Corona Antara Ujian, Musibah dan Adzab




Pandemi Covid 19 yang melanda dunia beberapa bulan ini, termasuk di negeri kita, membuat seluruh penduduk bumi tidak hanya resah, khawatir, gelisah dan segala rasa ketidak nyamanan.

Hingga mungkin ada di sekitar kita orang-orang yang saling menyalahkan, saling menuduh dan lebih parahnya adalah menghujat Tuhan.

Kita tidak tahu persisnya apa yang tengah terjadi dan apa yang akan melanda dunia di kemudian hari.

Namun, apapun yang tengah dan yang akan terjadi, kita harus meyakini bahwa ini semua terjadi atas kuasaNya semata. Tugas kita hanyalah instropeksi dan mengambil hikmah dari segala kajadian termasuk adanya pandemi Covid-19 kali ini.

Pandemi Covid-19 ini, boleh jadi diturunkan sebagai ujian, musibah dan bahkan adzab untuk ummat manusia. Coba kita perhatikan satu per satu.

1. Corona Sebagai Ujian



Bagi seorang muslim yang beriman, ujian itu tidak hanya berupa kesusahan, ketidak nyamanan atau kesengsaraan.

Namun kemewahan, kenikmatan dunia, kenyamanan pun juga merupakan ujian, jika manusia itu tidak mampu mensukurinya.



Adapun Covid-19 bagi seorang muslim yang beriman, harusnya mampu menjadikan diri lebih bersabar dalam menghadapinya. Karena virus ini pun juga sebagai salah satu bentuk ujian, jika manusia mampu bersabar, maka akan mendapat nilai tersendiri dihadapanNya.


Jika kita masih memiliki iman menghunjam, tentunya kita justru mampu bersyukur dengan adanya pandemi ini. Sehingga Allah tahu siapa diantara kita manusia terbaik di hadapanNya.

Berpandai-pandai kita mencari hikmah di balik pandemi ini. Karena setiap yang diciptaNya tidak ada sedikitpun kesia-siaan.

2. Corona Sebagai Musibah



Corona itu bisa juga menjadi musibah bagi seorang muslim, mengapa demikian?

Pandemi tersebut bisa jadi sebagai musibah, apabila ada seorang muslim yang berbuat fasik. Muslimin yang begitu mudah berbuat segala hal yang dibenci oleh rabbul 'alamin.



Tidak hanya karena kefasikan, akan tetapi bisa juga disebabkan oleh dosa-dosa dan kemaksiyatan.



Dengan demikian diturunkannya wabah ini, demi mengguugurkan dosa-dosa kita semua, apabila kita sanggup bersabar.


Jadi cukup berhati-hati, apabila seorang muslim yang menghujat Allah akan sebuah bencana, seperti kali ini. Maka boleh jadi itu semua disebabkan oleh diri manusia itu sendiri.

Manusia yang tidak mengindahkan perintahNya, tidak pula menjauhi sejauh-jauhnya segenap larangan dariNya.

3. Corona Sebagai Azab





Adapun corona ini bisa jadi sebagai azab yang diturunkan olehNya pada sebuah kaum. Apabila musibah itu mengenai dan berada di sisi seorang kafir.



Kalau kita mengaku hamba yang beriman, tidak mungkin semata-mata menggunakan akal saja. Karena apapun di balik corona, entah itu terjadi karena kesalahan manusia ataupun yang beranggapan bahwa itu rekayasa negara adikuasa.

Namun yang pasti, corona itu ada karena izinNya semata. Kalau Allah sudah menakdirkan bahwa turun corona di muka bumi ini, pasti semua akan mudah bagiNya.

Begitu juga sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki keberadaannya, atau mungkin ingin segera mencabutnya dari bumi ini, itu hanya perkara ringan disisiNya.

Ketika manusia sanggup bersukur atas segenap takdir baik maupun buruk, maka Allah akan tambah nikmat untuk kita. Begitu juga ketika kita sanggup bersabar, maka gugurlah segenap dosa-dosa kita.

Tugas kita hanyalah meyakini bahwa ini semua adalah atas izinNya. Kemudian berikutnya, kita cukup bersabar dengan segala bentuk musibah yang melanda, lebih-lebih jika kita begitu pandai bersyukur atas segenap ujian yang diturunkanNya. Tetap melakukan segenap ketaatan hanya kepadaNya semata.

Begitu juga tetap melangitkan do'a-do'a dengan segenap pengharapan hanya kepadaNya.

Semoga Allah masih menyayangi kita semua, mengangkat seluruh virus, dan semakin banyak orang bertaubat dan selalu ingat akan kematian yang pasti adanya. Dan kita semua bisa selalu ingat bahwa kita ini ODP(Orang Dalam PengawasanNya).

Kematian bukan karena virus yang diciptakanNya, akan tetapi kematian itu karena Allah sang khaliq yang maha mematikannya, kapanpun, dimanapun, karena apapun itu.