Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.2K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#75
Kedatagan Sosok Wanita
aku mencoba untuk tetap tenang, tapi anehnya ada suara nafas beratsetelah itu, aku tak bisa menahan dan ingin membuka mata, dan saat membuka mata ternyata disampingku sudah terbaring sosok om Wowo yang sedang tidur disampingku, aku di buat sangat terkejut karna muka om Wowo tepat berada di depan wajahku saat aku menengok ke arah samping.

“mbbaaaahhhh, mbbaahhh tolong mbaaahhh, ini gimana si peliaraan mbah malah ngikut nimbrung disini” aku meminta tolong dengan kesal nya

“ada apa lagi sih, orang masih pagi gini masa iya takut kan nggak gelap gelap banget” ucap mbah Margono santai

“bukan takut sama gelap mbah, ini lho temennya mbah Margono kenapa ikut tidur disini si” sambil menunjuk peliharaan mbah Margono

“oalah itu tho yaudah mbah suruh pergi dulu, mbah juga bakal disini nungguin kamu biar kamu nggak takut” ucap mbah Margono santai

Setelah mbah Margono menyuruh peliharaannya pergi akupun kembali memrebahkan badanku di kasur yang sudah di siapkan mbah Margon, dia juga ikut di kamar ini namun mbah Margono menungguku dengan posisi duduk bersilah dan menutup mata juga.

Aku mencoba memfokuskan diriku untuk serileks mungkin, aku mulai memejamkan mata dan mengatur nafas ku, semuat terasa hening hanya ada suara burung yang berkicauan di pagi hari, aku terus mencoba fokus dan tidak menghiraukan cuitan dari para burung yang sedang asik bernyanyi itu, memenga sedikit menggangung saat kita mencoba untuk fokus walau cuitannya itu merdu.

Perlahan suara burung itu mulai memudar, dan perlahan mulai hilang berganti dengan ruangan yang sepi hening, saking sepinya sampai yang terdengar kali ini adalah suara nafas ku dan suara nafas mbah Margono, wah pikirku aman ini suara nafas mbah Margono masih ada, kalo hilang kan bisa bikin geger satu kampung karna sesepuhnya hilang satu. Karena aku berfikir demikian membuat konsentrasiku buyar, kembali aku mendengar suara burung burung berkicau,

“ah sial, karena fikiranku yang selalu nyleneh jadi harus ngulang lagi konsentrasiku” gumamku dalam hati.

Suara burung kembali perlahan memudan dan kembali hilang dari pendengaranku, ruangan kembali menjadi sepi dan kembali hanya terdengar suara nafas kami berdua,dan saat sedang fokus dan berusaha setenang mungkin terdengar suara “deg deg deg”, kurasa itu adalah suara jantung kita berdua, wah berarti ada peningkatan ini aku bisa sampai mendengar detak jantungku sendiri. Aku menjadi lebih bersemangat lagi, aku terus mencoba setenang mungkin, dan kali ini aku mendengar lagi suara “tuuuuuuuuttt”,

“ha suara apa itu” pikirku dalam hati dan membuyarkan konsentrasiku

Tak lama setelah suara itu terdengar, kali ini hidungku bereaksi mencium bau tidak sedap, seperti bau sesuatu yang sangat busuk, tak terasa hidungku mengendus endus bau tak sedap ini, lama kelamaan bau ini tercium sangat tidak enak, dan tak berselang lama kembali suara itu terdengar “tiiiiiiiiiiiiiittt” kali ini terdengar lebih kecil dari yang tadi.

Tunggu sepertinya aku mengenal suara itu, sial bau yang keluar sekarang malah lebih busuk dari yang pertama, karna tak kuat aku membuka mataku dan segera membuka jendela kamar itu dan membuka pintu untuku keluar, meninggalkan mbah Margono yang masih duduk bersilah disana dengan tenang dan sok kuat dengan bau ini.

“eddiiiaaaannnn mbah, kalo kentut itu mbok ya keluar gitu lho, bau nya sumpah nggak enak pooll” omelku pada mbah Margono

“sssssttttttttt, fokus – fokus” mbah Margono membalas dengan omelanku dengan santai sambil terus terpejam

“halah Ryan nggak kuat, udah sana mbah eek dulu lah, makan apa sih tadi” omelku lagi pada mbah Margon

“huaahahahaha iya iya, maaf mbah juga gak bisa konsen dari tadi mau keluar kamar ini mau ke WC takut ganggu kamu yang mbah rasa sudah mencapai tahap yang hampir final” ucap mbah Margono sambil tertawa dan berlalu keluar kamar

“hhuuueeekkkk, bajigur mbah, pas mbah lewat baunya malah tampah pekat, atau udah keluar malah mbah” tanyaku sambil menahan nafas.

“sssstttttt,fokus fokus, hhehehe sedikit, wong mbah udah nahan daritadi, salahnya kamu pake manggil mbah tadi, kan sebenernya mbah mau ke WC tadi” mbah Margono menjawab dengan santai

Ya begitulah mbah Margono walau orangnya sakti tapi tingkahnya nggak memang sedikit koplak, dia pun kemudian berlalu menuju kamarnya mengambil celana ganti dan segera bergegas ke WC, ternyata beneran kebobolan mbah Margono menahan eeknya.

Batinku sial sudah hampir berhasil kenapa ada saja halangannya, tadi diganggu oleh peliharaannya, malah sekarang keganggu dengan majikannya, kupikir belajar sama empunya itu lebih gampang malah ada saja gangguan yang tidak wajar di banding tadi malam.

Karena bau di dalam kamar sangat tidak mengenakan aku berinisiatif mengambil kipas angin di ruang tengah untuk aku bawa ke kamar dimana aku berlatih suapaya bau yang di ciptakan oleh orang tersakti di kampung ini keluar dengan segera dan di ganti dengan udara segar pagi hari, aku bawa kipas angin ke kamar tersebut dan saat di dalam bau itu masih sangat kental aku rasakan, aku segera mencari colokan listrik untuk mengidupkan kipas angin ini, aku melihat di dekat bekas mbah Margono duduk ada clokan listris ku bawa konektor kipas angin ke colokan listrik tersebut, setelah aku colokan aku merasakan bau dari mbah Margono itu sangat menyengat disini, kulihat di atas bekas mbah Margono duduk tadi ada sesuatu berwarna coklat, entah apa namun saat aku coba menunduk dan mendekat ke sesuatu berwarna coklat itu jelas dari situ dan sudah pasti tembakan mbah Margono tadi tembus.

Aku sampai mual dan langsung keluar dari kamar itu setelah kuhidupkan kipasanginnya, untung bekas mbah margno tadi tidak aku coba sentuh, wah bisa tetanus nanti kalo sampai kena tanganku.

Aku di luar kamar sampai kesusahan menahan rasa mualku, beberapa kali isi perutku seperti meronta ingin keluar karna bau tadi sangat menyengat dan sangat dekat dengan hidungku, dan di saat aku sedang menahan dan mengatur rasa mualku tiba tiba dari arah belakangku terdengar seseorang berkata

“Ryan kenapa kamu hihihi, kasihan amat” sosok dibelakangku bertanya

“gila itu mbah Margono masa cepirit waktu lagi latihan sih” aku menjawab sambil terus menahan mual

“hahaha yang sabar ya yan pun nya guru seperti itu” sosok itu berkata padaku

“yah walau koplak mau gimanapun dia yang selalu membantuku” aku menjawab sambil berbarik arah

Dan saat aku berbalik arah betapa kagetnya sosok dengan sosok yang aku lihat, sesosok cewek dengan pakaian khas nya berwarna hitam dengan wajah cantik sebelas dua belas dengan Shinta, tapi jelas ini bukan dia, kalo Shinta pasti nongolnya udah nggak karuan alias pasti ada saja yang akan dilakukan.

“hay, apa kabar gimana hampir satu tahun nggak ketemu ada peningkatan kah” Aruna bertanya kabar padaku

“mana, dimana Shinta, apa dia ikut bersamamu Aruna” tanpa menjawab pertanyaannya aku menanyakan Shinta

“hahaha aku tanya kabar kamu kenapa kamu malah tanya si centil itu, dia tidak ada disini, nanti kalau sudah waktunya bakal ketemu lagi kok” jawab Aruna sambil tertawa

“tapi dia sebenarnya ada dimana kenapa selama ini dia tidak menampakan wujudnya padaku, jangankan menampakan memberitahuku posisinya saja sekarang tidak pernah” tanyaku pada Aruna

“dia lagi ada di suatu tempat, tenang saja selama dia tidak ada, aku yang akan menemanimu menggantikan Shinta, ini pun karna dia yang minta, maaf selama hampir satu tahun juga aku meninggalkanmu, aku juga lagi cari sosok manusia yang sepertimu, nggak mau kalah aku sama Shinta yang bisa menemani kamu hihihi” jawab Aruna

Tak berapa lama setelah Aruna muncul, mbah Margono pun kembali lagi dengan celana barunya yang sudah tidak bau ampas, mbah Margono juga sedikit terkejut dengan kehadiran Aruna, tak menyangka sosok Aruna kembali terlihat setelah hampir satu tahun pergi.

Dengan adanya Aruna di sana mbah Margono menanyakan padaku apakah ingin kembali melanjutkan latihan nya lagi atau mau di lanjutkan besok saja. Aku sebenarnya ingin melanjutkan latihanku namun Aruna mengatakan tidak usah, dan memintaku untuk tidak usah melanjutkan latihan itu karna dia tahu aku latihan itu hanya untuk bertemu dengan Shinta, dia mengatakan kalau Shinta akan menemuiku lagi kalau sudah diwaktu yang tepat, Shinta akan marah jika aku memaksakan untuk bertemu dengan nya dan bahkan dia akan pergi untuk selamanya jika aku terus memaksa.

Aku putuskan untuk berhenti latihan dan mbah Margono pun memaklumi keputusanku karna dia juga tau tujuan utama ku hanya ingin bertemu Shinta namun jika dia sudah berkata demikian aku tidak bisa lagi memaksa, soalnya dia kalau sudah memikirkan tindakan itu pasti akan dia lakukan, tau sendiri sifatnya seperti apa, susah diatur.

Dan akhrinya aku dan mbah Margono hanya ngobrol ngobrol di ruang tamu milik mbah Margono, ada banyak hal yang kita obrolkan dari hal yang penting sampai hal yang bisa bilang tidak perlu di obrolkan sama sekali.

Perasaan kangen ku pada Shinta sedikit terobati akan hadirnya Aruna karena dia memiliki fisik dan bentuk wajah yang hampir sama dengan Shinta, namun dia tidak bisa ada selalu standby terus di sampingku setiap saat, dia akan datang kalau aku memang benar benar membutuhkannya, aku tak bisa bernego dengan Aruna, makanya aku hanya nurut yang dia katakan.

Singkat cerita hari minggu pun selesai dan berganti dengan hari senin, seperti biasa aku berangkat kerja jam setengah tujuh pagi dan segera bergegas karna akan ada upacara rutin hari senin, seperti biasa setiap hari senin pasti ada amanat dari pembina dan saat itu juga pasti ada siswa siswi yang pingsan karena amanat yang di berikan cenderung lama, dan seperti biasa pula aku dan bu Dwi standby untuk mengangkat anak anak yang pingsan itu, kali ini ada dua anak yang pingsan tapi kali ini aku menunggu di ruang UKS tidak sendiri tapi ditemani oleh mbah Ana.

Aku kembali ke UKS setelah diminta mbah Ana untuk mengambilkan teh hangat di pantri sekolahan, teh hangat ini untuk anak anak yang pingsan tadi, teh hangat adalah obat termanjur disekolah untuk menyembuhkan segala penyakit hehe, entah ada kasiat apa tapi setiap siswa yang sakit pasti di beri teh hangat dan tunggu beberapa menit langsung sehat seperti semula.

Setelah mengambilkan teh Hangat aku kembali menunggui siswa yang pingsan ini bareng dengan mbah Ana sambil ngobrol beberapa hal, dan sempat cerita gimana kok kunci motorku bisa ilang. Mbah Ana yang sudah lama disini pun bingung karna dia selama disini tidak pernah di gangguin seperti itu.

Saat aku sedang ngobrol dengan mbak Ana, dari arah jendela UKS aku melihat sosok wanita memakai kebaya hijau berjalan lurus melewati UKS dengan tatapan terus kedepan tanpa menoleh ke arah jendela UKS.

“mbak Ana lihat ibu ibu barusan nggak kok aneh ya” tanyaku pada mbak Ana

“ah nggak usah ngarang kamu yan, nggak ada yang lewat juga kok” mbak Ana menjawab

“serius mbak barusan aku lihat ada ibu ibu lewat kok cumah dia nggak nengok kesini” jawabku menegaskan

Karena mbak Ana nggak lihat sosok itu aku coba untuk mengecek keluar apakah sosok tersebut masih ada disana atau tidak, kalu memanng dia adalah orang harusnya dia masih ada disana karena yang dilewati ini adalah lorong dan tak ada jalan lain lagi.

Aku keluar dari UKS dan kulihat kekanan dan kekiri namun ternyata tak ada sama sekali sosok yang aku sebutkan tadi, dan sudah pasti itu buka orang, aku berencana balik lagi ke dalam ruang UKS tapi saat aku balik badan aku di kagetkan oleh sosok wanita dan

“sial kamu buat aku kaget aja sih, nggak beda sama Shinta suka nongol tiba tiba” omelku pada Aruna

“haha kan sebelas dua belas katanya kamu, aku sama Shinta” Aruna menjawab cekikikan

“huuu dasar hampir aja copot, lama nggak di kagetin sama kalian jadi aku nggak biasa, untung nggak pingsan aku kaya dulu” omelku pada Aruna

“haha iya iya maaf, cari sosok tadi ya, udah nggak papa dia gak ganggu dia Cuma mau ngembaliin barang yang dia sembunyiin dari kamu kemarin, tapi kayaknya dia nggak bakal ngembaliin secara langsung, tunggu aja, pasti nanti balik kok barangnya, kal nggak nanti sepulang kerja lihat saku jaketmu” terang Aruna

Oh jadi tadi adalah sosok penunguu di ruangan kerjaku, tapi kenapa dia berkeliling seperti itu, apa dia mencari objek sebagai perantara mengembalikan barang yang dia sembunyikan dari ku, kenapa nggak di kembalikan langsung ya atau mungkin karna dia memang dasarnya jahil, ah terserahlah yang penting barang ku akan kembali.

Kembali lagi kerutinitasku bekerja di SMP saharian aku bergelut dengan adminsitrasi yang harus di selesaikan, bahkan membereksan komputer di lab pun belum sempat aku selesaikan, karna memang bukan tugas utamaku makanya aku kebut dulu tugas administrasi ini supaya bisa mengerjakan tugas yang lain.

Singkat cerita satu hari selesai dan kini saatnya aku pulang kerumah, seperti saran Aruna aku harus mengecek saku jaketku, dan saat aku rogoh saku jaketku aku menemukan...
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 50 lainnya memberi reputasi
51
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.