- Beranda
- Stories from the Heart
LIMA BELAS MENIT
...
TS
gitartua24
LIMA BELAS MENIT


PROLOG
"Masa SMA adalah masa-masa yang paling ga bisa dilupakan." menurut sebagian orang. Atau paling engga gue anggepnya begitu. Di masa-masa itu gue belajar banyak tentang kehidupan mulai dari persahabatan, bandel-bandel ala remaja, cita-cita, masa depan, sampai menemukan pacar pertama dan terakhir?. Drama? mungkin. pake banget? bisa jadi.
Masa Sma bagi gue adalah tempat dimana gue membentuk jati diri. Terkadang gue bantuin temen yang lagi kena masalah dengan petuah-petuah sok bijak anak umur tujuh belas tahun. Gak jarang juga gue ngerasa labil sama sikap gue sendiri. mau gimana lagi, namanya juga anak muda. Kadang gue suka ketawa-ketawa sendiri dan mengamini betapa bodohnya gue saat itu.
Gue SMA di jaman yang namnya hp B*ackberry lagi booming-boomingnya. Di jaman itu juga yang namanya joget sapel-sapelan lagi hits. Mungkin kalo lo inget pernah masuk atau bahkan bikin squd sendiri terus launching jaket sambil jalan-jalan di mall mungkin lo bakal malu sendiri saat ada temen lo yang ngungkit-ngungkit masa itu. Gue sendiri paling kesel kalo adan orang petantang-petenteng dengan bangganya bilang kalu dia anggota salah satu squad sapel terkenal di ibu kota dan sekitarnya. Secara saat itu gue lebih suka nonton acara metal di Rossi Fatmawati. Playlist lagi gue juga ga jauh-jauh dari aliran metal, punk, hardcore. Mungkin itu yang ngebuat gue ga terlalu suka lagu EDM atau rap yang mumble. Atau bahkan lagu RnB yang sering ada di top 100 Joox dan Spotify. Yaaa meskipun gue sekarang lebih kompromi dengan dengerin lagu apa aja yang gue suka, ga mandang genre.
Oiya, nama gue Atreya xxxxx. Biasa dipanggil Treya, dengan tinggi 182 cm dan berat 75 kg (naik turun tergantung musim). Ganteng dan menawan? relatif. Nama gue mungkin aneh ntuk orang Indonesia. Tapi gue suka dengan nama ini. karena pada dasarnya gue emang gasuka segala sesuatu yang banyak orang lain suka. Gue anak kedua dari dua bersaudara. Gue lahir dan besar di Jakarta, lebih tepatnya Jakarta selatan. Ga tau kenapa ada pride lebih aja Jakarta selatan dibanding bagian Jakarta lainnya, meskipun gue tinggal di Bintaro, hehe. Bokap gue kerja di suatu kantor yang ngurusin seluruh bank yang ada di Indonesia. Meski kerja kantoran tapi bokap gue suka banget yang namanya musik. mungkin darah itu menurun ke gue. Nyokap gue seorang ibu rumah tangga yang ngerangkap jadi pebisnis kecil-kecilah dimana orderan paling ramenya dateng pas bulan puasa. mulai dari makanan kering sampe baju-baju. Kakak gue cewek beda empat tahun. Waktu gue masuk SMA berarti doi baru masuk kuliah. Kakak gue ini orangnya cantik pake banget gan. kembang sekolah gitu dah. Gue bahkan sampe empet kalo ada temen cowoknya yang sok-sok baikin gue.
Lo percaya dengan dunia pararel? Dunia dimana ada diri kita yang lain ngelakuin sesuatu yang beda sama apa yang kita lakuin sekarang. Misalnya lo ada di dua pilihan, dan lo milih pilihan pertama. Untuk beberapa lama setelah lo ngejalanan pilihan lo mungkin lo bakal mukir ""Gue lagi ngapain yaa sekarang kalo milih pilihan yang kedua. mungkin gue lebih bahagi. Atau mungkin lebih sedih." Hal itulah yang ngebuat gue bikin cerita ini.
Ditahun itu gue baru masuk salah satu SMA di Jakarta selatan. Disaat itu juga cerita gue dimulai
INDEX
Part 1 - MOS day
Part 2 - Perkenalan
Part 3 - Peraturan Sekolah
Part 4 - Balik Bareng
Part 5 - Masih MOS Day
part 6 - Terakhir MOS Day
Part 7 - Hujan
Part 8 - Pertemuan
Part 9 - Debat Penting Ga Penting
Part 10 - Atas Nama solidaritas
Part 11 - Rutinitas
Part 12 - Om Galih & Jombang
Part 13 - Gara Gara Cukur Rambut
Part 14 - Rossi Bukan Pembalap
Part 15 - Bertemu Masa Lalu
Part 16 - Menghibur Hati
Part 17 - Ga Makan Ga Minum
Part 18 - SOTR
Part 19 - Tubirmania
Part 20 - Bukber
Part 21 - Masih Bukber
Part 22 - Wakil Ketua Kelas & Wacana
Part 23 - Latihan
Part 24 - The Rock Show
Part 25 - After Show
Part 26 - Anak Kuliahan
Part 27 - Malam Minggu Hacep
Part 28 - Aneh
Part 29 - Kejutan
Part 30 - Dibawah Sinar Warna Warni
Part 31 - Perasaan
Part 32 - Sela & Ramon
Part 33 - HUT
Part 34 - Masuk Angin
part 35 - Kunjungan
Part 36 - Wacana Rico
Part 37 - Atletik
Part 38 - Pengganggu
Part 39 - Nasib jadi Adek
Part 40 - Boys Talk
Part 41 - Taurus
Part 42 - Klise
Part 43 - Eksistensi
Part 44 - Utas VS Aud
Part 45 - Naik Kelas
Part 46 - XI IPA 1
Part 47 - Yang Baru
Part 48 - Lo Pacaran Sama Putri?
Part 49 - Sok Dewasa
Part 50 - Masih Sok Dewasa
Part 51 - Salah Langkah
Part 52 - Penyesalan
Part 53 - Bubur
Part 54 - Bikin Drama
Part 55 - Latihan Drama
Part 56 - Pertunjukan Drama
Part 57 - Coba-Coba
Part 58 - Greet
Part 59 - Sparing
Part 60 - Sedikit Lebih Mengenal
Part 61 - Hal Tidak Terduga
Part 62 - Hal Tidak Terduga Lainnya
Part 63 - Ngedate
Part 64 - Berita Dari Kawan
Part 65 : Second Chance
Part 66 - Maaf Antiklimaks
Part 67 - Bikin Film
Part 68 - Sudden Date
Part 69 - Masih Sudden Date (Lanjut Gak?)
Part 70 - Kok Jadi Gini
Part 71 - Sedikit Penjelasan
Part 72 - Sehari Bersama Manda
Part 73 - Masak Bersama Manda
Part 74 - Malam Bersama Manda
Part 75 - Otw Puncak
Part 76 - Villa & Kebun Teh
Part 77 - Malam Di Puncak
Part 78 - Hari Kedua & Obrolan Malam
Part 79 - Malam Tahun Baru
Part 80 - Shifting
Part 81 - Unclick
Part 82 - Gak Tau Mau Kasih Judul Apa
Part 83 - 17
Part 84 - Hari Yang Aneh
Part 85 - Pertanda Apa
Part 86 - Ups
Part 87 - Menjelang Perpisahan
Part 88 - Cerita Di Bandung
Part 89 - Obrolan Pagi Hari & Pulang
Part 90 - Awal Baru
Part 91 - Agit
Part 92 - Tentang Sahabat
Part 93 - Keberuntungan Atau Kesialan
Part 94 - Memulai Kembali
Part 95 - Belum Ingin Berakhir
Part 96 - Makan Malam
Part 97 - Rutinitas Lama
Part 98 - Sekedar Teman
Part 99 - Bukan Siapa-Siapa
Part 100 - Seperti Dulu
Part 101 - Kue Kering
Part 102 - Perusak Suasana
Part 103 - Cerita Di Warung Pecel
Part 104 - Konfrontasi
Part 105 - Tragedi Puisi
Part 106 - Gak Sengaja Jadian
Part 107 - Day 1
Part 108 - Mengerti
Part 109 - Sisi Lain
Part 110 - Cemburu
Part 111- Cemburu Lagi
Part 112 - Cerita Akhir Tahun
Part 113 - Ketemu Lagi
Part 114 - Malam Panjang
Part 115 - Malam Masih Panjang
Part 116 - Malam Berakhir
Part 117 - Mereka Bertemu
Part 118 - rekonsiliasi
Part 119 - Bicara Masa Depan
Part 120 - Langkah
Part 121 - UN
Part 122 - Pilox & Spidol
Part 123 - Menjelang Prom
Part 124 - Malam Perpisahan
Part 125 - Sebuah Akhir Untuk Awal Baru (TAMAT)
Epilog - Untuk Perempuan Yang Sempat Singgah Di Hati
Terima Kasih, Maaf, & Pengumuman
Special Part : Gadis Manis & Bocah Laki-Laki Di Kursi Depan
MULUSTRASI
Diubah oleh gitartua24 25-04-2022 01:17
JabLai cOY dan 122 lainnya memberi reputasi
119
197.8K
1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gitartua24
#613
Part 72 - Sehari Bersama Manda
Mungkin ini adalah salah satu kejadian, atau hal, atau hari dimana gue bisa dekat dengan manda, dimana pada hari itu gue menghabiskan seharian penuh bareng sama manda.
di hari sabtu siang, seperti biasa, gue lagi santai-santai di kamar gue, lagi duduk di depan komputer menjelajah dunia maya sambil nungguin ajakan cabut dari temen-temen gue yang masih lama juga. biasanya rico atau bobby baru ngajakin cabut jam lima atau setelah maghrib, sementara hari itu mungkin masih jam setengah tiga.
ga ada angin ga ada ujan tiba-tiba hp gue berbunyi tanda panggilan masuk. gue liat siapa yang nelpon gue, ternyata manda. gue sempet bingung tumben-tumbenan manda nelpon gue, gue inget-inget lagi kapan manda hubungin buat pertama kali, kayaknya hampir ga pernah. gue angkat telepon dari manda dan langsung terdengar suara manda dari seberang sana.
“kenapa man?” jawab gue setelah manda ngomong hallo.
“lo lagi di mana tre? kesini dong tre, tolongin gue.” suara manda yang kaya lagi panik ngebuat gue mau ga mau sedikit ikutan panik.
“hah? lo kenapa emangnya? lo lagi dimana sekarang?”
“gue lagi di pim,” lah, gue kira lagi di pinggir jalan atau dimana gitu, kenapa di pim kaya orang panik, pikir gue. “udaaah lo kesini aja dulu.”
“sekarang banget?”
“iyaaaa sekarang treyaaa….”
“gue belom mandi belom berak belom ngapa-ngapain ini.”
“idih, jorok banget sih lo!”
“yaelah man, hari sabtu ngapain mandi buru-buru.”
“yaudah sana buruan mandi, langsung otw sini.”
“iyee iyeee...” jawab gue males-malesan.
“eh tre tre….” kata manda tiba-tiba waktu gue udah mau nutup telepon.
“apaan?”
“nanti pas ketemu kita pura-pura kaya ga sengaja ketemu gitu yaaa….”
“lah emang ngapa? riber amat.”
“daaah nurut aja, gue tutup yaaa, orangnya dah dateng….. tut tut tut” laaah malah dia yang nutup duluan. orangnya udah dateng? maksudnya apaan lagi.
akhirnya gue pun siap-siap, hampir sejam gue siap-siap, biarin deh manda rada nunggu dikit. padahal biasanya kalau gue yang ngajak jalan banda udah gercep banget jalannya. cuman gara-gara disuruh buru-buru, dan cuaca masih panas bet, gue agak lama-lamain biar ga keringetan lagi.
sekitar jam setengah empat gue udah di pim, jalan sendirian kaya orang bener. gue ngebbm manda nanyain dia dimana, selagi gue jalan menuju area 51 karena gue gatau mau kemana selagi nungguin manda bales. untungnya manda bales cepet dan dia juga lagi di tempat yang sedang gue tuju.
dari kejauhan gue ngeliat manda yang lagi duduk sama seorang pria yang dari tampilannya terlihat lebih tua, gatau emang tampilannya doang atau emang umurnya beneran lebih tua. waktu gue ngeliat ke arah mereka, secara bersamaan manda juga ngeliat ke arah gue yang baru dateng. sontak manda langsung berdiri dan sedikit berjalan menghampiri gue, karena ketika gue melihat mereka gue langsung mempercepat langkah buat nyamperin mereka.
seperti biasa, manda selalu terlihat cantik dan anggun di mata gue. dengan balutan baju putih yang memperlihatkan pundaknya, dipadukan dengan celana jeans biru muda dan sepatu. gue gatau nama modelan baju sama sepatu yang manda pake, wkwkwk. intinya gue selalu terpesona dengan cara berpakaian manda.
sementara itu secara sekilas gue bisa ngeliat gimana penampilan si cowok yang sedang bersama manda saat itu. penampilan parlente dengan kemeja putih dan jam tangan rantai silver, rambut klimis pake pomade kayaknya. ngebanting gue banget lah yang kalo cabut pake hoodie item buluk, celana jeans belel dan sepatu converse yang udah ‘jadi’. terus doi ngeliatin gue kayak ga seneng gitu waktu gue dipeluk manda seperti yang selalu dilakukan manda setiap ketemu gue, atau ketemu temen-temennya yang lain di luar sekolah. buset dah gue baru aja ada masalah sama cowok orang masa sekarang -_-.
gue pun diajak duduk bertiga bareng manda dan si cowok yang gue bahkan ga tau namanya. emang kita ga kenalan, udah keburu canggung duluan, dan si cowok juga langsung ngajak ngobrol manda lagi seolah gue ga ada, sementara itu manda selalu berusaha mengajak gue terlibat dalam obrolan yang si cowok itu buat, terpaksa gue ikutan nimpalin obrolannya seadanya. dan gue rasa si cowok ini berusaha membuat obrolan yang gue ga ngerti, kaya tempat nongkrong dia sama barang-barang yang gue pake. untungnya gue sedikit banyak tau tentang obrolan yang dia bawa, tau doang, ga ngerti-ngerti amat. gue cuman nimpalin sedikit dan ngebahas apa yang gue tau.
“eh tre, kan kemarin kan minta temenin beli kemeja buat acara besok, sama katanya lo belom makan.” kata cindy tiba-tiba. lah, nih bocah ngapa lagi-_-
“hah? gue udah makan di rumah.” jawab gue jujur, tapi kaki gue malah di tendang sama manda dari bawah meja. oh, oke oke, gue ngerti. “dikit sih, sekarang laper lagi.”
terus manda sekonyong-konyong bangun dari tempat duduknya dan pamit sama si cowok yang ada di depannya. “maaf yaaa, aku lupa ada janji nemenin dia nyari kemeja.” sambil ngeliat ke arah gue. yaelah, permainan apa lagi ini, pikir gue dalem hati.
“tapi man….” doi masih berusaha ngecegah biar manda ga cabut dulu, tapi apa daya, kayaknya dia udah males.
“maaf banget, aku beneran lupa.” ucap manda serius.
si cowok itu sempet ngeliatin gue kayak mencari kebenaran dari omongan manda. duuh bos, gue juga ga tau apa-apa ini, sorry yeee, wkwkwk. “tapi nanti malem kamu ikut kan?” tanya si cowok itu memastikan ke manda, au ikut apaan.
“iyaaa, ikut kok, udah janji sama temen juga soalnya.”
“nanti aku jemput aja gimana? naik mobil kok.” iyee dah bang, emang lo doang yang punya mobil. laaah ngapa gue jadi ikutan sewot yak, wkwkwk.
“ehhmmm. gausah deh nanti aku sendiri aja. yuk tre.” tanpa membiarkan si cowok itu ngasih tanggapan lebih lanjut, manda langsung gandeng tangan gue buat keluar dari area 51.
“man, lepasin ngapa, kaga usah pake gandeng-gandeng.” protes gue ke manda. bukan apa-apa, gue ngerasa canggung aja gitu jalan berdua gandengan, ciuman, di atas ranjang. gak, gak gitu, itu cuman lagu, wkwkwk. intinya gue rada canggung aja. apa lagi tangan gue mepet ke badannya manda, tau sendiri lah deket apa, gue juga takutnya manda risih, tapi kayaknya dia biasa aja tuh.
“biarin aja dulu sih tre, takutnya dia masih ngikutin.” emang sih waktu kita cabut, si cowok itu juga ikutan cabut, dan ada di belakang kita beberapa langkah. mungkin emang sekalian menuju pintu keluar.
“emangnya kenapa dia?” tanya gue.
“entar aja gue ceritain, ga enak kalo kedengeran orangnya.” laaaah, lo cabut tiba-tiba aja udah bikin keki banget tuh cowok kali man, wkwkwk. au dah, gue cuman ngikutin alurnya doang.
pada akhirnya gue dan manda malah masuk ke toko yang jual pakaian-pakaian perempuan. yang awalnya harusnya nemenin gue liat-liat kemeja buat dibeli, yang mana itu juga cuman setingan, malah gue yang sekarang nemenin manda cuci mata window shoping lama bet sampe sore berubah jadi malem. si cowok itu? udah gatau kemana. udah ilang sejak kita masuk ke toko yang pertama, dan sekarang entah udah berapa toko yang kita masukin.
ga kerasa kita muter-muter pim sampe jam tujuh, dan gue masih ga tau alesan manda sampe males sama cowok yang dia (termasuk gue) temuin tadi sore, karena emang dari tadi malah jadi sibuk jalan-jalan. akhirnya kesempatan itu dateng juga waktu kita balik nongkorong di area 51 buat sebat-sebat, soalnya disitu doang yang bisa nongkrong tanpa harus jajan, wkwkwk. oiya, gue pernah cerita ga yaaa, si manda ini perokok juga, cuman mirip sama gue, jarang-jarang. saat itu gue juga udah kebiasa nyetok rokok sebungkus sendiri, meskipun abisnya bisa nyampe satu minggu kalo lagi males ngerokok.
“eh man, lo belom cerita kenapa sampe bawa-bawa gue buat ngibulin tuh cowok doang.” tembak gue akhirnya buat menanyakan persoalan tadi.
bukannya langsung ngejawab, manda malah ketawa-ketawa dulu, kaya ada yang lucu aja dari pertanyaan gue. “gapapa, gue males aja.”
“bisa ngasih jawaban yang lebih umum lagi ga?” bales gue dengan nada serius, tapi manda malah ketawa lagi-_-
“yaaa gitu deh, gue males sama cowok yang ngomonginnya harta yang dia punya terus. mobil lah, rumah lah, jam tangan lah, liburan lah. kayak bangga banget sama duit orang tuanya.”
“mungkin itu cara dia deketin cewek.”
“ga semua cewek kali tre suka dideketin dengan cara mamerin harta mereka, kayak ga ada sisi positif lain yang bisa mereka banggain.”
“emang harta bukan sesuatu hal yang positif yaaa, bukannya itu penting?”
“penting sih, tapi kalau bukan harta sendiri buat apa?”
“mungkin dengan pake cara itu dia bisa dapetin apa yang dia mau, termasuk cewek. dan dia udah pernah berhasil pake cara itu, jadi dia pikir itu efektif.”
“tergantung kebutuhannya si cewek. kalau ternyata si cewek juga udah bisa dapetin apa yang dia mau tanpa bantuan si cowok, yaaa hartanya si cowok ga ada gunanya di mana si cewek. kaya yang gue bilang tadi.” jelas manda. “kalo lo sendiri, gimana cara lo deketin cewek yang lo suka?”
“lah, napa jadi gue?” sumpah, kenapa gue jadi ngerasa di jebak yak, wkwkwk. apakah kebersamaan gue dengan manda udah bisa dibilang pdkt? gue sama sekali ga ngerti. “gue aja belom pernah pacaran.”
“penasaran aja, mungkin lo punya cara-cara sendiri buat deketin cewek. buat referensi aja.”
“ada ada aja lo.” kata gue disusul dengan tawa.
“yaudah gue ganti deh pertanyaannya. kalau lo lagi suka sama cewek, gimana caranya biar lo bisa deket sama dia.”
“hhhmmm gimana yaaa. pertama, gue susah suka sama cewek, dan gue gatau persis gimana rasanya jatuh cinta.”
“bukannya semua orang juga ga bakal bisa ngira kapan mereka bakal jatuh cinta?”
“iya juga sih….”
“terus terus?”
“kedua, gimana cara deketin cewek yang gue suka, kayanya gue cuman bisa jadi diri gue sendiri deh. maksudnya mau bangga-banggain harta juga gue ga punya. dari pada nanti cewek yang gue suka minta di traktir di awan longue, si ada duit tuh gue.”
manda malah ketawa denger penjelasan gue, baru lanjut ngomong, “tapi emang itu sih tre cara yang paling bener buat deketin cewek, jadi diri sendiri.”
menjelang jam sembilang, gue udah mau ngajakin manda balik, tapi….
“eh tre, abis ini lo kemana?”
“gatau sih, balik paling, emang kenapa?”
“temenin gue yuk nanti ke (nyebutin bah daerah kemang), ke acaranya temen gue.”
“kok sama gue?”
“gue males sendiri, ada si cowok tadi juga soalnya.”
“yaelah man, gue aja baru ada masalah sama cowok orang, masa ada masalah lagi.” gue emang sempet sedikit cerita tentang masalah gue sama mantannya cindy.
“yaaah tre, masa lo tega sih, lagian dia juga bukan cowok gue kan.”
“yaudah deh, sekarang banget nih?”
“nanti lah, jam setengah sebelas.”
“terus sekarang kemana? gue balik dulu kali yaaa.”
“gausah, ke rumah gue aja dulu biar lo ga bolak balik.” nah loh.
Mungkin ini adalah salah satu kejadian, atau hal, atau hari dimana gue bisa dekat dengan manda, dimana pada hari itu gue menghabiskan seharian penuh bareng sama manda.
di hari sabtu siang, seperti biasa, gue lagi santai-santai di kamar gue, lagi duduk di depan komputer menjelajah dunia maya sambil nungguin ajakan cabut dari temen-temen gue yang masih lama juga. biasanya rico atau bobby baru ngajakin cabut jam lima atau setelah maghrib, sementara hari itu mungkin masih jam setengah tiga.
ga ada angin ga ada ujan tiba-tiba hp gue berbunyi tanda panggilan masuk. gue liat siapa yang nelpon gue, ternyata manda. gue sempet bingung tumben-tumbenan manda nelpon gue, gue inget-inget lagi kapan manda hubungin buat pertama kali, kayaknya hampir ga pernah. gue angkat telepon dari manda dan langsung terdengar suara manda dari seberang sana.
“kenapa man?” jawab gue setelah manda ngomong hallo.
“lo lagi di mana tre? kesini dong tre, tolongin gue.” suara manda yang kaya lagi panik ngebuat gue mau ga mau sedikit ikutan panik.
“hah? lo kenapa emangnya? lo lagi dimana sekarang?”
“gue lagi di pim,” lah, gue kira lagi di pinggir jalan atau dimana gitu, kenapa di pim kaya orang panik, pikir gue. “udaaah lo kesini aja dulu.”
“sekarang banget?”
“iyaaaa sekarang treyaaa….”
“gue belom mandi belom berak belom ngapa-ngapain ini.”
“idih, jorok banget sih lo!”
“yaelah man, hari sabtu ngapain mandi buru-buru.”
“yaudah sana buruan mandi, langsung otw sini.”
“iyee iyeee...” jawab gue males-malesan.
“eh tre tre….” kata manda tiba-tiba waktu gue udah mau nutup telepon.
“apaan?”
“nanti pas ketemu kita pura-pura kaya ga sengaja ketemu gitu yaaa….”
“lah emang ngapa? riber amat.”
“daaah nurut aja, gue tutup yaaa, orangnya dah dateng….. tut tut tut” laaah malah dia yang nutup duluan. orangnya udah dateng? maksudnya apaan lagi.
akhirnya gue pun siap-siap, hampir sejam gue siap-siap, biarin deh manda rada nunggu dikit. padahal biasanya kalau gue yang ngajak jalan banda udah gercep banget jalannya. cuman gara-gara disuruh buru-buru, dan cuaca masih panas bet, gue agak lama-lamain biar ga keringetan lagi.
sekitar jam setengah empat gue udah di pim, jalan sendirian kaya orang bener. gue ngebbm manda nanyain dia dimana, selagi gue jalan menuju area 51 karena gue gatau mau kemana selagi nungguin manda bales. untungnya manda bales cepet dan dia juga lagi di tempat yang sedang gue tuju.
dari kejauhan gue ngeliat manda yang lagi duduk sama seorang pria yang dari tampilannya terlihat lebih tua, gatau emang tampilannya doang atau emang umurnya beneran lebih tua. waktu gue ngeliat ke arah mereka, secara bersamaan manda juga ngeliat ke arah gue yang baru dateng. sontak manda langsung berdiri dan sedikit berjalan menghampiri gue, karena ketika gue melihat mereka gue langsung mempercepat langkah buat nyamperin mereka.
seperti biasa, manda selalu terlihat cantik dan anggun di mata gue. dengan balutan baju putih yang memperlihatkan pundaknya, dipadukan dengan celana jeans biru muda dan sepatu. gue gatau nama modelan baju sama sepatu yang manda pake, wkwkwk. intinya gue selalu terpesona dengan cara berpakaian manda.
sementara itu secara sekilas gue bisa ngeliat gimana penampilan si cowok yang sedang bersama manda saat itu. penampilan parlente dengan kemeja putih dan jam tangan rantai silver, rambut klimis pake pomade kayaknya. ngebanting gue banget lah yang kalo cabut pake hoodie item buluk, celana jeans belel dan sepatu converse yang udah ‘jadi’. terus doi ngeliatin gue kayak ga seneng gitu waktu gue dipeluk manda seperti yang selalu dilakukan manda setiap ketemu gue, atau ketemu temen-temennya yang lain di luar sekolah. buset dah gue baru aja ada masalah sama cowok orang masa sekarang -_-.
gue pun diajak duduk bertiga bareng manda dan si cowok yang gue bahkan ga tau namanya. emang kita ga kenalan, udah keburu canggung duluan, dan si cowok juga langsung ngajak ngobrol manda lagi seolah gue ga ada, sementara itu manda selalu berusaha mengajak gue terlibat dalam obrolan yang si cowok itu buat, terpaksa gue ikutan nimpalin obrolannya seadanya. dan gue rasa si cowok ini berusaha membuat obrolan yang gue ga ngerti, kaya tempat nongkrong dia sama barang-barang yang gue pake. untungnya gue sedikit banyak tau tentang obrolan yang dia bawa, tau doang, ga ngerti-ngerti amat. gue cuman nimpalin sedikit dan ngebahas apa yang gue tau.
“eh tre, kan kemarin kan minta temenin beli kemeja buat acara besok, sama katanya lo belom makan.” kata cindy tiba-tiba. lah, nih bocah ngapa lagi-_-
“hah? gue udah makan di rumah.” jawab gue jujur, tapi kaki gue malah di tendang sama manda dari bawah meja. oh, oke oke, gue ngerti. “dikit sih, sekarang laper lagi.”
terus manda sekonyong-konyong bangun dari tempat duduknya dan pamit sama si cowok yang ada di depannya. “maaf yaaa, aku lupa ada janji nemenin dia nyari kemeja.” sambil ngeliat ke arah gue. yaelah, permainan apa lagi ini, pikir gue dalem hati.
“tapi man….” doi masih berusaha ngecegah biar manda ga cabut dulu, tapi apa daya, kayaknya dia udah males.
“maaf banget, aku beneran lupa.” ucap manda serius.
si cowok itu sempet ngeliatin gue kayak mencari kebenaran dari omongan manda. duuh bos, gue juga ga tau apa-apa ini, sorry yeee, wkwkwk. “tapi nanti malem kamu ikut kan?” tanya si cowok itu memastikan ke manda, au ikut apaan.
“iyaaa, ikut kok, udah janji sama temen juga soalnya.”
“nanti aku jemput aja gimana? naik mobil kok.” iyee dah bang, emang lo doang yang punya mobil. laaah ngapa gue jadi ikutan sewot yak, wkwkwk.
“ehhmmm. gausah deh nanti aku sendiri aja. yuk tre.” tanpa membiarkan si cowok itu ngasih tanggapan lebih lanjut, manda langsung gandeng tangan gue buat keluar dari area 51.
“man, lepasin ngapa, kaga usah pake gandeng-gandeng.” protes gue ke manda. bukan apa-apa, gue ngerasa canggung aja gitu jalan berdua gandengan, ciuman, di atas ranjang. gak, gak gitu, itu cuman lagu, wkwkwk. intinya gue rada canggung aja. apa lagi tangan gue mepet ke badannya manda, tau sendiri lah deket apa, gue juga takutnya manda risih, tapi kayaknya dia biasa aja tuh.
“biarin aja dulu sih tre, takutnya dia masih ngikutin.” emang sih waktu kita cabut, si cowok itu juga ikutan cabut, dan ada di belakang kita beberapa langkah. mungkin emang sekalian menuju pintu keluar.
“emangnya kenapa dia?” tanya gue.
“entar aja gue ceritain, ga enak kalo kedengeran orangnya.” laaaah, lo cabut tiba-tiba aja udah bikin keki banget tuh cowok kali man, wkwkwk. au dah, gue cuman ngikutin alurnya doang.
pada akhirnya gue dan manda malah masuk ke toko yang jual pakaian-pakaian perempuan. yang awalnya harusnya nemenin gue liat-liat kemeja buat dibeli, yang mana itu juga cuman setingan, malah gue yang sekarang nemenin manda cuci mata window shoping lama bet sampe sore berubah jadi malem. si cowok itu? udah gatau kemana. udah ilang sejak kita masuk ke toko yang pertama, dan sekarang entah udah berapa toko yang kita masukin.
ga kerasa kita muter-muter pim sampe jam tujuh, dan gue masih ga tau alesan manda sampe males sama cowok yang dia (termasuk gue) temuin tadi sore, karena emang dari tadi malah jadi sibuk jalan-jalan. akhirnya kesempatan itu dateng juga waktu kita balik nongkorong di area 51 buat sebat-sebat, soalnya disitu doang yang bisa nongkrong tanpa harus jajan, wkwkwk. oiya, gue pernah cerita ga yaaa, si manda ini perokok juga, cuman mirip sama gue, jarang-jarang. saat itu gue juga udah kebiasa nyetok rokok sebungkus sendiri, meskipun abisnya bisa nyampe satu minggu kalo lagi males ngerokok.
“eh man, lo belom cerita kenapa sampe bawa-bawa gue buat ngibulin tuh cowok doang.” tembak gue akhirnya buat menanyakan persoalan tadi.
bukannya langsung ngejawab, manda malah ketawa-ketawa dulu, kaya ada yang lucu aja dari pertanyaan gue. “gapapa, gue males aja.”
“bisa ngasih jawaban yang lebih umum lagi ga?” bales gue dengan nada serius, tapi manda malah ketawa lagi-_-
“yaaa gitu deh, gue males sama cowok yang ngomonginnya harta yang dia punya terus. mobil lah, rumah lah, jam tangan lah, liburan lah. kayak bangga banget sama duit orang tuanya.”
“mungkin itu cara dia deketin cewek.”
“ga semua cewek kali tre suka dideketin dengan cara mamerin harta mereka, kayak ga ada sisi positif lain yang bisa mereka banggain.”
“emang harta bukan sesuatu hal yang positif yaaa, bukannya itu penting?”
“penting sih, tapi kalau bukan harta sendiri buat apa?”
“mungkin dengan pake cara itu dia bisa dapetin apa yang dia mau, termasuk cewek. dan dia udah pernah berhasil pake cara itu, jadi dia pikir itu efektif.”
“tergantung kebutuhannya si cewek. kalau ternyata si cewek juga udah bisa dapetin apa yang dia mau tanpa bantuan si cowok, yaaa hartanya si cowok ga ada gunanya di mana si cewek. kaya yang gue bilang tadi.” jelas manda. “kalo lo sendiri, gimana cara lo deketin cewek yang lo suka?”
“lah, napa jadi gue?” sumpah, kenapa gue jadi ngerasa di jebak yak, wkwkwk. apakah kebersamaan gue dengan manda udah bisa dibilang pdkt? gue sama sekali ga ngerti. “gue aja belom pernah pacaran.”
“penasaran aja, mungkin lo punya cara-cara sendiri buat deketin cewek. buat referensi aja.”
“ada ada aja lo.” kata gue disusul dengan tawa.
“yaudah gue ganti deh pertanyaannya. kalau lo lagi suka sama cewek, gimana caranya biar lo bisa deket sama dia.”
“hhhmmm gimana yaaa. pertama, gue susah suka sama cewek, dan gue gatau persis gimana rasanya jatuh cinta.”
“bukannya semua orang juga ga bakal bisa ngira kapan mereka bakal jatuh cinta?”
“iya juga sih….”
“terus terus?”
“kedua, gimana cara deketin cewek yang gue suka, kayanya gue cuman bisa jadi diri gue sendiri deh. maksudnya mau bangga-banggain harta juga gue ga punya. dari pada nanti cewek yang gue suka minta di traktir di awan longue, si ada duit tuh gue.”
manda malah ketawa denger penjelasan gue, baru lanjut ngomong, “tapi emang itu sih tre cara yang paling bener buat deketin cewek, jadi diri sendiri.”
menjelang jam sembilang, gue udah mau ngajakin manda balik, tapi….
“eh tre, abis ini lo kemana?”
“gatau sih, balik paling, emang kenapa?”
“temenin gue yuk nanti ke (nyebutin bah daerah kemang), ke acaranya temen gue.”
“kok sama gue?”
“gue males sendiri, ada si cowok tadi juga soalnya.”
“yaelah man, gue aja baru ada masalah sama cowok orang, masa ada masalah lagi.” gue emang sempet sedikit cerita tentang masalah gue sama mantannya cindy.
“yaaah tre, masa lo tega sih, lagian dia juga bukan cowok gue kan.”
“yaudah deh, sekarang banget nih?”
“nanti lah, jam setengah sebelas.”
“terus sekarang kemana? gue balik dulu kali yaaa.”
“gausah, ke rumah gue aja dulu biar lo ga bolak balik.” nah loh.
japraha47 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup