satu orang berimbas negatif kepada perusahaan atau tempat dia bekerja. Akibatnya masyarakat akan menilai usaha mereka kurang manusiawi dan membeda-bedakan pelanggannya. Siapa yang akan merugi, kita sudah pasti tahu jawabannya.

Untuk itu kita perlu banyak-banyak bersyukur karena hidup kita mungkin lebih beruntung dan lebih baik dari mereka, dan mungkin dosa-dosa kita juga lebih sedikit daripada mereka. Semoga ini jadi pembelajaran kita semua.

Referensi.sebuah opini
Img.google img






Copyright © 2016 - 2020 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS 


Diubah oleh iskrim 28-12-2020 10:41
0
693
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Tampilkan semua post
bajeungAvatar border
bajeung
#2
tergantung pribadi dan kebijakan perusahaannya gannpas training.... ane dulu pernah kerja jd sales marketing di H*nda Otomotif roda 4.. kalo cabang kami pas training mmg gak boleh mandang fisik ngelayanin.kdg jg disuruh ngasih hadiah ke costumer (target penjualan yg penting) emoticon-Ngakak ... di lapangan sepengalaman ane lebih enak ngelayanin yg penampilannya biasa2 aja ato lusuh gk banyak basa basi deal... malahan yg penampilan Wah lebih ribet ngelayanin ini itulah banyak PHP... CMIIW
iskrim
iskrim memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.