rizadwi88Avatar border
TS
rizadwi88
Suicide

"Jangan lakukan itu, Freyaa!! Berhentiii!!" pekikku lantang saat melihat Freya, sahabatku, tengah berusaha menggantung dirinya pada seutas tali yang terikat di pohon mangga.

Kusambar badannya. Kutarik tali yang menjerat leher. Freya meronta-ronta. Menangis meraung-raung.

"Lepasin aku, Dita! Lepasin! Biarin aku mati! Biarin aku bunuh diri! Kumohon! AAAARRGH!" Freya histeris.

Tangisnya semakin menjadi. Kupeluk erat tubuhnya yang bergetar hebat. Kuusap punggungnya dengan lembut, berusaha menenangkan dirinya.

"Freya, cukup! Jangan bodoh seperti ini! Hei, dengarkan aku … Freya!" Kutinggikan nada bicaraku saat gadis itu semakin histeris.

Mata bulatnya yang sembab, berkaca-kaca itu menatapku pilu.

"Kau kenapa, Sayang? Ada masalah apa? Kenapa harus kayak gini?" Aku melunakkan suaraku.

Freya memelukku erat.

"Aku kotor, Dita. Aku kotor!!"

Kukernyitkan dahiku. "Kotor? Maksudmu 'kotor' itu apa?"

Freya tak menjawab. Dia masih sesenggukan di dadaku.

"A-aku … ha-hamil, Ditaaa …." Freya kembali histeris.

"Ha-hamiil??"

Freya mengangguk cepat. Tangannya dipukul-pukulkan dengan keras ke arah perutnya.

"Hei-hei! Stoop!! Jangan lakukan itu!" sergahku sambil memegangi kedua tangan Freya yang mulai menggila.

"Kamu hamil sama siapa?" tanyaku.

Freya tak menjawab. Dia masih sesenggukan. Wajahnya menunduk.

"Freya, jawab … siapa yang melakukan itu semua?"

"Eng … itu … anu …."

"Apaan sih, Frey? Yang jelas kalau ngomong." Aku mulai geregetan.

"Itu … ini … anaknya … An-ton …."

Aku membelalakkan mataku lebar-lebar.

"Whaaaat?!" pekikku kaget.

Freya perlahan nyengir, memasang wajah tak berdosanya.

"ANTOON?!"

Freya mengangguk ragu.

"I-iya … maafin aku, Ditaa … aku gak sengaja waktu itu. Sumpah! Kami cuma kebawa suasana. Aku beneran gak bermaksud menggoda suami kamu. Sumpah! Maafin aku!"

Freya mencoba memelukku. Memohon ampun padaku.

Hatiku mencelos. Tubuhku rasanya lemas, bagai tak bertulang.

Aku beringsut mundur. Melepaskan pelukan wanita ja**ng itu.

Jijik!

Hanya itu yang aku rasakan saat ini.

Dengan kepala yang pening, aku berlari ke dalam rumah. Mencari-cari sesuatu di kamar.

Setelah mendapatkan apa yang aku cari, aku kembali menuju pohon mangga belakang rumah.

Lagi-lagi Freya berusaha untuk menggantung dirinya.

Aku jengah.

Segera kutarik tubuh wanita itu.

"Lepasin aku, Dita! Aku mau mati!" Dia masih meronta-ronta.

Mataku melotot geram ke arahnya yang nampak kesakitan karena lehernya kucengkeram dengan kuat.

"Kau mau mati, kan?"

"Sini, aku bantu. Biar lebih mudah kamu matinya!"

Jleeb!

Gunting tajamku mulai mengoyak-ngoyak perut, punggung, dada, serta wajah mulus tanpa cela, milik wanita pendosa itu.

Dia limbung, dan akhirnya jatuh tersungkur ….

"CUT!!" Suara teriakan terdengar sangat keras dari belakangku.

Aku tersentak kaget. Seketika aku menoleh ke arah sumber suara.

Tak jauh dari tempatku berdiri, kulihat beberapa orang berkerumun di sebuah tempat yang terdapat dua monitor, alat rekam, dua kursi santai dan sebuah payung lebar untuk berteduh. Aku sedikit kebingungan.

Langkahku mundur ke belakang. Kuperhatikan sekeliling. Banyak orang di tempat ini.

'Ada apa ini?'

"Yak, bagus! Sempurna sekali akting kamu, Nona! Hei, Andi! Sudah dibungkus kan tadi adegannya?" Pria gendut berkumis tebal itu tampak puas.

'Siapa dia?'

'Akting?'

Apa maksudnya dengan 'akting'?

Aku benar-benar kebingungan.

Seseorang menepuk pundakku dengan lembut. Aku menoleh.

"Selamat ya, Mbak! Aktingnya bagus banget. Pak sutradara sampai excited gitu. Sekali lagi selamat ya …," ucap seorang gadis muda sambil tersenyum lebar.

Kebingunganku semakin menjadi.

Keringat dingin mulai membasahi wajahku. Badanku gemetaran.

Sedetik kemudian aku baru teringat sesuatu.

Ya, aku memang sedang syuting. Sebuah film pendek yang diangkat dari novel best seller karyaku, dengan judul 'Sahabatku Pelakor'. Sebuah cerita yang nyata pernah aku alami, dengan sentuhan imajinasi tingkat tinggi.

Sungguh, suatu kebanggaan tersendiri untukku. Didapuk jadi tokoh utama pada film pendek ini.

Aku terkekeh pelan.

Tak menyangka akan sesukses ini akting perdanaku. Kuusap peluh di kening, dengan tanganku yang masih penuh cairan merah kental mirip darah.

Aaah … bagaimana bisa aku lupa kalau sedang berakting?

Cairan ini begitu mirip dengan darah. Aromanya juga ….

Eh, tunggu dulu! Sepertinya ada yang aneh di sini.

Kepalaku menoleh dengan cepat ke arah tubuh yang tersungkur itu.

Dia terdiam. Tak bergerak. Tak bernapas.

Sudah cukup lama dia tak bernapas!

Apa-apaan ini?!

Kudekati 'sosok' karakter Freya yang masih bergeming.

Kubalik tubuhnya dan kemudian ….

"AAAAARRRRGH!!"

Semua mata tertuju padaku yang masih menjerit. Menatapku keheranan.

Napasku memburu. Jantungku berdegup tak karuan.

Dengan perlahan, kutatap para kru film tersebut.

"Ma-maaf … a-aku terlalu menghayati peranku. Ma-maaf …," bisikku lirih, sebelum semua nampak gelap di mataku.

#end

Sidoarjo, 28-12-2020
bukhorigan
tien212700
tien212700 dan bukhorigan memberi reputasi
2
415
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
weihaofeiAvatar border
weihaofei
#1
Lanjut gan, ane mo beli cemilan dulu buat dimakan bari baca
rizadwi88
rizadwi88 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.