Kaskus

Story

frostgeeAvatar border
TS
frostgee
Titik Balik
Quote:


Titik Balik
(Source : Instagram Indotravellers)




*Kringgg *kringgg *kringgg

Suara alarm dengan nada yang sama persis dengan jam weker jaman dahulu, sengaja. Biar aku tidak bangun sendiri saat pagi seperti ini.

Refleks yang terjadi ketika bangun tidur adalah mencari dimana handphoneberada dan melihat notifikasinya

Quote:


Isinya hanya bagaimana sms dari seorang wanita sedang mencari pacarnya yang bilang sedang mengerjakan tugas tapi malah ditinggal tidur.

Spoiler for sms:


Aku kemudian ke kamar mandi untuk siap-siap karena ada kelas pagi ini. Ini sudah jadi rutinitas sebagai mahasiswa semester awal. Masih belum bisa pilih kelas siang dan kebanyakan dapat jadwal pagi. Selagi masih terbiasa dengan jam pelajaran sekolah.


*****



Quote:



*****


Selesai mandi, aku lihat notifikasi di handphone

Spoiler for sms:


"Hemm, gw ragu sih ini kalau cuma 15 menit. Tapi nggak mungkin lama juga. Yaudah lah iya aja" , gumamku pelan

Bukan tanpa alasan, malam mingguan kemarin itu aku baru membuktikan memesyang ada di grup Facebook, selama satu bulan pacaran baru kali itu dia lebih dari 20 menit dari waktu yang dia bilang untuk nungguin di kosannya

Spoiler for menunggu:



"Selesai, rapih. Ganteng deh gw" kataku di depan cermin

Aku kemudian berangkat ke kosan fio dengan menggunakan motor.

Tutttt . . . Tutttt . . .

Me : cepetan ay

Fio : halo dulu kek, nggak ada romantisnya banget ih

Me : aku kan di depan, cepet dong saaayaaang

Fio : bawel, iyaa ini aku ke depan

Kemudian telepon dimatikan olehnya

Tidak berapa lama, Fio keluar dengan dandanan yang bisa membuat aku bangga sebagai seorang yang saat ini ada di hatinya

Me : kemana neng ?

Fio : dangdutan bang, anterin neng yuk!

Me : KUA aja neng gimana ?

Fio : hahahaa dasar kamu, baik banget kalo ada maunya, mau apa sih ?

Me : hehe lagi seneng banget

Fio : kenapa ?

Me : bener kata guru aku

Fio : apaan ?

Me : bidadari kadang nggak punya sayap

Fio : tapi kadang aku pake sayap loh

Me : hah ? Gimana ?

Fio : biar nggak bocor samping

Me & Fio : hahahaha

Kemudian kita lanjut berangkat kuliah, semakin lama aku kenal Fio rasanya tuh beruntung, sabar, seneng dan kadang juga aku merasa termotivasi olehnya. Entahlah, mungkin karena memang sedang jatuh cinta.



bersambung . . .



Spoiler for Patah yang Tak Tumbuh:




Spoiler for another part:
Diubah oleh frostgee 19-12-2020 11:20
bukhoriganAvatar border
tantinial26Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.6K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
frostgeeAvatar border
TS
frostgee
#14
12. Akhir Cerita Fio
Fio : ay, jadi kamu udah tau kemarin kamu kenapa ?

Gw : udah kok, capek aku ay. Seharian

Fio : emang sampe malem banget gitu ?

Gw : sampe aku shubuh baru tidur

Fio : separah itu ?

Gw : aku berusaha tidur loh itu

Fio : kenapa nggak bisa ?

Gw : aku merem, dibalik selimut juga. Terus berasa banyak mata menatap ke aku

Fio : do'a ?

Gw : udah ay, cuma efeknya sebentar

Fio : kok bisa ?

Gw : nggak ngerti aku, belum sampai sana aku belajarnya

Fio : emang ada yang ngajarin ?

Gw : nggak sih, tapi kaya kasus kemarin aja tuh tiba-tiba ada jawabnya sendiri

Fio : iya sih, itu kebetulan nggak sih ay ?

Gw : bisa jadi sih, entahlah. Aku percaya kalau Allah selalu punya cara untuk berkomunikasi dengan makhluk seperti kita

Kita sedang berada di tempat makan dengan suasana yang padat, wajar saja karena ini jam makan siang dan hari libur. Persis seperti apa yang gw lihat semalam, sebenarnya gw bukan tidak bisa tidur karena gangguan, gw terbangun karena mimpi yang amat sangat menyakitkan, dan sepertinya ini akan terjadi saat ini.

Fio : ay, kalo misal aku nggak kuliah di sini. Kira-kira gimana ya ?

Gw : LDR dong ?

Fio : kamu percaya sama LDR ?

Gw : nggak tau, kamu ?

Fio : aku nggak bisa kaya gitu, jadi nggak percaya

Gw : hmm aku tau kamu mau ngomong apa

Fio : maaf ay, tapi . . .

Gw : mau aku cerita atau kamu yang ngomong langsung ?

Fio : kamu tau sejauh mana ?

Gw : sampai mana kamu mau cerita ?

Fio : jujur, aku berat banget buat ngomongin ini sekarang ke kamu. Ditambah kondisi kamu yang nggak stabil

Gw : yaa . . . terus ?

Fio : aku pulang waktu itu ditanya oleh orang tuaku. Akan tetap disini atau lebih baik ambil kedokteran di Jakarta sana

Gw : iyaa, jawaban kamu ?

Fio : aku mau nyoba buat meraih cita-cita aku ay

Gw : lalu ?

Fio : aku mau kita udahan, besok aku udah dijemput sama orang tuaku dan ambil semua barang di kosanku

Gw : hmm kejadian juga hari ini

gw sedikit tersenyum untuk meredam emosi ini

Fio : aku juga berat banget tapi ini merupakan awal yang bagus buat aku dan cita-cita aku

Gw : aku paham, itu mimpimu dan hak mu untuk menjadi apa yang kamu inginkan. Aku nggak pernah masalah dengan hal itu

Fio : Reza, maafin aku!

Fio memegang tanganku dengan penuh air mata di pipinya

Suasana yang ramai terasa sepi, suara Fio tidak terlalu kencang jadi tidak membuat resah tapi tangisan Fio ini yang membuat aku terlihat tidak baik

Gw : kamu tau apa yang aku alami semalam ?

Fio menggelengkan kepalanya


Gw : aku menangis semalam sampai aku yakin bahwa air mata aku nggak akan ada lagi yang tersisa saat ini

Fio : Reza, jangan gitu

Gw : aku tau kamu nggak jujur soal kejadian kemarin kamu pulang, aku nggak masalah. Aku tidak pernah suka orang yang tidak jujur dengan pasangannya

Fio : Za, kamu ngomong apa sih ? Nggak gitu

Gw : aku tau kamu pergi sama cowo atau mungkin itu mantan kamu waktu kamu pulang dan nyari info kampus. Memang kamu akhirnya seperti sedang reuni, tapi maaf aku melihat hal lain di mata kamu

Fio : Za, nggak gitu. Dia temen aku

Gw : aku semakin paham, entah kemampuan aku ini seperti sebuah keberuntungan atau sebuah kutukan bagiku. Berat rasanya menerima, tapi untuk sebuah hal mendasar yang tidak aku suka. Sepertinya memang tidak pantas aku sama kamu. Pandangan mata kamu ketika kemarin aku bermasalah dengan 'kekuranganku' itu membuat kamu semakin yakin untuk nggak sama aku lagi. Kamu takut kalau aku bisa tau hubungan kamu dengan dia yang waktu itu mengantarmu. Saat ini, aku sadar dan aku mulai paham. Seperti apapun aku, seharusnya aku menceritakan semua dari awal tidak secara tiba-tiba menjadi terlihat 'cari perhatian'

Fio : aku nggak pernah mikir kalo aku akan sama cowo itu

Gw : mengaku kan ? Berarti benar kamu waktu itu berbohong ?

Fio : iya, aku salah. Aku yang salah

Gw : aku nggak butuh benar atau salah, yang aku sesalkan cuma satu saat ini, menaruh sepenuhnya hati pada manusia yang tidak bisa menjaga hatinya. Mau aku antar pulang sekarang ?

Fio : dengerin aku za, aku nggak pernah ada niatan untuk selingkuh, sedikit pun.

Gw : maaf! Ada 2 hal yang tadinya aku jadikan acuan, peekataanmu dan mimpiku. Tapi setelah perkataan mu nggak sesuai dengan apa yang aku tau, maka aku nggak percaya lagi.

Gw langsung berdiri dan membayar makanan, setelah itu gw antar Fio pulang ke kosan. Jangan ditanya bagaimana perasaan gw saat ini, hancur ? Sudah pasti! Tapi gw bisa apa ? Dia udah bohong ke gw, menutupi hal kecil yang nantinya akan menjadi besar.

Kenapa gw yakin dengan mimpi gw ?
Pertama, dia bohong dengan apa yang udah terjadi.
Kedua, kalau dia sayang atau cinta atau apalah itu pasti bagaimana pun akan dia pertahankan.
Ketiga, di mimpi itu gw bertahan dengan apa yang gw yakini kalau dia adalah wanita terbaik buat gw tapi nyatanya dia nggak berusaha bertahan dengan gw.

Sepanjang jalan, Fio memeluk gw dengan erat dan masih menangis, gw bisa melihat itu di kaca spion. Sesampainya di kosan, mungkin ini adalah terakhir kali gw bisa melihat dia dan berbicara seperti ini.

Fio : masuk dulu, duduk di teras situ

Gw ikut maunya dia

Fio : aku minta maaf za, keputusan ini juga berat banget buat aku

Gw : kamu masih mau denger ocehan aku ?

Fio : za, yang kamu omongin itu semua cuma asumsi kamu aja za

Gw : Fio, aku nggak marah sama kamu, aku nggak akan merubah keputusan kamu. Berat ? Sudah pasti! Aku ada di sebuah jalan persimpangan dengan banyak kemungkinan yang aku hadapi. Tapi kamu tau hal paling berat dan membuat aku merelakan kamu ?

Fio : nggak za, aku pun sama. Ini berat buat aku

Gw : kamu nggak pernah menerima aku apa adanya. Fio, kemarin adalah hal paling sulit dalam hidupku sejauh ini. Energi aku habis untuk bertahan dengan apa yang menjadi pilihan aku, pada akhirnya aku cuma dapat fakta kalau aku yang tidak layak

Fio : kenapa kamu ngomong begitu za ? Aku tulus sama kamu, aku peduli

Gw : permisi, aku harap ini terakhir aku ketemu kamu

Fio : Reza!!

Fio menangis dan air matanya terlihat lebih banyak dari sebelumnya, gw ? Udah kering air mata gw semalam.

Gw : lain kali, jangan hanya menghargai perasaan orang lain. Jujur pada diri sendiri, biar kamu tau caranya tidak menyakiti orang lain hanya karena kamu menghargai perasaannya, itu sama aja kamu merendahkannya. Aku pulang! Sampai jumpa!

Gw menaiki motor dan segera memacu motor dengan cepat, karena aku masih ngantuk dan ingin lupa dengan kejadian yang baru saja ini.

"Brengsek!" umpat gw dalam hati

"Ngapain gw sok bijak, kenapa nggak gw tinggalin aja langsung. Bajingan" gw terus mengumpat dan merasa dia tidak pantas dinasihati

Masuk kamar kos, gw langsung ganti celana, dan minum air putih lalu tidur. Berharap gw lupa ingatan


Bersambung . . .
Diubah oleh frostgee 15-12-2020 09:13
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.